Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marsa Dhiya M
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara interaksi ayah-orang dewasa keterikatan dengan orang dewasa baru yang berada dalam hubungan romantis. Keterlibatan Ayah memiliki dua aspek yaitu aspek afektif dan aspek perilaku. Aspek afektif dari interaksi ayah menggunakan Nurturant Fathering Scale (NFS), sedangkan aspek perilaku Interaksi ayah diukur menggunakan Skala Keterlibatan Ayah (FIS). Keduanya adalah alat ukur dikembangkan oleh Finley dan Schwartz (2004). Kemelekatan orang dewasa memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kecemasan dan penghindaran. Untuk mengukur kedua dimensi orang dewasa attachment, digunakan untuk mengukur Experience dalam bentuk Close-Short Relations (ECR-S) Milik Wei, Russell, Mallinckrodt, dan Vogel (2007). Sebanyak 551 responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan aspek afektif Interaksi ayah memiliki hubungan dengan kecemasan lampiran (r = -0,129, p <0,01, dua sisi) tetapi tidak memiliki hubungan dengan menghindari keterikatan. Kemudian Ditemukan bahwa perilaku interaksi ayah tidak berhubungan kecemasan atau menghindari keterikatan.
...... This study aims to examine the relationship between father-adult interactions with new adults who are in romantic relationships. Father's involvement has two aspects, namely affective aspects and behavioral aspects. The affective aspect of the father's interaction uses the Nurturant Fathering Scale (NFS), while the behavioral aspects of the father's interaction are measured using the Father's Involvement Scale (FIS). Both are measuring tools developed by Finley and Schwartz (2004). Adult attachment has two dimensions, namely the dimensions of anxiety and avoidance. To measure both dimensions of adult attachment, it is used to measure Experience in the form of Close-Short Relations (ECR-S) by Wei, Russell, Mallinckrodt, and Vogel (2007). A total of 551 respondents in this study. The results of this study indicated that the affective aspect of the father's interaction had a relationship with attachment anxiety (r = -0.129, p <0.01, both sides) but had no relationship with attachment avoidance. Later it was found that the father's interaction behavior was not related to anxiety or attachment avoidance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfita Virgiana
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan kesepian pada remaja madya. Alat ukur yang digunakan adalah Nurturant Fathering Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain afektif dan Father Invlovement Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain perilaku oleh Finley dan Schwartz 2004 , sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesepian adalah Revised-UCLA Loneliness Scale oleh Rusell, Peplau, dan Cutrona 1980 . Sampel pada penelitian ini berjumlah 429 remaja madya berusia 14 hingga 18 tahun yang tinggal di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah dan kesepian pada remaja madya.

The main purpose of this study is to find out the correlation between father involvement and loneliness in middle adolescence. Nurturant Fathering Scale is used to measure father involvement in affective domain dan Father Involvement Scale is used to measure father involvement in behavior domain by Finley and Schwartz 2004 . Loneliness is measured using Revised UCLA Loneliness Scale by Rusell, Peplau, dan Cutrona 1980 . Total sample in this study is 429 middle adolescents who lived in Jabodetabek. The result of this study using Pearson Product Moment showed that there was correlation between father involvement and loneliness in middle adolescence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Keterlibatan orang tua diketahui memiliki peranan penting dalam perkembangan konsep
diri anak dan remaja. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara keterlibatan ayah dengan konsep diri pada remaja. Responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini merupakan remaja akhir dengan rentang usia 18-21 tahun sebanyak
415 orang mahasiswa. Keterlibatan ayah didefinisikan sebagai partisipasi ayah dalam
berbagai aspek kehidupan anaknya. Konsep diri didefinisikan sebagai persepsi individu
mengenai dirinya sendiri yang dibentuk oleh interaksi individu dengan lingkungan.
