Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nita Chaerani
Abstrak :
Masalah kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan makanan di Rumah Sakit masih belum banyak dikumpulkan dan dipublikasikan (Almatsier, 1992). Padahal, citra masyarakat terhadap makanan yang disajikan di Rumah Sakit merupakan salah satu pencerminan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Untuk melihat tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan makanan di Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, diperlukan data dan informasi tentang karakteristik pasien, meliputi: gender, umur, pendidikan, pekejaan, kelas perawatan, lama dirawat, selera makan dan jenis diet. Untuk memperoleh gambaran tentang mutu pelayanan makanan dilakukan dengan cara observasi terhadap mutu input (cara penyajian makanan, sarana saji, kualifikasi petugas, dan perilaku higienis petugas) dan mutu proses (ketepatan waktu saji, ketepatan diet, dan sikap petugas pada saat interaksi dengan pasien) dalam pelayanan makanan. Penilaian kepuasan pasien dilakukan dengan cara membandingkan antara skor pengalaman dan skor harapan pada dimensi kepuasan, yaitu akses terhadap pelayanan makanan, keamanan makanan, hubungan antar manusia, dan kenikmatan makanan. Penelitian dilakukan pada tanggal 23 April sampai 22 Mei tahun 2001, selama 25 hari kerja, di RSMH. Berdasarkan stratifikasi acak secara proporsional, diperoleh 292 sampel dari berbagai kelas perawatan (kelas utama 15, kelas 1 15, kelas II 72, dan kelas III, 190 sampel). Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat analitik kuantitatif dan kualitatif hanya sebatas untuk menggali penyebab ketidak puasan pasien. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan potong lintang. Hasil penelitian disajikan secara naratif, deskriptif dan analitik. Dan analisis bivariat diperoleh adanya hubungan secara statistik dengan analisis regresi linier sederhana antara mutu input dan mutu proses dalam pelayanan makanan dengan kepuasan pasien. Dari karakteristik pasien, gender, pendidikan, dan selera makan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Pada analisis regresi linier ganda (multivariat) dengan model efek utama tanpa interaksi diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan pasien adalah mutu input. Model ini hanya dapat memprediksikan kepuasan pasien sebesar 21,4%. Selebihnya ditentukan oleh faktor lain. Penyebab ketidakpuasan utama yang digali secara kualitatif adalah pada dimensi kenikmatan, 58,97% dan dimensi hubungan antar manusia, 30,77%. Disarankan agar ditingkatkan mutu/kualitas pelayanan makanan dengan menerapkan "Good Manufacturing Practices" (GMP) dan menerapkan "Total Quality Management" (TQM) di setiap pelaksanaan kegiatan dalam pelayanan makanan. ......Patients' Satisfaction on Food Service In Dr. Mohammad Hoesin Palembang In 2001The problem of patients' satisfaction on food service in Indonesian has not been studied in-depth and published (Almatsier, 1992). The public image on the food served in a hospital, in part, reflects the whole image of the hospital. To examine the patients' satisfaction level on food service in Dr Mohammad Hoesin Hospital (RSMH) Palembang, data and information is required which are patients' characteristics: such as gender, age, education, occupation, class of clinical service, length of stay, appetite and type of diet. To determine quality of food service, an observation is performed on the quality of input factors (serving method, service equipments, staff qualifications and hygienic behavior of the food service staff) and quality of the process (punctuality in the serving time, diet accuracy, and nurse behavior when interacting with the patient) in food service. The patients' satisfaction is measured by comparison of the scores of experiences and expectations in the satisfaction dimensions, which are: accessibility to food services on food service, safety aspect, interpersonal relations and taste of food. The research was performed between April 23'd to May 22'd, 2001, in 25 work days in Dr.Mohammad Hoesin Hospital, Palembang (RSMH). Using a proportional random sampling method, 292 samples were selected from various classes of clinical service (15 VIP class, 15 First class, 72 Second class and 190 Third class samples). This research used both quantitative methods of analysis, and qualitative analysis which used to find the sources of patients' dissatisfaction. The quantitative method used a cross-sectional method, and the results are written descriptively, narratively and analytically. In bivariate analysis, using simple linear regression analysis, there were found a significant statistical relationship between input and process quality in food service, with patients' satisfaction. From the patient characteristics, gender, education and appetite affect the satisfaction level. In multivariate analysis, using multiple linear regression analysis, the dominant independent variable was found to be the input quality. The model can predict the patients' satisfaction as much as 21.4%, with factors considered constant (ceteris pan-bus). The major source of dissatisfaction, found using a qualitative method, was the taste dimension (58.97%) and interpersonal relationship dimension (30.77%). To improve the quality of food service, it is suggested to employ "Good Manufacturing Practices" and "Total Quality Management" in food services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaniwarti
Abstrak :
