Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gustowo Suprayugi
Abstrak :
Struktur beton merupakan material yang paling banyak digunakan dalam konstruksi bangunan. Penggunaan yang beragam dikarenakan beton memiliki kekuatan yang besar dalam menahan beban, terutama adalah kuat tekannya. Untuk mendapatkan kekuatan yang besar, teknologi beton terus berkembang. Salah satunya yang akan diteliti adalah penggunaan serbuk cangkang kerang darah ke dalam material beton, sebagai pengganti semen PCC dengan persentase 0%; 5%; 10% dan 15%. Dengan penggantian tersebut, diharapkan dapat menjadi sumber daya baru dan memberikan kekuatan yang lebih besar dibanding beton normal dengan proporsi campuran yang sama. Beberapa kegagalan dapat terjadi seperti akibat panas hidrasi dan kondisi lingkungan pada awal pengecoran serta susut selama masa penggunaannya. Oleh karenanya, dalam penelitian ini juga akan diteliti pengaruh penggantian semen PCC dengan serbuk cangkang kerang darah terhadap karakteristik suhu awal beton segar dan susut kering setelah beton mengeras. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh adanya kenaikan suhu awal beton segar. Kenaikan suhu tersebut bukan merupakan akibat pengaruh reaksi kimia dalam campuran beton, tetapi akibat karakteristik suhu material pembentuk beton dan kondisi lingkungan sekitar. Dari penelitian susut, diperoleh susut yang semakin besar pada penggantian semen PCC dengan serbuk cangkang kerang yang semakin besar.
Concrete structure is the most commonly structural type used in building construction. The variety use of concrete is mostly due to the high strength in load capacity, particularly its compressive strength. Concrete technology continues to grow to get the high strength. That will be examined is the use of Anadara granosa?s shell powder for the concrete material, as a PCC substitution which its percentages are 0%, 5%; 10% and 15%. This substitution is expected to become a new material source and provides greater strength than normal concrete mixes with the same proportion. Some failures can occur as a result of heat hydration and environmental conditions at the beginning of the concreting and the shrinkage during the use of concrete. Therefore, this study also examined the influence of PCC substitutions to characteristics of temperature of freshly mixed concrete and drying shrinkage of hardened concrete. Based on the research, there is an increase in temperature of freshly mixed concrete. The increase in temperature is not a result of the influence of chemical reaction in the concrete mixes, but due to the temperature characteristics of the material forming the concrete and the surrounding environment. From the research of shrinkage, there is a greater of PCC substitution with Anadara granosa?s shell powder, ands greater shrinkage of hardened concrete.
[, ], 2009
S50517
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Respati N.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan membuktikan pengaruh penggunaan bahan tambahan (admixture) jenis fibrin 23 yang dicampurkan di dalam adukan beton, terhadap nilai kuat tekan beton.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada umur beton 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari, penggunaan bahan tambahan fibrin 23 mengakibatkan meningkatnya kuat tekan beton. dengan kenaikan sebesar 19 % pada umur 1 (satu) hari, dan 13,5 % pada umur 3 (tiga) hari. Setelah umur beton mencapai 7 (tujuh) hari, penggunaan bahan tambahan tersebut tidak mempunyai pengaruh yang nyata.

Meskipun penggunaan fibrin 23 telah terbukti meningkatkan kuat tekan beton pada umur 1 (satu) hari, namun besarnya peningkatan tersebut tidak sebesar yang diharapkan, yakni 70%.

