Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
"The global financial and economic crisis that hit the world since 2008 has affected the lives of many people all over the world and resulted in declining incomes, rising unemployment, foreclosures, forced residential moves, and cut-backs in government expenditure. The extent to which the crisis has affected urban neighborhoods and has led to rising intra-urban inequalities, has not yet received much attention. The implemented budget cuts and austerity programs of national and local governments are likely to have hit some neighborhoods more than others. The authors of this this book, which come from a variety of countries and disciplines, show that the economic crisis has affected poor neighborhoods more severely than more affluent ones. The tendency of the state to retreat from these neighborhoods has negative consequences for their residents and may even nullify the investments that have been made in many poor neighborhoods in the recent past. This book was originally published as a special issue of Urban Geography."--Provided by publisher.
London; New York: Routledge, Taylor & Francis Group, 2018
307.336 2 NEI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Otti Ilham Khair
Abstrak :
Berkembangnya suatu kawasan perkotaan, akan mempengaruhi harga tanah di sekitarnya, tak terkecuali tanah di Kawasan Sentra Primer Baru Timur maupun di lingkungan sekitarnya. Tanah merupakan salah satu aset yang strategis baik ditinjau dari aspek sosial maupun ekonomis. Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan adanya pengaruh aksesibilitas dan lingkungan terdekat (neighborhood) terhadap pembentukan harga tanah serta persebaran harga tanah di Kawasan Sentra Primer Baru Timur dan sekitarnya. Sumber data dalam penelitian ini bersifat data primer dan sekunder. Data tersebut mencakup data tentang harga tanah, data tentang aksesibilitas (jarak tempuh ke pasar, jarak ke pusat kawasan, lebar jalan, dan jarak tempuh ke jalur angkutan umum terdekat), data tentang lingkungan terdekat yang mencakup peruntukan tanah, ketinggian tanah, penggunaan tanah, dan bentuk tanah. Teknik analisis/pengolahan data menggunakan uji Goodness of Fit, Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear Berganda dengan metode Stepwise, serta analisis spasial. Hasil statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap harga tanah adalah lebar jalan, jarak ke jalur angkutan umum, jenis penggunaan perdagangan/jasa dan perumahan teratur. Sedangkan variabel yang berpengaruh terhadap NJOP adalah Lebar jalan, jenis penggunaan perdagangan/jasa, perumahan teratur permukiman padat dan ketinggian dari permukaan jalan. Dari analisis spasial ditemukan bahwa jarak menuju pusat perdagangan dan jarak menuju jalur angkutan umum memiliki kecenderungan bahwa harga tanah semakin tinggi. Sedangkan peruntukan dan bentuk tanah tidak memiliki pengaruh terhadap harga tanah dan NJOP. Dari variabel tersebut di atas yang mempengaruhi harga tanah, ternyata hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 58,7 persen, dan dari variabel yang mempengaruhi NJOP hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 43,5 persen, berarti masih ada unsur atau variabel lain yang seharusnya ikut dalam penentuan harga tanah dan NJOP, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut Bagi pihak pemerintah hendaknya dapat melakukan penataan kawasan dengan melakukan administrasi pertanahan yang optimal diantaranya dengan penatagunaan tanah yang baik. Bagi masyarakat disarankan agar dalam mengambil keputusan untuk mencari tanah sebagai investasi atau hunian, hendaklah mempertimbangkan faktor aksesibilitas, baik lebar jalan atau jarak lokasi tanah menuju jalur transportasi terdekat sehingga diharapkan akan menambah nilai tambah serta kemudahan dalam melakukan aktifitas.