Instalasi Rawat inap Utama RSMH Palembang yang berpotensi sebagai unit bisnis strategis dengan sasaran masyarakat segmen ekonomi menengah ke atas masih menghadapi berbagai masalah yaitu rendahnya tingkat hunian karena ketidak puasan pasien terhadap pelayanan, rendahnya tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan dan secara finansial belum melakukan perhitungan biaya satuan sebagai dasar penentuan tarif sehingga belum diketahui secara pasti recovery pendapatan terhadap biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian kinerja IRNA Utama dengan pendekatan Balanced Scorecard yang secara komphrehensif dapat menelusuri harapan pelanggan, memotivasi pegawai, mengukur pencapaian kinerja keuangan dan membuat tujuan strategis untuk melakukan suatu perubahan yang diukur dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, bisnis internal, pelanggan dan finansial (Lynch dan Cross, 1993 dalam Yuwono, 2002). Perspektif pelanggan dinilai melalui kepuasan pasien, harapan pasien terhadap pelayanan dengan analisis kuantitatif Inovasi dan bisnis tingkat strategis digali dari manajer puncak dan manajer tengah dengan analisis kualitatif, dan dari tingkat pengguna ditelusuri dari pelanggan dengan analisis kualitatif Pertumbuhan dan pembelajaran diketahui dari keikutsertaan karyawan dalam pendidikan dan latihan serta perencanaan. Dilakukan juga studi kepuasan karyawan secara kuantitatif. Finansial diketahui dengan menghitung biaya satuan dan Cost Recovery Rate dengan metode Activity Based Costing (Tunggal, 2001 & Mulyadi, 2003) dan analisis titik impas (Gani, 1996). Visi dan Misi belum mengacu kepada indikator kesejahteraan karyawan dan keuangan. Kinerja keseluruhan belum mengarah kepada pencapaian Visi dan Misi. Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan 67,7% karyawan pemah ikut diktat, 23,8% pemah membuat perencanaan. Total karyawan yang puas 49,2%. Harapan karyawan yang belum terpenuhi adalah penghargaan atas prestasi yang dicapai. Inovasi dan manajemen mutu layanan belum ada, inovasi dan proses operasional termasuk kategori sehat berdasarkan standar Depkes, BOR dan TGI tahun 2003 dalam Grafik Barber-Johson tidak efisien. Pelanggan memilih IRNA Mama karena harga 37,6%, fasilitas 30, 83%, dokter 5,83% dan fasilitas/dokter 15,83%. Pasien 99,17% menyatakan peralatan biasa saja, 89,17% setuju diadakan alat canggih dengan biaya mahal. Pasien yang puas 48,3% dengan unsur yang belum dapat memenuhi harapan dan belum mendapat perhatian manajemen adalah pelayanan dokter dan perawat tepat waktu, rumah sakit mampu memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat, gangguan nyamuk selama dirawat dan kebesihan alat makan. Cost Recovery Rate biaya satuan Musi Elok Super VIP 232,4%, Musi Elok VIP 139,4%, Ogan Permai 160,6%, Komering Cindo 88,3%, Enim Indah 62,6% dan Lematang Indah 95,3% dengan Total Cost Recovery Rate 70,20%. Disarankan untuk meninjau ulang Visi dan Misi, meningkatkan pelatihan customer service bagi karyawan , memberikan apresiasi terhadap karyawan berprestasi berwujud bonus,sertifikat, tur dan merealisasikan pengadaan dokter jaga serta pengadaan kendaraan antar jemput. Perlu perhatian tehadap ketepatan dokter/perawat memberikan pelayanan dengan memberikan pelatihan customer service secara intensif kepada perawat. ......The Mohammad Hoesin's Main Inpatient Services Department that is potential to become a strategic business unit with upper middle class economical stratum mark faces some problems. Those are inferiority of occupancy because of patients' disappointment to services, inferiority of employee responsible to their job, and financially, the department hasn't yet done unit cost accounting as the basic to decide the tariff, therefore the income recovery to cost is not known yet. This research intend to get the numbers of department performance achievement with Balance Scorecard that comprehensively is able to delve customers expectation, to motivate the employee, to measure financial performance achievement, and to make a strategic goal to do some innovations that are measured from growing and learning, internal business, customers, and finances perspective (Lynch and Cross, 1993 in Yuwono, 2002). Customers perspective is evaluated by patient satisfaction, patient expectation to services with quantities analysis. Innovation and strategic level business is delved from top manager and middle manager with qualities analysis. Growing and learning is known from employee participation in education, training, and also planning. Furthermore, Employee satisfactions studying are also done quantitatively. Finances are known by unit cost accounting and Cost Recovery Rate using Activity Based Costing method (Tunggal, 2001 and MuIyadi, 2003) and break-even point analysis (Gani, 1996). Growing and learning performance indicates that 67,7% of employee have ever followed training, 23,8% have ever made a planning. The total numbers of satisfied employee are 49,2%. Employee expectation that hasn't been fulfilled is about achievement awareness. There are not innovation and quality service management yet. Furthermore, innovation and operational process included health category based on Health Ministry standard, BOR, and TOI at 2003 in Barber-Johnson Graphic get inefficient evaluation. Customers prefer Main Inpatient Services because of price is amount 37,6%; facility is amount 30,83%, doctor 5,83%, and facility/doctor 15,83%. As amount of 99,17% patients declare that the equipment is ordinary, 89,17% agree about sophisticated and expensive equipment supply. As amount of 48,3% patients are satisfied with unexpected factors and management uncontrolled are about doctor services and on-time nurse services, hospital can give a service fastly and exactly, mosquito disturbance along nursery and dinning equipment cleanliness. Cost Recovery Rate of unit cost of Musi Elok Super VIP 232,4%, Musi Elok VIP 139,4%, Ogan Permai 160,6%, Komering Cindo 88,3%, Enim Indah 62,6%, and Lematang Indah 95,3% with Total Cost Recovery Rate is amount 70,20%. Increasing of customer service training for employee is suggested aside from to appreciate high achievement employee with bonus giving, certificate, tour, and to actualize stand by doctor shift and also transportation supply. Doctor/nurse on-time shifting must be attended, especially in giving services by the customer service training and workshop program to nurse intensively.