Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noti Sudahono
"Label pangan adalah keterangan mengenai pangan baik berupa gambar, tulisan, kombinasi gambar dan tulisan, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. (PP no.69 tahun 1999)?. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku membaca label pangan dan pengetahuan gizi pada mahasiswa sarjana reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia angkatan 2013. Penelitian memakai desain cross-sectional dengan responden 110 mahasiswa sarjana reguler FKM UI angkatan 2013. Penelitian berlangsung pada bulan Maret-Mei 2014. Data penelitian diperoleh menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan metode quota sampling. Analisis data adalah analisis deskriptif univariat. Peneliti menemukan bahwa 66,4% responden membaca label pangan bagian informasi produk dan 62,7% membaca label informasi nilai gizi pada label pangan. Komponen informasi produk paling banyak dibaca adalah tanggal kedaluwarsa (92,7%) dan paling sedikit dibaca adalah nomor pendaftaran (0%). Komponen label informasi gizi paling banyak dibaca adalah lemak total (54,5%), dan paling sedikit dibaca adalah natrium (11,8%). Tingkat pengetahuan mengenai gizi dan label pangan 87,3% baik dan 12,7% kurang.

Food labels contain nutritional information about food product intended to inform consumer about the product specifically. Food label will reach its function only if consumer read it with good understanding about nutrition and food labels knowledge. This research aims to get an overview about food label reading behavior and the knowledge about nutrition and food label among college student at Public Health Faculty of Universitas Indonesia. This is a descriptive research with cross-sectional design. The total respondents were 110 participants taken with quota sampling method. The research was conducted between March and May, 2014. The researcher gathers data by using self-reported questionnaire. The data was analized using univariate analysis. This research found that 66,4% respondents read food labels containing product information and 62,7% respondents read nutrition label. Most of respondents read expired date (92,7%) and total fat (54,5%). None of respondents read registration number of product (0%) and few read natrium (11,8%). General knowledge about nutrition and food labels is good (87,3%) and the rest is not good enough (12,7%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lianny Alda Suhendra
"Skripsi ini membahas hubungan pengetahuan gizi dan faktor lainnya dengan pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kemirimuka. Pengendalian tekanan darah dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Terdapat terapi farmakologis dan non farmakologis berupa edukasi faktor risiko. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa usia merupakan faktor yang mempengaruhi pengendalian tekanan darah. Pengetahuan gizi dan faktor lainnya yang tidak diteliti tidak mempengaruhi pengendalian tekanan darah. Variabel usia mempengaruhi hubungan antara pengetahuan gizi dengan keadian tekanan darah tidak terkendali. Usia mempengaruhi hubungan antara pengetahuan gizi dengan kejadian hipertensi tidak terkendali setelah dikontrol kebiasaan merokok, keadaan stress, dan jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka pada tahun 2023.

This study focuses on the relationship between nutritional knowledge and other factors and blood pressure control in hypertensive patients in the working area of the Kemirimuka Community Health Center. This study focuses on blood pressure control is carried out to prevent complications. There are pharmacological and non-pharmacological therapies in the form of risk factor education. The results of this study show that age is a factor that influences blood pressure control. Nutritional knowledge and other factors not studied did not influence blood pressure control. The age variable influences the relationship between nutritional knowledge and the incidence of uncontrolled blood pressure. Age influences the relationship between nutritional knowledge and the incidence of uncontrolled hypertension after controlled by smoking habits, stress conditions, and gender in hypertensive patients in the Kemiri Muka Community Health Center working area in 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfanny Anwar
"ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan program D III Gizi, selain memperbaiki manajemen institusi pendidikan, juga perlu diketahui hal-hal lain yang berhubungan dengan mutu, antara lain karakteristik lulusan (jenis kelamin, status mahasiswa, status perkawinan, hasil ujian masuk, umur, cara belajar, dana, tempat tinggal, NEM, minat dan persepsi lulusan terhadap proses belajar mengajar). Dalam penelitian ini dilihat hubungan antara karakteristik lulusan dengan penguasaan pengetahuan gizi standar (mutu dari aspek kognitif) berdasarkan kemampuan lulusan menjawab pertanyaan-pertanyaan pengetahuan dimana pertanyaan yang diajukan adalah hal-hal standar yang hendaknya dikuasai oleh seorang ahli gizi.
