Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Langlang Gumilar
Abstrak :
Dalam rangka meningkatkan pasokan tenaga listrik di Pulau Jawa. Pemerintah dalam hal ini PT PLN, membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pompa Cisokan Hulu yang terletak di Kabupaten Bandung Barat yang akan terhubung dengan saluran transmisi 500 kV Cibonong-Saguling. PLTA Pompa Cisokan ini memilki kapasitas terpasang 1040 MW ketika menjadi generator dan 1100 MW ketika menjadi pompa. PLTA pompa Cisokan diharapkan dapat menambah pasokan energi listrik pada saat beban puncak. Salah satu cara untuk mengurangi biaya pembangkitan ketika beban puncak adalah dengan menggantikan pengoperasian PLTG dan PLTGU dengan PLTA Pompa yang mempunyai biaya produksi lebih murah. Pada pengoperasian PLTA Pompa Cisokan perlu diperhatikan jadwal pemompaan dan jadwal ketika menjadi generator. Pemompaan dilakukan pada waktu beban dasar, selanjutnya ketika beban puncak PLTA Pompa Cisokan berperan sebagai generator, sehingga PLTG dan PLTGU beroperasi pada batas aman minimum. Untuk pemompaan, energi listriknya diambil dari sistem dan biaya pemompaanya menggunakan biaya produksi sistem beban. Pada setiap skenario akan meminimalkan setiap PLTG dan PLTGU secara berurutan, dan selanjutnya dilakukan analisis perubahan biaya produksi sistem dan pengurangan biaya pembangkitan selama 24 jam. Ketika pengoperasian PLTA Pompa Cisokan dengan meminimalkan PLTG Muara Tawar, PLTG Grati, PLTG Gresik, dan PLTGU Muara Tawar didapat biaya produksi Cisokan sebesar 1.119,83 Rp/kWh, serta penghematan biaya pembangkitan selama 24 jam sebesar Rp 1.098.334.457,11.
In order to improve power supplies in Java. The government in this case PT PLN, build a Pump Storage Cisokan Hulu is located in West Bandung Regency that will be connected to the 500 kV transmission line Cibonong-Saguling. Cisokan Pump Storage has an installed capacity of 1040 MW when it becomes a generator and 1100 MW when it becomes the pump. Cisokan Pump Storage is expected to increase the supply of electricity during peak loads. One way to reduce the cost of generating when the peak load is to replace the operation of the gas power plant and steam gas power plant with pump storage that have cheaper cost of electricity. In the operation of Pump Storage Cisokan noteworthy pumping and generator schedule. Pumping is done on the basis of load time, then when the peak load Pump Storage Cisokan acts as a generator, so that the gas power plant and steam gas power plant operates at minimum limits power. For pumping, electrical energy is taken from the system and the pumping cost using the system cost of electricity. In each scenario will minimize gas and steam gas power plant in sequence, and then performed the analysis of changes in the cost of electricity and cost reduction generation system for 24 hours. When operation Cisokan Pump Storage and than minimize Muara Tawar, Grati, and Gresik gas power plant and Muara Tawar steam gas power plant given Cisokan cost of electricity of 1.119,83 Rp / kWh, as well as generating cost savings of over 24 hours of Rp 1.098.334.457,11.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrizaldi Kevinko Syahidan
Abstrak :
Sistem tenaga listrik adalah jaringan interkoneksi yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari pembangkit ke pengguna. Frekuensi sistem menjadi sebuah standar yang perlu diperhatikan dalam penentuan kualitas listrik yang baik dalam batas toleransi kurang lebih 47 hz hingga 52 Hz. Dengan nilai frekuensi yang berada dalam batas toleransi tersebut, maka kualitas daya yang disuplai dalam sistem tenaga listrik akan lebih optimal. Pengendalian PLTA Poso pada sistem tenaga listrik Area Poso merupakan salah satu cara mencapai stabilitas frekuensi. Pada tulisan skripsi ini, PLTA Poso dipilih sebagai pembangkit yang dikendalikan output daya menggunakan governor yang mengatur cadangan air pada bendungan nya dengan rincian kapasitas Poso (3x65 MW). Pembangkit yang dipilih bekerja dengan mengendalikan output daya sesuai dengan fluktuasi pada permintaan energi listrik sepanjang hari baik gangguan pada intermittensi PLTB Sidrap dan PLTB Tolo ataupun gangguan kabel distribusi ke beban. Sebagai pembangkit yang dapat mengendalikan frekuensi sistem, akan dilakukan pengujian pada aplikasi Digsilent untuk melihat pengaruh pengendalian PLTA Poso menggunakan governor hydro terhadap perubahan frekuensi yang terjadi pada sistem tenaga listrik apabila terjadi berbagai macam gangguan. Beberapa skenario gangguan yang disiapkan untuk menguji penggunaan PLTA adalah dengan adanya intermittensi pembangkit renewable energy dan gangguan kabel distribusi yang menyebabkan lepasnya beban pada sistem. Pada simulasi gangguan kabel distribusi pada Bus Pamona menyebabkan hilangnya beban sebesar 83,4 MW pada area Poso menyebabkan kenaikan frekuensi