Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S26363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dompas, Deisy
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana strategi kampanye yang diterapkan oleh produsen rokok Pall Mall efektif untuk diterapkan dalam situasi krisis moneter. Efektif dalam hal ini berarti khalayak memposisikan Pall Mall sama dengan Positioning yang diterapkan oleh produsen. Positioning Pall Mall adalah rokok untuk anak muda yang bergaul di malam hari. Positioning Pall Mall ini berbeda dengan Positioning produk rokok lain yang berusaha mengambil hati khalayak dengan iklaniklan yang menyiratkan keprihatinan terhadap suasana krisis. Ternyata di awal peluncurannya rokok Pall Mall mampu menunjukkan angka penjualan yang relatif tinggi. Keberhasilan Pall Mall diasumsikan sangat berkaitan erat dengan strategi kampanye, terutama lewat ikian-ikian di televisi, sehingga penelitian ini difokuskan pada analisis efektifitas penyampaian pesan iklan TV Positioning Pall Mall. Dalam menyampaikan Positioningnya, Pall Mall menerapkan jenis standarisasi periklanan yang belum banyak teruji efektifitasnya, yaitu beriklan dengan satu strategi dan satu eksekusi di seluruh dunia. Karena Positioning berhubungan erat dengan gaya hidup, maka dilakukan juga analisis tentang gaya hidup khalayak, apakah khalayak memiliki gaya hidup sesuai dengan gaya hidup pangsa pasar Pall Mall di negara asalnya, yaitu gaya hidup generasi X, dan apakah gaya hidup tersebut mempengaruhi Positioning rokok Pall Mall. Penelitian ini adalah penelitian survai dengan responden 100 orang mahasiswa Universitas Atmajaya. Data-data akan diolah dengan menggunakan tes reliabilitas untuk melihat konsistensi indikator-indikatornya dan tes regresi berganda untuk melihat apakah memang ada hubungan antara variabel-variabel dan bagaimana kekuatannya. Data disajikan dalam tabel-tabel univariat dan bivariat untuk menguji hipotesis alternatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin positif persepsi khalayak terhadap unsur-unsur non Indonesia pada ikian TV Positioning Pall Mall, maka semakin positif pula Positioning khalayak terhadap rokok Pall Mall. Terbukti pula bahwa semakin gaya hidup khalayak menyerupai gaya hidup generasi X di Amerika, Positioningnya terhadap rokok Pall Mall juga semakin positif. Temuan lain di lapangan yang didapatkan lewat wawancara mendalam menunjukkan bahwa gaya hidup generasi X belum sepenuhnya dilakukan oleh khalayak, terutama khalayak perempuan karena ada batasanbatasan budaya timur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S4218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, William Win
Abstrak :
ni adalah buku tentang memahami cara kerja sistem kapitalisme modern, yang puncaknya digunakan untuk memprediksi trading. Baik itu saham, crypto, forex, index, ataupun commodity. Prediksi dengan akurasi nyaris 100% sebagaimana yang dilakukan pemain besar berskala dunia, seperti George Soros dan para spekulan dunia lainnya. Mereka tidak memelototi chart sebagai panduan utama mereka. Mereka tidak melakukan diversifikasi saat melakukan serangan besar mereka. Mereka mempertaruhkan seluruh kekayaan mereka dalam serangan satu pukulan. Mereka bahkan berutang untuk itu. Karena jika kemungkinan menang sudah nyaris 100%, untuk apa kita diversifikasi? Karena jika kemungkinan menang sudah nyaris 100%, alangkah bodohnya jika tidak menggunakan semua resourcesyang ada, kalau perlu berutang. Lebih dari itu, buku ini juga bercerita tentang bagaimana mengamankan diri saat krisis, bagaimana mengakumulasi kekayaan saat masa kemakmuran, dan memanennya saat krisis, juga apa yang sebaiknya kita lakukan saat kita sudah terlanjur terjerumus dalam krisis. "Success means vety patient, but aggressive when it's time."
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2021
338.910 WIN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Krisis moneter yang menimpa Indonesia sejak akhir tahun 1997 mengakibat jumlah penduduk miskin meningkat.Dalam studi Akatiga (2000) menemukan beberapa dampak yang dialami perempuan pengusaha mikro selama dan setelah krisis ekonomi . Diantaranya adalah semakin sulitnya mengelola usaha,karena beban kerja dan tanggung jawab domestik yang meningkat di masa krisis,Sulitnya memperoleh informasi karena terbatasnya akses dan mobilitas.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Krisno Aji
Abstrak :
Keberhasilan suatu perusahaan yang berinvestasi dalam bentuk valuta asing diantaranya ditentukan oleh keberhasilan perusahaan tersebut dalam mengetahui besarnya risiko dan memperkirakan return dari masing-masing mata uang. Dengan mengetahui besamya risiko dan return suatu mata uang akan membantu perasahaan dalam membuat rencana dan keputusan dalam berinvestasi dalam bentuk valuta asing tersebut.

