Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sofiani Yudha Lastyaningsih
"Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia (74%), di Asia Tenggara (55%) bahkan di Indonesia (73%). Salah satu upaya pemerintah dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM adalah deteksi dini faktor risiko PTM melalui program UKBM yang disebut dengan Posbindu PTM. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi secara mendalam mengenai gambaran pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam dilakukan kepada informan PJ Posbindu PTM, Kepala Puskesmas, Kader Kesehatan, Dinas Kesehatan, Kepala Urusan Keuangan Desa, sedangkan FGD dilakukan kepada peserta Posbindu PTM di wilayah Puskesmas Madiun. Sementara untuk data sekunder, dilakukan observasi pada sarana dan prasarana dan telaah dokumen pada dokumen ketenagaan dan pendanaan. Hasil penelitian menunjukkan komponen input untuk kegiatan Posbindu PTM sudah tersedia baik dana, sarana, prasarana, dan SOP. Namun, jumlah petugas puskesmas masih terbatas dan peran kader kesehatan kurang optimal. Dalam komponen process, kegiatan Posbindu PTM meliputi wawancara faktor risiko, pengukuran antropometri, pemeriksaan laboratorium, konsultasi dan edukasi atau penyuluhan serta rujukan bila diperlukan. Namun pada kegiatan pelaporan masih belum dilakukan secara maksimal. Pada komponen output ditemukan masalah yaitu terkait alokasi dana, kurangnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya sosialisasi oleh kader dan petugas puskesmas serta waktu pelaksanaannya. Oleh karena itu, disarankan bagi pihak puskesmas untuk meningkatkan sosialisasi Posbindu PTM dan mungkin dapat melakukan kegiatan Posbindu PTM di luar jam kerja. Dinkes diharapkan dapat memastikan Posbindu Kit diberikan tepat waktu, lebih perhatikan expired date BHP dan meningkatkan pengawasannya. Kemudian pemerintah desa atau kelurahan disarankan turut membantu memotivasi masyarakat untuk datang dan meningkatkan pemanfaatan ADD untuk bidang kesehatan.

Non-Communicable Diseases (NCDs) are the main cause of death in the world (74%), in Southeast Asia (55%) and even in Indonesia (73%). One of the government's efforts to prevent and control PTM is early detection of PTM risk factors through the UKBM program called Posbindu PTM. This research aims to explore in-depth information regarding the implementation of Posbindu PTM at the Madiun Health Center, Madiun Regency. This research was conducted qualitatively with a case study design. In-depth interview data collection techniques were carried out with PJ Posbindu PTM informants, Heads of Health Centers, Health Cadres, Health Services, Heads of Village Financial Affairs, while FGDs were carried out with Posbindu PTM participants in the Madiun Health Center area. Meanwhile, for secondary data, observations were made on facilities and infrastructure and documents reviewed on personnel and funding documents. The research results show components input For Posbindu PTM activities, funds, facilities, infrastructure and SOPs are available. However, the number of community health center officers is still limited and the role of health cadres is less than optimal. In components process, Posbindu PTM activities include risk factor interviews, anthropometric measurements, laboratory examinations, consultations and education or counseling as well as referrals if necessary. However, reporting activities are still not carried out optimally. On components output Problems were found, namely related to fund allocation, lack of community knowledge and lack of socialization by cadres and health center officers and the timing of implementation. Therefore, it is recommended for the health center to increase socialization of Posbindu PTM and carry out activities outside working hours. It is hoped that the Public Health office can ensure that the Posbindu Kit is provided on time, so pay more attention expired date BHP and increase its supervision. Then it is recommended that the village or sub-district government help motivate the community to come and increase the use of ADD for the health sector."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Afrina Ferawati
"Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia maupun di Indonesia. Salah satu intervensi kunci dan cara yang paling efektif untuk menurunkan PTM adalah pengendalian faktor risiko PTM, diantaranya pemanfaatan Posbindu PTM sebagai wadah deteksi dini faktor risiko PTM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja Puskesmas Mogang Kabupaten Samosir. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method dengan sequential explanatory design (urutan pembuktian) diawali dengan penelitian kuantitatif terhadap 246 orang responden sesuai dengan kriteria inklusi dan dilanjutkan dengan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, focus group discussion dan observasi pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM. Data dianalisis secara univariat, bivariat, multivariat dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pemanfaatan Posbindu PTM dalam satu tahun hanya 3.2 kali. Faktor dominan yang berhubungan secara signifikan pada CI 95% secara berturut turut adalah sikap (P value 0.001), umur (P value 0.001), ketersediaan sarana (p value 0.005), dukungan tokoh masyarakat (p value 0.007), pengetahuan (p value 0.008), dukungan keluarga (p value 0.021). Disarankan kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas Mogang untuk melaksanakan resosialisasi program Posbindu PTM, meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi bagi masyarakat, pembenahan terhadap sarana dan prasarana, meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektor serta mengembangkan pemberdayaan masyarakat terintegrasi melalui kelompok-kelompok potensial.

