Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robi Wijaya
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007
R 495.13 ROB k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ross, Claudia
London: Routledge, 2006
SIN 495.18 ROS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shin, Edysen
Jakarta: Kesaint Blanc, 2008
495.1 EDY m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
Jakara: Yayasan pustaka Obor Indonesia, 2015
495.1 HER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chia Haris
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
495.18 CHI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PT Pustaka Obor Indonesia, 2021
495.1 BEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
Abstrak :
Seperti yang kita ketahui bahasa Mandarin berbeda dengan bahasa Indonesia dari sudut pandang filologi di bidang Suprasegemental, yaitu bahwa bahasa Mandarin memiliki ton, sedangkan bahasa Indonesia tidak. Namun, keduanya mempunyai kesamaan, yaitu adanya unsur suprasegmental lain yang berperan dalam tataran kalmat, yaitu intonasi. Baik ton maupun intonasi keduanya berhubungan dengan tinggi rendahnya nada. Ton mempunyai fungsi pada tingkat morfem dan kata, sedangkan intonasi pada tingkat kalimat. Kualitas tinggi rendahnya nada untuk setiap morfem sudah tentu dan pasti, tidak bersifat relatif. Denga kata lain ton bersifat ton besifat nonrelatif sehingga dapat berfungsi membedakan makna. Manusia berujar dalam bentuk rangkaian kata-kata dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku di dalam suatu masyarakat, yaitu komunikasi antar manusia dalam satuan kalimat. Karena berujar atau bertutur merupakan suatu komunikasi antar manusia yang bertujuan agar teman bicara memahami apa yang dimaksud pembicara maka si pembicara akan menungkan segala perasaannya ke dalam kalimat tersebut dalam bentuk nada yang turun naik, yang disebut intonasi. Mengingat adanya dua unsur yang saling berhubungan dengan turun naiknya nada--ton dan intonasi--maka timbulah masalah, yaitu sampai sejauh mana intonasi dapat mempengaruhi ton itu? Bila sebuah kalimat diakhiri oleh ton menurun lalu diikuti oleh intonasi menurun yang menyatakan perintah, apakah kualitas ton tersebut terpengaruh oleh intonasi menurun yang menyatakan perintah, apakah kualitas ton tersebut terpengaruh oleh intonasi tersebut atau tidak. Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh intonasi terhadap ton. Seberapa besar perubahan kualitas tinggi nada ton yang terken pengaruh itu. Metode yang mendasari penelitian ini adalah metode kepustakaan. Hasil penelitian ini dapat disumbangkan bagai pengajaran kemahiran berbahasa Mandarin dalam melatih siswa agar dapat melafalkan dengan tepat ton yang kena pengaruh intonasi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Shin, Edysen
Jakarta: Kesaint Blanc, 2013
495.1 EDY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
Abstrak :
Bahasa Mandarin Baku adalah bahasa yang tidak menunjukkan perubahan morfologis pada verbanya untuk menunjukkan waktu terjadinya perbuatan yang digambarkan oleh verba. Tetapi bahasa Mandarin Baku mempunyai alat sintaktis untuk menunjukkan apakah suatu situasi sedang berlangsung atau sudah selesai. Bahasa-bahasa yang menunjukkan gejala demikian digolongkan sebagai bahasa yang mempunyai sistem aspek. Sebaliknya bahasa yang menunjukkan perubahan morfologis pada verbanya untuk menunjukkan waktu terjadinya perbuatan seperti pada bahasa Inggris, digolongkan sebagai bahasa yang mempunyai sistem kala. Tesis ini akan membahas aspek perfektif dalam linguistik Cina. Topik ini tetap hangat diperdebatkan karena adanya unsur sintaktis lain yang berhomofoni dengan le penanda aspek perfektif ini. Sebelum sampai pada pembahasan, di bawah ini akan disajikan situasi kebahasaan di negara Cina secara singkat dan apa yang dimaksud dengan bahasa Mandarin Baku. 1.2 Bahasa Mandarin Baku "Bahasa Mandarin Baku", istilah yang digunakan dalam tesis ini merupakan istilah yang sejajar dengan Putonghua 'Bahasa Umum'. Putonghua adalah istilah yang penggunaannya diresmikan di ARC pada waktu Konperensi Standardisasi Bahasa Nasional pada bulan Oktober 1955. "Mandarin" masih tetap dipertahankan dalam tesis ini mengingat istilah itu lebih banyak dikenal oleh kalangan umum. Di samping itu juga dimaksudkan untuk menghindari pemakaian istilah yang beraneka ragam, seperti Huayu yang