Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Nurul Khalisha
"Menstruasi merupakan proses alami yang terjadi pada tubuh perempuan yaitu saat lapisan rahim terlepas melalui vagina. Menstruasi merupakan bagian normal dari kesehatan reproduksi dan menandakan bahwa tubuh perempuan mampu bereproduksi. Dismenore adalah sensasi nyeri pada perut bagian bawah yang kadang dapat merambat ke pinggul, punggung bagian bawah, dan paha. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis. Dismenore primer dapat dikurangi dengan terapi, salah satunya dengan metode TENS. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) adalah metode pereda nyeri yang melibatkan penggunaan arus listrik ringan. Metode ini menggunakan konsep Gate Control Theory yang memberi sensasi baru untuk mengalihkan perhatian dari nyeri yang lain. Alat yang diusulkan menggunakan metode TENS yang dapat dibuat dengan menggunakan motor driver yang mendapatkan tegangan tinggi dari baterai yang dihubungkan ke boost converter (XL6009). Output tegangan yang dihasilkan diolah oleh mikrokontroler (Arduino Nano) sebelum disalurkan ke pad elektroda yang menempel di kulit relawan. Sistem ini diuji pada lima subjek yang sedang mengalami dismenore primer. Keefektifan alat ini diuji secara kualitatif dengan metode kaji nyeri PQRST. Rangkaian pembatas arus didesain untuk keamanan. Setiap subjek menggunakan tegangan yang berbeda-beda. Tegangan yang digunakan sebesar 10-30V. Pulsa listrik yang dihasilkan berbentuk biphasic square wave dengan frekuensi 120Hz dan duty cycle 30% sesuai yang diharapkan. Dari 5 orang subjek memberi nilai 4,4 poin untuk kenyamanan, 4,8 poin untuk kemudahan, 3,2 poin untuk portabilitas, dan 2 poin untuk estetika. Poin yang rendah untuk portabilitas dan estetika disebabkan alat diuji coba ketika belum menggunakan casing.

Menstruation is a natural process that occurs in a woman's body, namely when the uterine lining is shed through the vagina. Menstruation is a normal part of reproductive health and indicates that a woman's body is capable of reproduction. Dysmenorrhea is a painful sensation in the lower abdomen that can sometimes spread to the hips, lower back and thighs. Primary dysmenorrhea is menstrual pain that is not based on a pathological condition, while secondary dysmenorrhea is menstrual pain that is based on a pathological condition. Primary dysmenorrhea can be reduced with therapy, one of which is the TENS method. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) is a pain relief method that involves the use of a mild electric current. This method uses the concept of Gate Control Theory which provides new sensations to divert attention from other pain. The proposed device uses the TENS method which can be made using a motor driver that gets high voltage from a battery connected to a boost converter (XL6009). The resulting voltage output is processed by a microcontroller (Arduino Nano) before being distributed to the electrode pad attached to the volunteer's skin. This system was tested on five subjects who were experiencing primary dysmenorrhea. The effectiveness of this device was tested qualitatively with the PQRST pain assessment method. The current limiting circuit is designed for safety. Each subject uses different voltages. The voltage used is 10-30V. The electrical pulses produced are in the form of a biphasic square wave with a frequency of 120Hz and a duty cycle of 30% as expected. From the 5 subjects, they rated 4.4 points for comfort, 4.8 points for convenience, 3.2 points for portability, and 2 points for aesthetics. Low points for portability and aesthetics are due to the device being tested before having a casing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Pratidina Susilo
"Pendahuluan. Pengkajian nyeri kronik komprehensif tidak hanya berfokus pada aspek biologis nyeri, namun juga kondisi fungsional dan psikososial. Tenaga kesehatan, termasuk mahasiswa kedokteran, lebih berfokus pada aspek biomedis pasien. Mnemonic PQRST adalah alat bantu pengkajian nyeri yang berfokus pada aspek biomedis. Mnemonic ACT-UP dapat membantu melakukan pengkajian fungsional dan psikososial. Gabungan kedua mnemonic sebagai alat bantu pembelajaran belum pernah diteliti. Penelitian ini bertujuan membandingkan tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universtias Indonesia (FKUI) dalam pengkajian nyeri kronik setelah mendapatkan pelatihan dengan mnemonic PQRST dan ACT-UP dengan yang mendapatkan mnemonic PQRST saja.
Metode. Penelitian ini adalah uji acak tersamar ganda dalam bentuk pelatihan pengkajian nyeri kronik berbasis simulasi yang diikuti 40 mahasiswa FKUI. Pengetahuan mahasiswa dinilai dengan pre-test dan post-test. Keterampilan mahasiswa dinilai dalam simulasi pengkajian nyeri.
Hasil. Tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan dan keterampilan antara kelompok uji dan kelompok kontrol. Nilai post-test 85,71 (71,43 -95,24) berbeda bermakna dari pre-test 61,90 (25,87 – 90,48) dengan p=0,000. Tingkat kepuasan mahasiswa atas pelatihan pengkajian nyeri kronik tinggi.
Simpulan. Pelatihan dengan mnemonic PQRST dan ACT-UP tidak lebih baik daripada pelatihan dengan mnemonic PQRST saja dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengkajian nyeri kronik mahasiswa FKUI. Pelatihan pengkajian nyeri kronik bermanfaat untuk meningkatkan pembelajaran mahasiswa.