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswawarman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia ibu hamil dengan persalian preterm di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah "Case Control", dimana sebagai kasus adalah persalinan dengan umur gestasi 28 minggu s/d kurang dari 37 minggu, sedangkan sebagai kontrol adalah persalinan dengan umur gestasi 37 minggu s/d 42 minggu. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang, sedangkan sampelnya adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUP Mohammad Hoesin Palembang dari bulan Januari tahun 2000 s/d Desember tahun 2002. Hasil penelitian diperoleh anemia ibu hamil (Hb< 10,6 gr %) berhubungan signifikan dengan persalinan preterm dan ibu hamil dengan kadar hemoglobin < 10,5 gr % berisiko 2,5 kali dibandingkan dengan ibu yang mempunyai kadar hemoglobin normal (Hb I0,6 gr %) dengan OR = 2,53 (95 % CI : 1,37-4,68) dan nilai p = 0,003. Adapun variabel yang mempunyai risiko terbesar terhadap kejadian persalinan preterm adalah riwayat melahirkan bayi prematur dimana kelompok ibu yang mempunyai riwayat melahirkan bayi prematur berisiko 4 kali dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak mempunyai riwayat melahirkan bayi prematur.
The Relationship between Maternal Anemia with Preterm Delivery in Mohammad Hoesin Hospital, PalembangThis study aims to understand the relationship between maternal anemia with preterm delivery in Mohammad Hoesin Hospital, Palembang. Design employed in this study was case-control design where cases were preterm deliveries defined as gestational age of 28 weeks to less than 37 weeks, while controls were deliveries of gestational age of 37 weeks to 42 weeks. Population in this study was mothers delivered in Mohammad Hoesin Hospital and sample was all mothers who delivered in Mohammad Hoesin Hospital from January 2000 to December 2002. The result found maternal anemia (Hb <10.6 gr%) significantly related to preterm delivery and mothers with hemoglobin level less than 10.6 gr% had 2-5 higher risk of having preterm delivery compared to those with normal hemoglobin level (Hb 10.6 gr%) with OR = 2.53 (95% CI: 1.37-4.68) and p value = 0.001 The biggest risk factor of preterm delivery was premature history where mothers with premature history had 4 times higher risk to have preterm delivery compared to those without premature history.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Zulkarnain
Abstrak :
Tenaga perawat yang bekerja di Rumah Sakit merupakan salah satu dari sumber daya manusia yang mcmiliki peran yg sangat penting dalam pelayanan Rumah Sakit. Rumah Sakit membutuhkan perencanaan tenaga Sumber Daya Manusia, khususnya tenaga perawat. Hal tersebut digunakan untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat, sebagai salah satu unsur perencanaan yang merupakan bagian dari fungsi manajemen Untuk maksud tersebut diperlukan metode yang tepat guna menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan Rumah Sakit, khususnya ruang rawat inap. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai perencanaan tenaga perawat di lima ruang rawat inap (Komering Cindo, Musi Elok, Ogan Permai, Enim Indah, dan Lematang lndah) di RS Dr. M. Hoesin Palembang. Ada tiga formula yang dipergunakan untuk menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang rawat inap, yaitu : Formula Ilyas, Formula Gillies, dan Formula PPNI. Untuk mengetahui proses perencanan tenaga perawat, dilakukan wawancara dengan tiga sumber informan yaitu : Direktur Rumah Sakit, Kepala Sub.Bagian Personalia dan Kepala Bidang Perawatan. Penelitian mendapatkan waktu produktif, misalnya seorang perawat sedang dinas pagi di Paviliun Musi Elok diamati dengan interval 15 menit, mempunyai total pengamatan 28, bila ia melakukan kegiatan asuhan keperawatan langsung dan lidak langsung, setelah diamati ternyata jumlahnya 20, maka waktu produktifnya sebesar 20/23 x 100% = 71,-4%.
The nurse who works at the hospital is one of the human resources which have a very important role in hospital care. Hospital needs an infomation for manpower planning especially nurses. It can be used for making decision of manpower planning as one of the function of management. For that purpose, the appropriate method is needed to calculate nurses needed at the hospital especially for in-patient ward. The objective of this study is to get information about nurses planning at main in-patient ward (Komering Cindo, Musi Elok, Ogan Pemtai, Enim Indah and Lematang lndah) at Dr. M. Hoesin General Hospital Palembang. There are 3 formulas which are used to calculate nurse needs at in-patient ward, such as llyas Formula, Gillies Formula, and PPNI Formula. To understand nurses planning process, interview is held with 3 sources: Hospital Director, Human Resources Development Director and Nursing Director. Productive time of a nurse have been observed by work sampling method, that found productive time is '71,-4%.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdjani
Abstrak :
Masyarakat makin memahami pentingnya arti kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan, dan menjadi semakin kritis terutama dalam mendapatkan jasa pelayanan Rumah Sakit yang bermutu Pelayanan Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit yang menjadi ujung tombak dan cermin utama dari keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Gaung profesionalisme keperawatan di Indonesia sudah terdengar sejak tahun 1983, ketika dikumandangkan Pencanangan Pemenuhan Kebutuhan dasar Bio-psiko-sosio-spiritual pasien melalui Pelayanan Asuhan keperawatan (Asleep) dengan metoda pendekatan Proses Keperawatan.