Disain penelitian merupakan survei dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian adalah di DKI Jakarta dan Jawa Barat meliputi 3 institusi DIII Gizi yang terdiri dari 2 institusi D III Gizi Negeri dan 1 institusi D III Gizi swasta, dengan total populasi 212 orang dan sampel sebanyak 150 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden sedangkan data sekunder yang diperlukan diperoleh dari masing-masing institusi dan Pusdiknakes.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa nilai rata-rata penguaaaan pengetahuan gizi lulusan adalah 59.67 (nilai mutu D), sedangkan bila dilihat berdasarkan institusi, maka lulusan DIII negeri mempunyai rata rata yang lebih baik (61.36 atau nilai mutu C) dibanding D III Gizi swasta (49.89 atau nilai mutu E).
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bemakna (p<0.05) antara penguasaan pengetahuan gizi standar dengan jenis kelamin (laki-laki 62.61, perempuan 58.21), hasil ujian masuk (calon utama 63.47, calon cadangan 52.93), cara belajar (belajar teratur sesuai sistem SKS 66.15, belajar tidak teratur 53.54), NEM (semakin tinggi NEM, semakin tinggi skor mutu lulusan dengan r = 0.688), persepsi terhadap proses belajar mengajar (semakin tinggi nilai persepsi, semakin tinggi skor mutu lulusan, dengan r = 0.642). dan status institusi (institusi negeri institusi 63.66, dan institusi swasta 49.89 )
Dari analisis multivariat terlihat adanya hubungan bermakna antara penguasaan pengetahuan gizi dengan lima variabel bebas, masing-masing ( diurut sesuai keeratan hubungan) adalah cara belajar, status institusi, hasil ujian mosaic, persepsi terhadap proses belajar mengajar , dan NEM.
Disimpulkan bahwa kelima variabel tersebut dapat menjelaskan variabilitas nilai penguasaan gizi standar sebesar 75.3 %, sehingga perlu mendapat perhatian dalam usaha menghasilkan lulusan yang bermutu Sedangkan saran untuk perbaikan diberikan pada institusi D III Gizi, Pusdiknakes DepKes RI dan peneliti lain.

Relationship Between Characteristics Of D III Gizi Graduates in DKI Jakarta and West Java 1998 and The Mastering of Basic Nutrition Knowledge
To increase the quality of D III Gizi graduates, besides improving the management of the institutions it is important to know the other problems inparticular the student characteristics. This research aims to examine the relationship between students' characteristic and the quality of graduates which is measured through the score of the mastering basic nutrition knowledge, i.e from their answers to the questions on the standard knowledge about matters that they have to know as a nutritionist.
The research design is a cross sectional survey. It is carried out in 3 institutions of DIII Gizi i_e in DKI Jakarta and West Java with the total population of 212 students and the number sampel of 150 students. The collection of primary data is conducted by distributing questionaires to the respondents, while other data are taken from the respective institutions and Pusdiknakes.
From the univariat analysis it reveals that the mean score of the mastering basic nutrition knowledge is 59.67 (D). The comparison between government and private institusion showed that the government intitusion gets higher score than the private institusion. The mean score in the government institusion is 63.66 (C) while the mean score in private institusion is 49.89 (E).
