Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Artikel ini merupakan penelitian meta-analisis dari studi leteratur hasil penelitian yang sudah dilakukan untuk menguji hubungan kepemimpinan autentik dengan performasi. Penelitian ini didasarkan pada angket kepemimpinan autentik dan performansi, baik dalam perspektif in-role maupun extra-role.Peneliti menggunakan 21 studi korelasi dari 15 studi/penelitian. Kepemimpinan autentik (self-awareness, relational transparency, balanced processing dan moral) dihubungkan dengan in-role dan extra-role performance. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan autentik memiliki hubungan dengan performasi in-role dan extra-role."
JIPM 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrota A`yun
"Tujuan utama studi ini adalah melihat karakteristik intervensi yang efektif (yang melibatkan orang tua) dalam meningkatkan kesehatan seksual dan reproduksi remaja. Pencarian studi dilakukan pada 4 (empat) database systematic reviews: Health Evidence, Cochrane Database of Systematic Reviews, The Community Guide, dan Effective Public Health Practice Project. Hasil studi dituliskan dalam narrative summary. Analisis terhadap 5 (lima) systematic review dan 1 (satu) meta-analisis menunjukkan bahwaintervensi yang melibatkan orang tua efektif meningkatkan komunikasi orang tua-remaja mengenai kesehatan sexual, meningkatkan outcome kognitif remaja, dan menurunkan prilaku seksual beresiko pada remaja. Efektifitas intervensi lebih tinggi dan konsisten pada intervensi yang berfokus pada outcome jangka pendek dibandingakn outcome jangka panjang (prilaku beresiko). Karakteristik intervensi yang efektif meliputi intervensi yang didesain sesuai konteks budaya setempat, adanya sesi gabungan orang tua dengan anak remaja, dan kesempatan (bagi orang tua) berlatih keterampilan baru. Hasil studi ini dapat menjadi masukan berarti bagi perencana kesehatan dan pemangku kebijakan dalam menyempurnakan intervensi serupa di Indonesia dalam rangka meningkatkan akses dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi remaja."
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2016
624 PPEM 1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadori
"Malaria masih menjadi masalah yang serius, baik secara nasional maupun global WHO dengan Global Malaria Program telah menetapkan strategi untuk mengurangi kesakitan malaria sampai dengan separuhnya pada tahun 2010 dan membebaskan dunia dari Malaria pada tahun 2025 dengan program pemakaian kelambu insektisida (ITNs dan I INs). mencanangkan gerakan brantas malaria (GEBRAK Malaria) sejak tahun 1998. Studi ini merupakan Review Literature dengan Sistematic Review dan Meta-analisis terhadap studi yang dilakukan oleb mabasiswa FKM Ul yang tersimpan dalam arsip perpustakaan, sejak tahun 1988 sampai tahun 2007. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara penggunaan Kelambu dengan kasus malaria yang dihasilkan dari studi yang terpilih, agar dapat dijadikan masukan bagi upaya pemberantasan malaria secar nasional. Dua puluh satu studi diikutkan dalam meta-analisis, dengan hasil perhitungan OR mh yang menunjukkan bertambah kuatnya OR yang dihasilkan dengan 95% CI yang sempit. 18 studi kasus control memberikan nilai OR yang lebih besar dan sempit dibandingkan dengan OR studi kroseksional. Tidak ada perbedaan yang mencolok, diantara kelompok studi dengan power kuat (>80) dengan kelompok studi yang powernya <80%. Studi di daerah Sumatera bagian Selatan (Sumatera Selatan, Bangka Beiitung, Bengkuiu. Lampung, Jambi) dan Riau membedklan nilai OR yang paling besar dibandingkan dengan nilai OR darl studi dl wilayab lain, bahkan dibandingkan dengan studi di wilayah Timur yang merupakan daerah endemis tinggi (AMI> 100 o/oo). Perlu upaya Scale up pemakaian kelambu, minimal dengan kelambu biasa, kalau bisa kelambu yang telah ditreatmen/ditambahkan dengan insektisida, karena jika tidak menggunakan kelambu akan lebih berpeluang 3 x tertular malaria, dibandingkan jika menggunakan kelambu sewaktu tidur. Perlu penelitian meta-analisis sejenis di seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia, agar hasilnya lebih dapat digeneralisasikan untuk kebijakan penanggulangan malaria secara nasional.