digunakan di Singapura, Guoyu di Taiwan atau Hanyu, padahal semuanya mengacu kepada apa yang disebut "Bahasa Mandarin". Selain itu, ditambahkan Baku karena Bahasa Mandarin yang dimaksud adalah yang sudah dibakukan oleh pemerintah RRC pada konperensi bahasa tahun 1955 di atas. "Mandarin", istilah yang lazim di dunia Barat, tetapi banyak digunakan di Indonesia, berasal dari mandarin dalam bahasa Portugis. Istilah ini berasal dari mantri dalam bahasa Melayu yang berarti 'menteri'. Kata mantri ini berasal dari bahasa Sansekerta mantrin yang berarti 'penasehat' (Americana 1964, vol xviii:210; Webster 1951:1493). Kata ini merupakan terjemahan dari Guanhua` 'bahasa pejabat'. Pada mulanya istilah itu digunakan untuk menunjuk kepada bahasa yang digunakan di kalangan pemerintahan di ibukota Beijing. Menurut Li dan Thompson (1981:2-3) bahasa Mandarin yang digunakan di Beijing merupakan salah satu dialek dari bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin adalah salah satu cabang dari keluarga bahasa Cina yang termasuk rumpun bahasa Sino-Tibet. Selain Mandarin, bahasa-bahasa lainnya dari keluarga bahasa Cina adalah Wu (dikenal dengan nama bahasa Shanghai), Xiang (dikenal dengan nama bahasa Hunan), Gan (dikenal dengan nama bahasa Jiangxi), Hakka (dikenal dengan nama bahasa Ke), Min (dikenal dengan nama bahasa Hokian) dan Yue (dikenal dengan nama bahasa Kanton)l). Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang daerah pemakaiannya paling luas, yaitu di negara Cina sebelah utara, barat laut , barat daya dan muara sungai Yangzi. Dengan demikian jumlah pemakainya juga menempati urutan teratas, yaitu 70% dari jumlah keseluruhan penduduk RRC. Di samping ini masih terdapat bahasa-bahasa yang digunakan oleh suku-suku minoritas yang tidak termasuk di dalam keluarga bahasa Cina. Bahasa Mandarin terdiri dari empat dialek: Utara, Barat Laut, Barat Daya dan Muara Sungai Yangzi. Bahasa Mandarin yang digunakan di kota Beijing termasuk dialek Utara. Keluarga bahasa Cina masih belum didapat kesepakatan penuh. Seperti telah disebutkan di atas, Li dan Thompson (1981:2-3) menyarankan tujuh bahasa. Sarjana lain, Li Fang Kuei (1973:1-13) mengusulkan delapan bahasa: Mandarin Utara, Mandarin Timur, Mandarin Barat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Yuliani Sugiarto
Abstrak :
Beberapa masalah yang akan dikemukakan dalam skripsi ini adalah:Bidang fonetik (yuyin);a. Rendahnya frekuensi penggunaan erhuiayun (sufiks er) dalam bahasa Mandarin dialek Taiwan. b. Perbedaan kebakuan lafal dan ton. c. Kerancuan pelafalan bunyi. Bidang leksikon (WC cihui ) Dalam Taiwan Guoyu (bahasa Mandarin dialek Taiwan) ditemukan penggunaan kosakata atau diksi yang berbeda untuk mengacu pada makna atau referen yang sama. Hal ini dipengaruhi faktor-faktor tertentu seperti: faktor bahasa daerah, pemertahanan kosakata klasik, pengaruh bahasa asing, kebiasaan, maupun kecenderungan untuk menampakkan identitas sebagai orang Taiwan melalui bahasa. Kecenderungan ini tampak dan pemilihan leksikon, misalnya: orang Taiwan tidak akan menggunakan leksikon guanmen untuk menyatakan 'tutup toko' karena bagi mereka guanmen memiliki makna konotasi negatif 'bangkrut'. Bidang sintaksis (jufa)-- a. Kebiasaan menggunakan kata you 'ada' sebelum verba atau ajektiva untuk menerangkan verba atau ajektiva tersebut. b. Kecenderungan meletakkan preposisi gei 'kepada' setelah verba atau c. Penggunaan negasi mei 'tidak' untuk mengakhiri kalimat Tanya.d. Tingginya frekuensi penggunaan pelengkap akibat diao 'jatuh'. Bidang semantik (yuyi )--a. Adanya kata yang bersinonimi.b. Adanya istilah yang berhomonimi ( tongciyin butongyi). c. Perluasan wilayah makna modalitas yao 'akan'. (Sanders 1992) Bidang pragmatik (yuyong)- Di Taiwan dan RRC terdapat perbedaan persepsi terhadap tingkat kesopanan sebuah ungkapan sehingga kebiasaan bertutur yang dihasilkan pun berbeda. Bidang aksara (Hanzi)--a. Ditemukannya sejumlah karakter dalam bahasa Mandarin tulis di Taiwan untuk makna yang lebih spesifik. Di RRC karakter-karakter ini tidak dipakai. b. Ditemukannya beberapa kelompok karakter di Taiwan yang radikal atau komponennya berbeda dengan radikal atau komponennya di RRC. Ditemukannya penggunaan karakter yang berbeda namun mengacu pada makna atau hal yang sama.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S13010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>