The result of bivariate analysis showed that variables which have significant relationship with the mastering basic nutrition knowledge are sex, admission test, method of study, NEM, perception of learning and teaching process, and institution status ( with the value of p < 0.05). The different mean score is caused by sex ( male students 62.61 and female students 58.21 ), admission test (prime candidate 63.47 and reserve candidate 52.93), method of study ( good method of study 66.15 and bad method of study 53.54), NEM ( r 0.633), the perception of' learning and teaching process ( r = 0.642), and institution status ( government institution 63.66 and private institution 49.89).
The multivariate analysis shows that five variables are proved to be significantly related with mastering basic nutrition knowledge. They are method of study, institution status, admission test, perception of learning and teaching process, and NEM.
It is concluded that five variabels give contribution of 75.3 % to increase the mastering basic nutrition knowledge, and have to be considered in the efforts to produce the high quality graduates. It is suggested that to improve the basic knowledge of the students of D III Gizi some measures should be taken by teaching institutions, Pusdiknakes DepKes RI and also interested researchers.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Utami
"Seiring dengan meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif, khususnya Penyakit Kardiovaskuler ( PKV) di Indonesia, berkembang pula pemasaran global bermacam - macam suplemen makanan. Hal yang penting diperhatikan konsumen suplemen makanan adalah memahami cara penggunaannya yang benar. Mereka perlu memperoleh petunjuk dari ahli tentang manfaat suplemen, bagaimana pengaturannya dalam makanan sehari - hari, serta perilaku sehat yang menunjang agar manfaat suplemen lebih efektif. Salah satu suplemen yang beredar di Kotamadya Bandung 1998 adalah suplemen dengan komposisi utama omega -3. Berdasarkan pengamatan, pemasaran multi level marketing (MLM) berhasil menjaring konsumen yang leas. Pada pemasaran ini konsumen memperoleh bimbingan dan konsultasi pemahaman penggunaan suplemen, dengan demikian diasumsikan bahwa konsumen memiliki pengetahuan gizi yang memadai.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pengaruh pengetahuan gizi terhadap penggunaan suplemen omega - 3, setelah dikontrol oleh faktor -pendapatan, tingkat konsumsi lemak, kebiasaan olahraga dan merokok. Penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol marching umur dan jenis kelamin, dengan sampel 91 pasang responden. Pengolahan data menggunakan program Epi Info 6 dan Stata 4. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat dan stratifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan gizi baik mempunyai kemungkinan 5,18 kali menggunakan suplemen omega-3 dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan gizi kurang. Pengaruh pengetahuan ini menurun menjadi 4,24 kali setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan . Demikian pula pengaruh pengetahuan gizi menurun dari 5,18 kali menjadi 4,71 kali setelah dikontrol oleh kebiasaan olahraga . Nampaknya cars pemasararan MLM pads lokasi penelitian, menjadi faktor penentu baiknya pengetahuan gizi responden.
Pemasaran dengan MLM sebaiknya melibatkan tenaga ahli dalam operasional sehari ? hari. Hal ini merupakan salah satu perlindungan kepada konsumen, dan meningkatkan efektifitas suplemen omega - 3, serta menghindari kesan bahwa pemasaran ini hanya bersifat bisnis semata. Penyuluhan yang terns - menerus dan berkesinambungan perlu menjadi program utama pada perusahan distributor suplemen omega - 3. Efektifitas manfaat suplemen omega -3 serta studi kualitatif pads penggunaan suplemen omega-3 dapat menjadi lanjutan penelitian yang telah dilakukan.

Effect of Nutrition Knowledge on Health Food Supplement of Omega-3 in Dislipidemia cases in the Municipality of Bandung Year 1998The Coronary Heart Disease (CHD) as one of the masnifestation of degenerative diseases tends to increase in prevalence year by year. Accordingly, there is also an improved market share of health foods. Considering that the consumers should be able to understand how to use appropriately those health foods, they should obtain accurate and adequate instructions about health foods including their advantages and disadvantages, purposes on daily consumption and healthy behavior toward effective treatment from health and nutrition specialist. One of the health foods, that has already been in the Bandung market in 1998 consisted omega-3. Based on a survey, a multi Ievel marketing ( MLM ) has been able to coup wider consumer. Through this marketing channel consumers obtained effective guidance and counseling to consume and its assumed that they obtained proper nutrition knowledge.