Malaria still becoming problem which is serious, either nationally globaland also. WHO with Global Malaria Program has specified strategy to lessen painfulness of malaria up to half (its half In the year 2010 and trees world from Malaria In the year 2025, with usage program of insecticide mosquito net ( ITNS and LLINs). Indonesia has targeted movement Roll Back Malaria Program slnce the year 1998. This study is Review Literature with Sistematic Review and Meta-analisis to study done by student FKM Ulwhich is on file in library archive, since the year 1981until the year 2007. Its the purpose is to know how big relation between usage of bed net with malaria case yielded from chosen study, to can be made input to eradication effort of malaria nationally. Twenty one studies joifled in meta-analisls, wfth result of calculation ORmh showing Increases strong of OR yielded with 95 % Cl which narrow; tight. 18 studies kasus-kontrol gives value OR larger ones and narrow; tlght compared to OR study krosekslonat there are stnK:lng difference, betw'een group of study with strong power >=80 with group of study which its(the power< SO %. Study in Sumatra area (South Sumatra, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jambi and Riau) given value OR which is biggest compared to value OR from study in other region, even is compared to study in. East region of Indonesia which is high endemics area (AMI> 100 0/00). Need to strive up mosquito net usage,minimum with ordinary mosquito net, if mosquito net possible to which had been treated by insecticide, because otherwise applies bed net would more having opportunity 3 x is infected by malaria, compared to if using mosquito net at the time sleep. Need to scale up mosquito?"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20900
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Januarina Anggriani
"Suatu alat ukur menggunakan skala likert perlu diketahui reliabilitasnya. Adapun salah satu cara untuk menaksir reliabilitas suatu alat ukur adalah dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Biasanya alat ukur tidak hanya digunakan satu kali, melainkan beberapa kali dengan sampel yang berbeda-beda. Karena perbedaan sampel maka taksiran koefisien Alpha Cronbach yang didapatkan juga berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk mencari koefisien Alpha Cronbach gabungan yang memperhatikan ukuran sampel dan variasi dalam dan antar sampel. Metode yang digunakan adalah metode Meta-Analisis. Tugas akhir ini membahas tentang meta-analisis untuk mencari inferensi statistik dari taksiran reliabilitas gabungan suatu alat ukur berdasarkan koefisien Alpha Cronbach.

In research, the variables which are usually used in measurement are latent variables. The latent variables are measured by likert scales. A measuring instrument using a likert scale necessary to know its reliability. As one way to assess the reliability of a measurement is using the Cronbach's Alpha coefficient. Measuring instrument are not typically used only once, but more with different samples. Because of differences in sample size, then the estimation of Cronbach's Alpha coefficient obtained are also different. Therefore, we need a way to find the Cronbach's Alpha coefficients combined by attention to sample size and variation within and between samples. The method used is a Meta-Analysis. The final task is about the meta-analysis to look for statistical inference of the estimated reliability of a composite measure based on Cronbach's Alpha coefficient."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42076
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oke Dimas Asmara
"Latar Belakang: Gagal napas akut merupakan kondisi mengancam nyawa dan penyebab kondisi ini seperti pneumonia dan edema paru harus segera diketahui sehingga terapi yang sesuai dapat dilakukan. Berbagai panduan klinik untuk kasus gagal napas akut tidak menempatkan USG paru sebagai salah satu modalitas diagnostik. Meta-analisis ini dibuat dengan tujuan mengetahui akurasi USG paru dengan protokol BLUE dalam mendiagnosis penyebab gagal napas akut.
Metodologi: Pencarian secara sistematik dilakukan pada studi potong lintang yang membandingkan akurasi diagnosis protokol BLUE dengan pemeriksaan baku emas untuk setiap diagnosis penyebab gagal napas. Pencarian studi dilakukan dari enam database online yaitu Pubmed/MEDLINE, Embase, Cochrane Central, Scopus, Ebscohost/CINAHL dan Proquest dan sumber gray literature lain pada tanggal 6- 7 September 2020. Penulis melakukan ekstraksi data secara manual dari studi yang memenuhi eligibilitas dan melakukan analisis untuk mendapatkan data gabungan dari sensitivitas, spesifisitas, likelihood ratio dan diagnostic odds ratio.