Introduction. Chronic pain assessment should be comprehensive, exploring the biomedical process and the functional and psychosocial condition. Health professionals, including medical student, put more attention on the biomedical aspect. PQRST mnemonic is used in chronic pain assessment focusing biomedical aspect. ACT-UP mnemonic can help perform a comprehensive assessment. The combination of both in education has not been studied. This study aimed to compare the knowledge and skills of medical student in the Faculty of Medicine Universitas Indonesia (FMUI) in the chronic pain assessment after being trained using PQRST and ACT-UP with ones using PQRST only.
Methods. This is a double-blinded randomized controlled trial. 40 medical students joined a simulation-based chronic pain assessment workshop. Pre-test and post-test were used to assess knowledge. The skills were evaluated in a simulation by two independent raters.
Results. There is no difference in the knowledge and skills between groups. There is a significant difference between the post-test 85,71 (71,43 - 95,24) and the pre-test 61,90 (25,87 – 90,48) with p=0,000. Students reported high satisfaction upon the workshop.
Conclusion. Training with PQRST and ACT-UP mnemonic is not better than one with PQRST only to improve the knowledge and skills of chronic pain assessment of the students. Nevertheless, this workshop was beneficial for students’ learning."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Intan Qolbiyah
"ABSTRAK
Nyeri punggung bawah merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia dan berdampak pada terhambatnya aktivitas sehari-hari. Nyeri yang dirasakan sering kali mengakibatkan ketidaknyamanan, sehingga lansia merasa stress ataupun terganggu istirahatnya. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis hasil praktik klinik pada oma N (87 tahun) dengan nyeri kronik pada punggung bawah menggunakan intervensi imajinasi tembimbing (guided imagery). Pengkajian nyeri menggunakan pendekatan PQRT dan instrument Numeric Rating Scale (NRS). Hasil intervensi yang didapatkan setelah dilakukan imajinasi terbimbing sebanyak 2 kali dalam satu minggu selama 30-45 menit setiap sesinya. Hasil penemuan yang didapat pada studi ini yaitu (a) tingkat nyeri tidak berkurang, (b) pelaporan rasa  nyeri berkurang jika melakukan tarik napas dalam, dan (c) pasien merasa lebih nyaman. Studi ini menyarankan perlu adanya penelitian lanjutan agar dapat mempengaruhi intensitas nyeri dengan durasi waktu yang lebih lama atau mengkombinasikan terapi ini dengan terapi relaksasi lainnya.

ABSTRACT
Low back pain is one of the common health problem which often occurs in the elderly and results in the limitation of daily activities. Pain is often results in discomfort, so that the elderly may feel stressed or interrupted their rest. This scientific work aims to analyze the results of clinical practice on Oma N (87 years) with chronic pain in the lower back using video-call and audio-recorded guided imagery intervention. Pain assessment used the PQRST approach and the Numerical Rating Scale (NRS) instrument. The results of the interventions obtained after guided imagery 2 times a week for 30-45 minutes for each session. Our findings included: (a) the level of pain is not reduced (2) reporting pain is reduced if patient done the deep breathing technique (3) patients feel more relaxed after intervention. The evidence suggests that improving the level of pain need more further investigation with more duration of time or combine the therapy with another relaxation technique."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library