Non-communicable diseases (NCD) are a major cause of death in the world and in Indonesia. One of the key interventions and the most effective way to reduce NCD is the control of NCD risk factors, including the use of IDP of NCD as a forum for early detection of NCD risk factors. This study aims to analyze the factors that are related to the behavior of the community in utilizing the Integrated Development Post of Non Communicable Disease in the working area of the Mogang Public Health Center in Samosir Regency. This study uses a mix method approach with sequential explanatory design (sequence of evidence) which begins with quantitative research on 246 respondents according to inclusion criteria and continued with qualitative research by conducting in-depth interviews, focus group discussions and observations on the implementation of IDP of NCD activities. Data were analyzed by univariate, bivariate, multivariate and thematic analysis. The results showed that the average utilization of IDP of NCD in one year was only 3.2 times. The dominant factors that are significantly related to 95% CI respectively are attitude (P value 0.001), age (P value 0.001), availability of facilities (p value 0.005), support from community leaders (p value 0.007), knowledge (p value 0.008 ), family support (p value 0.021). It is recommended to the Health Office, Mogang Health Center to carry out the resocialization of the IDP of NCD program, improve communication, information and education for the community, improve facilities and infrastructure, increase cooperation and coordination with cross-sectors and develop integrated community empowerment through potential groups."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audrew Johnson Budianto
"Puskesmas berperan sebagai penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia dengan program-program seperti Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan, termasuk Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan untuk memelihara kesehatan peserta BPJS Kesehatan dengan penyakit kronis. Penelitian ini mengevaluasi data resep pasien Poli PTM di Puskesmas Kecamatan Kalideres selama Januari dan Februari 2023 untuk memperoleh pola penggunaan obat dan pemenuhan obat pada pasien PROLANIS, dengan fokus pada pasien lanjut usia dan polifarmasi. Evaluasi menunjukkan penurunan penggunaan obat dan tekanan darah yang menandakan perbaikan kondisi pasien, serta tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan dianggap memuaskan.

The Public Health Center (Puskesmas) is a primary healthcare provider system in Indonesia, offering comprehensive healthcare services and government-mandated health programs such as Public Health Efforts and Individual Health Efforts. One of its managed programs is the Chronic Disease Management Program (PROLANIS), aimed at maintaining the health of BPJS Kesehatan participants with chronic diseases to achieve optimal quality of life while ensuring effectiveness and efficiency in healthcare service expenditures. This study evaluates prescription data from the Non-Communicable Disease (PTM) Clinic at Kalideres District Health Center during January and February 2023 to analyze medication usage patterns and compliance among PROLANIS patients, focusing on elderly patients and polypharmacy. The evaluation reveals a decrease in medication usage and blood pressure, indicating patient improvement, with satisfactory medication adherence observed among patients at Kalideres Public Health Center.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Kharisma Cahyaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih belum optimal. Pada variabel input, kemampuan dan keterampilan kader Posbindu PTM masih perlu ditingkatkan terutama dalam perhitungan IMT, belum sepenuhnya masyarakat bersedia membayar biaya pemeriksaan faktor risiko PTM, dan ketersediaan sarana dan peralatan yang belum lengkap. Pada variabel proses, tahapan wawancara, pengukuran lingkar perut, dan perhitungan IMT belum dilaksanakan secara rutin di beberapa Posbindu PTM. Pada variabel output, cakupan kegiatan pemeriksaan faktor risiko tekanan darah pada bulan Oktober-Desember tahun 2017 masing-masing sebesar 0,68, 0,58, 0,48 termasuk kategori merah 26. Saran dari penelitian ini antara lain memberikan bimbingan teknis kepada kader, meningkatkan sosialisasi dan advokasi, mengembangkan Posbindu PTM bergerak, melakukan penilaian secara berkala, dan menjalin kemitraan dan kerjasama lintas sektor.

