Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deynanti Primalaila
Abstrak :
ABSTRAK
Interioritas yang diinjeksi melalui metode blurring adalah pertanyaan dan penekanan yang akan dikaji dalam tulisan ini. Penelitian diawali dengan eksplorasi minat photo transfer yaitu memindahkan tinta foto dari satu media ke media lainnya. Proses transfer yang membutuhkan overlap media air, gel medium, dan kertas menentukan dasar metode dalam mengintervensi persepsi manusia. Hasil photo transfer menunjukkan bahwa komposisi overlap media membuat sebuah foto terlihat blurring. Blurring kemudian dijadikan dasar sebagai pendekatan riset interioritas. Eksplorasi trigger kinetika memberikan rules pada living machine dimana komponen antar ruang didalamnya saling bekerja sama dan saling berinteraksi secara reversible. Stasiun Manggarai berpotensi bagi aplikasi blurring melalui projection yang merupakan hasil eksplorasi riset. Hasil akhir tulisan ini dapat memberikan alternatif rutinitas baru bagi pengguna Manggarai. Proyeksi sebagai komponen utama instalasi sebagai proposisi sistem dalam ruang dapat membuka diskusi baru mengenai pembentukan interioritas.
ABSTRACT
Interiority that is injected through blurring method is the question and the emphasis that will be examined in this paper. Examination begins with photo transfer as trigger for exploration of transferring the ink from one media to the other media. Overlaping media requirements; water, gel medium, and papers made the transferring as the basic method to intervene human perception. The results showed that the overlaping composition of the media makes photo looked blured. The mechanism to make photo blured is being used as the approaching method of interiority. Kinetics exploration provide rules on living machine where the components inside could work together and have reversible interaction in it or with their context. Manggarai Station has the potential for injecting blurring through projection as the components based on exploration research result. The final result can provide a new routine alternative for the user of Manggarai Station. Projection as a main component of installation as system proposition in space could open new discussion about forming interiority.
2016
TA - pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisa Gina Iswara
Abstrak :
Walkability diartikan sebagai kemudahan berjalan kaki akibat adanya akses yang saling terkoneksi dengan tujuan untuk memenuhi aspek keamanan, kenyamanan, dan keselamatan saat berjalan kaki. Penilaian walkability dilakukan di kawasan Stasiun Manggarai menuju Halte TransJakarta Manggarai untuk mengetahui kualitas jalur pejalan kaki ketika terdapat pejalan kaki yang berpindah moda dari KRL ke TransJakarta maupun sebaliknya. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan serta penyebaran kuesioner secara online. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai walkability pada Kawasan Stasiun Manggarai Menuju Halte TransJakarta Manggarai sebesar 68,5 yang artinya kawasan tersebut dikategorikan sebagai kawasan waiting to walk/somewhat walkable. Parameter yang mendapat nilai kurang baik mencakup ketersediaan fasilitas penyeberangan, kendala atau hambatan, keamanan dari kejahatan, serta infrastruktur bagi penyandang disabilitas. Namun, setelah dilakukannya switch over ke-5 di Stasiun Manggarai yang menyebabkan perubahan rute KRL, terdapat penurunan nilai dari parameter walkability menurut persepsi pengguna, terutama pada parameter kendala/hambatan dan keamanan dari kejahatan. ......Walkability is defined as the ease of walking due to the existence of interconnected access with the aim of meeting security, comfort, and safety aspects when walking. The walkability assessment was carried out in the Manggarai Station area to the Manggarai TransJakarta Bus Stop to determine the quality of the pedestrian path when there were pedestrians changing modes from KRL to TransJakarta or vice versa. Data was collected by observing and distributing online questionnaires. The results of the observations show that the walkability value in the Manggarai Station Area Towards the Manggarai TransJakarta Bus Stop is 68.5, which means the area is categorized as a waiting to walk/somewhat walkable area. Parameters that score less well include the availability of crossing facilities, obstacles or barriers, security from crime, and infrastructure for persons with disabilities. However, after the 5th switch over at Manggarai Station which caused a change in the KRL route, there was a decrease in the value of the walkability parameter according to user perceptions, especially on the parameters of obstacles/obstacles and security from crime.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library