Urban development will affect it?s environ land price, including at the East New Primer Central Area and surroundings. Land is one of strategic assets in view of social and economic aspects. The objective of this study is to verify effects of accessibility and neighborhood on the land price formation and the land price dissemination at the East New Primer Central Area and surroundings. Sources used in this study are primary and secondary data covering data on the land price, accessibility (range to market, range to area center, road width and range to nearest public transportation lane), data on the neighborhood covering land allotment, land elevation, land use and land form. Methods used to analyze/process those data are Goodness of Fit test, Classical Assumption Test, Linear Regression using Stepwise Method and spatial analyze. Statistical result obtained shows that variables influencing the land price are road width, range to public transportation lane, and types of trade/service use and planned housing. While variables influencing Tax Base for Land is road width, types of trade/service, planned housing, dense settlement and height from road surface. It is found from spatial analyze that range to trade center and range to public transportation lane result in land price rise. As for land allotment and form have no influence towards price of land and Tax Base for Land. From explanation above it turns out that those variables influencing land price are only have contribution of 58.7 %, whilst those variables influencing Tax Base for Land are only have contribution of 43.5% which imply an existence of another aspects or variables contributing in formation of price of land and Tax Base for Land so further study is required. It is to be hoped that government initiates an area arrangement by organizing an optimal land administration by means of, among others, good land use. Besides, accessibility aspects such as road width or range between land location and nearest transportation lane should be served as consideration in seeking land as investment or residence so that added value and convenience can be obtained.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Nuansa Atfhiyah
Abstrak :
Teritori berkaitan dengan bagaimana sebuah space dan place terdefinisi oleh boundary yang ada dan sangat berpengaruh pada aktivitas sehari-hari. Kehidupan bertetangga di area kampung kota sangat berbeda dibandingkan dengan kehidupan bertetangga pada jenis pemukiman lain karena terdapat intensitas interaksi yang lebih sering dikarenakan jarak rumah yang saling berdekatan, hubungan kekerabatan yang dekat dan seringnya melakukan aktivitas yang sama pada waktu yang sama. Fenomena tersebut akan berpengaruh pada pembentukan territorial masing-masing rumah dan hierarki teritori yang ada. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di Jalan Wadas Kramatjati, sebuah territorial terbentuk dari keberadaan boundary fisik yang membatasi dan membedakan territorial satu dan yang lainnya. Keberadaan boundary non fisik mempengaruhi territorial yang ada secara temporer berdasarkan aktivitas yang sedang terjadi, keberadaannya dapat memperluas atau mempersempit territorial. Hierarki yang tercipta sesuai dengan prinsip asimetri dan tercipta karena hubungan vertical yang terjadi antar teritori, yaitu seseorang harus rumah keluar menuju tingkatan teritori yang lebih rendah untuk masuk ke dalam teritori tetangganya yang berada. ......Territory associated with space and place defined by existing boundaries and daily activities. Kampong is very different from other types of settlements because there are more interaction between people and they do their activities together in the same time frequently, and also the minimum distances between their houses which is very close. This phenomenon will affects in how territorial and hierarchy of territory formed. According to the observation result on Wadas Street Kramatjati, a territorial formed by the existence of physical boundaries. This boundaries mark off one territorial from another. The existence of non physical boundaries affect territorial temporary, these boundaries can expand or narrow the territorial. The existing territorial hierarchy based on asymmetry principle. Asymmetry principle occurs because of vertical relation between the territories. This relation makes people go down to the lower territory to enter another level of territory.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annis Zarina Alfansi
Abstrak :
ABSTRACT
Dalam kehidupan bertetangga, territory masing-masing penghuni menentukan reaksi dan interaksi antar penghuni. Pembentukan dan pertahanan territory mempengaruhi persepsi penghuni terhadap tetangganya. Bagaimana territory ini dipertahankan bergantung terhadap bagaimana ruang hunian dikondisikan. Territory hunian yang berhasil dipertahankan meluas dan mengintervensi ruang neighborhood di mana interaksi sosial terjadi. Ruang komunal memiliki andil dalam mengkondisikan interaksi antar territory penghuni. Interaksi positif secara konstan membangun hubungan ketetanggaan, dan pada akhirnya, komunitas. Dusun Mbawa II, Donggo, dijadikan studi kasus untuk mengkaji peran territory dalam pengkondisian interaksi sosial yang berujung pada pembentukan komunitas. Studi kasus ini membahas fenomenon manusia membentuk, mempertahankan dan memberi arti terhadap territory - dan dalam prosesnya, membentuk koneksi sosial dengan tetangganya.
