Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzi Hidayatullah
"ABSTRAK
Keselamatan lalu lintas merupakan salah satu dampak akibat transportasi. Defisiensi ketersediaan infrastruktur jalan dan fasilitas keselamatannya dan tingginya kompleksitas lalu lintas pada suatu simpang menimbulkan tingginya potensi terjadinya kecelakaan. Studi ini dilakukan pada simpang tidak bersinyal yang memiliki kompleksitas cukup tinggi, pada Jalan Raya Lenteng Agung. Lokasi penelitian dilakukan di Jalan Raya Lenteng Agung dengan persimpangan tak bersinyal asimetris. Metode yang akan digunakan untuk meningkatkan keselamatan adalah TCT Traffic Conflict Technique Swedish. Metode ini dikembangkan oleh Universitas Lund, Swedia dan telah diterapkan pada negara-negara berkembang. Penerapan metode ini dengan menganalisa jumlah kecelakaan yang diperkiraan akan terjadi preventive bukan berdasarkan pada kecelakaan yang telah terjadi curative . Metode TCT ini mengklasifikasikan jenis konflik menjadi dua yaitu serious conflict dan non-serious conflict. Berdasarkan analisis didapatkan jenis konflik memotong paling banyak terjadi yaitu 63,8 dari total konflik 152 konflik. Untuk mengurangi konflik yang terjadi diperlukan solusi, yaitu penambahan zebra cross, pembuatan pulau-pulau, pembuatan garis ganda menerus ndash; putus-putus , pembuatan separator, dan marka tanda.

ABSTRACT
Factors issues in developing countries is transportation safety about the infrastructure that is always developed. And the infrastructure is compounded by their intersection is not signalized asymmetrical coupled to a railway line which is parallel to the road conditions thus causing potential conflicts that can lead to accidents. The purpose of this study to analyze the pattern of movement of intermodal transport and types types of conflicts as well as the solutions that will be given to improving safety at asymmetric not signalized intersections. The location of this research is done on Highway Lenteng General with intersection is not signalized asymmetrical. The method that will be used to improve safety are TCT Traffic Conflict Technique Swedish. This method was developed by the University of Lund, Sweden and has been applied to developing countries. This method is analyzing the number of accidents that estimated will occur preventive but doesn rsquo t based on accidents that have occurred curative . In TCT method classified the type of conflict into two, serious conflic and non serious conflict conflict. Based on the analysis we found the type of conflict most common in 63.8 of the total conflict 152 conflict . To reduce the conflict required a solution, such as the addition of a zebra crossing, the manufacture of the islands, the manufacture of double lines continuous dashed , the manufacture of the separator, and marks the sign."
2016
S66750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahratu Fuady
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Apotek Kimia Farma No. 510 Lenteng Agung dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2016 sampai tanggal 31 Maret 2016. Pelaksanaan praktik kerja profesi ini memiliki tujuan umum agar mahasiswa program studi apoteker mampu mempraktikkan tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam pengelolaan apotek, melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di apotek, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian

ABSTRACT
Profession internship in apothecary is held at Kimia Farma Pharmacy No. 510 Lenteng Agung on March 2016. The goals of this internship programs are able to practice the duties and responsibilities of pharmacists in pharmacy management, practice pharmacy services in accordance with statutory provisions and ethics, insight, knowledge, skills, practical experience to carry out the practice of pharmacy in pharmacy, have a real picture of the problems of pharmacy practice and learn the strategies and activities that can be done in order to develop the practice of pharmacy"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arsyad
"Penelitian ini dimotivasi oleh kondisi Asrama Eks Bataliyon Zeni Konstruksi (disingkat Yon Zikon) 15 pada akhir dekade 90-an memperlihatkan adanya potensi konflik atau ketegangan sosial yang cukup tinggi. Ketegangan itu tidak hanya antar individu tetapi juga antar kelompok dalam komunitas Asrama. Sebelum tahun 1990 sudah terjadi berbagai ketegangan, pertengkaran dan bahkan kekerasan. Keadaan ini terjadi antar komunitas yang berada di luar Asrama, niisalnya dengan Asrama Markas Besar Angkatan Darat (MABAD), Asrama Alat Berat (ALBER) Angkatan Darat dan Kampung Srengseng Sawah. Pada pertengahan tahun 1990-an sampai saat ini relatif tidak ada lagi konflik antara warga asrama dengan warga di luar asrama. Di samping alasan tersebut, ada dua faktor yang mendorong penulis melakukan penelitian ini. Pertama, dinamika yang cukup tinggi antara warga sipil dan militer. Kedua, kurangnya kajian dan penelitian mengenai kehidupan militer dengan masyarakat sipil dalam suatu komunitas yang lebih kecil seperti Asrama Eks Yon Zikon 15.