Untuk mengetahui risiko suatu mata uang dapat dilakukan dengan mengetahui variance mata uang tersebut. Variance ini dibedakan menjadi unconditional variance dan conditional variance. Conditional variance ini dapat diformulasikan dengan menggunakan model ARCH/GARCH. Model Autoregresive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) adalah model time series untuk kondisi heteroscedasticity yang didasarkan pada conditional variance dimana variance adalah fungsi dari variance sebelumnya. Generalized Autoregresive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) yang merupakan pengembangan dari model ARCH adalah teknik permodelan time series yang menggunakan peramalan variance niasa lalu untuk meramalkan variance masa depan.

Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui profil resiko dari mata uang di kawasan Asia khususnya pasca krisis moneter 1997, juga untuk mengetahui besamya pengaruh dari faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhinya, yaitu tingkat bunga yang berlaku di negara tersebut, indeks harga saham gabungan masing-masing negara serta kurs mata uang Yen Jepang.

Penelitian ini menggunakan beberapa mata uang di Asia Tenggara yang menggunakan kurs mengambang, yaitu Rupiah, Peso Filipina, Baht Thailand, serta Dollar Singapura. Skala data yang digunakan adalah data harian mulai 1 Januari 1996 sampai dengan 31 Desember tahun 2001 sebagai sumber data.

Metodologi penelitian dilakukan dengan melakukan analisa pergerakan nilai mata uang regional terhadap dollar US dengan dua cara yaitu Time Series dengan melakukan analisis deret waktu atas pergerakan dan volatilitas nilai tukar masing-masing mata uang regional atas US$ harian dengan mencari besarnya conditional variance dengan menggunakan model GARCH, serta menganalisis hubungan antara nilai tukar mata uang regional dengan beberapa variabel yang mempengaruhinya yaitu tingkat suku bunga, indeks harga saham gabungan masing-masing negara, serta pergerakan nilai mata tukar mata uang regional utama yaitu nilai tukar mata uang Yen Japan terhadap USS.

Pengolahan data menggunakan alat bantu software Hviews version 3.0, serfangkan untuk pembuatan grafik menggunakan alat bantu Microsoft Excell 2000.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa volatilitas nilai tukar mata uang negara-negara Asia Tenggara yaitu Rupiah, Peso Philipina, Dolar Singapura, serta Baht Thailand sampai dengan bulan Juni 1997 cendcrung relatif stabil. Setelah bulan Juli 1997 nilai tukar mata uang keempat negara Asia tersebut sungat volatile. Volatilitas nilai tukar ini menunjukkan risiko untuk memegang mala uang tersebut.

Dari keempat mata uang yang diamati. Setelah terjadinya krisis moneter mata uang Rupiah mengalami depresiasi yang paling besar, disusul mata uang Baht Thailand, Peso Philipina dan Dollar Singapura. Volatilitas nilai tukar mata uang Rupiah juga paling tinggi dibandingkan mata uang lainnya, terulama pada tahun 1998, sedangkan volatilitas mata uang Singapura selama 1996 -2001 cenderung paling kecil dibandingkan mata uang lainnya.