This research has a main purpose to obtain effect of nutrition knowledge to use health food omega-3 controlled by several confounding factors such as occupation, education, salary, level of fat consumption, exercise and smoke behavior. It used a case - control design by mathing in age and sex of 91 pair of respondents. Data were analysed through Epi-Info 6 and Stata 4. It is conducted through univariate, bivariate and stratification analyse.
Finding showed respondents who have better nutrition knowledge have 5.18 times to use omega-3 supplement compare to the low one. This effect decreased to 4.24 times after controlled by education. Furthermore, when association controlled by exercise behavior, the use of omega-3 decrease from 5.18 times to 4.71 times. As a result, sems that multi level marketing could be also a factor influencing respondents to have better nutrition knowledge.
Finally, MLM encourages people to include health and nutrition specialist in daily operational. It has also purposes of directly providing assistance and protecting consumers, increasing effective omega-3 consumption and avoiding an image profit oriented. Sustainable nutrition education, also could be a priority program in the company distributoring omega-3. Studies in efficaly of omega-3 supplement in individual and exploring the rationale on using the supplement might be done in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T9575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Rizqi Skriptiana
"Konsumsi minuman ringan dunia pada tahun 2005 menunjukkan angka 498 miliar liter, kemudian meningkat di tahun 2007 menjadi 552 miliar per liter atau sekitar 82,5 liter per orang. Rata-rata remaja di Indonesia mengonsumsi minuman ringan sebanyak 2 botol/kaleng dalam seminggu. Tingginya perilaku konsumsi remaja mungkin disebabkan pengetahuan gizi, pengaruh dari teman sebaya, keluarga dan media massa serta faktor-faktor lain. Penulis melalui penelitian ini ingin mengetahui gambaran perilaku konsumsi minuman ringan dan faktor-faktor yang memengaruhinya di SMPIT Nurul Fikri Depok yang tidak menyediakan minuman ringan berkarbonasi di kantin sekolahnya.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain studi cross sectional, mengambil sejumlah 108 siswa kelas VII dan VIII menjadi responden dengan metode acak sederhana. Setiap responden diminta untuk mengisi sendiri (self-administered) kuesioner yang tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 32,4% siswa SMPIT Nurul Fikri yang mengonsumsi minuman ringan. Preferensi, teman sebaya, keluarga, dan media massa memiliki peran dalam konsumsi minuman ringan remaja. Meskipun hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan konsumsi minuman ringan, namun siswa laki-laki cenderung mengonsumsi minuman ringan lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. Siswa yang memiliki uang saku di atas rata-rata memiliki kecenderungan mengonsumsi minuman ringan lebih tinggi. Peraturan dari pihak sekolah dan yayasan dalam melarang penjualan minuman ringan di kantin sekolah sudah baik dan perlu dipertahankan.

World's consumption of carbonated soft drinks consumption in 2005 was 498 billion litters and increased up to 552 billion litters in 2007. This equivalent into global soft drinks consumption of 82.50 litters per person. Average of Indonesian teenagers consumption of soft drinks are about 2 bottles/cans per week. The high consumption of carbonated soft drinks in teenagers probably caused by nutrition knowledge, influences from peer group, family through parents modeling, mass media and other factors. The aim of this study is to see the prevalence of carbonated soft drinks consumption and factors that affect its consumption in SMPIT Nurul Fikri Depok where carbonated soft drinks is not allowed to sale in school's canteen.
