Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam
"ABSTRAK
Guru-guru anggota PKI di Pemalang tertarik terhadap PKI karena janji-janji PKI untuk memperjuangkan nasib pegawai negeri khususnya guru, agar hidupnya lebih sejahtera dengan cara memperjuangkan kenaikan gaji guru. Guru-guru yang menjadi anggota dan simpatisan PKI yang ada di Pemalang pernah melakukan aksi mogok mengajar dan mempengaruhi guru-guru bukan PKI untuk ikut aksi tersebut. Aksi tersebut dimaksudkan menuntut kepada pemerintah untuk menaikkan gaji guru.
Setelah peristiwa G 30 S/PKI, PKI serta onderbouw PKI dinyatakan dilarang hidup dan berkembang di Indonesia, maka di Pemalang diadakan pembersihan terhadap para anggota PKI dan unsur-unsurnya, termasuk pemecatan guru-guru anggota PKI dan onderbouw PKI. Selain dipecat mereka juga dipenjarakan dan dilakukan pembinaan bagi mereka yang hanya simpatisan PKI. Dampak gum-gum yang masuk PKI setelah G 30 S/PKI yaitu mereka diberhentikan dari jabatannya.
Setelah terjadi penangkapan terhadap guru-guru anggota PKI, maka tahun 1966, jumlah guru di Pemalang berkurang. Padahal tahun 1964 jumlah guru SD di Pemalang berjumlah 1650, Setelah banyak guru yang diberhentikan akibat terlibat peristiwa G 30 S/PKI, maka sekolah-sekolah kekurangan guru. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah mengadakan kursus guru kilat dengan nama Kursus Kilat Pancasila, dtsamping itu pemerintah juga mengadakan program SPG C Negeri 1 dan SPG C Negeri 2. SPG C Negeri I diperuntukkan bagi mereka yang lulus SD untuk dididik menjadi guru, lama pendidikan selama 2 tahun. Sedangkan SPG C Negeri 2 untuk mereka yang lulus SMP, lama pendidikan 1 tahun.