Keterlibatan ayah terdiri dari dua domain yang diukur menggunakan skala dari Finley
dan Schwartz (2004), yaitu Nurturant Fathering Scale (NFS) untuk mengukur
keterlibatan ayah dalam domain afektif, dan Reported Father Involvement Scale (RFIS)
untuk mengukur keterlibatan ayah dalam domain perilaku. Konsep diri diukur
menggunakan Adolescents Self-Concept Short Scale (ASCSS) dari Veiga dan Leite
(2016). Hasil pengukuran menggunakan teknik statistik Pearson Correlation
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah, baik
dalam domain afektif maupun domain perilaku, dengan konsep diri pada remaja.
Parental involvement is known to play an important role in the development of
childrens and adolescents self-concepts. This research is specifically aimed to
examine the relationship between father involvement and self-concept in adolescents.
Respondents who participated in this study were late adolescents with age range of
18-21 years, as many as 415 college students. Father involvement is defined as
fathers participation in various aspects of his child's life. Self-concept is defined as
an individuals perception of itself formed by individual interactions with the
environment. Father involvement consisted of two domains measured by the scale of
Finley and Schwartz (2004), is Nurturant Fathering Scale (NFS) to measure the
involvement of fathers in affective domain, and Reported Father Involvement Scale
(RFIS) to measure father's involvement in behavioural domain. Self-concept is
measured using the Adolescents Self-Concept Short Scale (ASCSS) of Veiga and
Leite (2016). The measurement results using the Pearson Correlation statistical
technique shows that there is a significant link between father involvement, both in
the affective domain and the behavioural domain, and the self-concept in adolescents"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kania
1990
S2230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhaena
"ABSTRAK
Hampir setiap orangtua di dunia memandang anak
sebagai anugerah yang tak ternilai sehingga menganggap
penting untuk menyediakan perawatan dan perhatian pada
bulan dan tahun pertama kehidupan mereka. Sebagai
lingkungan pertama bagi anak, orangtua memainkan peran
utama untuk memicu aktualisasi potensi dan perkembangan
bayi dan anak kecil. Orangtua terdiri dari ayah
dan ibu, dengan demikian peran sebagai pengasuh yang
merangsang perkembangan anak seoptimal mungkin tidak
saja ada pada ibu tetapi juga merupaakan tugas dan
tanggung jawab ayah. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai keterlibatan ayah dalam
menjalankan perannya sebagai pengasuh bayi dan anak
kecil. Untuk tujuan tersebut akan digambarkan pula
bentuk dan saat keterlibatan dilakukan para ayah.
Subyek dalam penelitian ini adalah 59 pasangan suamiistri
yang baru mempunyai seorang anak berusia antara 1 bulan sampai 3 tahun yang diambil secara insidental.
menggunakan kuesioner berisi
mengandung item-item dalam hal pemberian
perawatan dan kegiataan bermain yang
Pengumpulan data 120
item yang
kasih sayang,
dilakukan pada saat pagi hari, saat makan, tidur
siang, jalan-jalan, saat ayah pulang, saat mandi, saat
tidur malam dan libur. Pada setiap item, subyek diminta
menilai seberapa sering para ayah melakukan kegiatan
tersebut berdasarkan enam alternatif jawaban yang
bersifat graduil. Hasil penelitian adalaah para ayah
dalam penelitian ini cukup terlibat dalam pengasuhan
berupa perawatan namun kurang terlibat dalam pemberian
kasih sayang. Penilaian yang diberikan para istri
menunjukkan bahwa para suami lebih banyak terlibat
dalam pemberian kasih sayang dan kurang terlibat
dalam merawat anak. Keterlibatan tertinggi dilakukan
oleh para ayah pada saat libur atau cuti dan kurang
terlibat saat anak bangun pagi dan tidur siang.
Perhitungan nilai rata-rata skor total subyek menunjukkan
keterlibatan yang berbeda diantara subyek
dengan karakteristik berbeda. Namun dari penghitungan
chi-square terlihat bahwa perbedaan karakteristik di
antara, subyek tidak menimbulkan tingkat keterlibatan
yang berbeda. Hasil penelitian ini menggambarkan
adanya sejumlah gejala yang menarik mengenai keterlibatan para ayah dalam pengasuhan bayi dan anak kecil.