This study is a quantitative study with cross sectional design, using 108 students of grade VII and VIII as respondents taken by simple random sampling method. Each students were asked to fill the questionnaire by self-administered way. Results show that only 32.4% SMPIT Nurul Fikri's students who consume carbonated soft drinks. Preference, peer group, family and mass media seems have a strong relation with teenager's carbonated soft drinks consumption. Eventhough statistics didn't show a significant relation between sex and carbonated soft drinks consumption, boys tend to have higher consumption of carbonated soft drinks than girls. Students with high daily allowance also have a high soft drinks consumption. Not to sale carbonated soft drinks in this school is really good rule and need to be maintained by school itself and the foundation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Nur Shadrina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan norma subjektif tentang gizi seimbang pada siswa SMP setelah diberikan intervensi dengan menggunakan media leaflet dan video. Leaflet yang digunakan dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan RI dan video yang dikembangkan oleh peneliti dengan konten mengacu pada leaflet. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan rancangan nonequivalent control group design. Penelitian ini dilakukan kepada 61 siswa kelas VII di SMPN terpilih. Kelompok leaflet berjumlah 31 siswa dan kelompok video berjumlah 30 siswa. Pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 4 kali yang terdiri dari 1 kali pre-test (H-0) dan 3 kali post-test (H-0, H+1, H+11) untuk melihat pola dan retensinya. Uji statistik yang digunakan yaitu t dependen dan uji Wilcoxon untuk melihat perubahan di dalam masing-masing kelompok dan uji t independen dan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antar kelompok.
Hasil penelitian ini menunjukkan pada kelompok media leaflet, terdapat peningkatan yang signifikan dari pre-test ke post-test 1 terhadap pengetahuan (P=0,000), sikap (P=0,014), norma subjektif responden (P=0,022) dan tidak ada perubahan yang signifikan dari post-test 1 ke post-test 2 dan post-test 2 ke post-test 3 terhadap seluruh variabel. Pada kelompok media video, pengetahuan meningkat signifikan dari pre-test dan post-test 1 (P=0,000) namun tidak untuk sikap (p=0,425) dan norma subjektif (P=0,511), dan sikap menurun signifikan dari post-test 2 ke post-test 3 (P=0,037). Antara kelompok leaflet dan video, tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap yang signifikan pada ketiga perubahan. Pada norma subjektif, terdapat perbedaan perubahan yang signifikan dari post- test 1 ke post-test 2 (P=0,014) dan post-test 2 ke post-test 3 (P=0,033), dengan nilai rata-rata norma subjktif lebih tinggi pada kelompok media video.

The purpose of this study is to understand the effect of intervention aided with leaflet and video with knowledge, attitude and subjective norms in middle school student. The leaflet used were developed by Indonesian Ministry of Health and video developed by researchers with contents referring to leaflet. The study used quasi experimental design with nonequivalent control group design. This study conducted on 61 seventh graders in selected public middle school. The leaflet group consisted of 31 students and video group consisted of 30 students. Data retrieved was carried out 4 times consisting of 1 pre-test (D-0) and 3 times post-test (D-0, D + 1, D + 11) to see the pattern and retention. The statistical test used in this study is dependent t test and Wilcoxon test to see changes in each group and independent t test and Mann-Whitney test to see differences between groups.
The results of this study showed that within the leaflet media group, there was a significant increase from pre-test to post-test 1 in knowledge (P = 0,000), attitude (P = 0.014), subjective norms of respondents (P = 0.022) and no significant changes from post- test 1 to post-test 2 and post-test 2 to post-test 3 in all variables. Within the video media group, knowledge increased significantly from pre-test and post-test 1 (P = 0.000) but not in attitudes (p = 0.425) and subjective norms (P = 0.511), and attitudes decreased significantly from post-test 2 to post-test 3 (P = 0.037). Between leaflet and video media group, there were no significant differences in knowledge and attitudes between in all three changes. In subjective norms, there are significant differences between two groups from post-test 1 to post-test 2 (P = 0.014) and post-test 2 to post-test 3 (P = 0.033), with higher mean scores of subjective norms in the video media group.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Apriliani Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan tentang gizi seimbang pada siswa kelas V SD setelah diberikan intervensi dengan menggunakan media leaflet dan video. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan dua kelompok perlakuan. Penelitian ini dilakukan kepada 46 siswa kelas V di SDN terpilih. Kelompok leaflet berjumlah 24 siswa dan kelompok video berjumlah 22 siswa. Pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 4 kali, yang terdiri dari 1 kali pre test dan 3 kali post test untuk melihat retensi pengetahuannya.
