Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emil Budianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dusy Sundusia
Abstrak :
ABSTRAK
Senyawaan karbonil merupakan salah satu zat pencemar yang dalam bentuk gas akan menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan alat pernafasan bagian atas serta menimbulkan efek pembiusan. Senyawaan ini berasal dari industri kimia, buangan kendaraan bermotor, pembakaran senyawa-senyawa organik atau hasil reaksi dengan gas hidrokarbon pencemar lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa karbonil sebagai turunan 2,4_dinitrofenilhidrazon dengan kromatografi gas. Senyawa-senyawa karbonil yang digunakan adalah komponen pencemar yang terkandung di udara, yaitu n-butanal, benzaldehida, asetofenon dan akrolein.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa turunan karbonil -2,4 dinit dapat dinitrofenilhidrazon diidentifikasi, dan campurannya dapat dipisahkan dengan fasa diam OV-17 (2%) dalam waktu analisa yang relatif singkat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kitson, Fulton G.
San Diego: Academic Press, 1996
543.85 KIT g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Listarina
Abstrak :
ABSTRAK
Vanilin adalah suatu bahan tambahan makanan yang digunakan sebagai pemberi rasa pada kue, minuman ringan, dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan zaman, derivat suatu vanilin yaitu vanilil butil eter dapat digunakan sebagai
ABSTRACT
Vanillin is a food additive used as a flavoring in cakes, soft drinks, and others. Along with the times, a vanillin derivative is vanillyl butyl ether could be used as warming agents. The aim of this study were to synthesis vanilla butty ether from vanillin X and to obtain the levels of vanillyl butyl ether?s synthesis compound. Synthesis vanillyl butyl ether used catalytic sodium borohydride. Synthesis performed in strongly acidic conditions and neutralized with Na2CO3 solution. The purity of vanillyl butyl ether?s synthesis were detected by thin layer chromatography-densitometry, structure ether?s formation were identificated by infrared spectrophotometry, retention time and levels of vanillyl butyl ether were determined by gas chromatography. From the analysis by infrared spectrophotometry and gas chromatography, vanillyl butyl ether?s synthesis compound equal of standard vanillyl butyl ether. Analysis was performed using gas chromatography with VB-wax column (60 m x 0,32 mm), column temperature was programmed 160-220oC, increased by 2oC/minute and held for 5 minutes. The temperature of injector and detector were 230 and 250oC; helium gas flow rate was 1,0 ml/minute; injection volume was 1,0 l, and detected with a flame ionization detector. At this optimum condition, retention time of standard vanillyl butyl ether was 10,094 minutes and retention time of vanillyl butyl ether?s synthesis compound was 10,095 minutes. The levels of vanillyl butyl ether?s synthesis compound was 38,01 + 0,63%. The yield of vanillyl butyl ether?s synthesis was 79,86 %. pemberi rasa hangat atau yang disebut dengan warming agent. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis vanilil butil eter dari vanilin cap X dan memperoleh kadar vanilil butil eter hasil sintesis. Sintesis vanilil butil eter menggunakan katalis natrium borohidrida. Sintesis dilakukan dalam kondisi asam kuat dan dinetralisasi dengan larutan Na2CO3. Vanilil butil eter hasil sintesis diuji kemurniannya dengan KLT densitometri, pembentukan gugus eter diidentifikasi dengan spektrofotometer infra merah, waktu retensi dan kadar vanilil butil eter hasil sintesis dianalisis dengan kromatografi gas. Dari hasil analisis dengan spektrofotometer infra merah dan kromatografi gas, senyawa vanilil butil eter hasil sintesis sama dengan standar vanilil butil eter. Pada kromatografi gas, analisis dilakukan dengan kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), temperatur kolom terprogram 160-220oC, kenaikkan 2oC/menit dan dipertahankan selama 5 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 250oC; laju alir gas helium 1,0 ml/menit, volume penyuntikkan 1,0 l, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Pada kondisi optimum waktu retensi standar vanilil butil eter adalah 10,094 menit dan waktu retensi vanilil butil eter hasil sintesis adalah 10,095 menit. Kadar vanilil butil eter hasil sintesis adalah 38,01 + 0,63%. Rendemen senyawa vanilil butil eter hasil sintesis sebesar 79,86%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1799