Dari hasil penelitian ini, juga dapat disimpulkan, bahwa kenaikan tekan yang terjadi pada umur 1 (satu) hari, merupakan tanda adanya adhesi yang terjadi antara pasta semen dengan serat fibrin serta kemampuan tarik dari serat tersebut mampu menahan perubahan volume (penyusutan) serta keretakan plastis. Dengan demikian serat-serat fibrin 23 berfungsi sebagai tulangan susut beton.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yulfalentino
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 21:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Mortar adalah campuran antara semen dengan pasir, mortar. Mortar digunakan sebagai bahan untuk pemasangan dinding, plesteran dan pondasi batukali atau pondasi lainnya. Semen sebagai perekat banyak type/jenis semen namun yang dijual (dipasarkan) adalagi semen yang disebut semen OPC (Ordinary Portland Cement) dalam kemasannya disebut type I, semen PCC ( Portland Composite Cement), semen PPC (Portland Puzzoland cement). Pembuatannya adalah membuat benda uji kubus mortar berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dibuat 20 benda uji dari masing-masing type/jenis semen tersebut dengan perbandingan 1 banding 3 dan f.a.s 0,6 tetap. Pelaksanaan pengujian di laboratorium teknik sipil Politeknik Negeri Medan. Benda Uji tersebut di cetak sesuai dengan prosedur menggunakan acuan SNI 03 6825 2002 pelaksanaan di laboratorium teknik sipil, Setelah benda uji cukup umur 28 hari, di lakukan uji kuat tekan mortar masing masing uji dengan menggunakan alat test kuat tekan beton. Hasilnya diolah, rata rata dari masing masing variasi dicari standard deviasinya untuk menghitung kuat tekan karakteristik mutu mortarnya. Hasil dari pengujian kuat tekan karakteristik untuk semen type I 17 6,03 kg/cm2. Dari hasil pengujian dapat diambil kesimpulan yaitu untuk type semen PCC lebih baik kuat tekan karakteristik dibandingkan dari semen type OPC I, dan semen PPC.
Medan: Polimedia Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Setiyadi
Abstrak :

ABSTRAK
Beton merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan pada pembuatan konstruksi bail-c untuk bangunan gedung maupon bangunan sipil, beton memiliki beberapa sifat utama jika dibandingkan dengan bahan bangunan dari jenis lain, sifat utama yang paling menonjol dari bahan beton adalah kuat telcan yang relatif tinggi dan dapat dibentuk sesuai dengan keinginan _ Kuat tekan beton pada umumnya didasarkan pada hasil uji kuat tekan pada umur 28 hari. Namun demikian jika tidak dilakukaan uji tekan pada umur 28 hari uji kuat tekan dapat pada umur yang lebih muda misalnya pada umur 3, 7,14, dan 21 hari unluk dapat memperkirakan kuat tekan pada umur 28 hari hasil kuat tekan tersebut kemudian dikonversikan dengan suatu nilai tertentu yaitu _ Menurut PBI 1971, N - 2, Tabel 4.14, jika tidak dilalcukan dengan percobaan perbandingan kuat tekan belon pada umur tersebut adalah : 0.40, 0.65, 0.88 dan 0.95. Disamping itu untuk uji kuat tekan ada beberapa bentuk benda uji yang dapat digunakan yang mana hasilnya masing masing berbeda.

Penelitian disini dimaksudkan untuk mengetahui nilai konversi kuat tekan beton pada berbagai umur terhadap lcuat tekan umur 28 hari dan berbagai bentuk benda uji terhadap bentuk kubus 15x15x15. Sampel dari penelitian ini beton segar diambil dari beberapa ready mix #yang ada-di Jafl-cafta uji'-lc-nat-tekan dilakukan di Laboratorium Bahan Beton Fakultas Teknik Universita Indonesia.

Sebagai basil dari penelitian ini nilai konversi Icuat tekan beton pada umur 3, 7, 14, 21, 56, 90 hari terhadap uat tekan beton umur 28 hari adalah : 0.54, 0.74, 0.86 0.94, 1.10 dan 1.16, sedangkan nilai konversi benda uji bentuk kubus,10x10x1O cm3, silinder diameter 10 tinggi 20 cm dan silinder diameter 15 tinggi 30 cm terhadap benda uji bentuk kubus, 15x15x15cm adalah : 1.05, 0.91 dan 0.94. Karena nilai konversi rersebut didapar dari hasil pengujian yang ada dilapangan maka dapat digunakan sebagai pedoman kecuali nilai konvrsi benda uji bentuk silider diameter 10 ternyata hasilnya lebih kecil dari benda uji benluk silinder diameter 15 cm.