hingga mencapai 54,9 Hz akibat kelebihan suplai daya. Pengembalian frekuensi ke aturan grid 50 Hz menggunakan governor hydro pada PLTA Poso mengembalikan frekuensi sistem ke 50,09 Hz. Pada simulasi gangguan intermittensi PLTB Sidrap dan PLTB Tolo menyebabkan hilangnya suplai daya sebesar 135 MW pada area Poso menyebabkan penurunan frekuensi secara drastis hingga mencapai 27 Hz akibat beban berlebih. Pengembalian frekuensi ke aturan grid 50 Hz menggunakan governor hydro pada PLTA Poso mengembalikan frekuensi sistem ke 49,23 Hz. Hasil dari skenario menyatakan bahwa pengendalian PLTA Poso dengan menggunakan governor hydro dapat membantu mengatasi gangguan jenis intermittensi dan gangguan jenis lepas jalur distribusi. ......The electric power system is an interconnected network that functions to distribute electricity from generators to users. The system frequency becomes a standard that needs to be considered in determining good electrical quality within a tolerance limit of approximately 47 Hz to 52 Hz. With the frequency value that is within the tolerance limit, the quality of the power supplied in the electric power system will be more optimal. Poso hydropower control in the Poso Area electric power system is one way to achieve frequency stability. In this thesis, the Poso hydropower plant was chosen as a power output controlled generator using a governor that regulates the water reserves in the dam with details of Poso's capacity (3x65 MW). The selected generator works by controlling power output in accordance with fluctuations in electrical energy demand throughout the day, both interference with the Sidrap Wind Farm and Tolo Wind Farm interruptions or distribution cable disturbances to the load. As a generator that can control the frequency of the system, a test will be carried out on the Digsilent application to see the effect of controlling the Poso hydropower plant using a hydro governor on frequency changes that occur in the electric power system in the event of various kinds of disturbances. Several fault scenarios are prepared to test the use of hydropower, namely the intermittent renewable energy generation and distribution cable disturbances that cause the load to be released on the system. In the simulation of distribution cable interference on the Pamona Bus, it causes a loss of 83.4 MW in the Poso area causing an increase in frequency to reach 54.9 Hz due to excess power supply. The frequency return to the 50 Hz grid rule using the hydro governor at the Poso hydropower plant returns the system frequency to 50.09 Hz. In the simulation of intermittent disturbance of the Sidrap Wind Farm and Tolo Wind Farm, the power supply loss of 135 MW in the Poso area causes a drastic decrease in frequency to 27 Hz due to overload. The frequency return to the 50 Hz grid rule using the hydro governor at the Poso hydropower plant returns the system frequency to 49.23 Hz. The results of the scenario state that the control of the Poso hydropower plant by using a hydro governor can help overcome the intermittent type disturbance and the off distribution line type disturbance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Pahlefi
Abstrak :
Harus kita akui bahwa paradigma pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan melalui peningkatan ekonomi telah memberikan berbagai kemajuan, namun dibalik keberhasilan itu pembangunan tersebut telah membawa berbagai dampak yang negatif. Momentum pembangunan dicapai dengan pengorbanan (at the expense of) deteriosasi ekologis, penyusutan sumber daya alam, timbulnya kesenjangan sosial dan dependensi. Nampak dengan jelas bahwa pembangunan yang hanya berorientasi pada upaya mengejar pertumbuhan yang sering disebut dengan pembangunan konvensional dilakukan semata-mata untuk kepentingan manusia, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia tanpa memperhatikan masalah lingkungan. Dengan demikian pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan yang didalamnya memuat keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan faktor penting dalam menunjang lajunya pembangunan, diarahkan untuk mengatasi dampak negatif dari pola pembangunan dengan pendekatan pertumbuhan (pola konvensional). Demikian halnya dengan pembangunan waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Lima Puluh Kota, Propinsi Sumatera Barat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan sumber energi listrik, tanpa disadari telah menimbulkan dampak terhadap kehidupan masyarakat yang berada di sekitar waduk. Oleh karena itu masalah yang diteliti dalarn penulisan tesis ini adalah apa dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan waduk PLTA Koto Panjang terhadap kehidupan masyarakat di sekitar waduk khususnya dilihat dari perubahan mata pencaharian. Penelitian ini didasarkan pada beberapa kasus yang terjadi di beberapa daerah, seperti di Kedung Ombo. Dimana di daerah tersebut telah dibangun waduk/bendungan yang akhirnya telah menimbulkan dampak terhadap masyarakat yang berada di sekitar waduk. Dampak yang ditimbulkan antara lain hilangnya mata pencaharian, hilangnya tempat tinggal, hilangnya fasilitas kesehatan dan pendidikan, terganggunya pola kekerabatan, perubahan sistem nilai dan perubahan budaya. Pembangunan waduk PLTA Koto Panjang diyakini juga telah menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitar waduk khususnya dilihat dari perubahan mata pencaharian. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dampak pembangunan waduk PLTA Kota Panjang terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat khususnya dilihat dari perubahan mata pencaharian masyarakat di sekitar waduk dan juga mengkaji jenis-jenis mata pencaharian yang muncul setelah pembangunan waduk PLTA Koto Panjang serta mendeskripsikan/menggambarkan perubahan-perubahan yang terjadi akibat perubahan mata pencaharian sebagai dampak dari pembangunan waduk PLTA Kota Panjang. Hasil penelitian menunjukkan pertama, telah terjadi perubahan jenis-jenis mata pencaharian masyarakat setelah pembangunan waduk PLTA Kota Panjang. Yang dulunya sebelum pembangunan waduk mata pencaharian masyarakat sebagian besar adalah petani karet, setelah pembangunan waduk mata pencaharian mereka terjadi perubahan, diantaranya adalah peternak ikan, tukang ojek, pedagang, tukang bangunan dan penjahit pakaian. Kedua, telah terjadi beberapa perubahan akibat perubahan mata pencaharian masyarakat, diantaranya adalah perubahan keterampilan, perubahan wawasan bisnis dan keterlibatan wanita, perubahan penghasilan dan pola konsumsi serta perubahan kebiasaan hidup. Dengan demikian pembangunan waduk PLTA Koto Panjang telah menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, hal ini ditunjukkan dari perubahan jenis-jenis mata pencaharian dan perubahan-perubahan akibat perubahan mata pencaharian, diantaranya perubahan keterampilan, perubahan wawasan bisnis dan keterlibatan wanita, perubahan penghasilan dan pola konsumsi serta perubahan kebiasaan hidup. Oleh karena itu diperlukan program dari pemerintah daerah untuk membantu masyarakat yang terkena dampak pembangunan waduk PLTA Koto Panjang. Program-program tersebut dapat berupa pemberian penyuluhan di bidang perikanan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat, pemberian bantuan modal bagi pedagang yang kekurangan modal usaha, pemberian sembako bagi yang berpenghasilan rendah.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbi Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin bertambahnya jumlah manusia di dunia semakin meningkatnya juga kebutuhan energi, terbatasnya kebutuhan kesediaan sumber daya energi konvensional membuat berkembangnya penelitian tentang energi terbarukan. Salah satu energi terbarukan yang sedang berkembang ialah mengenai air. Di Indonesia, terdapat banyak sungai dan memiliki iklim hujan yang lumayan bagus untuk mengembangkan energi terbarukan ini. Untuk menciptakan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Mikro yang dapat beroperasi pada berbagai kecepatan alir air maka dirancang sistem Otonomus PLTA Mikro.Untuk merancang sistem otonomus tersebut maka digunakan generator induksi catu ganda DFIG dan generator sinkron magnet permanen PMSG . Turbin menggerakkan DFIG dan PMSG yang terpasang dengan perantara rantai dan sproke gear, PMSG akan memberikan tegangan keluarannya sebagai masukan rotor untuk DFIG sehingga sistem generator menjadi sistem otonomus dikarenakan tidak memerlukan sumber daya eksternal. Tegangan listrik yang dihasilkan dari generator dihubungkan dengan Boost Converter dengan tujuan agar sistem memiliki level tegangan keluaran yang stabil dan sesuai dengan tegangan referensi yang diberikan.
ABSTRAK
The increasing number of people in the world is also increasing the need for energy, limited availability of conventional energy resources makes the development of research on renewable energy. One of the developing renewable energy is water. In Indonesia, there are many rivers and have a pretty good rainy climate to develop this renewable energy. To create a Micro Hydro Power Plant PLTA System that can operate at various water flow speeds, the Micro Hydro Power Plant System is designed.To design the autonomous system, a dual supply induction generator DFIG and permanent magnet synchronous generator PMSG are used. Turbine drives DFIG and PMSG installed with intermediate chain and sprock gear, PMSG will give its output voltage as rotor input for DFIG so that the generator system becomes autonomous system because it does not require external power source. The voltage generated from the generator is connected to the Boost Converter in order for the system to have a stable output voltage level and in accordance with the reference voltage provided.