Penelitian ini mencoba menganalisis kualitas potensi konflik yang ada di Asrama Eks Yon Zikon 15 pada kurun waktu 2000-2002 dan sampai pertengahan tahun 2003. Namun sebelumnya, menelusuri pola hubungan sosial dan proses yang melatari terjadinya berbagai bentuk konflik di komunitas ini.. Selanjutnya penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai ketegangan sosial atau potensi konflik yang ada di Asrama Teori yang digunakan dalam menganalisis pernasalahan tersebut adalah teori konflik yang bersumber dari kombinasi pemikiran Dahrendorf, Wirutomo, Sujatmiko, Fisher dan kawan-kawan, Harris dan Reilly. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah; observasi terlibat dan wawancara mendalam (indepth interview) yang sebelumnya mengedarkan daftar kuesioner. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 40 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pemahaman yang berbeda antara anggota Asrama yang sate dengan yang lain mengenai konsep konflik. Walaupun terdapat perbedaan mengenai konsep konflik tersebut, tetapi umumnya konflik difahami sebagai perbuatan atau tindakan seseorang atau beberapa orang terhadap orang lain atau kelompok lain, dengan secara langsung dan sadar saling menyakiti tubuh lawannya, dengan menggunakan suatu alat tertentu (seperti; batu, kayu, besi, pisau, senjata api dan sejenisnya). Walaupun masih ada kecenderungan menganggap tabu istilah atau konsep konflik, tetapi warga yang ada di Asrama Eks Yon Zikon 15 ini, relatif sudah terbiasa mengahadapi berbagai konflik pemahaman konflik di komunitas ini berbeda dengan pendapat dari Dahrendorf, Wirutomo, Sujatmiko, Fisher dan kawan kawan, Harris dan Reilly, Amstutz, dan Suyatna.
Temuan lain adalah semua bidang yang diteliti memperlihatkan. kecenderungan kualitas konflik lebih keras dalam bentuk ketegangan antar individu dan antar kelompok.. Bidang yang berpotensi lebih keras adalah konflik vertikal bidang budaya. Misalnya, kelompok pendatang yang memiliki tingkat sosial-ekonomi relatif lebih tinggi dengan warga Asrama. Bidang politik horizontal dan vertikal, memperlihatkan gejala lebih keras antar individu dan antar kelompok dibandingkan dengan bidang ekonomi. Dalam bidang ekonomi yang horizontal lebih keras pada tingkat individu dibandingkan dengan bidang ekonomi vertical. Keadaan ini, banyak terjadi dalam bentuk ketegangan dan pertengkaran, namun belum sampai pada tingkat kekerasan terbuka. Keseluruhan temuan ini memperlihatkan adanya elaborasi/perluasan bentuk konflik dari yang dikemukakan oleh Dahrendorf, Fisher dick, Harris & Reilly.
Penelitian ini menemukan delapan faktor yang menyebakan peningkatan intensitas konflik di Asrama Eks Yon Zikon 15. Pertama, semakin banyaknya pendatang (khususnya pendatang yang memiliki tingkat sosial-ekonomi yang lebih tinggi dari warga Asrama. Kedua, adanya gejala segregasi tempat tinggal dan jarak sosial antar individu dan kelompok. Ketiga, masih adanya kecenderungan memelihara prasangka dan stereotip sosial yang negatif terhadap kelompok lain. Keempat, adanya gejala segregasi etnik pada organisasi formal yang ada di Asrama ini. Kelima, adanya kecenderungan penguasaan sumber-sumber daya politik dan ekonomi yang bersifat strategis di Asrama. Keenam, adanya gejala ketidakadilan terhadap kepercayaan yang diberikan oleh wara kepada para pengurus dari berbagai organisasi sosial yang ada di Asrama. Ketujuh, berbagai program bantuan dan kebijakan dari pemerintah daerah, tidak jarang ikut menyuburkan konflik yang sudah ada. Delapan, ketidakjelasan ?status tempat domisili?. Secara umum faktor penyebab konflik tersebut sesuai dengan pendapat Sujatnuko, Dahrendorf, Wirutomo, Fisher dan kawan-kawan, Harris dan Reilly.