Pergerakan nilai tukar mata uang Rupiah selama masa penelitian yaitu antara tahun 1996 sanipai dengan tahun 2001 kecuali tahun 1997 dipengaruhi oleh indeks harga saham gabungan Jakarta (JCI). Selain faktor tersebut nilai Rupiah pada tahun 1997 juga dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang Yen Jepang dan pada tahun 2001 dipengaruhi oleh lag sebelumnya.

Pergerakan nilai tukar mata uang Peso Philipina pada tahun 1997 dan 1998 dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang Yen Jepang dan lag sebelumnya. Faktor lain yang berpengaruh adalali indeks harga saham gabungan Philipina yang berpengaruh pada tahun 1998 dan 2000.

Pergerakan nilai tukar mata uang Dollar Singapura dalam periode penelitian yaitu antara tahun 1996 sanipai dengan tahun 2001 dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang Yen Jepang. Faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang Dollar singapura pada tahun 1998 adalah indeks harga saham gabungan Singapura (STI) dan pada tahun 1996 dan 1997 juga dipengaruhi oleh lag hari sebelumnya.

Pergerakan nilai tukar mata uang Baht Thailand selama masa penelitian yaitu antara tahun 1996 sanipai dengan tahun 2001 dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor lag sebelumnya berpengaruh pada tahun 1996 dan 1997. Faktor Yen Jepang berpengaruh pada tahun 1996 dan 2001, sedangkan indeks harga saham Thailand (SET) pada tahun 1998 berkorelasi negatif terhadap mata uang Baht Thailand.

Dari ketiga variabel tak bebas yang dipergunakan pada umumnya kurs mata uang Yen Jepang berkorelasi positif dengan mata uang Asia Tenggara, sedangkan indeks harga saham gabungan masing-masing negara berkorelasi negatif dengan kurs mata uang nagara-negara tersebut, dimana menguatnya indeks harga saham gabungan berkorelasi dengan menguatnya nilai mata uang masing-masing negara. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat bunga antar bank di masing-masing negara tidak berkorelasi dengan naik turunnya nilai mata uang di negara-negara Asia Tenggara tersebut.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hudiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Karya akhir ini merupakan penclitian kembali fenomena underpricing pada penawaran umum saham perdana yang terjadi di Bursa Efek Jakarta. Beberapa penelitian sejenis telah dilakukan pada waktu sebelumnya, sebagaimana oleh Hanafi dan Husrian (1991), Hanafi (1997), Rufitialfian (1999), Daijono (2000), Herniawan (2000), serta Kusumaningtyas (2000).

Dalam berbagai literatur keuangan disebutkan bahwa harga penawaran perdana (offering price) pada penawaran umum saham perdana (IPO) Iebih rendah dan nilai wajarnya atau mengalami underpriced. Hal ini menyebabkan diperolehnya first-day abnormal return yang positif dan siginifikan bagi pembeli saham di pasar perdana dan menjual kembali saham tersebut di hari pertama atau kedua setelah diperdagangkan di pasar sekunder.

Karya akhir ini rnempunyai tiga tujuan utama, yaitu untuk mengetahui keberadaan dan besarnya underpricing saham perdana, perilaku saham perdana, serta menentukan variabel variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing. Kajian karya akhir ini juga ingin meneliti hubungan antara besaran underpricing dengan kondisi pasar modal Indonesia yang terpengaruh oleh krisis moneter yang mulal berdampak pada bulan Juil 1997. Penelitian mengambil sampel dari emiten-emiten yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta dad tahun 1996 sampai dengan 2000.

Hasil penelitian menunjukan bahwa selama periode tahun 1996 sampai dengan tahun 2000, saham perdana mengalami derpricing sebesar 21 96% secara rata-rata dan siginifikan pada saat pertama kali perdagangan. Perhitungan tersebul menggunakan metode market adjusted abnormal return.

Penelitian juga mendapalkan fakta bahwa kondisi bursa yang terpengaruh oleh krisis moneter Juli 1997 mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat underpricing. Jika pada periode 1996 sampai dengan JuIi 1997 tingkat underpricing IPO yang terjadi sebesar 14,77%, maka pada periode Agustus 1997 sampai dengan 2000 tingkat underpricing meningkat tajam sebesar 109,07% menjadi 30,88%. Hal ini menyimpulkan bahwa semakin besar risiko investasi di pasar modal maka semakin besar pula tingkat underpricing IPO.