2017
S69139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anatasya Shalsabilla
Abstrak :
Produksi amonia hijau dengan green hydrogen—elektrolisis air—dapat mempercepat penurunan emisi karbon sampai dengan 41% dari total produksi amonia global pada 2050. Namun, perbedaan penurunan nilai emisi berbagai skema sistem produksi dan rendahnya biaya produksi amonia hijau terhadap fossil-based ammonia mendorong penelitian aspek teknis sistem produksi amonia hijau dilakukan sebagai dasar analisis aspek lingkungan dan ekonomi dari variasi penggunaan sumber energi sistem produksi amonia hijau. Variasi sistem ditinjau dari tiga jenis sumber energi terbarukan, yaitu photovoltaic (PV)-baterai, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sedangkan sistem secara keseluruhan terdiri atas unit elektrolisis air dengan teknologi alkaline electrolyser (AEL), unit separasi udara dengan metode distilasi kriogenik, dan unit sintesis amonia hijau dengan metode Haber-Bosch. Analisis aspek teknis dilakukan dengan simulasi proses ASPEN Plus, aspek lingkungan dengan metode life cycle assessment (LCA) serta ruang lingkup cradle-to-gate, dan aspek ekonomi dengan metode levelized cost untuk mendapatkan efisiensi energi sistem, nilai emisi CO2eq, dan levelized cost of ammonia (LCOA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi energi sistem pada konfigurasi sistem PLTA-AEL sebesar 39,16%, lebih tinggi secara signifikan dibandingkan PLTP-AEL (8,45%) dan PV-AEL (6,71%). Tinjauan aspek lingkungan menunjukkan bahwa PLTA-AEL dinilai paling menguntungkan dengan nilai emisi 0,84 kg CO2eq/kg NH3, diikuti oleh PLTP-AEL dan PV-AEL sebesar 0,87 kg CO2eq/kg NH3 dan 1,14 kg CO2eq/kg NH3 secara berurutan. Di sisi lain, PLTP-AEL menempati posisi teratas dari tinjauan aspek ekonomi dengan nilai LCOA 1.130 USD/ton NH3, diikuti oleh PLTP-AEL sebesar 1.179 USD/ton NH3 dan PV-AEL sebesar 1.356 USD/ton NH3. Aspek ekonomi pada ketiga konfigurasi sistem tersebut, yang belum mampu bersaing dengan grey ammonia, menjadi trade off atas keunggulan aspek lingkungan yang ditawarkan. ......The production of green ammonia with green hydrogen—from water electrolysis— has the potential to accelerate the reduction of carbon emissions by up to 41% of the total global ammonia production by 2050. However, the differences in emission reduction values from various production system schemes and lower green ammonia production cost compared to fossil-based ammonia drive the research of technical aspects of green ammonia production systems. This serves as the basis for analyzing the environmental and economic aspects of the variations in energy sources used in green ammonia production systems. The variations in the system involve three types of renewable energy sources, namely photovoltaic (PV)-battery, geothermal power plant, and hydropower plant, while the overall system consists of an electrolysis unit using alkaline electrolyser technology (AEL), an air separation unit using cryogenic distillation methods, and a green ammonia synthesis unit using the Haber-Bosch method. Technical aspects are analyzed through process simulations using ASPEN Plus, environmental aspects through life cycle assessment (LCA) method with a cradle to gate scope, and economic aspects through the levelized cost method so the system energy efficiency, CO2eq emission values, and the levelized cost of ammonia (LCOA) can be obtained. The research results indicate that the overall system energy efficiency of the PLTA-AEL system configuration is 39.16%, significantly higher compared to PLTP-AEL (8.45%) and PV-AEL (6.71%). From an environmental point of view, PLTA-AEL is considered the most advantageous with an emission value of 0.84 kg CO2eq/kg NH3, followed by PLTP-AEL and PV-AEL with 0.87 kg CO2eq/kg NH3 and 1.14 kg CO2eq/kg NH3, respectively. On the other hand, PLTPAEL ranks highest from an economic point of view with an LCOA value of 1,130 USD/ton NH3, followed by PLTP-AEL at 1,179 USD/ton NH3 and PV-AEL at 1,356 USD/ton NH3. The economic aspects of the three system configurations, which are not yet able to compete with grey ammonia, become a trade-off against the environmental advantages they offer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Pudji Muljanto
Abstrak :
Pintu air merupakan salah satu bagian paling vital pada instalasi bendungan. Keandalan operasi dari pintu air merupakan syarat mutlak bagi keamanan pengoperasian suatu bendungan. Untuk itu dibutuhkan suatu langkah perawatan yang baik pada pintu air tersebut. Pada proses perawatan/perbaikan pintu air perlu dipasang stop log pada sisi hulu bendungan untuk menahan air agar tidak mengganggu proses perbaikan. Pemasangan stop log hanya dapat dilakukan dengan bantuan over head crane yang dirancang khusus untuk ini. Dengan pertimbangan segi keamanan dan kemudahan pengoperasian dibuat suatu rancangan sistem pengendali over head crane stop log. Agar sistem dapat dioperasikan secara remote tanpa harus naik keatas menara pintu air bendungan, digunakan sistem interkoneksi antara PLC dengan PC kendali yang ditempatkan didalam suatu ruang kendali. Semua logika dan sekuensial operasi dari over head crane diprogramkan di dalam PLC, sedangkan proses komunikasi antara panel operator dengan panel pengendali PLC dilakukan dengan menggunakan media transmisi radio yang di modulasi dengan sinyal nada-nada DTMF.