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Togi Junice Hutadjulu
Abstrak :
Sterol telah dimanfaatkan sebagai sUmber hormon SL.eroid dalam rangka produksi 1:1-ontraseptif -oral. Untuk mencari sterol tersebut, dinilai kemungkinan untuk memanf-'aatkan limblah udang windu ( -f^_E^f_Li5_74 monodon) sebagai sumber kolesterol,yang me rupakan komponen utama sterol dalam krustasea. Penetapan kadar sterol total dilakukan melalui modifikasi cara sPektrofotometri berdasarkan reaksi. Liebermarin-Burchard, dan kadar kolesterol ditetapkan secaraa kromatografi gas- c-air. Kemudian dilakukan penilaian hasil peneraparl cara penetaparl kadar sterol. menurut kedua cara tersebut. Dalam penyiapan bahan dilakukan hidrolisis dengan KOH-etariol pada berbagai temperatur dan lamanya pemanasan yaitu 90 OC/60 menit 90 'C/ 1.0 menit dan ' 40 O C/55 menit. Sed'angkan tahap penyarian menggunakan pelarut eter dengan penyarian tiga kali dan wasbensin dengan penyarian sekali. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan analisis variansi menunjukd^.an perbedaan tak bermakna antara faktor hidrolisis, cara penyarian dan metode penetapan kadar. Kadar sterol total udang windu adalah 2 .,22 + 0,07) mg./g bahan berdasarkan reaksi Liebermann-Burchard dan 2,19 4 0,0,Tmg/9 baban secara kromatografi gas-cair. ......Sterols have been used as source of steroid hormones to produce oral-contraceptives. In searching for sterols, it is evaluated possibility to use waste of ^ian4 tiger shrimp ("f-e-n-a-e-u-s- -m-o-n-o-d-o-n-) as source of cholesterol which is the major sterol component-in Crustacea. Determination of total sterols was done by the modified spectrophotometric method based on tll^_ Liebermann-Burchard and the cholesterol level was determined by gas-liquid chromatography (GLC). The result of the two determinations were evaluated. To prepare the sample, hydrolisis with KOH-ethanol at different temperatures and times of heating were done. The conditions were 90 OC/60 minutes, 90'C/10 minutes and 40"C/55 minutes.. Ether and petroleum benzene were used as solvents for extraction. Extraction was done with three portions of ether and one portion of petroleum benzene. Analysis of variance snowed no significant differences between the different methods of hydrolisis, extraction and determinations.. 'l con t The total stero ent of giant ti ger shrimp was 2,22 + 0,071 mg/9 samples determined by Liebermann- Burchard reaction . and 21,^_',' + 0.,07,' mg/9 determined samples by GLC.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fl. Susiwi Lasmiwati M
Abstrak :
Ha Lam usaha mencari sumber sterol yang potensial sebagai bahan dasar untuk memproduksi hormon steroid, telah diteliti kepaia udang putih (Penaeus merguiensis). Panelitian dilakukan dengan tujuan menilai kemungkinan penerapan metoda enziinatik CHOD-PAP terhadap udang dengan pereaksi siap pakai C reagen Kit ) yang digunakan untuk penetapan kadar Kolesterol dalam darah. sebagai pembanding digunakan metode Kromatograf i Gas dengan fase diam SE-30 5 % pada Chromosorb W-HP dan temperatur kolom 260°C. Juga untuk menentukan bentuk Kolesterol dalam udang, dalam bentuk yang larut dalaia air atau tidaJ^ serta untuk mengetahui apakah pereaksi enzimatik CHOD-PAP dapat bereaksi dengan Fitosterol. Dengan metode enzimatik CHOD-PAP dan Kromatografi Gas diperoleh kadar Kolesterol dalam ekstrak eter 2,08 ± 0,55 dan 2,07 ± 0,41 mg/g sampel. Dengan metoda enzimatik CHOD-PAP dan Kromatografi Gas diperoleh kadar Kolesterol dalam ekstrak air 1,98 ± 0,34 dan 1,82 ± 0,31 mg/g sampel. n Pada ekstraksi Kolesterol dengan eter diduga ada zat yang mengganggu penetapan kadarnya secara enzima tik CHOD-PAP sehingga disimpulkan bahwa metoda ini belum dapat digunakan untuk ekstrak eter. Kolesterol dalam udang berada dalam bentuk yang larut dalam air ± 90 %. Fitosterol ternyata dapat bereaksi dengan pereaksi enzimatik CHOD-PAP sehingga reagen ini tidak spesifik untuk penetapan kadar Kolesterol. ......To seek potential sources of sterols as raw material to produce steroid hormones, head of white shrimp ( Penaeus merguiensis ) has been investigated. The investigation is done for evaluating the possibility of application of CHOD-PAP enzyifiatic method on shrimp using ready for use x'eagent available for the determination of Cholesterol in sera. As a standard Gas Chromatogreiphic method is used with SE-30 5 % on Chromosorb W-HP, column temperature 250°C. To know whether CHOD-PAP enzymatic reagent could react with Phytosterols. By enzimatic CHOD-PAP and Gas Chromatographic methods on the ether extract