ABSTRACT
In co residency, territories of each dweller define reaction and interaction among dwellers. Establishing and defending territories affect dwellers rsquo perception of their neighbors. The ways one territory is maintained and defended depend on the condition of space it occupies. A well defended dwelling territory extends itself and intervenes neighborhood space in which social interaction occurs. Communal space conditions how these territories collide. Constant positive interactions slowly build trust in neighbors, and ultimately, results in community building. Dusun Mbawa II, Donggo, is inspected as case study to learn about the role of territory in creating social spaces with the aim to build and sustain communities. The case study reveals the phenomenon of how humans form, defend, and give meaning to territory ndash and in the process, connect with their neighbors.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chitkara, M.G.
New Delhi : Ashish Publishing House , 1993
347.5409 CHI l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Febria Kartika Irtianti
Abstrak :
RW Siaga sebagai salah satu strategi dalam mengatasi masalah kesehatan terkadang masih belum optimal dalam pelaksanaanya. Kader sebagai ujungtombak untuk menggerakkan masyarakat diharapkan keaktifannya dalam kegiatanRW Siaga. Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungandengan keaktifan kader tersebut di wilayah kecamatan Jatisampurna, kota Bekasipada tahun 2009. Penelitian ini adalah penelitian kwantitatif dengan bentuk survey secara cross-sectional. Hasil penelitian menunjukan faktor internal yangberhubungan dengan keaktifan kader RW Siaga adalah umur kader, sedangkanfaktor eksternal meliputi pelatihan, pembinaan, penghargaan, dukunganmasyarakat, fasilitas kesehatan dan situasi untuk bertindak yang berhubungan dengan keaktifan kader RW Siaga. Hasil penelitian menyarankan perlunya diperhatikan faktor umur dalam rangka kaderisasi, serta perlunya penyelenggaraan pelatihan dan pembinaan bagi para kader. ......Alert neighborhood mode as one of the strategies in dealing with health problems are sometimes still not optimal in its implementation. Cadre as the spearhead to mobilize the public expected activeness in events mode neighborhood. This thesis discusses the factors associated with active cadre in the region Jatisampurna district, Bekasi city in 2009. This research is quantitative research with cross-sectional survey. The results showed that internal factors associated with the active standby neighborhood cadre is a cadre of age, whereas external factors include training, coaching, awards, community support, health facilities and to act in situations relating to cadre neighborhood active standby. The results show the need for attention in the context kaderisasi age factor, and the need for training and coaching for the cadres.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ariyani
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di Puskesmas Bambanglipuro. Desain cross sectional dan wawancara menggunakan kuesioner digunakan pada 180 orang responden yang dipilih secara multistage random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 73,3% responden memanfaatkan posyandu, dimana faktor jenis kelamin (p=0,004), pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,001), ketersediaan posyandu (p=0,001), jarak (p=0,012), dukungan keluarga (p= 0,001), peran petugas (p= 0,001), sikap petugas (p= 0,011), peran kader (p=0,001), sikap kader (p=0,010) dan kebutuhan (p=0,001) berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia, untuk itu perlu ditingkatkan sosialisasi, pembinaan, pengembangan dan penyediaan sarana posyandu, pelatihan dan reward kader, jadwal dan rutinitas kegiatan, kemitraan, dukungan dan penelitian lebih lanjut.