Untuk itu sudah saatnya para warga yang ada di Asrama Eks Yon Zikon 15 menyadari dan mewaspadai sedini mungkin munculnya konflik yang lebih keras dan konflik terbuka terutama antar kelompok, baik secara horizontal maupun vertikal. Mekanisme budaya yang ada di Asrama ini perlu dipelihara dan dilestarikan dalam mengantisipasi munculnya kondisi tersebut, melalui hajatan sosial seperti tahlilan dan sejenisnya, korpean dan kepatuhan pada pemimpin informal. Kepada Pemerintah Daerah dan instansi terkait lainnya, sudah saatnya mempertimbangkan suatu kebijakan atau peraturan sebelum diberlakukan pada komunitas Asrama Eks Yon Zikon 15 ini.
Perlunya mengembangkan suatu studi yang lebih komprehensif mengenai komunitas Asrama Eks Militer yang ada lndonesia. Disamping itu, perlunya pengkajian dan penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai hubungan "Sipil-Militer", pada tataran yang lebih luas dan lebih makro. Sehingga, akan diperoleh pemahaman yang lebih utuh dan komprehensif serta tidak berprasangka mengenai hubungan ?Sipil-Militer? di negeri ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Rizki Miranti
" ABSTRAK
Pergerakan arus lalu lintas menerus, memutar, memotong dan diperparah dengan adanya persimpangan berurutan dengan putaran balik, jalur kereta api yang sejajar dengan jalan mengakibatkan adanya potensi lokasi konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pergerakan kendaraan, jenis konflik dan kompleksitas konflik lalu lintas pada persimpangan tidak bersinyal. Metode menggunakan pendekatan konflik dan data didapat dari survei lokasi. Lokasi penelitian adalah di Jalan Raya Lenteng Agung dengan konfigurasi simpang yang kompleks dengan dua simpang berurutan. Berdasarkan analisis terdapat dua tipe konflik utama yaitu konflik memotong 36% dan menyatu 35% pada lajur dua. Terdapat hubungan antara frekuensi konflik dengan volume kendaraan yang tunjukan oleh nilai R square sebesar 0,7386 dan 0,6223. Nilai kompleksitas konflik menunjukkan pada rentang 90-120 yang dapat dimasukan ke dalam kategori perlu peningkatan (need improvement). Guna mengurangi konflik perlu dilakukan manajemen lalu lintas antara lain dengan pembuatan lajur khusus putar balik.

ABSTRACT
The movement of traffic flow constantly, rotate, crop, and aggravated by the consecutive intersection and u-turn, railway which parallel to the road and the result there causing potential of conflict?s location. This study aims to analyze the movement of vehicles, types of conflict and traffic conflict complexity at the unsignalized intersection. This study uses the approach of conflict and the data obtained from the survey location. The location of this study is at Lenteng Agung Road with the complexity of intersection configuration and two parallel intersection. There are two major types of conflict is the conflict?s merging 36% and crossing 35% blends in lane two. There is relation between conflict frequency and traffic volume of vehicles which showed by the value of R square of 0.7386 and 0.6223. Conflict complexity?s value indicate that the range of 90-120 categorized as the category of need improvement. The traffic management is needed in order to decrease the conflict through the construction of turn around special lane.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Busri Syahril
"Limbah Padat merupakan barang-barang sisa yang jumlahnya setiap tahun selalu meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, perkembangan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Berdasarkan laporan Dinas Kebersihan pada Tahun 1991-1992, volume limbah padat di DKI Jakarta mencapai 23.706 m3/hari.
Dewasa ini di DKI Jakarta limbah padat dibuang secaraSanitary Landfill di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) limbah padat Bantar Gebang Kabupaten Bekasi. Sebelumnya limbah padat tersebut dikumpulkan, diangkut dan ditimbun saja pada berbagai areal terbuka atau disebut Open Dumping.