Continuity and reliability operation of the spill-way gates on big water dam is very important consideration to be provided by the local operation company. Reliability and continuity of the said equipment will be keep in good condition if the said company making a good maintenance program for this gate. Before making maintenance activity to the spillway gates, one job to be done is to keep up-stream side of the gates free from water pressure. To do this, we have to use special unit equipment named stop-log gates unit equipped with special cranes. The purpose of these cranes is to arrange stacking of steel-logs at the gate-slot behind spillway gates. In accordance to the safety and simplify operation of stop log crane point of view, we make design of the automation control for the said crane using Programmable Logic Controller with operated remotely from operator panel. Communication between operator panels to PLC I/O will using Radio-frequency modulated by DTMF signal.
2001
T4681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Supriyadi
Abstrak :
The Role of an Engineer in Accelerating the Progress of a Hydroelectric Power Construction Project (PLTA) in Indonesia (Case Study of Nippon Koei Co., Ltd.'S Hydroelectric Power Projects)Indonesia is well endowed with hydropower potential, which is renewable and indigenous energy, with natural support of ample rainfall. The construction of hydropower (PLTA) will conserve the exportable resources such as oil, natural gas and coal, and thus contribute to Indonesia's foreign exchange earnings. The fact that the hydroelectric power is a kind of complex and diversified project involving many parties within the limited space and management, then the presence of a qualified consulting engineer is required to ensure that the Project be completed to quality, to time and to cost. Selecting a consultant is one of the most important decisions an owner or client makes. The success of the Project often depends on obtaining the most able, experienced, and reputable consulting firm. The procurement of a consulting engineer is merely based on the following 3 (three) principal categories: (a) Experience in similar projects (20 % weight) ; (b) Approach and methodology (30 % weight) ; (c) Qualification and competence of the personnel proposed (50 % weight). These categories justify the qualification of a consulting firm selected. This thesis investigates the relationship between the qualification of a consulting engineer supervising the construction of a hydroelectric power and its progress. Nippon Koei Co., Ltd., being the first private independent consulting firm in Japan established in 1946, was selected as the consulting firm with samples of projects including Tanggari-II, Besai, Renun and Musi Hydroelectric Power. Nippon Koei Co., Ltd. has been involved over a long period of time in the development of a number of hydroelectric power projects in Indonesia providing extensive accumulated experience and knowledge therefrom. The required data (secondary data) was obtained from the Monthly Progress Report. The progress of the Project was easily noted from the "S-Curve" and the quality of the Consultant was reflected in the Manning Schedule. Other variables such as productivity level of each expert, the role of Owner and Contractor, and procurement method were assumed to be constant. SPSS 7.5 for Windows was used to run the data for regression analysis. The result yielded a significant relationship in the form of a positive correlation between quality of the Consultant and progress of the Project. It is, therefore, justifiable to conclude that the more qualified consulting firm will positively accelerate the completion of the hydroelectric power projects in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Ferdinand
Abstrak :
ABSTRAK
PT PLN (Persero) Sektor Saguling adalah salah satu unit Pengusahaan PT PLN (Persero) yang mengelola Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, yang berlokasi di Rajamandala, Jawa Barat. Tugas pokok Sektor Sapling adalah membangkitkan tenaga listrik melalui unit PLTA Saguling sesuai dengan target yang direncanakan dan memeliharanya sehingga mampu beroperasi hingga umur desainnya.

