Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hari Santoso
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit demam berdarah sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat di Indonesia. Angka kesakitan dan luasnya wilayah terserang dari tahun ke tahun terus meningkat, dimana tahun 1992 angka kesakitan 9,45 % per 100.000 penduduk, meningkat menjadi 22,96 % per 100.000 penduduk tahun 1996. Daerah terserang berjumlah 187 kabupaten tahun 1987, meningkat menjadi 211 kabupaten tahun 1996. Penyakit demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Ae.Aegypti dimana vektor ini banyak di jumpai di Indonesia. Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit demam berdarah telah banyak dilakukan, tetapi faktor-faktor lainnya seperti kepadatan jentik, kepadatan vektor atau hal-hal lain yang sifatnya promotif dan preventif belum banyak dilakukan. Kepadatan jentik di suatu daerah akan berpengaruh langsung terhadap kepadatan vektor. Kepadatan vektor akan mempengaruhi tingkat resiko terjadinya penularan penyakit demam berdarah di suatu tempat. Dalam penelitian ini membahas hubungan beberapa faktor yaitu frekuensi PSN, keteraturan PSN, jumlah kontainer yang dimiliki serta jumlah kontainer yang diabatisasi dengan indek kontainer. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sawangan Lama, menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah sarnpel 367 kasus dan 367 kontrol. Keterangan tabel, lihat pada PDF Disarankan bahwa penyuluhan kepada masyarakat dalam hal pelaksanaan PSN harus memperhatikan frekuensi dan keteraturan pelaksanaan, dimana kegiatan PSN harus dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalarn 1 minggu. Disamping itu diharapkan kepada program pemberantasan penyakit demam berdarah di Indonesia untuk mempertimbangkan penggunaan indikator CI dan BI selain indikator HI yang selama ini dipakai untuk monitoring kepadatan jentik di suatu tempat.
ABSTRACT Household Factors Connected With Container Index In The District Of Sawangan Lama, Subdistrict Of Sawangan, Regency Of Bogor, In 1999Until now, the disease of dengue is problem of health for the people in Indonesia. The number of illness and the width of area, which is affected from the year-to-year, keep of rising. In 1992, number of illness as much as 9.45 % /100,000 populations, increased into 22.96 %/100,000 people in 1996. The affected area is amount as much as 187 regencies in 1987, increased into 211 regencies in 1996. The mosquito of Ae.Aegypti contaminates the disease of dengue where this vector is much found in Indonesia. The research on the factors connected with the existence of the disease of dengue has been much performed, but the other factors such as the density of mosquito larva or other which is promotive and preventive are not much performed. The density of mosquito larva in the area will influence the risk level of contagious of dengue in the area. In this research, it discusses the relation of several factors, namely PSN frequency, PSN orderliness, total owned container and total abated container with the container index. The research is performed in District of Sawangan Lama by using the Case Control design with the total samples as much as 367 cases and 367 controls. Keterangan tabel, lihat pada PDF It's suggested the information to the people in the case of PSN implementation should pay attention to the frequency and orderliness of implementation where PSN activity should be performed at least one time in a week. Besides, it's expected to the elimination program of dengue in Indonesia to consider the use of indicator CI and BI, besides the indicator HI, the old one has been used during this time to monitor the density of mosquito larva in the area. PSN: Breeding places mosquito control.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Wandra
Abstrak :
Hingga dewasa ini demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan yang utama di Indonesia, karena masih banyak menimbulkan kesakitan dan kematian yang tinggi serta menimbulkan berbagai dampak yang sangat merugikan keluarga baik ditinjau dari aspek sosial maupun ekonomi. Cara yang dianggap tepat untuk memberantas sarang nyamuk DBD atau untuk mencegah DBD adalah membasmi jentik Aedes aegypti dengan cara 3M (M1: Menguras tempat penampungan air seperti bak airlwc, tempayan, dan drum ;M2 : Memberi tutup yang rapat pada tempat penampungan air; dan M3 : Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas, sehingga tidak menjadi sarang atau tempat bertelur dan berkembang-biaknya nyamuk penular penyakit DBD) dan ini sangat memerlukan partisipasi seluruh masyarakat/keluarga. Kegiatan 3M yang bertujuan untuk membasmi jentik nyamuk penular penyakit DBD tersebut dikenal dengan istilah pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue atau disingkat PSN DBD. Di Indonesia upaya pemberantasan DBD belum berhasil karena kita menghadapi masalah yang luas dan kompleks. Partisipasi keluarga dalam pemberantasan tempat-tempat perindukan vektor DBD, baik yang berada di dalam rumah maupun di luar rumah masih kurang. Kenyataan ini dilaporkan oleh berbagai survei entomologi dan perilaku yang pernah dilakukan oleh Departemen Kesehatan. Hal ini juga terbukti dengan adanya penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di salah satu RW di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas pada tahun 1998, sebagian besar dari 50 keluarga yang diteliti (80%) belum berpartisipasi dalam PSN DBD atau dengan kata lain hanya 20% saja yang berpartisipasi dalam PSN DBD. Atas dasar penelitian terdahulu, terdapat faktorfaktor yang mungkin ada hubungannya dengan partisipasi keluarga dalam PSN DBD di salah satu RW di Kelurahan Depok tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi keluarga yang berpartisipasi dalam PSN DBD, anggota keluarga yang menjadi pengambil keputusan (decision maker) dalam keluarga dalam hal PSN DBD dan faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi keluarga dalam PSN DBD di tiga buah RW di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kabupaten Bogor tahun 1999. Jenis disain penelitian ini adalah cross sectional study, dengan jenis data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan. Dari data yang sudah terkumpul dihitung proporsi keluarga yang berpartisipasi dalam PSN DBD dan anggota keluarga yang menjadi pengambil keputusan dalam keluarga dalam hal PSN DBD. Kemudian dihitung distribusi frekuensi keluarga menurut kategori variabel penelitian serta dianalisis hubungannya dengan partisipasi keluarga dalam PSN DBD menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Peneliti menyimpulkan bahwa partisipasi keluarga dalam PSN DBD di tiga buah RW di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas masih rendah, sedangkan anggota keluarga yang paling menentukan perlu tidaknya keluarga melakukan PSN DBD (pengambil keputusan) adalah ibu rumah tangga. Pada umumnya pengetahuan ibu rumah tangga yang menjadi pengambil keputusan ini terhadap pemberantasan vektor DBD masih rendah dan hampir seluruhnya mempunyai tingkat pendidikan menengah kebawah. Oleh karena itu untuk meningkatkan partisipasi keluarga dalam PSN DBD dimasa datang, ibu rumah tangga merupakan sasaran penyuluhan yang sangat strategis di lapangan. Materi penyuluhan seyogyanya disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan disampaikan di tempat-tempat serta dengan Cara yang lebih efektif. Dalam kaitan itu, maka keberhasilan program peningkatan partisipasi keluarga dalam PSN DBD tergantung pada sejauh mana pecan yang dapat diberikan oleh tokoh masyarakat. Hal ini karena tokoh masyarakat diyakini mampu meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga terhadap pemberantasan vektor DBD dan sekaligus sebagai tokoh yang dapat mendorong partisipasi ketuarga datam PSN DBD.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library