ABSTRACT
The objective of this study was to assess factors related to utilization of early integrated health service post/posyandu in the area of Puskesmas Bambanglipuro. Cross-sectional design and interview with questionnaires was used on 180 elderly that was selected by multistage random sampling. This study showed that 73,3% elderly people use the elderly posyandu. Sex (p=0.004), knowledge (p=0.001), attitude (p=0.001), availability of posyandu (p=0.001), distance (p=0.012), family support (p=0.001), the role of health worker (p=0.001), attitude of health worker (p=0,011), the role of cadre (p=0.001), attitude of cadre (p=0.010) and need (p=0.001) related to the usage of elderly posyandu. Based on the result above, socialization of posyandu lansia should be increased, beside to improve the capability of personel and facilities of elderly posyandu and give the reward to the cadre.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panuju, Ratu Sabilla
Abstrak :
ABSTRACT
Taman, baik taman lingkungan dan taman kota, merupakan bagian dari Ruang Terbuka Hijau atau RTH yang disediakan untuk memfasilitasi masyarakat di lingkungan tertentu. Taman dibangun sebagai tempat yang menyenangkan untuk penggunanya berekreasi, bersosialisasi, dan juga menikmati keindahan tamannya, di samping fungsinya sebagai paru-paru kota. Taman lingkungan digunakan oleh masyarakatnya dengan beragam usia, dari usia muda hingga lansia. Oleh karena itu, dengan beragamnya usia masyarakat di lingkungan tersebut, taman harus dapat dirasakan manfaatnya oleh semua tahapan usia, salah satunya adalah lansia.Lansia merupakan tahapan saat seseorang telah memasuki usia 60 tahun atau lebih. Bertambahnya usia, akan memengaruhi pula terhadap kebutuhan dan kemampuan yang dimilikinya. Hal tersebut tentu akan berbeda dengan tahapan usia muda. Semakin tua usia, maka ada kecenderungan dari mereka akan bantuan orang lain untuk bergerak. Tetapi dengan kebutuhan lansia untuk beraktivitas sosial di lingkungannya, menyebabkan dibutuhkannya fasilitas di ruang terbuka tersebut. Dengan memperhatikan adanya kebutuhan yang berbeda, menjadikan adanya perbedaan pula terhadap ketertarikan terhadap pojok atau bagian yang disediakan di taman.Taman lingkungan menjadi media untuk lansia memenuhi kebutuhannya di ruang terbuka berdasarkan kemampuan fisik dan nonfisik yang dimilikinya. Pojok atau bagian taman yang menarik perhatian lansia tentunya harus sesuai dengan kemampuan tersebut. Dengan mengetahuinya, akan berperan penting terhadap pojok atau bagian yang disediakan di taman lingkungan sebagai fasilitas lansia dalam memenuhi kebutuhannya dalam bersosialisasi dan berinteraksi di ruang terbuka dengan aman dan nyaman melalui contoh Taman Dadap Merah.
ABSTRACT
Parks, both neighborhood parks and city parks, are part of Green Open Spaces or RTH which are provided to facilitate communities in certain neighborhood. A park is built as an exciting place for its users to recreate, socialize, and enjoy its beauty, in addition to its function as the lungs of the city. Neighborhood parks are used by various ages in communities, from young people to elderly. Therefore, with various people from all ages inhabiting a certain neighborhood, the benefits of a park should be available for everyone, one of which is the elderly people.Elderly is a stage when someone has entered the age of 60 years or above. By ageing, it will affect the needs and abilities an individual has. It will be different with those in a young age. By getting older, there will be an increased need for the assistance from others to move around. Their needs for having social activites at their neighborhood are causing the need for facilities at open space available to them. By noticing their different needs, it also makes a difference in providing interesting corners specially for them.Neighborhood park becomes platform for elderly people to fulfill their needs in an open space, which is based on their physical and nonphysical abilities. The corners or spots within parks that can pique their interest must be suitable for their abilities. Knowing them, will play an important role in ensuring corners or spots of parks within neighborhood park act as an elderly facility. It is a facility to fulfill the needs of its elderly users in socializing and interacting safely and comfortably in open spaces. Taman Dadap Merah will be used as the case study.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernindyasti Dwitya Hapsari
Abstrak :
Skripsi ini membahas bagaimana tipe permukiman yang berbeda dengan pola yang berbeda berpengaruh pada interaksi sosial penghuni. Interaksi sosial dalam sebuah permukiman bergantung pada sarana sosial yang ada di dalamnya seperti sekolah dasar, tempat berbelanja, taman dan area bermain serta akses bagi pejalan kaki. Seringkali di dalam sebuah permukiman bahkan dalam skala neighbourhood (rukun warga) banyak para penghuni yang tidak saling mengenal penghuni lainnya. Padahal seharusnya skala neighbourhood adalah skala yang menunjukkan kedekatan emosional dalam suatu area. Dalam istilah Indonesia, kita lebih mengenal dengan kata bertetangga. Metode analisis yang dilakukan adalah dengan menelusuri interaksi sosial di dalam sebuah neighbourhood. Bagaimana ruang interaksi sosial terjadi di dalam sebuah neighbourhood. Studi kasus mencoba membedah tiga sampel neighbourhood yang memiliki pola berbeda satu sama lain. Studi kasus tersebut antara lain adalah neighbourhood pada konteks permukiman kampung, gated medium dan gated large. Ketiga studi kasus memiliki pola permukiman yang berbeda. Pada akhirnya akan terjawab bahwa pola neighbourhood pada sebuah permukiman memiliki kaitan dalam aktivitas interaksi sosial penghuni.