Dari studi dokumentasi, ditemukan bahwa realisasi pelaksanaan pemeliharaan enam tahunan atau overhaul PLTA Saguling selalu mengalami keterlambatan yang mengakibatkan kerugian energi yang tidak dapat dibangkitkan yang equivalen dalam rupiah sebesar Rp. 3.988 Miliar / setiap unit overhaul.

Dari hasil studi dokumentasi dan observasi lapangan di PLTA Saguling, diperoleh bahwa unsur pendukung overhaul seperti suku cadang, peraiatan kerja, material kerja dan jumlah tenaga kerja pelaksana overhaul sudah terpenuhi, namun penyelesaian overhaul dengan tepat waktu tidak dapat tercapai dan kemajuan pekerjaan berjalan lambat. Mengingat faktor manusia yang paling dominan diantara unsur diatas, maka penulis beranggapan bahwa diperlukan penelitian yang lebih tajam terhadap tenaga pelaksananya. Dan dari hasil studi kepustakaan, penulis memperoleh beberapa pendapat Pakar yang menyatakan bahwa produktivitas dan kinerja seseorang akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran. Selanjutnya dikatakan bahwa produktivitas dan kinerja dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan seseorang.

Dengan dasar pendapat diatas, penulis mengadakan penelitian tentang pengetahuan dan keterampilan tenaga pelaksana overhaul melalui penyebaran kuesioner yang berisi pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh tenaga pelaksana overhaul tersebut, dan dari hasil analisis jawaban kuesioner tersebut diperoleh bahwa pengetahuan dan keterampilan tenaga pelaksana overhaul berada dibawah tuntutan pekerjaan. Dengan mendasari hasil analisis tersebut, penulis menyarankan kepada PT PLN Sektor Saguling agar memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga pelaksana overhaul guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai tuntutan pekerjaan overhaul tersebut, sekaligus menyarankan metode pelaksanaan yang digunakan yaitu pelatihan ditempat kerja atau in the job training.

Dengan adanya pendidikan dan pelatihan tersebut, diharapkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pelaksana overhaul akan meningkat sesuai dengan tuntutan pekerjaan overhaul, dan sekaligus akan meningkatkan produktivitas dan kinerja pegawai sehingga pelaksanaan overhaul tepat waktu akan tercapai.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Budi Satrio Utomo
Abstrak :
Potensi tenaga air di Indonesia diperkirakan mencapai 75 GW, yang tersebar di seluruh Indonesia, dan 9% di antaranya dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Pengembangan pembangkit listrik tenaga air tidak jauh dikembangkan sampai sekarang dengan kapasitas terpasang 4.938,64 MW pada tahun 2018, dengan pertumbuhan rata-rata 3,82% per tahun, kondisi ini sangat berbeda dengan jenis pembangkit termal yang memiliki kapasitas terpasang 49.492,78 MW pada tahun 2018, dengan pertumbuhan rata-rata 4,91% per tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan bisnis listrik tenaga air dalam menciptakan strategi bisnis dalam mencapai target bauran energi terbarukan pada tahun 2025 sebesar 23%. Metode yang digunakan untuk membuat strategi bisnis baru adalah Business Model Canvas dan Analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan posisi bisnis dalam diagram kuadran Cartesian II (Dua) dengan nilai IFAS 5,536 dan nilai EFAS 3,701 dengan hasil yang mendukung strategi diversifikasi. Hasil dalam menyelesaikan kanvas model bisnis pembangkit listrik tenaga air menerapkan strategi ST. ......The potential of hydropower in Indonesia estimated at 75 GW, which is spread throughout Indonesia, and 9% of which can be utilized to be developed into a Hydroelectric Power Plant (PLTA). The development of hydropower plants is not far developed until now with an installed capacity of 4,938.64 MW in 2018, with an average growth of 3.82% per year, this condition is very different from the types of thermal plants that have an installed capacity of 49,492.78 MW in 2018, with an average growth of 4.91% per year. The purpose of this research is to develop hydropower electricity business in creating a business strategy in an achieve the renewable energy mix target by 2025 by 23%. The method used to create a new business strategy is the Business Model Canvas and SWOT Analysis. The results of this study indicate the business position in the Cartesian quadrant II (Two) diagram with IFAS value of 5.536 and EFAS value of 3.701 with the results supporting the diversification strategy. Results in completing the business model canvas of the hydropower plant applies an ST strategy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin
Abstrak :