Permasalahan dalam pelaksanaan standar praktek asuhan keperawatan dapat dilihat dari catatan kegiatan askep yang lebih dikenal dengan istilah pendokumentasian yang merupakan standar VI dari Standar asuhan keperawatan. Perawat perlu meningkatkan kesadarannya bahwa proses keperawatan yang bermutu harus terdokumentasi dan adanya suatu landasan resmi pendokumentasian yang teliti.

Rendahnya cakupan rekam medik dan catatan kegiatan askep di RSMH Palembang dikarenakan kompleksitas dari form yang tidak efektif (24 form). Bersamaan dengan upaya panitia rekam medik untuk merevisi form rekam medik dan catatan keperawatan. Bidang Keperawatan mencoba mengembangkan model dokumentasi yang dimodifikasi untuk mengefektifkan formulir catatan asuhan keperawatan dalam meningkatkan mutu pencatatan kegiatan askep di RSMH Palembang.

Sebelum dioperasionalkannya model dokumentasi yang dimodifikasi perlu didesiminasikan terlebih dahulu sekaligus sebagai uji coba model maka dilaksanakan suatu pelatihan klinik.

Penelitian bertujuan mengetahui efektifitas pelatihan klinik terhadap perawat dalam meningkatkan mutu pencatatan kegiatan asuhan keperawatan dengan menggunakan model dokumentasi yang dimodifikasi dengan mengetahui tingkat pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan, persepsi tentang model dokumentasi modifikasi serta keterampilan dalam memenuhi kelengkapan, keakuratan dan aspek hukum pengisian model dokumentasi modifikasi.

Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi dengan rancangan eksperimental ulang non random. Pada penelitian ini dilakukan perlakuan atau manipulasi pada subjek tanpa melakukan teknik random.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berhubungan dengan peningkatan tingkat pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan, serta berhubungan dengan peningkatan mutu pendokumentasian meliputi kelengkapan, keakuratan dan aspek hukum pengisian dengan model dokumentasi modifikasi, namun tidak berhubungan dengan persepsi mengenai model tersebut.

Untuk menjamin kesinambungan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang bermutu, diperlukan pelaksanaan pelatihan klinik secara berkelanjutan dengan materi-materi yang selalu diperbaharui sesuai permasalahan yang ada serta evaluasi secara periodik tentang masalah-masalah pencatatan kegiatan asuhan keperawatan untuk mencapai pendokumentasian yang makin bermutu dan merata di RSMH Palembang.
Daftar bacaan 47 ( 1982 - 2000)
Effectiveness of Clinic Training in Recording Activity Nursing Guidance in RSMH Palembang, 2001People understand more about the importance of health and health services, and become more critical especially on gaining health services from qualified hospital. Nursing services constitute an integral part of hospital services, which become the frontiers and the main refection of health success as overall The echo of nursing professionalism in Indonesia has been heard since 1983. In that year it was announced the Proclamation of Fulfilling Patients' Bio-psycho-socio-spiritual Basic Needs through Nursing Guidance Services by applying method of Nursing Process.

The problems in carrying out practice standards of nursing guidance can be seen from the recordings of Nursing Guidance Services which is more generally known as documentation which is itself standard VI of Nursing Guidance Standard. Nurses necessarily enhance their awareness that qualified nursing process must be documented and there must be a formal base for such thorough documentation.

The low extent of medical recording coverage and Nursing Guidance Service recording in MH hospital Palembang is due to the complexity of the ineffective forms (24 forms). Together with the medical-recordings committee' efforts to revise the forms of medical recordings and nursing process, Nursing field attempts to develop documentation model, which is modified to make the recording form of nursing guidance in improving the quality of Nursing Guidance Services recordings in MR Hospital, Palembang.

Before the operation of documentation model, which is to be modified, it is required to be tested first and so a clinic training is required.

The research has the objective to find out the effectiveness of clinic trainings towards nurses in increasing the quality of recording activities of nursing guidance by using documentation model, which is modified by knowing the knowledge levels of nursing guidance documentation. This research is a quasi experiment applying non-random re-experimentation design. In this research, manipulation is carried out on subject without applying random technique.

The outcomes of the research show that training has relationship with the increase of knowledge level concerning documentation of nursing guidance, and also with the increase of documentation quality, which include completeness, accuracy, and legal aspect of filling up with documentation model of modification, but has nothing to do with the perception about the model.