The objective of this research was to evaluate the implementation of NCDs Integrated Development Post program in Cempaka Putih subdistrict Community Health Center in 2018. This research used qualitative descriptive method with in depth interview, observation, and literature review to collect the data. The result of this research shows that the implementation of NCDs Integrated Development Post program in Cempaka Putih subdistrict Community Health Center has not yet been optimized. In the input variables, skills of NCDs Integrated Development Post rsquo s cadres still need to be improved especially in BMI calculation, willingness to fully pay NCDs risk factor examination fee, and availability of incomplete equipment. In the process variables, interview, measurement of abdominal circumference, and calculation of BMI have not been conducted regularly in some NCDs Integrated Development Post. In the output variables, the scopes of examination of risk factor of blood pressure from October to December 2017 were 0.68, 0.58 and 0.48 included in red category 26. The writer suggests conducting technical guidance, improving socialization and advocacy, developing mobile NCDs Integrated Development Post, monitoring of periodic evaluation, and establishing partnership and cross sector collaboration."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"Obesitas dan asma maih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Meningkatnya prevalensi obesitas seiring dengan meningkatnya prevalensi asma, yang dapat mengganggu produktivitas dan menurunkan kualitas hidup penderita. Asma pada orang dewasa sering mengakibatkan perburukan pada prognosisnya yang disebabkan penurunan fungsi paru yang cepat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan asma pada penduduk dewasa umur 40 - 65 tahun di kelurahan Kebon Kalapa Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor tahun 2011, menggunakan data sekunder baseline data studi kohort PTM - Kementerian Kesehatan tahun 2011, dengan jumlah sampel 960 orang dan desain studi cross sectional. Pada analisis multivariat dengan cox regression menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan asma setelah dikontrol dengan variabel umur, tingkat pendidikan, dan status merokok, dengan nilai PR sebesar 0,674 (95% CI 0,387 - 1,174). Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai obesitas dan asma dengan jumlah sampel yang lebih besar, menggunakan kelompok umur yang lebih muda dan disain studi yang lebih baik.

Obesity and asthma reains a public health problem in the world. The increasing prevalence of obesity concomitant with increasing prevalence of asthma, which my interfere with productivity and lower the quality of life of patients. Asthma in adults often results in worsening the prognosis caused a rapid decline in lung function. This study aims to determmine the relationship of obesity with asthma in adults people aged 40 - 65 years at Kebon Kalapa Village, District of Central Bogor - Bogor City in 2011, using secondary baseline data NCD cohort study from Ministry of Health in 2011, with sample of 960 people's and a cros sectional desig study. In multivariate anaysis with cox regression showed no significant association between obesity and asthma after controlled with variabel aged, education level and smoking (PR = 0,674; 95% CI 0,387 - 1,174). for further need a research on obesity and asthma with a larger number of samples, younger age groups and a better design study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khodijah Parinduri
"Pada tahun 2015 kematian akibat PTM sebanyak 68% dan diproyeksikan di tahun 2030 meningkat menjadi 74%. Indonesia tahun 2013 berdasarkan data Riskesdas menunjukkan bahwa 69,6% dari diabetes melitus dan 63,2% dari hipertensi masih belum terdiagnosis. Upaya proaktif pemerintah ialah melalui pelaksanaan Posbindu PTM dimana menunjukkan jumlah kunjungan yang sangat berbeda di wilayah binaan Puskesmas Pasir Mulya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lebih dalam gambaran manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM dan faktor yang menentukan hasil evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), telaah dokumen dan observasi di dua Posbindu PTM dengan kunjungan tertinggi dan terendah pada masyarakat dengan karakteristik yang hampir sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen SDM menjadi faktor yang memberikan banyak kontribusi dalam pelaksanaan Posbindu PTM, kemudian komunikasi dan inovasi perlu didukung oleh kemitraan. Pelaksanaan Posbindu PTM didukung oleh optimalisasi faktor-faktor manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi yang saling berkaitan dalam meningkatkan keberhasilan pelaksanaan.