Energi, merupakan suatu kebutuhan utama yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Semakin maju suatu negara, semakin besar energi yang dibutuhkan. Bila ditinjau dari sumber, energi listrik yang berasal dari batu bara dan mesin diesel dengan bahan bakar solar, tidak layak karena menimbulkan polusi udara, dan sumbernya bukanlah yang dapat diperbaharui dalam waktu singkat, sumber energi tersebut pada suatu saat akan habis. Salah satu cam yang dianggap cukup efektif dalam pengelolaan Iingkungan secara terintegrasi adalah dengan menggunakan pendekatan pengelolaan ekosistem. PLTA Maninjau mulai beroperasi pada bulan September tahun 1983 dengan lokasi sebelah Barat daya Danau Maninjau pada posisi 20' Lintang Utara dan 100° 10' Bujur Timur ± 125 km sebelah Utara Kota Padang, Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam dengan, jumlah 4 (empat) unit turbin. Pengoperasian PLTA Maninjau merupakan pembangkit tenaga air yang sumber utamanya adalah Danau Maninjau. Menurunnya debit air Danau Maninjau ini dapat diakibatkan oleh 2 (dua) hat, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam mengakibatkan menurunnya debit -karena perubahan Iklim baik dari musim kemarau ataupun musim penghujan. Sedangkan faktor manusia turut berpartisipasi dalam mengakibatkan penurunan debit yaitu dalam hat pengurangan daerah resapan dengan pembukaan lahan untuk kegiatan pertanlan maupun keglatan Iainnya terutama di sekitar Danau Maninjau, yang berakibat berkurangnya jumlah air tanah yang diserap Danau Maninjau. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengindentifikasi penggunaan lahan terhadap besamya neraca air (inflow dan outflow) yang masuk ke Danau Maninjau sejak PLTA Maninjau beroperasi; (2) Seberapa besar erosi dan sedimentasi yang terjadi di kawasan Danau Maninjau; (3) Sejauhmana PLTA Maninjau dalam pengoperasian untuk menghasilkan energi listrik sesuai dengan ketentuan tentang pemanfaatan sumber air. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan tidak tertutup kemungkinan menggunakan data kualitatif. Penelitian kuantitatif biasanya bersifat empiris. Berdasarkan sifat dasar penelitian, penelitian ini tergolong penelitian ex post facto (berdasarkan data dan fakta yang terjadi). Lokasi penelitian Lokasi penelitian bertempat di Danau Maninjau Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Hasil Penelitian menunjukan bahwa wilayah Danau Maninjau secara klimatologis berdasarkan Schmid dan Fergusson sangat basah dan berdasarkan Klasifikasi Mohrtermasuk wilayah basah dengan rata-rata 3.214 mm/tahun. Penggunaan lahan yaitu hutan sebesar 47,57% telah terjadi perubahan selam kurun waktu 23 tahun yaitu dari tahun 1981 s/d 2004 berdasarkan data yang diperoleh sebesar 13,38%, perubahan ini menjadi persawahan sebesar 1,33%, pemukiman 1,54%, kebun 3,34%, tegalan 8,09%. Daya dukung Danau Maninjau untuk budidaya K]A adalah 1.696 petak. inflow maksimum yang masuk ke Danau Maninjau pada tahun 1984 sebesar 162,23 juts m3/bulan terjadi pada bulan Nopember dengan curah hujan sebesar 811 mm. Laju predeksi erosi aktual sebesar 0.067 ton/ha/thn, sedangkan sedimen yang terangkut ke Danau Maninjau sebesar 104,125 ton/thn. pengopersian PLTA Maninjau dalam batas yang ditetap yaitu dengan elavasi maksimum 464,52 Masi dan elevasl minimum 461,22 Masi. Berdasarkan hasil dan pembahasan diketahui bahwa: (1) Penggunaan Air untuk pengoperasian ALTA Maninjau dengan inflow maksimum sebesar 991,01 juta m3/tahun dan Outflow dimanfaatkan oleh PLTA sebesar 712,77 juta m3/tahun, selama tahun 1983-2005 terjadi perbedaan antara Inflow dengan outflow yaitu 278,83 juta m3/tahun - 122,43 juta m3/tahun neraca air semakin berkurang ini disebabkan adanya perubahan penggunaan lahan telah mengurangi daerah moron air; (2) Laju erosi, sedimentasi, dan perkembangan K]A menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dengan laju erosi setiap tahunnya sebesar 0.067 ton/ha/tahun yang terjadi di kawasan Maninjau, sedangkan sedimen yang terangkut ke danau sebesar 104,12 ton/tahun, sedimen dari sisa pakan ikan yang terakumulasi ke Danau sebesar 81.765 ton; (3) Pengoperasian PLTA Maninjau untuk menghasilkan energi iistrik dalam pemanfaatan air telah sesuai ketentuan batasan operasi PLTA antara 464 Masi merupakan elevasi maksimum dan operasi minimum pada elevasi 461,5 Masi. Saran dan penelitian ini Program water managemen pengoperasian PLTA Maninjau untuk menjaga keseimbangan antara produksi Iistrik dengan ketersediaan air danau, ha! ini ketika danau mengalami deficit yaitu perbandingan antara i/Tow dan outflow negatif periu tindakan pengendalian operasional secara konsisten; Perin adanya Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur keberadaan K]A di Danau Maninjau sesuai dengan daya dukung danau agar tidak terjadi degradasi lingkungan. ...... Energy is one of the major necessities in human life. The more advance a country is, the more energy it needs. Viewed from energy sources, the electrical .energy which is derived from coal and