Oleh karena penelitian mengenai keterlibatan ayah
dalam pengasuhan masih sangat sedikit, maka hasil
penelitian ini dapat dijadikan
basis dasar bagi penelitian lanjutan."
1995
S2924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulina Nina Listyani
"Kemampuan regulasi emosi menjadi salah satu hal yang penting dimiliki oleh remaja, mengingat sering terjadinya lonjakan emosi pada masa itu. Pengasuhan ayah diduga berhubungan dalam pengembangan kemampuan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara keterlibatan ayah dengan kemampuan regulasi emosi pada remaja madya. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur Keterlibatan Ayah rancangan Finley dan Schwartz (2004) yang terdiri dari Nurturant Fathering Scale dan Father Involvement Scale (Reported dan Desired). Sedangkan, kemampuan regulasi emosi diukur melalui Difficulties of Emotion Regulation Scale (DERS). Responden dalam penelitian adalah remaja madya (15-17 tahun) berjumlah 139 yang berdomisili di Jakarta dan sekitarmya. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara skor keterlibatan ayah dan skor kesulitan regulasi emosi (r = -0,194;p<0.05, r = -0,188;p<0.05, r = 0,196;p<0.05). Semakin ayahnya terlibat, maka kesulitan regulasi emosi pada remaja juga akan semakin rendah, sehingga kemampuan regulasi emosinya baik.
......
Emotion regulation ability became one of the important things that are owned by adolescense, given the frequent of emotional turmoil at that time. Parenting father supposed relate to the development of such capabilities. The purpose of this study is to examine the correlation between father involvement and emotion regulation in middle adolescence. The measurement tools used to examine father involvement are Nurturant Fathering Scale and Father Involvement Scale (Reported and Desired) that developed by Finley and Schwartz (2004). Whereas, researcher used Difficulties of Emotion Regulation Scale (DERS) that developed by Gratz and Roemer (2004) to examine emotion regulation ability. The respondences of this research are 139 middle adolescence who live in Jakarta and surroundings. Result showed the significant correlation between the variables (r= -0,194;p<0.05, r = -0,188;p<0.05, r = 0,196;p<0.05). The more involvement father will decrease difficulties of emotion regulation, then increase the ability of emotion regulation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Inne Yosevin Purba Dasuha
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara keterlibatan ayah dengan pemenuhan kebutuhan dasar psikologis, yang terdiri dari tiga kebutuhan yakni kebutuhan otonomi, kebutuhan kompeten, kebutuhan keterhubungan. Variabel keterlibatan ayah diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan Finley dan Schwartz 2004 yakni Father Involvement Scale FIS dan Nurturant Fathering Scale NFS . Variabel pemenuhan kebutuhan dasar psikologis diukur dengan alat ukur Basic Psychological Needs in General yang diadaptasi oleh Gagne 2003 . Responden penelitian adalah siswa SMA dan SMK yang berdomisili di Jabodetabek. Jumlah semua responden penelitian ini adalah 416 yang diperoleh secara offline dan online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dengan pemenuhan kebutuhan dasar otonomi, kompeten, keterhubungan. Selain itu, keterlibatan ayah juga memiliki hubungan yang signifikan dengan pemenuhan kebutuhan dasar psikologis secara keseluruhan.

ABSTRACT
This study was conducted to examine the correlation between father involvement and basic psychological needs satisfaction, which consists of the need for autonomy, need for competence and need for relatedness. Father Involvement was measured by the Father Involvement Scale FIS and the Nurturant Fathering Scale NFS developed by Finley and Schwartz 2004 , whereas the Basic Psychological Needs Scale in General developed by Gagne 2003 was administered to measure basic psychological needs satisfaction. Participants of this study are students of high school and vocational high school who live in Jabodetabek area. There were a total number of 416 students who filled out the offline and online questionnaire. Results of this study show that there are significant correlations between father involvement and need for autonomy, need for competence, and need for relatedness. Furthermore, this study also shows that there is a significant correlation between father involvement and basic psychological needs satisfaction."