By 2015 the deaths due to PTM are 68% and projected in 2030 to increase to 74%. Indonesia in 2013 based on Riskesdas data shows that 69.6% of diabetes mellitus and 63.2% of hypertension are still undiagnosed. The government's proactive efforts are through the implementation of Posbindu PTM which shows a very different number of visits in the target area of the Pasir Mulya Public Health Center. The purpose of this study is to know more in the description of management, communication, partnership and innovation in the implementation of Posbindu PTM and the factors that determine the results of the evaluation of the implementation of Posbindu PTM. This study is a qualitative study with in-depth interviews, focus group discussions (FGD), document review and observation at two Posbindu PTM with the highest and lowest visits to people with similar characteristics. The results of this study indicate that human resource management is a contributing factor in the implementation of Posbindu PTM, communication and innovation need to be supported by partnership. The implementation of Posbindu PTM is supported by the optimization of management, communication, partnership and innovation factors that are interrelated in improving the successful implementation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Guesvidha Nurhidayat As Putera
"Apoteker bertanggung jawab dalam memantau keamanan penggunaan obat di Puskesmas. Salah satu hal yang perlu dipantau adalah pasien dengan penyakit tidak menular (PTM). Penyakit ini tidak mudah menular dari orang ke orang dan seringkali berhubungan dengan faktor gaya hidup dan lingkungan. Beberapa contoh penyakit tidak menular yang umum meliputi penyakit jantung, stroke, diabetes, dan penyakit ginjal. Pemantauan obat pada pasien PTM sangat penting dalam pengelolaan penyakit pasien, hal ini terkait oleh efektifitas pengobatan, pengelolaan efek samping, kepatuhan penggunaan obat, pemantauan interaksi obat dan pemantauan kepatuhan gaya hidup. Metode pelaksanaan dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan penelusuran data. Data yang digunakan merupakan data rekam medik pasien poli PTM periode November 2022 – Desember 2022.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara keseluruhan apakah terjadi interaksi obat yang diterima oleh pasien poli PTM (Penyakit Tidak Menular) yang berfokus pada pasien lanjut usia atau geriatri (≥60th). Didapatkan distribusi usia pada pasien yang masuk kriteria inklusi beragam, dimana jumlah pasien yang paling banyak berada di rentang 60-64 tahun sebesar (45,23%). pasien yang menerima obat sebanyak 3-4 macam berjumlah 23 pasien (54,76%), 5-7 macam berjumlah 17 pasien (40,47%) dan 8-10 macam berjumlah 2 pasen (4,76%). pasien yang mengalami interaksi obat sebanyak 20 orang (47,61%). Berdasarkan signifikasi interaksi obat atau tingkat keparahan interaksi mayor berjumlah 3 pasien (15%) dan interaksi moderat berjumlah 17 pasien (85%). Interaksi yang terjadi antara amlodipin dan simvastatin tidak dimasukkan kedalam kategori dikarenakan pada waktu pemberian jeda waktu sudah tepat, selain itu interaksi minor juga tidak dimasukkan kedalam kategori karena dianggap tidak berbahaya bagi pasien. potensi kejadian interaksi obat pada pasien lansia poli PTM di puskesmas kecamatan kalideres periode bulan November 2022 sampai Desember 2022 yang diambil dengan metode sampling random didapatkan sebanyak 20 pasien mengalami interaksi (74,61%) sedangkan 22 pasien tidak mengalami interaksi (52,38%) atau hanya mendapatkan interaksi minor. Berdasarkan persentase signifikasi klinis, didapatkan interaksi mayor berjumlah 3 pasien (15%) (diluar interaksi antara amlodiphine+simvastatin) dan interaksi moderat berjumlah 17 pasien (85%). Pasien dengan interaksi minor tidak dimasukkan kedalam kategori dikarenakan dianggap tidak memiliki bahaya yang signifikan terhadap pasien.