Uji statistik yang digunakan yaitu t berpasangan untuk menganalisi perubahan di dalam masing-masing kelompok dan uji t independen untuk melihat perbedaan antara kelompok serta hubungan karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan pengetahuan dan penurunan retensi pada masing-masing kelompok (p<0,05), dengan penurunan retensi pengetahuan yang paling sedikit yaitu pada kelompok video dibandingkan kelompok leaflet.

The Purpose of this research is to understand the change of knowledge nutrition among studenst class 5 in elementary public school after being given tha intervention by using leaflet and video media. Design study that is used is quasy experiment with two treatment group. This research is aplicated to 46 students of the 5th grade in several Elementary School in Bekasi City. Leaflet group consists of 24 students and video group consists of 22 students. Tha data is taken 4 times in each group, included 1 pre test and 3 post test to observe the knowledge retention.
The statistic test that is used is t test dependent to analyze the retention scor change within group and t independent to analyze the differences scor between groups and the relationship of characteristics of respondents to the level of knowledge. The result of this research shows the change of knowledge retention in each group (p<0,05), with decreased retention of knowledge is in video group compared to leaflet group.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Teni Safira
"Edukasi dan konseling gizi telah terbukti banyak menyelesaikan masalah seputar gizi. Metode telehealth yang mulai dikembangkan untuk pelayanan kesehatan juga menyasar bidang gizi (teledietetics). Di Indonesia sendiri saat ini belum banyak penelitian mengenai telehealth di bidang kesehatan, termasuk di bidang gizi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pendampingan gizi mencakup pemberian edukasi dan konseling gizi terhadap pengetahuan gizi dan perilaku makan subjek. Penelitian ini menggunakan desain studi kuasi-eksperimental pre-test – post-test. Sejumlah 39 pekerja kantor yang terbagi menjadi 21 subjek kelompok perlakuan dan 18 subjek kelompok kontrol menjadi subjek pada penelitian ini dan diberikan metode pendampingan gizi yang berbeda: metode telehealth (perlakuan) dan metode face-to-face (kontrol). Subjek diminta untuk mengisi kuesioner yang berisikan 11 pertanyaan seputar materi intervensi serta melakukan recall asupan 1x24 jam setiap satu kali dalam seminggu. Perbedaan rata-rata antara kedua kelompok dianalisis menggunakan uji independent t-test. Metode telehealth dianggap menjadi metode yang lebih baik untuk meningkakan pengetahuan gizi dibandingkan metode fae-to-face (p<0,05). Selain itu, rata-rata selisih jawaban benar lebih juga lebih tinggi pada metode telehealth (3,00 ± 1,61) dibandingkan dengan metode face-fo-face (1,55 ± 1,34).