Setelah beberapa lama, limbah padat akan terurai dan menjadi kompos. Kemudian lahan bekas TPA tersebut banyak digunakan untuk budidaya tanaman sayur. Besar kemungkinan kandungan logam berat pada media tanam demikian itu cukup tinggi, diantaranya logam kadmium (Cd). Logam Cd tersebut akan diserap oleh tanaman sayur sehingga menjadi sumber asupan bagi tubuh orang yang memakannya.
Logam berat Cd dapat menimbulkan berbagai penyakit karena mengganggu ginjal, perapuhan tulang dan bahkan mungkiri menimbulkan penyakit kanker. Penyakit yang diakibatkan oleh Cd ini pernah terjadi di Jepang yaitu timbulnya penyakit yang disebut itai-itai.
Untuk mengetahui sampai berapa jauh dampak pemanfaatan TPA sebagai kebun sayur terhadap kandungan Cd pada sayuran, telah dilakukan penelitian eksperimental dengan menanam lima jenis sayuran pada empat media tanam yang diambil dari lahan TPA Lenteng Agung, Sukapura, Calincing, dan Kapuk Kamal disertai tanah dari Depok yang bukan TPA sebagai pembanding.
Lima jenis sayur yang dipilih untuk diteliti ialah kangkung (Ipomoea reptans), bayam (Amaranthus tricolor), caisim (Brassica chinensis), kemangi (Dcimum bacilicum), dan selada (Lactuca sativa). Alasannya ialah jenis sayuran inilah yang biasa di budidayakan di lahan bekas TPA yang ada di wilayah DKI Jakarta.
Kadar Cd pada kelima jenis media tanam dan kelima jenis sayuran telah diukur dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA=AAS). Selain itu diukur pula kadar Cd pada air siraman dan juga air rebusan sayur untuk mengetahui pengaruh penyiraman dan penurunan kadar Cd setelah sayur dimasak.
Hasil yang diperoleh ialah bahwa kadar Cd pada keempat media tanam dari TPA berkisar antara 4,6074-6,1105 ug/g, sedangkan pada media bukan dari TPA hanya 0,1797 ug/g, jadi perbandingannya berkisar antara 25-34 kali. Kadar Cd pada sayur kangkung, bayam, dan caisim pada media dan TPA berkisar antara 1,5616-1,8621 ug/g, kemangi rata-rata 1,0416 ug/g dan selada 0,5110 ug/g, sedangkan media bukan dari TPA hanya 0,0725-0,0618 ug/g pada semua jenis sayur, jadi perbandingannya berkisar antara 6-25 kali. Kadar Cd pada air siraman hanya 0,015-0,017 ug/g sedangkan pada air rebusan hanya 0,002-0,018 ug/g jadi kandungannya sangat kecil.
Hubungan antara kandungan Cd pada media tanam dengan Cd pada sayuran yang diteliti itu memenuhi persamaan regresi linier sederhana dengan kisaran koefisien regresi a=0,0012-0,0721; b=0,1046-0,3257 serta koefisien korelasi r=0,8270-0,9920. Hal ini memberi pengertian bahwa hubungan keduanya sangat erat.
Kadar Cd pada kelima jenis media tanam dan kelima jenis sayuran telah diukur dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA=AAS). Selain itu diukur pula kadar Cd pada air siraman dan juga air rebusan sayur untuk mengetahui pengaruh penyiraman dan penurunan kadar Cd setelah sayur dimasak.
Hasil yang diperoleh ialah bahwa kadar Cd pada keempat media tanam dari TPA berkisar antara 4,6074-6,1105 ug/g, sedangkan pada media bukan dari TPA hanya 0,1797 ug/g, jadi perbandingannya berkisar antara 25-34 kali. Kadar Cd pada sayur kangkung, bayam, dan caisim pada media dari TPA berkisar antara 1,5616-1,8621 ug/g, kemangi rata-rata 1,0416 ug/g dan selada 0,5110 ug/g, sedangkan media bukan dari TPA hanya 0,0725-0,0818 ug/g pada semua jenis sayur, jadi perbandingannya berkisar antara 6-25 kali. Kadar Cd pada air siraman hanya 0,015-0,017 ug/g sedangkan pada air rebusan hanya 0;002-0,018 ug/g jadi kandungannya sangat kecil.