Perilaku saham perdana yang dapat dilihat dari pola CAAR menunjukan bahwa tingkat underpricing yang terbesar hanya terjadi pada hari pertama. Pada hari kedua, saham perdana mengalami koreksi yang signifikan. AAR yang diharapkan positif pada hari-hari berikutnya nampak tidak selalu terjadi. Yang terjadi adalah pola CAAR yang cenderung menurun meskij,un tidak besar dan signifikan. Pada bulan ketiga, saham perdana menunjukan pola yang menurun dan terjadi sampai akhir bulan ke enam. Lebih jauh lagi, penelitian yang mengkaji tiga variabel yang diduga berpengaruh penting terhadap tingkat underpricing menyimpulkan bahwa vaniabel kondisi bursa-lah yang mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat underpricing. Sedangkan vaniabel besaran ROE dan DER tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat underpricing.

Fenomena underpricing pada saham perdana menjadi hal yang menarik karena mempunyai implikasi yang luas. Bagi para akademisi hal ini dapat melemahkan teori hipotesa pasar modal yang efisien, khususnya bentuk setengah kuat (semi strong). Bagi para pelaku pasar modal, hal ini dapat dijadikan referensi untuk menyusun strategi yang tepat, bijaksana dan rasional dalam merespon peristiwa penawaran saham perdana di masa depan.
2002
T2393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supran Winanda
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rendahnya penyaluran kredit perbankan selama krisis moneter dan pemulihan ekonomi disebabkan oleh sisi permintaan atau penawaran kredit. Indikasi penyebab rendahnya penyaluran karti kredit tersebut dapat ditunjukkan oleh kondisi excess supply atau excess demand yang terjadi di pasar kredit perbankan. Untuk mencapai tujuannya, penelitian ini menggunakan model disekuilibrium yang diestimasi dengan metode maximum likehood estimation. Berdasarkan hasil estimasi, ditemukan bahwa selama krisis moneter terjadi excess demand kredit perbankan. Hal ini menunjukan bahwa rendahnya penyaluran kredit perbankan selama krisis moneter lebih disebabkan oleh sisi penawaran kredit atau terjadi credit crunch. Selama pemulihan ekonom, kondisi excess supply begitu dominan dibandingkan excess demand. Hal ini menunjukan bahwa rendahnya penyaluran kredit perbankan selama pemulihan ekonomi lebih disebabkan oleh sisi permintaan kredit.
2008
T 27705
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Purwani Williams
Abstrak :
Terpacu oleh krisis moneter di Indonesia, sejumlah perempuan merantau menjadi pembantu rumah tangga di negeri orang. Pendapatan yang relatif tinggi sebagai pembantu (Tenaga Kerja Wanita/TKW) di negara asing selain tentunya menopang pendapatan keluarga, juga membantu neraca perdagangan negara. TKW secara umum mencerminkan hubungan berbagai lintasan hirarkis antarkelas, lokalitas/suku bangsa dan gender. Studi lapangan tentang mobilitas TKW yang berasal dari Nusa Tenggara Timur ini menunjukkan bahwa menjadi TKW merupakan salah satu strategi mobilitas perempuan dalam menempatkan diri pada alur hubungan kekuasaan. Dengan menggunakan studi kasus, studi ini bermaksud menguak dan memahami lebih jauh keadaan dan proses mobilitas TKW. Terminologi lokal 'langgar laut' dipakai sebagai konsep analitik untuk mendalami perpindahan fisik dan metaforik yang dialami dan dipilih para perempuan untuk mencapai jajaran hubungan sosial yang diinginkannya.
2003
AIIJ-XXVII-72-SeptDes2003-83
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
In the year of 1997 Indonesia hit by financial disaster known as monetary crisis. Thousands of bank's customer withdrawn their money in a great numbers from national banks, consequently many private banks in Indonesia have facing with deficit of liquidity....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>