Nutrition education and counselling have proven to overcome nutritional problems. Telehealth which starting to thrive in Indonesia’s health service also targeting nutrition field (teledietetics). There is still lack of research about telehealth in Indonesia. Hence, this present study aimed to evaluate the effect of nutrition assistance including nutritional education and counselling on nutrition knowledge and dietary intake. This research is using a pre-test – post-test quas-experiment design. There are 39 academic staffs who participate and becoming the subjects of this study. The subjects then divided into two groups, telehealth group and face-to-face group. The subjects will asked to answer 11 questions about nutrition knowledge and do the 1x24 hour food recall once a week on weekday. The results shows that on increasing nutrition knowledge, telehealth group has better result (P<0,05). On comprehension assessment, telehealth group (3,00 ± 1,61) also showed higher deviation between before and after intervention rather than faceto- face group (1,55 ± 1,34)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garnecia Mangosta DV
"Anak-anak sekolah dasar memiliki kebiasaan jajan, pada umumnya setiap hari menghabiskan seperempat waktunya di sekolah disertai dengan kegiatan jajan (WHO, 1993). Makanan jajanan anak sekolah ini sangat berisiko terhadap pencemaran mikrobiologis dan bahan tambahan makanan berbahaya yang tentunya dapat mengancam kesehatan anak. Diketahui bahwa 60% jajanan anak sekolah di seluruh Indonesia tidak memenuhi standar mutu dan keamanan, 56% sampel mengandung rhodamin dan 33% mengandung boraks (BPOM, 2004).
Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memilih jajan pada siswa SDN Pondok Cina 2 tahun 2011, seperti faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor reinforcing. Besar sampel penelitian yaitu 137 responden yang terdiri dari kelas 4 dan 5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin siswa memiliki hubungan (p value=0.031) dengan perilaku jajan siswa di SDN Pondok Cina 2 tahun 2011. Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa snack dan jajanan dengan saos merah adalah dua jajanan favorit yang biasa siswa beli di luar pagar sekolah. Penelitian ini juga menemukan bahwa 46.5% siswa menyukai jajanan dengan saos merah.

Elementary school children have a snack habits. In general, every day they spent a quarter of time in the school accompanied by snack activities (WHO, 1993). Snacks are particularly at risk of microbiological contamination and harmful food additives that can certainly threaten the health of children. It is known that 60% of street children in schools throughout Indonesia does not meet the standards of quality and safety, 56% of the sample containing rhodamine and 33% contain borax (BPOM, 2004).
This research was conducted with cross sectional method, to determine the factors that influence on student's behavior on choosing snack at SDN Pondok China 2 years 2011, such as predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors. Total study sample consisted of 137 respondents from grades 4 and 5. The results of this study indicate that student gender has a relationship (p value = 0.031) with the student's behavior on choosing snack at SDN Pondok snack China 2 year 2011. In addition, this study also found that snack (chiki, candy, biscuit,etc) and food with red sauce are two favorite snacks that students usually buy from the vendors who sell snacks out of the school fence. The study also found that 46.5% of students like snacks with red sauce.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amita Paramal Dini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu, lingkungan, dan sistem makro dengan perilaku makan remaja. Penelitian dengan desain cross-sectional dilakukan di SMA Negeri 64 Jakarta. Siswa terpilih (n = 185, umur 15-17 tahun, semua jenis kelamin) mengisi angket yang berisi pertanyaan tentang identitas responden, pengetahuan dan sikap gizi, citra tubuh, teman sebaya, makan bersama keluarga, sumber informasi gizi, serta perilaku makan. Berat badan dan tinggi badan juga diukur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 91,4% memiliki perilaku makan tidak sehat. Pengetahuan gizi dan citra tubuh berhubungan dengan perilaku makan remaja. Oleh karena itu, perlu ada program promosi gizi dan kesehatan yang khusus menargetkan remaja supaya pesan dan cara penyampaiannya lebih mudah diterima.

ABSTRACT
The aim of the study was to determine the interactions between individual, environmental, and macro system factor, with eating behaviors among adolescents. A cross-sectional survey was conducted at State Senior High School SMA 64 Jakarta. A selected group of students (n = 185, aged 15-17 years, both sexes) completed self-reported questionnaire which contained questions about subject identities, nutrition knowledge and attitude, body image, peer group, family meal frequency, exposure to nutrition information, and eating behavior. Weight and height were measured. The result of the study was 91,4% participants had unhealthy eating behaviors. Nutrition knowledge and body image associated to adolescents? eating behavior. The result suggested there should be a nutrition and health promotion programme designed for adolescents."
2014
S57181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>