Hasil: 509 artikel didapatkan dari pencarian studi dengan total akhir 4 artikel yang memenuhi kriteria eligibilitas dan dapat dilakukan meta-analisis. Tidak ada risiko bias yang serius pada 4 studi ini berdasarkan penilaian risiko bias QUADAS-2. Keempat artikel ini mempunyai jumlah total sampel sebesar 770 individu. Dari 4 studi tersebut, 3 studi melakukan penelitiannya di ICU dan 1 studi di IGD. Sebagian besar studi menggunakan operator yang bersertifikasi dan mempunyai pengalaman cukup, sedangkan 1 studi menggunakan operator yang baru diberikan pelatihan. Sensitivitas, spesifisitas, LR+, LR-, DOR protokol BLUE dalam mendiagnosis pneumonia adalah 84% (95% CI, 76-89%), 98% (95% CI, 93-99%), 42 (95% CI, 12-147), 0.12 (95% CI, 0.07-0.2) dan 252 (95% CI, 81-788) secara berurutan. Sensitivitas, spesifisitas, LR+, LR-, DOR protokol BLUE dalam mendiagnosis edema paru adalah 89% (95% CI, 81-93%), 94% (95% CI, 89-96%), 14 (95% CI, 8-25), 0.165 (95% CI, 0.11-0.24) dan 116 (95% CI, 42-320) secara berurutan.
Kesimpulan: Hasil meta-analisis ini menunjukan bahwa protokol BLUE mempunyai sensitivitias dan spesifisitas yang tinggi dalam mendiagnosis pneumonia dan edema paru pada pasien gagal napas akut. Penulis merekomendasikan penggunaan protokol BLUE pada setiap pasien dengan gagal napas akut.

Background: Acute respiratory failure (ARF) is a life-threatening condition. ARF can be caused by variety of pathological conditions such as pneumonia or pulmonary oedema and knowing the etiology of ARF is a vital component in managing ARF. Bedside lung ultrasound in Emergency (BLUE) protocol rarely used for assessing lung pathologies despite multiple studies have shown its reliable performance.
Methods: We conduct meta-analysis to compare diagnostic accuracy of BLUE protocol with gold standard for each diagnosis. Systematic search was done in 6 databases (Pubmed/MEDLINE, Embase, Cochrane Central, Scopus, Ebscohost/CINAHL dan Proquest) and multiple gray-literature sources for crosssectional studies that fulfill eligibility criteria. We manually extracted the data from eligibile studies and calculated pooled sensitivity, pooled specificity, likelihood ratio and diagnostic odds ratio. We follow PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyses) guideline throughout these processes.
Results: Four studies, from total 509 articles collected, containing 770 subjects were included in this meta-analysis. Pooled sensitivity, pooled specificity, LR+, LR-, DOR of BLUE protocol in diagnosing pneumonia were 84% (95% CI, 76- 89%), 98% (95% CI, 93-99%), 42 (95% CI, 12-147), 0.12 (95% CI, 0.07-0.2) and 252 (95% CI, 81-788), respectively. Pooled sensitivity, pooled specificity, LR+, LR-, DOR of BLUE protocol in diagnosing pulmonary oedema were 89% (95% CI, 81-93%), 94% (95% CI, 89-96%), 14 (95% CI, 8-25), 0.165 (95% CI, 0.11-0.24) and 116 (95% CI, 42-320), respectively.
Conclusions: BLUE protocol has good diagnostic accuracy to diagnose pneumonia and pulmonary oedema. We recommend implementing BLUE protocol as a tool in evaluating cause of ARF.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Kusuma Wiarta
"Perilaku toksik di dalam video game kompetitif memang sangat meresahkan komunitas game tersebut. Banyak sekali pemain video game yang melampaui batas aturan yang ada, sehingga merusak komunitas game tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat apa saja tipe-tipe dari perilaku toksik di dalam video game kompetitif, faktor dari perilaku tersebut, dan apa pengaruhnya bagi para korbannya. Perilaku toksik muncul karena adanya rasa emosi karena permainan tidak berjalan sesuai ekspektasi kita, sehingga para pelaku toksik akan menggunakan segala cara untuk melampiaskan emosinya. Perilaku toksik dalam video game memiliki banyak kategorinya, yaitu: melecehkan, pengeluaran kata-kata kasar, perilaku negatif, peretasan, kecurangan dan penipuan. Pengaruh dari perilaku toksik terhadap korbannya memiliki respon yang berbeda-beda tergantung kategori dari perilaku toksik tersebut, perilaku negatif cenderung memiliki efek yang minim terhadap korbanya, dan pengaruh yang paling merugikan adalah perilaku kecurangan,pemerasan dan penipuan, yang mana akan mempengaruhi dan merusak komunitas game tersebut.