1997
S35576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Bangunan-bangunan fisik yaitu bangunan sarana dan prasarana yang diperlukan sehari-hari oleh masyarakat pemakainya, karena itu perlu adanya kemudahan bagi para pemakainya antara lain berupa kedekatan. Agar sarana dan prasarana yang dibangun dapat efisien dan efektif, maka pembangunannya harus dapat dialokasikan di mana saja. Namun tidak mudah untuk merealisasikan hal tersebut, karena ada factor-faktor yang perlu diperhatikan, salah satu diantaranya adalah factor lingkungan.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kusumantara
Abstrak :
Sifat mekanis pasta semen yang terdiri dari kuat tekan, kuat tarik, porositas dan modulus elastisitas merupakan sifat utama yang sangat penting dalam pengunaan sebagai bahan konstruksi. Seiring dengan perkembangan, penambahan bahan additif untuk mendapatkan sifat mekanis beton pada saat ini begitu banyak variasinya, salah satunya adalah dengan penambahan kadar silica yang terkandung dalam abu sekam padi. Abu sekam padi yang diperoleh dari pembakaran kulit padi pada tungku bersuhu 400 - 800 0 C digunakan sebagai bahan pozolan karena memenuhi syarat SK-SNI-1989-F, yaitu mengandung SiO2 yang tinggi sebesar 93,44%. Dari hasil pengujian, untuk pasta semen campuran dengan penambahan abu sekam padi maka didapat kuat tekan pasta semen campuran abu sekam padi tertinggi berada di FAS 0,7 yaitu pada nilai kuat tekan f c? = 26,5 Mpa atau penurunan sebesar 71,86 % dari kuat tekan pasta normal dan kuat tarik pasta semen campuran abu sekam padi tertinggi berada di FAS 0,7 yaitu pada nilai kuat tarik f ct = 0,653 Mpa atau penurunan sebesar 37,57 % dari kuat tarik pasta normal. Penelitian ini dilakukan dengan kuat tekan dan kuat tarik pada pasta semen campuran abu sekam dengan FAS 0.60, 0.70 dan 0.80.
Primary property of cement pasta consist of stress, strain, porosity and modulus of elasticity which is importants in construction material, as its development in property, additive mixture is added to change the property, until this day, one of its variation is by adding silica which existed in rice husk ash. Rice husk ash obtainable from the burning of rice coarse in furnace heated 400 ' 1000 0 C used as pozolan-like material as it fulfill the requirement within SK-SNI-1989-F, consisting of high SiO2 (93,44%). From the research test (mixing pasta cement with rish ash) we acquire a maximum stress strength within 0,7 water cement ratio that is f c? = 26,5 Mpa or a downgrade of 71,86 % from normal pasta stress strength and maximum strain strength within 0,7 water cement ratio that is f ct = 0,653 Mpa or a downgrade of 37,57 % from normal pasta strain strength. The reasearch was done by doing stressing and straining, using water cement factor 0,6, 0,7, and 0,8.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50518
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifuddin
Abstrak :
Abstrak
Beton adalah hasil campuran yang diperoleh dengan cara mencampurkan semen Portland, air dan agregat (halus dan kasar) serta bahan tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan. Beton digunakan sebagai struktur dalam konstruksi bangunan dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Seperti untuk struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, pelat atau pelat cangkang. Semen sebagai perekat banyak type/jenis semen namun yang dijual (dipasarkan) ada semen yang disebut semen OPC (ordinary Portland Cement) dalam kemasannya disebut type I dan semen PPC (Portland Puzzoland cement). Penelitian ini, adalah membandingkan dan mengetahui mutu atau kualitas beton dengan menggunakan Semen PPC sebagai penganti dari semen type I. Dari hasil pengujian dengan membuat benda uji kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm dibuat 20 buah dengan umur uji 7, 14, 21,dan 28 hari serta masing-masing umur lima buah. Perlakuan pembuatan benda uji sama antara pengunaan semen type 1 dan semen PPC. Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan, beton dibuat dengan menggunakan berat dari masing-masing bahan sesuai rencana, selanjutnya bahan tersebut diaduk dengan molen, setelah adukan merata dituang kedalam cetakan kubus 15 x 15 x 15 cm dan dipadatkan dengan rojokan menggunakan tongkat besi sampai merata, lalu diratakan dan di catat tanggal pembuatannya, setelah benda uji dibuat berumur 24 jam cetakan dibuka dan direndam dalam bak perendaman, sehari sebelum pelaksanaan pengujian sesuai dengan umur yang diinginkan benda uji dikeluarkan dari bak perendaman selanjutnya diuji kuat tekan dengan dengan alat tes kuat tekan, selanjutnya hasilnya diolah sesuai dengan jenis semen yang direncanakan. dihitung kuat tekan beton sesuai umur dan di hitung kuat tekan rata-rata sesuai umur benda uji. Hasil pengujian untuk umur 7, 14, 21, dan 28 hari semen type I 140 kg/cm, 180 kg/cm2, 186 kg/cm2, dan 175 kg/cm2, sedang semen PPC 139 kg/cm2, 171 k/cm2, 168 kg/cm2, dan 148 kg/cm2. Dari hasil pengujian serta pengolahan data maka dapat disimpulkan semen type 1 lebih tinggi dengan umur 7, 14, 21, dan 28 hari , yaitu 0,71 % , 3,9 %, 9,8%, dan 15,43 % kualitasnya dari semen PPC.
