Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nopah
Abstrak :

Serat Kridhawasita merupakan karya sastra macapat yang ditulis pasca kemerdekaan negara Indonesia oleh R. Purbadarsana. Serat ini membahas nilai-nilai moral Jawa pada saat revolusi kemerdekaan. Dilihat lebih teliti, serat ini saling berhubungan antara pupuh macapat dan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Masalah yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu bagaimana simbolisasi nilai-nilai moral dalam pupuh-pupuh macapat dalam membangkitkan semangat perjuangan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan nilai-nilai moral budaya Jawa yang dilihat dari aspek sifat pupuh dan makna isi teks, serta nilai-nilai moral tersebut dapat membangkitkan semangat perjuangan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori semiotik. Diharapkan penelitian ini dapat menambahkan wawasan ilmu pengetahuan dalam perkembangan kebudayaan Jawa, khususnya pupuh tembang macapat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Serat Kridhawasita mengandung simbolisasi nilai moral yang menggambarkan sifat dari pupuhnya, serta nilai-nilai tersebut bersifat menyemangati para pejuang muda.


Serat Kridhawasita is a literature work of Macapat that was written after Indonesian independence by R. Purbadasarna. Serat is telling the moral values of Javanese when the independence revolution occurred. When I research it more deeply, Serat does have a connection with macapat poem and the meaning that the author trying to tell. The issue that I try to analyze in this research is how is the symbolization of moral values in macapat poems can awaking the fighting spirit. Based on that issue, this research is to explain the moral values of Javanese by the perspective from the aspect of the poem’s trait and the meaning of the contents of the text, also the moral values that could awaking the fighting spirit. This research is descriptive qualitative by using semiotic theory. It is hoped that this research can enrich our knowledge development of Javanese culture, especially pupuh tembang macapat. The result of this research is showing that Serat Kridhawasita contains symbolization of moral value that describe the character of the poem, also the value has a characteristic that encouraging young warrior.

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988
499.222 MAC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Haryatmo
Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional, 2003
899.222 MAC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Karsono Hardjosaputro
Jakarta: Wedatama Widya sastra, 2010
899.222 KAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wignjosoeworo, Bonokamsi
Solo: R.Ng. Prodjosoejitno, 1957
BKL.1165-SS 40
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R. M. Kartadirdja
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1980
899.222 KAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Karsono Hardjosaputro
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
809.933 57 KAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV
Abstrak :
Buku ini ditulis sebagai sambungan dari Serat Bawa Sagerongipun karangan Raden Mas Mayor Arya Yuda Winata di Mangkunegaran Surakarta. Buku ini berisi bawa sekar macapat, gerongan dari sekar macapat, dhawah ing gendhing, slendro, pelog, serta pathet yang dijelaskan sejelas mungkin, ditambah gerongan gendhing, langen gita, wala gita, raja swala, puspanjala, puspa warna, sita mardawa, taru pala, lebda sari.
Kediri: Tan Khoen Swie, 1940
BKL.0393-SS 39
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Duija
Abstrak :
Geguritan merupakan salah satu hasil kebudayaan Bali yang sampai at ini masih hidup dan dikembangkan, oleh karena itu kita perlu untuk melestarikannya. Vi samping itu kita perlu mengkaji nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Untuk kali ini ada beberapa masalah yang dikemukakan yaitu Kapankah mulai munculnya penulisan sastra gegeuritan Ui manakah posisi geguritan dalam kerangka kesusastraan Bali tradisional Bagaimana keberadaan pupuh dalam geguritan ? Nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalam geguritan, yang masih relevan untuk masa sekarang dan apa fungsi geguritan dalam masyarakat Bali ? Berdasarkan permasalahan tersebut. di atasi tu, maka penelitian ini bertujuan mengungkapkan seluk-beluk geguritan dan nilai-nilai yang terkandung dalam sastra geguritan yang mungkin masih relevan dengan kehidupan masyarakat kita sehari­ hari. Untuk mengungkapkan semuanya itu metode yang diperguna­ kan adalah metode studi pustaka untuk mencari naskah-naskah yang menjadi obyek kajian, kemudian dengan metode deskriptif Komperatif, untuk mendeskripsikan naskah yang di pakai lalu di bandingkan dengan naskah yang lainya. Pendekatan yang diguna­ kan adalah sosiologi sastra dan semiotik. Geguritan sudah mulai di tulis pada zaman Watu Henggong dengan pujangga besar yaitu 1Janghyang Nirarta yang sangat aktip dalam penulisan sastra-sastra di Bali. Kemudian pada Zaman Klungkung merupakan puncak keemasan penulisan geguritan. Sastra geguritan termasuk dalam golongan 1thiasa yang bernomor 1V d, dalam klasi fikasi kesusastraan Bali tradisional .Pupuh membentuk atau mewujudkan geguritan dan mempunyai nilai-nilai yang 1uhur,seperti nilai pendidikan, hakikat pendidikan...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dandung Adityo Argo Prasetyo
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini mengkaji tentang teks Serat Kangsa Adu-Adu Macapat koleksi perpustakaan Reksapustaka Pura Mangkunegaran Surakarta. Teks ini termasuk karya sastra Jawa berkategori cerita wayang. Fokus kajian ini terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu menyajikan edisi teks Serat Kangsa Adu-Adu Macapat yang telah dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga kandungannya dapat dipahami oleh masyarakat masa sekarang. Kedua secara kesastraan, memfokuskan genre teks yang berbentuk puisi tradisional Jawa atau macapat yang digunakan di dalam teks melalui metrum-metrumnya tersusun dalam rangkaian pupuh menggambarkan watak atau karakter tembang. Metrum macapat yang terdapat di dalam teks yaitu Asmaradana berwatak keprihatinan, kesedihan, nelangsa, kebahagiaan, dan kasmaran; Sinom berwatak menggebu-gebu, antusias, cekatan, lincah; Pangkur berwatak memuncak: puncak amarah, puncak rasa cinta, Pocung berwatak santai, jenaka, sendau gurau, dan tidak terlalu serius; Durma berwatak menggurui: peyampaian perintah, curahan perasaan marah, sedih; Mijil berwatak nasihat, himbauan, perencanaan; Dhandhanggula berwatak lentur, senang, sedih; Gambuh berwatak akrab, dekat; Kinanthi berwatak asih, bahagia, bersama, bergandengan.
ABSTRACT
This research examines the text of Sêrat Kangsa Adu-Adu Macapat from the collection of the Reksapustaka Pura Mangkunegaran Surakarta library. This text includes Javanese literary works categorized wayang stories. The focuses of this study is divided into two. The first philological study is presenting the edition of the text of Sêrat Kangsa Adu-Adu Macapat which has been cleansed of mistakes and translated so that its contents can be understood by nowadays society. Second literally, focusing on the genre of text in the form of traditional Javanese poetry or macapat used in the text through the metrums arranged in a series of pupuh depicting the character of the song. The macapat metrum contained in the text of Asmaradana is of concerned, sadness, misfortune, happiness, and love; Sinom is passionate, enthusiastic, nimble, lively; Pangkur is peaked: the peak of anger, the peak of love, Pocung relaxed character, witty, pleasantry, and not too serious; Durma is patronizing: commanding orders, outbursts of anger, sadness; Mijil has the character of advices, appeal, planning; Dhandhanggula is flexible, happy, sad; Gambuh is familiar, close; Kinanthi has a loving, happy, shared character, hand in hand.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>