2017
S68764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Dumaria
"ABSTRAK
Latar Belakang : Peran ayah telah mengalami pergeseran makna dari masa ke masa. sehingga pada abad ke-20 dimunculkan sebuah istilah baru yaitu "new nurturant father". Istilah ini menekankan peran ayah yang aktif dalam kehidupan anak (Griswold dalam Lamb, 2010). Ayah yang ikut terlibat dalam pengasuhan bayi 0 - 12 bulan memiliki dampak yang positif maupun negatif bagi ayah. Salah satu dampak negatif yang dirasakan ayah ketika ikut terlibat dalam pengasuhan bayi usia 0 - 12 bulan adalah psychological distress.
Metode :Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat hubungan antara skorpaternal involvement dan skor psychological distress. Penelitian ini menggunakanmetode kuantitatif dengan cara accidental sampling sebagai metode sampling.Data yang dianalisis oleh peneliti berjumlah 100 data ayah.
Analisis Statistik : Peneliti menggunakan pearson correlation untukmembandingkan keterlibatan ayah pada pengasuhan bayi berusia 0 - 12 bulandengan psychological distress ayah.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan diantara variabel keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi berusia 0 - 12 bulan dengan variabel psychological distress ayah.
Kesimpulan : Keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi berusia 0 - 12 bulan tidak menyebabkan munculnya psychological distress. Hal ini tidak sejalandengan hasil penelitian yang dilakukan di luar negri yang menyatakan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi usia 0 - 12 bulan berhubungan dengan psychological distress. Penyebaran responden berdasarkan usia, jenis pekerjaan,dan juga tingkat sosioekonomi dapat menjadi faktor yang menyebabkan hasil penelitian berbeda dengan hasil pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan analisis tambahan yang dilakukan, diketahui bahwa banyak ayah cenderung memilih untuk tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang langsung berhubungan dengan perkembangan anak.

ABSTRACT
Background : Paternal involvement has endured the shifting of meaning from time to time. In the 20th century, a new definition is introduced, "new nurturant father".This definition stresses in active father’s involvement in child's life (Lamb, 2010). An involved father in 0 to 12 months-aged baby parenting has a positive and negative impact to the father. One of the negative impact which is experienced by the father is psychological distress.
Methods : in this research, the author focuses on paternal involvement's score and psychological distress' score. The research uses quantitative methods with accidental sampling as the sampling's methods. The sum of the data which will be used is 100 father's data.
Statistical Analysis : The authors uses Pearson Correlation to compare the paternal involvement in 0-12 months-aged baby parenting with Father's Psychological Distress.
Results : The result shows that there is no significant relationship between paternal involvement variable and the father's psychological distress' variable.
Conclusion : paternal involvement in 0 to 12 months- aged baby parenting does not cause the psychological distress. This does not meet the research result which has been conducted overseas which states that father's involvement in 0 to 12 months-aged baby parenting is related to psychological distress. The respondent's spreading based on age, occupation, and also the socio-economical level may be the main reasons which cause the contradictive result of this research and the previous research results. Based on the additional analysis, the author finds out that most of the fathers intend to not to get involve in doing activities that related directly to child's development.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Citra Ronna
"Sebanyak 75% anak di Indonesia mengalami sibling rivalry. Sibling rivalry yang tidak ditangani dapat berdampak negatif bagi perkembangan anak. Dalam proses pengasuhan anak, peran ayah sangat berarti bagi perkembangan anak.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan dan kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah di Kecamatan Beji. Fokus penelitian ini terletak pada peran ayah sebagai faktor yang mungkin memengaruhi dinamika hubungan antara saudara. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan secara acak di beberapa kluster yang mewakili berbagai kelurahan di Kecamatan Beji. Penelitian ini melibatkan 112 ayah sebagai responden. Data dikumpulkan melalui instrumen penelitian Fatherhood Scale dan kuesioner kejadia sibling rivalry. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan dan kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0,001 (<0,05). Semakin terlibat ayah dalam proses pengasuhan anak, maka akan mengurangi kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah. Pengasuhan ayah yang optimal pada anak usia prasekolah akan membantu perkembangan kecerdasan emosi anak sehingga anak dapat mengatasi risiko terjadinya sibling rivalry. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor motivasi, tempat tinggal, dan kepuasan pernikahan dalam mengasuh anak.
