Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vera Fatmasari Rustam
Abstrak :
Pelarian modal merupakan gangguan terhadap upaya pembangunan ekonomi suatu negara, terutama bagi negara Indonesia yang sangat memerlukan akumulasi modal untuk menunjang perekonomian nasional. Dalam tulisan ini, penelitian empiris dilakukan dengan tujuan untuk mengukur besarnya pelarian modal dari Indonesia, mencari faktor-faktor penyebab dan cara pemecahan masalah pelarian modal. Karena hampir tidak mungkin untuk memastikan jumlah pelarian modal dari suatu negara, maka metode yang lebih tepat untuk menggambarkan besarnya pelarian modal dari suatu negara adalah dengan melakukan estimasi, yang dalam penelitian empiris ini estimasi tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Cuddington. Gedangkan untuk mencari faktor-faktor penyebab pelarian modal dilakukan dengan menguji model ekonometri Cuddington tetapi dengan melakukan sedikit modifikasi yaitu berupa penambahan variabel boneka dan lag variabel. Menurut model Cuddington, pelarian modal pada intinya dipengaruhi oleh tingkat bunga asset finansial domestik dan luar negeri, tingkat inflasi dalam negeri, dan ekspektasi terhadap depresiasi nilai tukar mata uang domestik. Dengan menggunakan metode estimasi Cuddington, data- data menunjukkan bahwa dalam periode tahun 1973 sampai 1988 telah terjadi pelarian modal dari Indonesia yang cukup berarti dengan jumlah yang relatif besar pada periode 1974-1982. Data-data juga menunjukkan bahwa fenomena pelarian modal jauh menurun setelah 1982. Berdasarkan hasil pengujian empiris terhadap model ekonometri yang digunakan dalam studi ini yang pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan model yang dikembangkan oleh Cuddington, dapat diketahui bahwa tingginya tingkat bunga asset finansial luar negeri merupakan faktor determinan utama pelarian modal dari Indonesia untuk periode 1982-1989. Disamping itu, besarnya ekspektasi masyarakat terhadap kemungkinan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, tingkat inflasi domestik, dan rendahnya tingkat bunga asset finansial dalam negeri juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelarian modal keluar negeri. Berdasarkan hasil analisa terhadap pengujian empiris, maka pemerintah dapat menghambat pelarian modal dari negara Indonesia yaitu dengan mengupayakan agar perbedaan tingkat bunga di dalam dan luar negeri tidak melebar, menjaga agar nilai tukar tetap realistis, menciptakan iklim investasi dalam negeri, dan menjaga stabilitas politik di dalam negeri
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Mirza
Abstrak :
Telah disadari sejak lama bahwa pada umumnya, negara berkembang, menghadapi masalah kelangkaan modal, oleh karena itulah mengapa kebanyakan negara berkembang menjadi negara pengutang dalam rangka untuk menunjang proses pembangunannya. Tetapi pada scat negara membutuhkan modal dari luar negeri, banyak penduduk di negara berkembang seringkali memilih untuk menanamkan modalnya di luar negeri. Berdasarkan hal tersebut di atas, skripsi ini dituiukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelarian modal dari Indonesia dan masalah yang ditimbulkannya. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelarian modal dari Indonesia dan masalah yang ditimbulkannya akin digunakan model Manuel Pastor Jr dengan modifikasi yang disesuaikan dengan karakteristik ekonomi Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa besarnya pelarian modal dari Indonesia dipengaruhi oleh perubahan tingkat inflasi, insentif finansial, ekspektasi masyarakat terhadap depresiasi nilai tukar, kenaikan penerimaan pajak sebagai persentase dart GDP, share pajak perseroan sebagai persentase dart GDP, dan variabel politik. Sedangkan variabel kebiasaan-kebiasaan masyarakat menyimpan aset finansial luar negeri dan variabel perbedaan tindkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat tidak mempengaruhi besarnya pelarian modal dart Indonesia. Berbagai kebijakan pemerintah yang dikeluarkan sejak tahun 1983 tenyata bisa menghambat besarnya pelarian modal. Data-data menunjukkan bahwa setelah tahun 1983 besarnya pelarian modal semakin berkurand. Oleh karena itu sebaiknya pemerintah tetap melaksanakan kebijakan untuk menciptakan iklim investasi dalam nederi dan menjaga stabilitas politik di dalam nederi, serta menjada agar nilai tukar tetap realistis.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S5696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lourie Ruth Frederica
Abstrak :
ABSTRAK Artikel ini menjelaskan tentang kondisi Rusia sebelum dan sesudah kebijakan de-offshorizatsiya diimplementasikan oleh Vladimir Putin pada tahun 2015 untuk menarik kembali pelarian modal dari Rusia. Sebagian besar kekayaan para oligarki Rusia, yang mencapai tiga kali lipat lebih banyak dari cadangan devisa Rusia, berakhir di pusat keuangan lepas pantai yang memiliki sedikit regulasi serta memberikan perlindungan kepada elite Rusia dari rezim Putin. Oleh karena itu, Putin memberlakukan kebijakan de-offshorizatsiya di Rusia sejak tanggal 1 Januari 2015. Artikel ini membahas bagaimanakah perbedaan kondisi di Rusia sebelum (2012-2015) dan sesudah (2015-2018) diberlakukannya kebijakan tersebut. Artikel ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode kepustakaan dan teori Pengalihan Investasi oleh Vukenkeng A. Wujung dan Mukete E. Mbella. Data yang digunakan dalam artikel ini diperoleh dari lembaga keuangan internasional The World Bank, situs indikator ekonomi global CEIC Data, undang-undang de offshorizatsiya tahun 2015, dan teks pidato tahunan Presiden Vladimir Putin pada tanggal 12 Desember 2012 dan 2013. Hasil artikel ini menunjukkan bahwa dari tahun 2015 hingga 2018, kebijakan de offshorizatsiya telah berhasil membantu meningkatkan investasi dan ekonomi, serta menurunkan tingkat pengangguran, meskipun rasio ketergantungan terus meningkat setiap tahunnya di Rusia.
ABSTRACT This article describes the conditions in Russia before and after the de-offshorizatsiya policy was implemented by Vladimir Putin in 2015 to return capital back to Russia. Much of the Russian oligarchs wealth, which was three times larger than Russias official foreign reserves, ended up in offshore banks that have fewer regulations and provide protection to the Russian elite from Putins regime. In consequence, Putin imposed a deoffshorization policy in Russia on January 1, 2015. Therefore, this article aims to compare the differences in Russia before (2012-2015) and after (2015-2018) the implementation of said policy. This article is a qualitative study and uses the library research method as well as the theory of Investment Diversion by Vukenkeng A. Wujung and Mukete E. Mbella. The data used in this article was obtained from the World Bank, global economic indicators website which is CEIC Data, Russia s 2015 de offshorizatsiya policy, and the annual speeches delivered by President Vladimir Putin on 12 December 2012 and 2013. The results of this article show that from 2015 to 2018, the de offshorizatsiya policy successfully helped increase investment rate and economic growth, and reduce unemployment, while the age dependency ratio keeps increasing each year in Russia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library