To ensure the continuity of making qualified nursing guidance documentation, continual clinic trainings, which are provided with always-revised materials based on the issues, is required to be held, and so is the evaluation of problems in recording nursing guidance activities in order to have more qualified and impartial documentation in MR Hospital Palembang.
Bibliography ; 47 readings (1982 -- 2000)
2001
T5140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafaruddin
Abstrak :
Salah satu prioritas pembangunan nasional adalah pendidikan. Untuk bidang kesehatan, salah satu fokusnya adalah pengembangan sumber daya manusia seperti yang tercantum dalam Visi Indonesia Sehat 2010. Bentuk implementasi pengembangan SDM itu diantaranya Praktek Klinik Keperawatan mahasiswa Akper Depkes Palembang. Untuk menyempurnakan sistem pelaksanaannya perlu diadakan suatu penelitian demi mencari sumber permasalahan dan hambatan dalam praktek klinik keperawatan. Permasalahan yang diteliti menyangkut input perencanaan Praktek Klinik Keperawatan yang meliputi ketenagaan akademik, kurikulum, tempat praktek dan instrukwr klinik. Selanjutnya penelitian informasi dari input itu difokuskan terhadap bagaimana perencanaan tersebut terimplementasikan dalam proses pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan praktek klinik keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Karena itu, sampel penelitian ini bersifat purposive. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth interview) dan focus group discussion (FGD) yang dilaksanakan mulai bulan Maret sampai April 2002. Informan penelitian adalah staf edukatif Akper Depkes serta Kabid Diklit, Kabid Perawatan dan Instruktur klinik RSMH Palembang. Penelitian ini menunjukkan bahwa belum adanya perumusan perencanaan praktek klinik keperawatan yang terpadu dikarenakan belum adanya keterlibatan berbagai pihak. Perencanaan itu meliputi ketenagaan akademik, Kualifikasi Dosen pembimbing praktek yang ideal seharusnya S-1 Keperawatan, namun kenyataanya dosen pembimbing tersebut lulusan D III keperawatan dan lulusan sarjana keperawatan ataupun non keperawatan. Dalam pelaksanaan praktek klinik keperawatan, didapatkan kurangnya koordinasi diantara sesama staf Akper Depkes dan RSMH Palembang. Hambatan dari pihak Akper Depkes adalah kurangnya keterlibatan dosen pembimbing dengan alasan transportasi dan kesibukan. Hambatan dari RSMH Palembang adalah belum optimalnya instruktur klinik dalam melakukan bimbingan terhadap mahasiswa. Selain itu, belum memadainya perencanaan fasilitas khusus mahasiswa Akper yang berupa alat kedokteran maupun keperawatan yang disediakan oleh Akper Depkes maupun RSMH Palembang. Dalam pengorganisasian didapatkan adanya sistem kepanitiaan yang terpisah antara Akper Depkes dengan RSMH Palembang, seperti yang terlihat dalam SK kepanitiaan. Selain itu organisasi praktek klinik keperawatan belum mengacu pada pedoman pengelolaan praktek kerja lapangan yang dikeluarkan Depkes. Untuk pemantauan dan penilaian praktek klinik keperawatan, dosen pembimbing dari AKPER dan instruktur klinik RSMH Palembang masih mempunyai persepsi yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, ada berbagai saran yang perlu ditindaklanjuti. Pertanla pihak Akper Depkes, melibatkan berbagai pihak terkait dalam pembuatan prencanaan, meningkatkan koordinasi baik sesama staf maupun dengan lahan praktek. Kedua, RSMH Palembang hendaknya dapat memenuhi kebutuhan fasilitas mahasiswa untuk praktek, meningkatkan koordinasi kepanitian untuk praktek mahasiswa, serta satu panitia terpadu khusus mengelola mahasiswa praktek. Daftar bacaan: 38 (1984 - 2001)
Study on The Nursing Clinic Practice of Nursing Academy Students of Palembang Health Department in Dr. Mohammad Hoesin Hospital in Palembang 2002One of National Development Program Priorities is education. For health education, among its focuses is human resource development as stated Indonesian Health Vision 2010. This development is implemented such as into nursing clinic practice of Nursing Academy Students of Palembang Health Department. To make its implementation system perfect, there should be a research to find problem sources on nursing clinic practice which covers academic human power, curriculum, practicing place and clinic instructor. Then, the information is studied with the focus of how the planning is realized to the process of organization, realization and surveillance of nursing clinic practice. As the research was qualitative, its sample way purposive. Data collecting technique used depth interview and focus group discussion done in March and April 2002. The informant were nursing academic staff and Kabid Diklit, Head of Nursing Service and clinic Instructor of RSMH Palembang. This research shows that there is no integrated planning composition of nursing clinic practice because the related parties are not involved. The planning consists of academic staff on. Ideal counseling lecture qualification should be from Nursing Graduate Program, yet they are from nursing diploma program or other program now. It is proved that nursing clinic practice has problem as it is not coordinated by the academy staff and officers of RSMH Palembang. In relation to this, the academy staff is poorly involved because of their busy activities and transportation limitation. On the other hand, RSMH instructors haven't done their duties best. In addition, there is no proper facility such as medical and nursing tools for nursing academy students provided specially by the academy and RSMH Palembang. In nursing practice organization, the academy and RSMH have their own team as proved by committee appointment letter. Then, nursing practice organization is not standard based on The Health Department. In order to supervise and evaluate nursing clinic practice, counseling lecturer of AKPER and RSMH clinic instructor still have different perception. Based on research result, there are some suggestions. First, Nursing Academy of Health Department involve related parties to make planning and improve staff coordination and practicing facility. Second, RSMH Palembang should provide proper facilities, improve coordination committee, make an integrated committee for the nursing students for better practice. Reference: 38 (1984 - 2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 8243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aziz
Abstrak :
Era globalisasi yang dimulai dengan AFTA ikut merubah paradigma institusi kesehatan. Hal tersebut tercermin dari kebijakan pemerintah meregulasi 13 Rumah Sakit Umum Pusat menjadi Rumah Sakit Perjan, salah satunya adalah RSMH. Regulasi ini menyebabkan pengurangan subsidi-subsidi dari pemerintah. Oleh karena itu, RSMH harus dapat mengelola sumber daya yang dimiliki sebaik-baiknya. Salah satu sumber daya yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara efeklif dan efisien adalah alat-alat medis.

Instalasi radiologi merupakan salah satu instalasi yang banyak memiliki peralatan medis dengan harga yang relatif mahal. Tingkat pemanfaatan alat-alat ini akan berpengaruh pada biaya-biaya kesehatan secara umum.

Pihak Manajemen RSMH sedang mempertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian dana yang bersumber dart pinjaman ke instalasi radiologi untuk pembelian pesawat diagnostik Baru. Namun perlu analisis mengenai pemanfaatan pesawat diagnostik yang ada di Instalasi Radiologi RSMH agar dapat diketahui sejauhmana kapasitas yang masih tersedia, dengan demikian pembelian pesawat diagnostik baru dapat lebih terarah kepada kebutuhan instalasi itu sendiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan pesawat diagnostik di lnstalasi Radiologi RSMH pada tahun 2002 serta kebutuhan penambahan pesawat diagnostik.

Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari minggu ke-3 bulan April sampai dengan minggu ke-3 bulan Juni di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa pemanfaatan pesawat diagnostik masih dibawah kapasitas optimal. Pesawat konvensional hanya dimanfaatkan sebesar 49,86% dari kapasitas maksimal pada jam kerja rutin, pesawat CT-Scan hanya dimanfaatkan sebesar 26,66% dari kapasitas maksimal pada jam kerja rutin dan pesawat panoramic hanya dimanfaatkan sebesar 5,39% dari kapasitas maksimal pada jam kerja rutin. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan yang tidak optimal disebabkan adimisi RS secara keseluruhan memang rendah. Temuan-temuan dilapangan juga menunjukkan bahwa instalasi ini memerlukan penambahan pesawat diluar ketiga jenis pesawat yang telah ada (pesawat konvensional, CT-Scan dan panoramic) baik untuk mengikuti perkembangan teknologi maupun mengikuti peraturan dari BAPETEN. Jenis pesawat yang akan dibeli dan tergolong mahal adalah pesawat MRI, sehingga dilakukan perhitungan kelayakan ekonomis pembelian pesawat ini dengan metode NPV. Hasil perhitungan menunjukkan NPV sebesar Rp2.079.723.036 yang akan diperoleh dalam waktu 10 tahun dan BEP akan dicapai pada tahun ke 9.

Daftar bacaan: 39 (tahun 1979-2003)
An Analysis of Utilization of Diagnostic Units in Installation of Radiology 2002 (A case study: Mohammad,Hoesin Hospital in Palembang)Globalization era has started with AFTA. It has changed paradigm of health institution, It was showed from government policy that regulated 13 General Hospital Center to become Perjan Hospital, one of them is RSMH, The regulation caused reduction of subsidies from government. There fore, RSMH has to manage its available resources as well as possible. One of those which must be managed and utilized effectively and efficiently is medical equipments.

Installation of radiology is Corms one of hospital's installation which has costly medical equipments. Usually the use of these equipments will influence the medical cost.

RSMH management is considering investing some of loan to purchase new diagnostic equipments to radiology installation. !t needs an analysis about utilization of diagnostic units existing in radiology installation. It is important to know what capacities are still available therefore buying new diagnostic units are appropriate to installation need itself.

The purpose of this research is to get view about utilization of diagnostic units in radiology installation in 2002 as well as to provide a new diagnostic unit if needed.

Research method uses analytic descriptive with qualitative and quantitative analysis. This research was executed during 2 months, from the third week of April to the third week of June in Radiology Installation of Mohammad Hoesin Hospital in Palembang, The result of this research shows that utilization of diagnostic units are still under optimal capacities. X-ray conventional unit is only utilized about 49,86% from maximal capacities at routine office hours, CT-Scan unit is utilized about 26,66% from maximal capacities, and only 5,39% for X-ray panoramic unit.

The result of the analysis shows that utilization for all diagnostic units are not on optimal level. It is because that hospital admission as a whole is lower.

Further, the research found that this installation needs new kind of diagnostics in addition three diagnostic units (X-ray conventional unit, CT-Scan unit and X-ray panoramic unit). It is good to keep abreast of technology and also go by the BAPETEN regulation. The new diagnostic type to be bought is MRI. MRI is costly, so that it needs economic calculation using NPV method, The result shows NPV equal to Rp.2.079.723.036 to be obtained during 10 years and BEP will be reached in the ninth year.