......As many as 75% of children in Indonesia experienced sibling rivalry. Untreated sibling rivalry could have had a negative impact on a child's growth and development. In the process of raising children, the father's role was very important for the child's growth and development. This study aimed to analyse the relationship between father involvement in the parenting process and the incidence of sibling rivalry in preschool children in Beji District. The focus of this research was on the role of the father as a factor that might have influenced the dynamics of the relationship between siblings. The research method used was quantitative with a cross-sectional research design. The sampling technique used in this research was cluster random sampling. Data collection was carried out randomly in several clusters representing various sub-districts in Beji District. This research involved 112 fathers as respondents. Data was collected through the Fatherhood Scale research instrument and sibling rivalry incidence questionnaire. The results of this study found a significant relationship between father involvement in the child care process and the incidence of sibling rivalry in preschool children with a significant p-value using the chi-square test of 0.001 (<0.05). The more involved fathers were in the child-rearing process, the greater the incidence of sibling rivalry in preschool-age children. Optimal paternal care for preschool children would help develop children's emotional intelligence so that children could overcome the risk of sibling rivalry. Future research could add factors of motivation, place of residence, and marital satisfaction in raising children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Asyari
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model intervensi untuk meningkatkan perilaku tanggung jawab dalam paternal involvement keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan responden penelitian sebanyak 23. Kriteria responden adalah ayah yang memilki anak usia 2-12 tahun, tinggal dan menetap di Jabodetabek. Rancangan program intervensi menggunakan metode quasi experimental one group pre-test dan post-test dengan teknik perubahan perilaku melalui pelatihan dan teknik behaviour activation. Uji statistik dengan menggunakan non parametrik wilcoxon signed-ranks test menunjukkan perilaku tanggung jawab ayah dalam paternal involvement pada post-test M=32.65, SD=1.027 lebih tinggi dibandingkan pada pre-test M=25, SD=4.758, dengan skor signifikan yaitu Z = -4.203, dengan value Asymp. Sig 2 tailed sebesar 0,000. Hasil ini selaras dengan analisa deskriptif kualitatif yang menunjukkan bahwa perilaku tanggung jawab dalam paternal involvement pada ayah meningkat setelah diberikan pelatihan dan penerapan teknik behaviour activation.

ABSTRACT
This study aims to make intervention model to improve behavior of responsibility in paternal involvement. The method used in this research is qualitative and quantitative approach with sample size of 23 respondents. The criterion of respondents are fathers, having children age 2-12 years old, and lives in Jabodetabek. The design of intervention program used quasi experimental one group pre-test and post-test methods with behavioral change techniques through training and application of behavioral activation technique. Statistical analysis of mean comparisons using wilcoxon signed-ranks non parametric test having average of responsibility behavior in paternal involvement in the post-test M = 32.65; SD = 1,027 is higher than pre-test M = 25; SD = 4.758. Meanwhile the post-test score of responsibility behavior in paternal involvement has significantly higher score than pre-test score Z = -4.203, with Ρ value Asymp. Sig 2 tailed is 0,000, with 0.05 l.o.s. These results are same with analysis of the qualitative study showed that responsibility behavior in paternal involvement after training and application of behavioral activation techniques have increased. Such outcome proved that intervention model succeeded to improve behavior of responsibility in paternal involvement of fathers in Jabodetabek."
2019
T52144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>