Pharmacists are responsible for monitoring the safety of drug use at the Community Health Center. One of the things that needs to be monitored is patients with noncommunicable diseases (NCDs). This disease is not easily transmitted from person to person and is often related to lifestyle and environmental factors. Some examples of common non-communicable diseases include heart disease, stroke, diabetes, and kidney disease. Drug monitoring in NCD patients is very important in managing the patient's disease, this is related to the effectiveness of treatment, managing side effects, compliance with drug use, monitoring drug interactions and monitoring lifestyle compliance. The implementation method was carried out descriptively qualitatively by tracing data. The data used is medical record data from NCD polyclinic patients for the period November 2022 – December 2022. This research aims to find out overall whether there are drug interactions received by NCD (Non-Communicable Disease) polyclinic patients which focus on elderly or geriatric patients (≥60 years old). ). It was found that the age distribution of patients who met the inclusion criteria varied, with the largest number of patients being in the 60-64 year range (45.23%). There were 23 patients who received 3-4 kinds of medication (54.76%), 17 patients (40.47%) with 5- 7 kinds and 2 patients (4.76%) with 8-10 kinds. There were 20 patients who experienced drug interactions (47.61%). Based on the significance of drug interactions or the severity of major interactions, there were 3 patients (15%) and moderate interactions, there were 17 patients (85%). The interactions that occurred between amlodipine and simvastatin were not included in the category because the time interval for administration was appropriate, apart from that, minor interactions were also not included in the category because they were considered not dangerous for the patient. The potential for drug interactions in elderly patients with PTM polyclinics at the Kalideres sub-district health center for the period November 2022 to December 2022, taken using a random sampling method, found that 20 patients experienced interactions (74.61%) while 22 patients did not experience interactions (52.38%) or only get minor interactions. Based on the percentage of clinical significance, major interactions were found in (15%) (excluding the interaction between amlodiphine+simvastatin) and moderate interactions in 17 patients (85%). Patients with minor interactions are not included in the category because they are not considered to pose a significant danger to the patient.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Nurillah
"Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab dari 35% kematian di Indonesia dan penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab dominan. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi PJK yang tinggi. PJK dipengaruhi oleh faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi terkait dengan gaya hidup dan perilaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan PJK pada penduduk usia ³ 15 tahun di Jawa Barat tahun 2019. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan menggunakan data Posbindu PTM Jawa Barat 2019. Dari 174302 responden diperoleh prevalensi PJK sebesar 1,5%. Usia (p = 0,000; POR 2,961; 95% CI = 2,696 – 3,253), riwayat PJK pada keluarga (p = 0,000; POR 10,583; 95% CI = 9,697 – 11,550), peningkatan tekanan darah (p = 0,000; POR 1,860; 95% CI: 1,720 – 2,011), peningkatan gula darah (p = 0,000; POR 1,736; 95% CI: 1,539 – 1,959), kurang aktivitas fisik (p = 0,000; POR 1,702; 95% CI: 1,562 – 1,855), kurang konsumsi sayur dan buah (p = 0,000; POR 1,480; 95% CI: 1,363 – 1,606), dan obesitas (p = 0,000; POR 1,225; 95% CI: 1,134 – 1,324) merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan PJK. Faktor risiko yang berhubungan dengan PJK dalam penelitian ini menyimpulkan perlu peningkatan upaya preventif dan promotif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat PJK dan juga membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya.