The toxic behavior in competitive video games is very unsettling to the gaming community. Many video game players exceed the existing regulatory limits, thus damaging the gaming community. The purpose of this study is to see what types of behavior are in competitive video games, the factors of these behaviors, and how they affect the victims. Toxic behavior arises because of emotions from the players who think that the game does not go well according to their expectations, so the toxic actors will use all means to vent their emotions. Toxic behavior in video games with many categories, namely: harassment, verbal abuse, negative behavior, hacking, cheating and fraud. The effect of toxic behavior on the victim has a different response depending on the category of the toxic behavior, negative behavior tends to have a minimal effect on the victim, and the most detrimental effects are cheating, extortion and deception, which affect and damage the gaming community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Meta analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh computeraisited instruction (CAI) "atau" Compoter asisted learning (CAL) terhadap hasil belajar...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Dwi Afiifah
"

Perilaku penggunaan jamban sehat merupakan salah satu wujud pelaksanaan untuk menghentikan praktik buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan jamban sehat. Desain penelitian yang digunakan adalah meta-analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh studi penelitian pada berbagai database penelitian yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan jamban sehat. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 studi penelitian, dimana 4 studi penelitian berbentuk skripsi, 3 studi penelitian berbentuk tesis, dan 13 studi penelitian berbentuk jurnal. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen abstraksi. Analisis yang dilakukan antara lain ukuran efek, uji heterogenitas, bias publikasi, dan odds ratio gabungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku penggunaan jamban sehat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan (OR = 3,24; 95% CI 2,07 – 5,05), penghasilan (OR = 5,51; 95% CI 2,74 – 11,08), pengetahuan penggunaan jamban (OR = 5,14; 95% CI 2,36 – 11,16), kepemilikan jamban (OR = 18,37; 95% CI 8,30 – 40,65), ketersediaan air bersih (OR = 4,29; 95% CI 1,48 – 12,47), dan pembinaan oleh petugas kesehatan (OR = 3,74; 95% CI 1,94 – 7,22). Diharapkan, petugas kesehatan dan pemerintah setempat dapat bekerja sama dalam memberikan pembinaan dan melaksanakan pemicuan untuk meningkatkan penggunaan jamban sehat oleh masyarakat.


This study is to determine the factors affecting healthy latrine use behavior. This study uses meta-analysis. The population in this study is all research in various research databases that examine the factors affecting healthy latrine use behavior. The number of samples used was 20 research studies, where 7 research studies were in the form of a thesis and 13 research studies in the form of a journal. Data collection used abstraction instruments. Analyzes included effect sizes, heterogeneity tests, publication bias, and combined odds ratio (OR). The analysis shows the relationship between healthy latrine use behavior with education level (OR = 3,24; 95% CI 2,07 – 5,05), income (OR = 5,51; 95% CI 2,74 – 11,08), latrine use knowledge(OR = 5,14; 95% CI 2,36 – 11,16), latrine ownership (OR = 18,37; 95% CI 8,30 – 40,65), supply of clean water (OR = 4,29; 95% CI 1,48 – 12,47), and guidance by health workers (OR = 3,74; 95% CI 1,94 – 7,22). Expected, health workers and the local government can work together in providing guidance and implementing triggering to increase the use of healthy latrines by the community.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febian Sandra
"Latar belakang: Karsinoma papiler tiroid merupakan kanker endokrin tersering dengan angka kejadian yang terus meningkat. Agresivitas dari karsinoma papiler tiroid salah satunya dipengaruhi oleh adanya ekstensi ekstratiroid yang dapat meningkatkan risiko rekurensi, metastasis kelenjar limfe dan metastasis jauh, sehingga memerlukan tatalaksana yang lebih agresif. Ultrasonografi (USG) merupakan modalitas pilihan dalam mendeteksi ekstensi ekstratiroid karena resolusi serta ketersediaan yang luas, tetapi USG memiliki operator-dependent dengan hasil false positive dan false negative yang cukup tinggi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas yang penggunaannya semakin meningkat