solar fueled diesel machines is not feasible as it causes air contamination. In addition, the energy which derives from non-renewable source will be? eventually used up. One of the effective ways in the integrated environmental management is the application of the ecosystem approach. PLTA Maninjau which started its operation in September 1983 is located at the southwest of Lake Maninjau at 20' North Latitude and 100° 10' East Longitudinal or approximately 125 km at the north of Padang Municipality, precisely at Tanjung Raya Sub-District , Agam Regency. It has a total of 4 units of turbines. The main water source for the operation of PLTA Maninjau comes from Lake Maninjau. The decrease of the water volume at Lake Maninjau is caused by two (2) factors, namely natural and human. The natural condition has caused the decrease of water volume resulting from the change of climate from rainy season to dry. Human activities has attributed to the decrease of the water volume at the lake due to the decreasing size of the area for the water absorption through the opening of new areas both for agricultural purpose and other activities at the vicinity of Lake Maninjau. This conversion of land functions has caused the decrease of volume of soil water as absorbed by Lake Maninjau. The objective of this research is to identify- : (1) the use of land against the volume of the water inflow to and outflow from Lake Maninjau since the operation of PLTA Maninjau; (2) how the erosion and sedimentation occur at Lake Maninjau, (3) how far the operation of PLTA Maninjau in generating electrical power comply with terms and conditions on the water source utilization. This research is conducted by applying quantitative approach and however it is not unlikely to apply the qualitative data. The quantitative research usually has empirical characteristics. On the basis of the basic characteristics of this research,' this research can be classified as an ex post fact (based on the data and facts). The location of the research is at Lake Maninjau, Agam Regency, and West Sumatra Province. The results of the research indicate that the area at the vicinity of Lake Maninjau based on Schmid and Fergusson is dimatologicalky very wet and based Mohr Classification, the area is wet with an average of 3.214 mm/year. The land comprises 47.57% of forest which has experienced a thange within a period of 23 years, from 1981 to 2004. Based on the available data, 13.38% of the area has changed to be lice field, 1.33% to be housing area, 1.64% to be plantation and 8.09% to be dry area. The support for 10A cultivation is 1.696 plots. The maximum water inflow to the Lake Maninjau in 1984 was 162.23 million/ m3/month occurred in November with the rainfall of 811 mm. The actual erosion rate is 0.067 ton/year. The operation of PLTA Maninjau is specified with the range of maximum elevation of 464.52 Masi and minimum elevation of 461.22 Masi With reference to the results of the research and discussion, it is identified that (1) the utilization of water for the operation of PLTA Maninjau with maximum inflow of 991.01 millions m3/year and the outflow of water used by PLTA Maninjau of 712.77 million m3/year for the period from 1983 to 2005, there is a difference between the inflow and outflow of water, namely 278.83 million m3/year to 122.43 million m3/year. The decrease of the water volume is caused by the change of the land utilization resulting in the deceased of the size of the land for the water absorption; (2) the erosion, sedimentation and development of the K]A have caused the environmental degradation, with annual erosion rate at the vicinity of Lake Maninjau is 0.067 ton/hectare/year. While the sediment transported to the lake reaches 104,125 ton/year, and the sediment from the fish feed waste transported to the lake is 81,765 ton; (3) the operation of PLTA Maninjau to generate the electrical power by using water has complied with the specified operation range of PLTA operation between 464 Masi as the maximum elevation and minimum operation at the elevation of 464.5 Masi. This research suggests that a water management program be applied in the operation of PLTA Maninjau. The purpose of the program is to maintain a balance between the electrical power generation and the lake water availability. This program is particularly necessary when the lake water is insufficient, when the comparison of the inflow and outflow of waters is negative, and therefore operational control is consistently needed. Local government regulation needs to be established which provides for the existence of K]A at lake Maninjau in accordance with the supports of the fake so as to avoid the degradation of the environment.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>