Bibliography: 39 (1979-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rohanta
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental. Waktu pelaksanaan survey pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2003. sampai dengan 10 Februari 2004. Sedangkan penelitian dilakukan pada tanggal 21 April 2004 sampai dengan 10 Mei 2004. Cara pengambilan sampel dengan purposive random sampling pada pasien yang sesuai dengan kriteria sampel. Hasil penelitian menunjukkan 52,8% patuh terhadap asupan zat gizi makro. Rentang usia pasien yang mengalami DM TIPE 2 berada pada 30-50 tahun sebesar 51,4%. Perempuan ditemui 70,8% merupakan kelompok terbesar mengalami DM TIPS 2 sedangkan tingkat pendidikan tinggi terbanyak mengalami DM TIPE 2 sebesar 61,1%. Terlihat hasil yang sama pada penyuluhan gizi dengan media food model atau tanpa media food model. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini pada asupan protein terlihat pengaruh penyuluhan gizi terhadap kepatuhan diet dengan nilai P < 0,05 sedangkan asupan energi, karbohidrat dan lemak tidak terlihat pengaruh penyuluhan gizi terhadap kepatuhan diet dengan nilai P > 0.05. Hendaknya frekuensi pemberian penyuluhan gizi di rumah sakit ditingkatkan agar terbentuk sikap dan pengetahuan pasien terhadap gizi cukup baik untuk melaksanakan diet dengan kepatuhan yang tinggi. Profesioualisme para penyuluh harus terus ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, melakukan diskusi-diskusi teutang kasus yang terjadi. Kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas gizi 1 kali dalam sebulan berguna untuk memonitor pelaksanaan diet pada penyandang DM Tipe 2. Kepustakaan : 60 (1985 - 2003)
Nutrient Illumination Influence Concerning Diet Compliance to NIDDM Sufferer Outpatient at Mohammad Hoesin and Palembang Bari Hospital 2004Diet compliance lower to diabetic patient not depend on insulin (NIDDM) is shown an unknowingly patient's circumstance, not has a high attitude and knowledge yet, healthy attitude to diet compliance. It is appear at patient who not capable to decrease amount of food calorie and incompliance for doctor's suggestion and other healthy official. Therefore, is needed to illuminate nutrient approach in order that NIDDM patient has a healthy attitude, to bring about food arrangement with orderly, discipline and compliance. This research purpose to observe nutrient illumination influent that use food model nor not use food model toward diet compliance NIDDM patient at M. Hoesin and Palembang Hospital BARI 2004 also to see other factors influent such as age, sex, education, food reserve and diet consumption. This research used quasi-experimental method. Initial survey carry out period begins at December 6, 2003 until February 10, 2004. Meanwhile, research progress at April 21, 2004 to May 10, 2004. Carry out sample by purposive random sampling way on patient as proper as with sample criterion. The result of research shown 52,8% macro nutrient reserve with compliance at total energy. Patient's age part of the way in NIDDM at 30-50 is 51,4%. Woman found 70,8% as biggest group as NIDDM, meanwhile education level as biggest in NIDDM is 61,1%. Shown as same as at nutrient illumination with media food model or non-media food. As conclude from this research at total energy and protein reserve appears nutrient illumination on diet compliance as value P < 0,05 while energy reserve, carbohydrate and fat not appear nutrient illumination effluent toward diet compliance in value P > 0,05. Be desirable that nutrient illumination giving frequency in hospital can improve it in order to form patient attitudes and knowledge toward nutrient is good enough to bring about diet with high compliance. Illuminators professionalism has to improve with trainings, discussion on cases happened. Home visit done/conducted by gizi officer once in a month good for monitoring diet execution at patient DM Type 2. Bibliography: 60 (1985 - 2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismar Agustin
Abstrak :
Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan "heart" profesi, artinya sebagai komponen yang fundamental dan fokus sentral serta unik dari keperawatan. Fenomena di lapangan mengindikasikan adanya kecenderungan perawat tidak caring dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang berdampak pada kualitas asuhan yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Berkaitan dengan itu maka penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui gambaran perilaku caring perawat dan hubungannya dengan tingkat kepuasan klien. Rancangan penelitian adalah cross sectional, populasi penelitian adalah seluruh klien pasca bedah yang dirawat sebanyak 299 orang, dengan sarnpel 101 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer, melalui angket. Perilaku caring perawat dan tingkat kepuasan klien diidentifikasi dengan instrumen yang merupakan modifikasi A Care Q-Questionnaire terdiri dari 6 komponen caring yaitu ; kesiapan membantu; penjelasan dan kemudahan; kenyamanan; tindakan antisipasi; membina hubungan saling percaya dengan klien; pemantauan dan pengawasan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer. Analisa data rnenggunakan analisis univariat (distribusi frekuensi), bivariat (kai-kuadrat), dan multivariat (regresi logistik). Dari karakteristik klien diketahui proporsi wanita dan pria relatif seimbang (54,5%, 45,5%), lebih dari separuh berusia diatas 35 tahun (56,5%), sebagian besar pendidikan rendah (62,3%), bekerja (63,4%), dirawat dikelas III (62,4%). dan biaya perawatan ditanggung (ASKES dan 3PS) 55,4%. Hampir separuh perawat dinilai tidak caring (48.5%), secara umurn caring perawat termasuk kategori cukup (X - 5.94). Komponen caring yang cukup baik adalah kesiapan membantu ( X 6,77), sedangkan penjelasan dan kemudahan memiliki nilai terendah (X - 5,51). Sebagian besar klien tidak puas terhadap perilaku caring perawat (79,2%). Komponen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kepuasan adalah kesiapan membantu (X 20,35) dan terendah penjelasan dan kemudahan (X 14,73), namun secara proporsi menunjukkan kecenderungan semakin baik caring perawat akan meningkatkan proporsi kepuasan klien. Uji multivariate menunjukkan kesiapan membantu merupakan komponen yang paling dominan memberikan kepuasan kepada klien (OR 3,9516), dan karakteristik klien bukan merupakan confounder terhadap komponen kesiapan membantu (perbedaan < 10%). Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa perawat belum sepenuhnya berperilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan, dan tingkat kepuasan klien masih sangat rendah. Dari keenam komponen caring, hanya kesiapan membantu yang berhubungan secara bermakna dengan kepuasan klien (p value 0.015). Beberapa saran yang dapat direkomendasikan kepada pihak yang berkepentingan adalah manajerial Perjan RSMH Palembang agar mengupayakan peningkatan sikap dan perilaku caring perawat. Bagi institusi pendidikan untuk melatih dan menanamkan sikap dan perilaku caring, organisasi profesi melakukan pembinaan secara intensif terhadap anggotanya. Bagi perawat sendiri agar menjadi role model bagi lingkungan, dan bagi peneliti lain agar menggunakan desain dan metoda yang berbeda seperti quasi eksprimen atau metoda kualitatif