This writing will reveal how the type of residences affect to inhabitant's social interaction. Social interaction in one residence depends on social element like elementary school, daily needs shop, small park and playground for kids, also access for pedestrian. It often happens in a residence which among inhabitants didn't know each other and it happens too to a smaller scale residence: neighbourhood. Neighbourhood should contain not only physical closeness but also emotional closeness. The method of the analyses is learning about social interaction happens in a neighbourhood. Case studies will try to analyse three samples of neighbourhood which has pattern differences. The case studies are in kampung context, gated medium context and gated large context. Each of case studies has their own pattern which different among another. In the end, the answer is the pattern of neighbourhood affect social interaction among inhabitants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S52234
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edie Toet Hendratno
Abstrak :
Penelitian ini merupakan suatu penelitian tentang bentuk-bentuk adaptasi sosial penghuni rumah susun terhadap lingkungannya. Adaptasi merupakan salah satu mekanisme yang terjadi pada manusia, ketika ia menghadapi suatu stressor yang bersumber dari alam, lingkungan fisik maupun lingkungan yang berkaitan dengan hubungan sosial antara manusia. Dalam hal ini manusia mengembangkan suatu mekanisme penyesuaian diri yang disebut adaptasi. Dalam kaitan dengan pokok penelitian ini, masalah utama perkotaan yang dihadapi oleh kota-kota di dunia termasuk Jakarta adalah pertambahan penduduk yang kurang terkendali, pertumbuhan kota yang serba cepat dan kompleks dalam hal pengembangan fungsi-fungsi sebagai pusat dari berbagai kegiatan yang kesemuanya belum dapat tertampung secara semestinya di ruang-ruang yang diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu upaya Pemerintah DKI Jakarta dalam mengatur ruang wilayahnya yaitu dengan mengadakan penataan pada pemukiman kumuh. Dalam upaya penataan pemukiman kumuh tersebut, rumah susun merupakan satu pilihan utama bagi daerah kumuh yang ditata kembali. Upaya penataan pemukiman kumuh menjadi rumah susun, salah satu masalah yang dihadapi adalah membudayakan kehidupan rumah susun kepada warga yang semula menempati wilayah pemukiman perkampungan kumuh bukan rumah susun. Lingkungan pemukiman rumah susun yang merupakan lingkungan pemukiman baru bagi penghuninya, menuntut adanya proses penyesuaian teitentu sebagai suatu hunian bagi penghuninya. Penelitian lapangan ini menunjukkan bahwa proses penyesuaian penghuni rumah susun terhadap rumah huniannya dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan dari penghuni rumah susun tersebut. Pada saat kebudayaan menjalani fungsinya sebagai pedoman yang membekali pemilik kebudayaan untuk menafsirkan atau memberikan pandangan terhadap lingkungan sekitarnya, proses penyesuaian mereka akan dipengaruhi pula oleh dimensi waktu (sejarah) dan sesuai dengan konteks tempat kebudayaan itu berada.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>