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Bagus
Abstrak :
Salah satu aplikasi struktur perkerasan jalan adalah dengan penggunaan paving block yang merupakan komposisi dasar bahan bangunan yang dibuat dari semen Portland dengan perekat hidrolik seperti campuran air dengan agregat. Karena kekuatan yang tinggi, mudah dikerjakan dan banyak diperoleh dipasaran mengakibatkan penggunaan Paving block menjadi popular pada pekerjaan konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kuat tekan akibat perbedaan pemadatan dan umur sampel, serta mencari nilai korelasi antara kuat tekan dua dimensi paving block yang berbeda. Sasaran dari penelitian ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh besar kuat tekan antara dua bentuk yang berbeda. Metode pengujian dengan uji kuat tekan adalah metode yang paling sesuai untuk menentukan pengaruh kepadatan terhadap kuat tekan sampel berbentuk balok dan kubus. Dengan mengetahui hasil nilai kuat tekan berdasarkan dua dimensi benda uji yang berbeda, diharapkan dapat diketahui sebuah nilai konversi antara balok ke kubus yang dapat memudahkan permintaan pasar akan kebutuhan paving block tanpa memerlukan waktu pengujian yang lebih lama. ......One of road pavement application is paving block filled by Portland cement binded with aggregates and water. Paving block become broadly used because of high compressive strength, relatively convenient to be assembled and its availability on market. The purpose of this research is to find the effect of compressive strength based on density, age, and correlation between two dimension of test samples. The goal of this research is to broaden the knowledge about effect of compressive strength with difference of two test sample shape. Compression test as the most suitable test method is being used to find compressive strength effect on density. By finding compressive strength based on two different dimension of test samples, conversion factor is hoped to be obtained which will facilitate suppliers on paving block demand and enabling much easier and shorter duration of test.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
Ilham Bagus
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Puji Yuwana
Abstrak :
Terak timah 2 merupakan hasil samping industri pengolahan timah. Terak timah 2 berpotensi untuk meningkatkan konsentrasi radioaktif yang kemudian dikenal dengan TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials). Terak timah 2 memiliki potensi untuk digunakan sebagai substitusi agregat halus pada pembuatan mortar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek teknis dan radiologis dari potensi penggunaan kembali terak timah 2 yang mengandung tenorm sebagai bahan mortar. Kandungan kimia utama dari terak timah 2 berdasarkan analisis XRF adalah SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, dan TiO2. Terak timah 2 masih mengandung Sn sebanyak 3,36% dan berkesesuaian dengan tipikal terak timah 2 pada umumnya. Hasil spektrometri gamma terhadap terak timah 2, dihasilkan konsentrasi aktivitas radionuklida 226Ra, 228Ra, 228Th, 238U, dan 40K berturut-turut adalah 5,724 Bq/gram, 16,590 Bq/gram, 14,29 Bq/gram, 0,895 Bq/gram, dan 1,161 Bq/gram. Terak timah 2 memiliki kandungan organik yang rendah, kadar lumpur kurang dari 5%, berat jenis sebesar 3,695 gram/cm3, gradasi terak timah 2 masuk dalam zona I yaitu ukuran butir kasar, dan nilai modulus halus butir sebesar 3,37. Terak timah 2 akan divariasikan pada 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap agregat halus. Mortar dibuat dengan proporsi semen dan pasir sebesar 1:3 dan faktor air semen (w/c) sebesar 0.7. Sampel mortar berbentuk silinder dengan ukuran diameter ± 3,5 cm dan tinggi ± 4 cm. Setelah mortar dicetak, sampel mortar direndam dalam air kemudian diuji pada