Hubungan antara kandungan Cd pada media tanam dengan Cd pada sayuran yang diteliti itu memenuhi persamaan regresi linier sederhana dengan kisaran koefisien regresi a=0,0012-0,0721; b=0,1046-0,3257 serta koefisien korelasi r=0,8270-0,9920. Hal ini memberi pengertian bahwa hubungan keduanya sangat erat.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kadar Cd pada media tanam dari lahan bekas TPA cukup tinggi sehingga pemanfaatan lahan tersebut sebagai kebun sayur dapat menimbulkan dampak berupa tingginya kandungan Cd terutama pada sayur kangkung, bayam, dan Caisim.
Asupan rata-rata Cd perhari berdasarkan hasil penelitian ialah berkisar antara 1,2457-35,9607 ug/hari. Dibandingkan dengan asupan maksimum yang masih dapat diterima berdasarkan Acceptable Daily Intake (ADI) antara 40-50 ug/hari, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sayuran yang berasal dari budidaya pada media bekas TPA limbah padat masih dapat dikonsumsi. Namun perlu kewaspadaan, karena beberapa sampel ada yang sudah melebihi ADI.

The amount of solid waste is always increasing number Of the population, income, industry development and other activities. Based on the report the of Cleanliness Office in 1991-1992, the volume of solid waste in DKI Jakarta was 23.706 m3/day.
Currently the solid waste of DKI Jakarta is disposed of in a Sanitary or solid waste (Final Disposal Sites) TPA in Bantar Gebang, District of Bekasi. Previously the solid wastes were collected, transported and just piled up in various Open Dumping areas. After a while, the solid waste will be disintegrated to become compost. Then, after a while, many of the former TPA areas are used to cultivate vegetables. The presence of heavy metals in such areas are quite high, among others the Cadmium (Cd). The Cd will be absorbed by the vegetables which in turn will be intaken to the body of the people that consume the vegetables.
The Cd is potential for causing various diseases which disturb the kidney , bone brittleness and even a cancer.
In order to recognize the extent of Cd content impact by utilizing Final Disposal Sites as a vegetable garden, an experimental research had been done by planting five different types of vegetables using the media which are taken from the TPA area of Lenteng Agung, Sukapura, Calincing, Kapuk Kamal, and Depok a Non TPA which is used as a control.
The Five kinds of vegetables examined are kangkung (Ipo moea reptans), amaranth (Amaranthus tricolor), mustard greens (Brassica chinensis), basil (Dcimum bacilicun), and lecttuce (Lactuca sativa).
The Cd content in the five types of media and the five kinds of vegetables were measured by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Besides, the Cd content in the water for spraying the vegetables and the water for boiling the vegetable is also measured to recognize the influence of spraying and decrease of Cd content after vegetables has been cooked.
The result obtained is that the Cd content in the four growing media of the TPA range from 4,6074-6,1105 ug/g, while in the case non TPA media was only 0,1797 ug/g, thus the ratio range from 25 to 34 times. The Cd con-tent in the kangkung, amaranth, and mustard greens on the TPA media range from 1,5616-1,8621 ug/g, basil at average was 1,0416 ug/g and lecttuce 0,5110 ug/g.
In the non TPA media it ranges only 0,0725-0,0818 ug/g in. all types of vegetables. Thus the ratio range from 6-25 times. The Cd content of the spraying water was only 0,015-0,017 ug/g while in the boiling water the range was only 0,002-0,018 ug/g; the ratio is very small, thus the influence can be ignored.
The relationship between the Cd content in the media and in the vegetables examined satisfy the simple linier regression equation with a range of regression coefficient a=0,0012-0,0721; b=0,1046-0,3257 and correlation coefficient of r=0,8270-0,9920. This indicates that they are closely related.
It can thus be concluded that the Cd content in the media of the former TPA is quite high. Hence, utilization of the land as a vegetable garden will have a negative impact, that is high Cd content, especially in vegetables such as kangkung, amaranth, and mustard greens.
The average daily Cd intake based on this study was between 1,2457-35,9607 ug/day. Compared to the tolerable maximum intake based on the Acceptable Daily Intake (AD1) which is between 40-50 ug/day, the results of this research indicate that vegetables results from the cultivated in the media of former solid waste TPA is still safe for consumption. However, we must be alert, because several samples exceeded the ADI."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library