dalam mengevaluasi kelenjar tiroid dengan keunggulan memiliki kontras jaringan lunak yang baik serta memiliki kemampuan multiplanar. Telaah sistematis dan meta-analisis ini dibuat dnegan tujuan untuk membandingkan akurasi diagnostik USG dan MRI dalam menentukan ekstensi ekstratiroid pada karsinoma papiler tiroid. Metode: Pencarian sistematis dilakukan untuk mengidentifikasi studi yang membandingkan akurasi diagnostik USG dan MRI dalam menentukan ekstensi ekstratiroid dengan referensi baku pemeriksaan histopatologi melalui basis data PubMed, Scopus, Neliti dan Sinta serta grey literature menggunakan kata kunci yang telah ditentukan. Temuan yang diektraksi dari setiap studi terpilih adalah positif benar, positif palsu, negatif benar dan negatif palsu untuk menentukan nilai sensitivitas, spesifisitas, likelihood ratio (LR), dan diagnostic odds ratio (DOR) masing-masing uji indeks. Penilaian kualitas metodologi studi dilakukan dengan metode QUADAS-2, sedangkan penilaian kualitas bukti dilakukan menggunakan GRADE. Hasil: Pencarian sistematis mengindentifikasi 8 studi. Tiga studi diantaranya memiliki risiko bias yang tinggi dan studi lain setidaknya memiliki satu risiko bias yang tidak jelas pada salah satu domain. Sensitivitas, spesifisitas, LR+, LR- dan DOR USG secara berurutan adalah 85% (95% CI, 63-95%), 80% (95% CI, 73-86%), 4,3 (95% CI 3,3-5,7), 0,19 (95% CI 0,07-0,49) dan 23 (95% CI 8-65). Sensitivitas, spesifisitas, LR+, LR- dan DOR MRI secara berurutan adalah 84% (95% CI, 77-89%), 92% (95% CI, 86-96%), 10,9 (95% CI 6,1-19,7), 0,17 (95% CI 0,12-0,25) dan 64 (95% CI 31-132). Kualitas bukti rendah. Kesimpulan: MRI dan USG memiliki performa diagnostik yang hampir sebanding dalam menentukan ekstensi ekstratiroid. USG memiliki sensitivitas yang lebih tinggi, sedangkan MRI memiliki spesifisitas yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, USG tetap disarankan menjadi modalitas awal, sedangkan MRI disarankan menjadi modalitas selanjutnya apabila temuan pada USG inkonklusif. Akan tetapi, penerapan temuan telaah sistematis dan meta-analisis ini terbatas karena keterbatasan pada kualitas metodologi dan kualitas bukti.

Background: Papillary thyroid carcinoma is one of the most endocrine cancer with increasing cases over three decades. Aggressive behaviour of papillary thyroid cancer is affected by extrathyroidal extension which could increase reccurency, lymph node metastases and distant metastases, hence need more aggressive treatment. Ultrasonography (USG) has good resolution for superficial organs and are modality of choice to evaluate extrathyroidal extension, but it is operator-dependent with high false positive dan false negative value. The use of Magnetic Resonance Imaging (MRI) to evaluate thyroid gland has increase. MRI provides superior soft tissue resolution with multiplanar view. This systematic review and meta-analysis are written to compare diagnostic accuracy of USG and MRI to determine extrathyroidal extension in papillary thyroid carcinoma. Methods: Studies which compared diagnostic accuracy of USG and MRI to determine extrathyroidal extension in papillary thyroid carcinoma with histopathological examination as reference standard were identified through PubMed, Scopus, Neliti dan Sinta and other grey literature using pre-determined keywords. Findings extracted from each eligible study included true positive, true negative, false positive and false negative to obtain sensitivity, specificity, likelihood ratio (LR) and diagnostic odds ratio (DOR). Methodological quality assessed using QUADAS-2 and evidence quality decided by GRADE. Results: Systematic search identified 8 studies. Three studies indicated high risks of bias and other studies at least have one unclear risk of bias in one domain. Sensitivity, specificity, LR+, LR- and DOR of USG were 85% (95% CI, 63-95%), 80% (95% CI, 73-86%), 4,3 (95% CI 3,3-5,7), 0,19 (95% CI 0,07-0,49) and 23 (95% CI 8-65). Sensitivity, specificity, LR+, LR- and DOR of MRI were 84% (95% CI, 77-89%), 92% (95% CI, 86-96%), 10,9 (95% CI 6,1-19,7), 0,17 (95% CI 0,12-0,25) and 64 (95% CI 31-132). The quality of evidence was low. Conclusion: MRI and USG has comparable diagnostic performance. USG has higher sensitivity, while MRI has higher specificity. USG still recommended as first modality, and MRI suggested when USG are inconclusive. However, application of this systematic review and meta-analysis are limited since methodological and evidence quality are also limited."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>