umur 7,14, dan 28 hari. Penambahan terak timah 2 memberikan kuat tekan optimum pada umur 7, 14, dan 28 hari berturut-turut adalah 8,044, 8,836, and 11,172 MPa. Penambahan terak timah 2 memberikan kenaikan paparan radiasi permukaan pada benda uji mortar – terak timah 2. Rerata paparan radiasi permukaan pada variasi 5%, 10%, 15%, dan 20% berturut-turut adalah 0,112, 0,125, 0,136, 0,142 µSv/jam. Hasil analisis dari indeks Raeq, Hex, Hin, Dosis Serap, dan Dosis Efektif (E) didapatkan hasil berturut-turut 27.149 Bq/Kg, 88,79, 73,32, 12.371,11 nGyh-1, dan 15,17 mSv/tahun. Hasil simulasi RESRAD-ONSITE terhadap 2 skenario permukiman dan industri dan 2 skenario lokasi, menghasilkan nilai dosis di atas 1 mSv/tahun. Simulai dengan RESRAD-BUILD dengan skenario seperti variasi ukuran ruangan, variasi ketebalan lapisan acian dinding, variasi konsentrasi aktivitas, dan faktor hunian/okupansi juga menghasilkan nilai dosis di atas 1 mSv/tahun. Berdasarkan indeks dan simulasi, terak timah 2 memberikan potensi bahaya radiologi kepada pekerja dan masyarakat/publik. ......Tin slag 2 is a by-products of tin processing industry. Tin slag 2 has potential to increase the radioactive concentration, then known as TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials). Tin slag 2 has the potential to be used as a substitute for fine aggregate in the mortar. The aims of this study was to determine the technical and radiological aspects of the potential reuse of tin slag 2 containing TENORM as fine aggregate subtituent on mortar. Tin slag 2 has major constituent such as SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, and TiO2 based on XRF analysis. Tin slag 2 still contains Sn in the range of 3,36% still in accordance with the typical tin slag 2 in general. The results of gamma spectrometry on tin slag 2 showed that the concentration activity of 226Ra, 228Ra, 228Th, 238U, and 40K are respectively 5,724 Bq/gram, 16,590 Bq/gram, 14,29 Bq/gram, 0,895 Bq/gram, and 1, 161 Bq/gram. Tin slag 2 has low organic content, silt/clay content is less than 5%, specific gravity is 3,695 gram/cm3, gradation area (zone) I which is coarse grain size, and the fine modulus (FM) value is 3.37 outside the range of fineness modulus in ASTM C33. The tin slag 2 substitution was varied at 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of the fine aggregate. Proportion of 1:3 cement to sand with water/cement ratio (W/C) of 0.7. The mortar sample is cylindrical in shape with with a size of ± 3,5 cm in diameter and ± 4 cm in height based on the existing practice at IPLN - BRIN. After the mortar was molded, the mortar samples were immersed in water and then tested at the ages of 7,14, and 28 days. The addition of 5% tin slag 2 give the most optimum compressive strength value at the age of 7, 14, and 28 days are 8.044, 8.836, and 11.172 MPa. The addition of tin slag 2 gives an increase in surface radiation exposure on the mortar– tin slag 2. The average of radiation surface exposure at variations of 5%, 10%, 15%, and 20% respectively is 0.112, 0.125, 0.136, 0.142 µSv /hour. Based on the indexs of Raeq, Hex, Hin, Absorbed Dose, dan Effective Dose (E) the results were 27.149 Bq/Kg, 88,79, 73,32, 12.371,11 nGyh-1, dan 15,17 mSv/year. The results of the RESRAD-ONSITE simulation for residential and industrial scenarios and 2 location scenarios, resulted in a dose value above 1 mSv/year. Simulation with RESRAD-BUILD with scenarios such as variations in room size, variations in wall plaster layer thickness, variations in activity concentration, and occupancy factors also produces dose values above 1 mSv/year. Based on the index and simulation, tin slag 2 provides a potential radiological hazard to the workers and the public
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>