Caring in nursing is a matter of foundation of nursing services. It is the heart of nursing profession. Caring becomes a fundamental component and central focus, and also unique of nursing care. The phenomena in the clinical field showed that there was a tendency of nurses who were not caring when they gave services. The Nursing care of the patient will influence the quality of caring, finally affected to patient satisfaction, especially in the entirely health service. This study aims to determine the description of behavior on caring'snurses and its relationships to patient satisfaction level. The study's design used cross-sectional, the population of this study is 299 post operative patient s at in-patient's wards. With the sample number is 101 patients. The data source was obtained from primary data, which were collected through questionnaire. The caring behavior nurses and the level of patient satisfaction is classified using instrument which is modified from A care - Q questionnaire. It consists of six components of caring, they are accessible; explains and facility; comfort; anticipates; trusting relationship; monitor and follows. The data analyzing used computer software, by univariate (frecuency distribution), bivariate (chi-square), and multivariate (multiple regretion logistic) analysis. The patients characteristics were found male and female sexes are balancing (54.5%; 45.5%), most of them > 35 years old (56,5%), lower education (62.3%), working (63.4%), hospitalized at economics-class (62.4%), and pay the hospital fee insurance 55,4% (Askes & JPS). Based on univariate analysis it is known that almost a half nurses are not performing caring behavior (48.5%), and in general the categorized of nurses caring behavior is enough ()-5.94). The accessible component in caring is good (X 6.77), however the component of explains and facility has the lowest score (X 5.51). The most of patients were not satisfaction to caring behavior of nurses (79.2%). The component that most contribute to patient satisfaction is accessible (X 20.35), and the lowest is explains and facility (14.73). However purposively other components showed to tend positive. The more nurses performed caring behavior, the most patient satisfaction will be achieved. In multivariate analysis the component which has dominant relationship to patient satisfaction is accessible (OR 3,9516). After controlled by explains and facility components, and trusting relationship, the characteristic of patients are not confounded to accessible (different < 10%). Based on this study, it can be concluded that nurses in giving nursing care is not performing optimal caring behavior. The level of patient satisfaction to nursing care is still low. Out of six components, accessible is the component that having significant relationship to patient satisfaction (p value 0.015). Some suggestions that can be recommended to stake holders are the managerial of RSMH, public service enterprise of Palembang should provide improvement on attitude and caring behavior of their nurses. For education Institution to train and educate the attitude and caring behavior to their students, to the profession organization should give guidance intensively to their members. For nurses themselves should be a Role Model for their environment. For other researchers should develop other designs and different methods such as quasi experimental or qualitative method.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsiah Zaehri
Abstrak :
Pada tahun 1995 ( SKRT ) Angka Kematian lbu ( AKI ) di Indonesia sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup (SDK1, 1997) (Cholil, 1999). Kematian ini umumnya dapat dicegah bila komplikasi kehamilan dan keadaan risiko tinggi lainnya dapat dideteksi sejak dini dan kemudian mendapatkan penanganan yang akurat pada saat persalinan. Oleh karena itu diperlukan tempat dan pertolongan persalinan yang dapat mengantisipasi risiko yang mungkin timbul. Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil risiko tinggi pada 36 puskesmas yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan rujukan persalinan ibu hamil risti oleh puskesmas ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang yang dilakukan dengan metode rancangan cross sectional. Dalam penelitian ini tidak dilakukan sampling tapi diambil seluruh ibu hamil risiko tinggi trimester 111 pada bulan Januari sampai Desember 2001 yang berjumlah 200 orang. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan alat ukur kuisioner terhadap 112 (56 %) responden yang tidak memanfaatkan rujukan persalinan ke RSMH dan 88 (44 %) responden yang memanfaatkan rujukan ke RSMH Palembang. Dari 14 variabel yang diteliti, terdapat 6 variabel yang terbukti bermakna secara statistik yaitu umur ibu hamil, paritas, pengetahuan, penanggung biaya, jarak ke fasilitas pelayanan dan riwayat persalinan yang lalu, dan yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan rujukan persalinan ibu hamil risiko tinggi oleh puskesmas ke RSMH adalah penanggung biaya. Untuk meningkatkan rujukkan ibu hamil risiko tinggi oleh puskesmas ke RSMH maka perlu ditingkatkan pemerataan dana Jaringan Pengaman Sosial Bidang Kesehatan ( 3PSBK ), penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu hamil tentang faktor risiko dan risiko tinggi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya. Memberikan informasi seiengkap-lengkapnya tentang jalur rujukan. ......Analize The Factors that Have Been Correlated With Reference Utilization Labor to High Risk Pregnant Mother by Public Health Centre to General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang In 2001 In 1995 (SKRT), the number of the death of women (AKI) in Indonesia was high, that is 373 per 100.000 life birth become 334 per 100.000 Life birth (SDKI, 1997) (Cholil, 1999). Generally, the death could be avoided if pregnant complication and high risk condition could be detected earlier, and accurate care could be given at the critical period - the time of giving birth - therefore, the place need to prepare and infra partum care could he anticipate the mother's death and their infants. This research was done to the mother with high risk pregnant in 36 Public Health Centers in Palembang, to find out the factors concerning to the medical recommendation given to the women with high risk pregnant by Public Health Center To General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang by using cross sectional design. In this research wasn't done sampling but taken from total population to the women with high-risk pregnancy trimester III in January - December 2001. The data was collected with interview by using questionnaire to 112 (56 %) respondent who came to RSMH and 88 (44 %) respondent was not go to RSMH Palembang. From 14 variables studied, there were 6 variables, which were proved statistically significant. These variables were: pregnant women, how many times pregnancy, knowledge, cost, the distance and the condition of previous pregnancy. From these six variables, cost variable was the most dominant reason for having the recommendation to have medical care to the general hospital. To increase the use of medical care recommendation to the general hospital especially for women with high risk pregnancy, it is necessary to spread the social fund for medical care; to give a guide on medical care to pregnant women about the high risk factors on pregnancy and bearing that may cause the death for both the mother and her infant; and to give clear and complete information for getting medical care to the general hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T11505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library