Cardiovascular disease is the cause of 35% of deaths in Indonesia and coronary heart disease (CHD) is one of the dominant causes. West Java is one of the provinces in Indonesia which has a high prevalence of CHD. CHD is influenced by non-modifiable risk factors and modifiable risk factors linked to lifestyle and behavior. This study aims to determine risk factors associated with CHD in population aged ³ 15 years in West Java 2019. This study was a cross sectional study using West Java Posbindu PTM data 2019. From 174302 respondents, the prevalence of CHD was 1,5%. Age (p = 0,000; POR 2,961; 95% CI = 2,696 – 3,253), family history of CHD (p = 0,000; POR 10,583; 95% CI = 9,697 – 11,550), high blood pressure (p = 0,000; POR 1,860; 95% CI: 1,720 – 2,011), high blood sugar (p = 0,000; POR 1,736; 95% CI: 1,539 – 1,959), physical inactivity (p = 0,000; POR 1,702; 95% CI: 1,562 – 1,855), low consumption of vegetable and fruit (p = 0,000; POR 1,480; 95% CI: 1,363 – 1,606), and obesity (p = 0,000; POR 1,225; 95% CI: 1,134 – 1,324) were risk factors associated with CHD. Risk factors associated with CHD in this study infers a need to increase preventive and promotive efforts to reduce morbidity and mortality due to CHD and also requires further studies to find out the causative factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Department of Health Administration and Policy, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, 2018
610 IHPA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Parinduri, Siti Khodijah
"ABSTRAK
By 2015, 68% of deaths in Indonesia are due to non-communicable diseases (NCD) and are forecast to increase to 74% by 2030. Riskesdas data of 2013 show that 69.6% of cases of diabetes mellitus and 63.2% of cases of hypertension have not been diagnosed. The government has been trying to proactively make efforts to prevent NCD through the implementation of Posbindu (Integrated Health Post) NCD, but visit Posbindu NCD in the work area of Pasir Mulya Puskesmas, Bogor City is very diverse. The purpose of this study is to analyze the factors of management, communication, partnership, and innovation in the implementation of Posbindu NCD and determinants of the implementation of Posbindu NCD. We conducted in-depth interviews, focus group discussions, document review and observation at two Posbindu NCD with the highest number of visits and the lowest in Gunung Batu Village, Bogor City in 2017. We interviewed 15 informants, consisting of cadres, in charge of NCD Puskesmas, in charge of Puskesmas Pembantu and supervisor of Posbindu NCD. This research found 4 factors, namely management (human resources, fund, and facilities), innovation, communication and partnership that influence the result of Posbindu implementation. Therefore, to run effectively the Posbindu NCD program, then 4 of those factors need to be optimized.
ABSTRAK
Pada tahun 2015 sebanyak 68% kematian di Indonesia disebabkan penyakit tidak menular (PTM) dan diproyeksi meningkat menjadi 74% tahun 2030. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,6% kasus diabetes melitus dan 63,2% kasus hipertensi belum terdiagnosis. Pemerintah proaktif melakukan upaya pencegahan PTM melalui
pelaksanaan Posbindu PTM. Data kunjungan Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Pasir Mulya, Kota Bogor menunjukkan jumlah yang sangat beragam. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor manajemen, komunikasi, kemitraan, dan inovasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM dan faktor penentu pelaksanaan Posbindu PTM. Disain
penelitian adalah studi kualitatif dengan metode wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), telaah dokumen, dan observasi di dua Posbindu PTM dengan jumlah kunjungan tertinggi dan terendah di Kelurahan Gunung Batu, Kota Bogor tahun 2017. Informan penelitian sebanyak 15 orang yang terdiri dari kader, penanggung jawab program PTM Puskesmas, penanggung jawab Puskesmas Pembantu dan pembina Posbindu PTM. Penelitian menemukan terdapat perbedaan manajemen (SDM, dana, dan sarana), inovasi, komunikasi dan kemitraan antara Posbindu RW 1 dan RW 7 yang memengaruhi hasil pelaksanaan Posbindu PTM. Keempat faktor tersebut pada Posbindu dengan kunjungan terbanyak berjalan lebih optimal dibandingkan dengan Posbindu dengan kunjungan terendah. Agar program Posbindu
PTM dapat berjalan efektif maka perlu optimalisasi faktor manajemen, inovasi, komunikasi dan kemitraan."
Depok: Department of Health Administration and Policy, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, 2018
610 IHPA 3:1 2018
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>