Cholesterol contents of 2,08 ± 0,55 and 2,07 ± 0,41 mg/g sample were obtained. By enzymatic CHOD-PAP and Gas Chromatograpic methods on the water extract Cholesterol contents of 1,98 ± 0,34 and 1,82 ± 0,31 mg/g sample were obtained. When extracted with ether, a substance interfering with CHOD-PAP enzymatic determination seemed to be present so that it' s concluded that this method couldn't be used yet for the ether extract. Cholesterol in shrimp exists in soluble form for about 90 %. Infact, Fhytosterol could react with enzymatic CHOD-F•? reagent so that this reagent isn ^ t spesific for detexmsination of Cholesterol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S31771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Desharty Eka Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Dehidrasi alkohol melalui katalis pasangan asam basa kuat sudah banyak dilakukan. Salah satunya adalah dengan penggunaan katalis alumina, 7-AI2O3. y-AbOa sering dipilih sebagai katalis karena mempunyal sifat-slfat seperti titik leleh yang tlnggl, konduktlvltas llstrik yang rendah dan tahan terhadap suhu yang tlnggl. Pada penelltlan Inl, digunakan dua katalis yaitu y-AbOs dan y-AbOa-TlOa- Penelltlan Inl bertujuan melakukan reaksl dehidrasi alkohol dengan katalis y-AbOs dan y-AbOs-TiPa menggunakan kromatografl gas on-line. Pembuatan katalis y-AbOs dislntesis darl gel boehmlte yang dihasllkan darl penambahan Ab(S04)3 dengan larutan NH4OH. Untuk katalis y-Ab03-TI02, mencampurkan larutan Ab(S04)3 dengan 3 gram TIO2 sampal terbentuk sol lalu ditambahkan larutan NH4OH. Produk reaksl dehidrasi alkohol dianallsa menggunakan kromatografl gas on-line. Kromatografl gas on-line merupakan modiflkasi darl kromatografl gas yang dipasang seperangkat reaktor. Kedua katalis tersebut dianallsa dengan difraksl sInar-X, spektrofotometri FT-IR dan anallsa luas permukaan dengan metode BET. Reaksl dehidrasi alkohol dilakukan pada varlasi suhu 200°,225°, 250°, 275°, 300°, 325°, 350°, 375° dan 400°C. Produk darl konversi metanol menggunakan kedua katalis berupa dimetll eter, sedangkan produk darl konversi etanol berupa dietll eter dan etilen. Pada ujl katalrtik kedua katalis menggunakan metanol didapatkan hasll konversi berupa dimetll eter sebesar 100 % untuk katalis Y-AI2O3 dan katalis y-Al203-Ti02. Pada uji katalitik kedua katalis menggunakan etanol didapatkan has!! konversi berupa dietil eter sebesar 35,24 % dan etilen sebesar 19,27 % untuk katalis Y-AI2O3 sedangkan pada katalis Y-Al203-Ti02 didapatkan basil konversi berupa dietil eter sebesar 42,84 % dan etilen sebesar 11,12 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Kartika Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Loratadine atau Etil-4-(8-kloro-5,6-dihidro- 11 H-benzo-(5,6)-siklohepta- (1 ,2-b)-piridin -11 -ylidine) piperidin- I karboksilat adalah suatu senyawa yang dapat menginhibisi reaksi histamin dengan reseptor histamin-H,, sehingga dapat mengurangi efek histamin pada pembuluh darah dan macam-macam otot polos. Dengan demikian, Loratadine dapat digunakan sebagai obat simtomatik berbagai penyakit alergi. Penentuan kadar Loratadine dalam plasma darah manusia merupakan salah satu metode untuk mengetahui keefektifan penggunaan obat tersebut. Oleh karena itu penting untuk mencari suatu metode analisis yang cocok pada penentuan kadar Loratadine dalam plasma darah. Salah satu metode analisis yang dapat dilakukan adalah dengan kromatografi gas-spektroskopi massa. Dalam penelitian mi, analisis kuantitatif Loratadine dari plasma darah dilakukan dalam beberapa tahap. Pada tahap awal dilakukan ekstraksi dengan menggunakan 1,5% isobutil alkohol dalam toluena. Terhadap ekstraktan mi dilakukan pengekstrakan kembali dengan menggunakan heksana yang telah dijenuhkan dengan asetonitril. Kadar Loratadine diukur dengan alat kromatografi gas-spektroskopi massa. Metode yang dikembangkan kemudian diaplikasikan untuk mengukur kadar Loratadine dalam plasma darah sukarelawan (in-vivo). Dari penelitian diperoleh hasil sebagai benikut: internal standar yang baik dipakai adalah Diazepam. Batas pengukuran analisis kuantitatif Loratadine dengan kromatografi spektroskopi massa adalah 5 ng/ml plasma. Kadar maksimum Loratadine dalam plasma sukarelawan adalah sebesar 78,9328 ng/ml plasma dan kadar minimumnya adalah 7,7067 ng/mL plasma, yang masing-masing didapat pada saat 3 jam dan 0,25 jam setelah sukarelawan dibenikan obat Loratadine.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Upik Zahirma
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>