ABSTRAK
Member PKI teachers in Pemalang interested to PKI, because promises PKI to fight for chance public servant specially teachers, in order to them life are more secure and prosperous by fighting for increase employ teacher. Teachers becoming PKI sympathizer and member in Pemalang, have conducted action walk out to teach and influence teachers which is non coming from PKI to follow action. The action intended to claim to government to get teacher a raise.
After G 30 SIPKI event, also PKI and it?s under bow expressed to be prohibited a life and expand in Indonesia, hence in Pemalang performed sweeping its entire member PKI element and, inclusive of PKI member and it?s under bow teachers expulsion. Besides dismissed they are also goaled and conducted a construction for the man who only PKI sympathizer. Affect incoming teachers PKI after G 30 S/PKI that they are riffed from them occupation.
After happened arrest to member PKI teachers, hence in 1966, amount teachers decrease in Pemalang. Though in 1964 amount elementary school teachers amount to 1650 in Pemalang. After a lot of teacher riffed affect of involved G 30 SIPKI event, hence the teacher insufficiency school. To anticipate mentioned, governmental to hence perform teacher courses gleam by the name of Kursus Kilat Pancasila, despitefully governmental also perform school of teacher education program (SPG CN 1 and 2). SPG CN 1 destined for the man who pass elementary school to be educated to become teacher, during of education 2 year. While SPG CN 2 to those who pass junior high school, during of education 1 year.
"
2007
T17237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aji Mugi Harjono Al Slamet
"Pendapatan dari retribusi pelayanan persampahan atau kebersihan di Kabupaten Pemalang Iebih kecil dari biaya pengelolaannya, dimana pendapatan dari retribusi persampahan yang mendasarkan pada tarif retribusi sekarang belum dapat menutupi seluruh atau sebagian biaya pengelolaan jasa persampahan. Dengan kondisi tersebut kemangkinan menyebabkan kualitas pelayanan persampahan kurang maksimal.
Pene!itian ini untuk menganalisis kesediaan masyarakat Kabupaten Pemalang dalarn membayar tarif retribusi kebersihan dalam rangka mendukung kegiatan pengolahan sampah di Kabupaten Pemalang. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adaiah valuasi kontingensi, yaitu dengan menanyakan secara langsung besarnya kesediaan masyarakat membayar retribusi sampah.
Fokus penelitian adalah rumah tangga sebagai penghasi! sampah terbesar, yang terbagi atas 2 kategori yaitu rumah tangga yang tinggal di perumahan tertata (kompleks perumahan) yang diperkirakan berjumlah 10% serta rumah tangga yang tinggal di perumahan tidak tertata yang diperkirakan berjumlah 90% dari total jumlah rumah tangga di Kabupaten Pemalang.
Dari jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak 140 buah dan jumiah yang kembali dan dapat diikutsertakan dafam estimasi nifai WTP adalah sebanyak 123. Berdasarkan hasil survey terhadap responden diperoleh jawaban yang beragam tentang kesediaan membayar iuran pengefolaan sampah. Untuk rumah tangga pada perumahan tertata besarnya WTP adalah Rp. 1964,2857 atau dibulatkan Rp. 200G,-. Untuk rumah tangga pada perumahan tidak tertata besarnya WTP adalah Rp. 1534,4037 atau dibuiatkan Rp. 1500,-. Sedangkan rata-rata WTP adalah Rp. 1583,3333 dibufatkaa Rp. 1.600,-. Sehingga potensial dapat ditarik dari masyarakat pada perumahan tertata, yaitu Rp 2.000,00/bulan/kk x 290.387 kk x 12 bulan/tahun x 10% x 60% = Rp.418.157.280,00/tahun. 5edangkan potensial dapat ditarik dari masyarakat pada perumahan tidak tertata, yaitu : Rp 1.500,00/bulan/kk x 290.387 kk x 12 bulan/tahun x 90% x 60% = Rp 2.822.561.640,00/tahun.
Dari hasil kuisioner diperoieh data bahwa persepsi masyarakat tentang pengelolaan sampah cukup baik. Hal ini dibuktikan dari prosentase ketersediaan tempat sampah di masing-masing tempat tinggal sebesar 92,12%, cara membuang sampah yang sudah baik yaitu dengan diletakkan di tong sampah untuk diambil petugas sebesar 67,72% dan masyarakat yang mendukung kegiatan pengelolaan sampah di fingkungan sekitar sebesar 92,91%. Akan tetapi tingkat kepuasan responden terhadap kinerja petugas pernungut sampah sebagian besar 36,60% hanya cukup puas. Sementara pengetahuan masyarakat tentang dasar hukum yang mengatur retribusi jasa kebersihan juga belum cukup balk, yaitu 63,78% masyarakat tidak mengetahui adanya Peraturan Daerah Kabupaten DT II Pemalang Nomor 10 Tabun 1999 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. Dimungkinkan jika terjadi perumahan atas kinerja aetugas oemungut sampah dan pengelolaan persampahan pada umumnya akan dapat meningkatkan nilai kesediaan mernbayar sampah.
Memperhatikan basil yang diperoleh, perlu selalu diiakukan peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui kegiatan penyuluhan tentang persampahan dan sosialisasi peraturan mengenai retribusi jasa persampahan, tarif retribusi kebersihan untuk kawasan perumahan tertata (kompleks perumahan) sebaiknya ditetapkan lebih tinggi dibandingkan dengan tarif retribusi kebersihan untuk kawasan perumahan tidak tertata serta struktur dan besarnya tarif retribusi kebersihan yang tereani.um dalam pasal 9 ayat (2) butir a dan butir f Peraturan Daerah Kabupaten DT II Periaiang Nomor 10 Tahun " 1999 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan disarankan untuk ditinjau kembali dengan memperhatikan hasil-hasil yang dicapai dalam penelitian ini."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brotoseno
"

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tinggi. Upaya yang di tempuh untuk menurunkan angka tersebut adalah dengan melalui 'Gerakan Sayang lbu' yang melibatkan seluruh pihak yang terkait. Sebagai jalan keluar dari tingginya AKI di rumah sakit adalah dengan meningkatkan fungsi rumah sakit rujukan dan peningkatan ketampilan penolong persalinan.

RSUD Dr.M.Ashan Pemalang bekerjasama dengan P2KP-KR (Pusat Pelatihan Klinik Primer Kesehatan Reproduksi) pemah mengadakan pelatihan LLS, PONEDIPONEK. Akan tetapi angka kematian maternal masih tetap tinggi. Oleh karenanya, RSUD Dr.M.Ashari menyelenggarakan kegiatan Asuhan Persalinan Dasar (APD) bagi Bidan. Suatu metode pelatihan yang dikembangkan oleh JNPK-KR di bawah pengawasan JHPIEGO. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelatihan APD dengan kasus rujukan bidan di RSUD Dr.M.Ashari Pemalang.

Disain penelitian berupa studi kros seksional, total sampel sebanyak 80 bidan, 40 bidan yang pernah mengikuti pelatihan APD, 40 bidan belum pernah mengikuti APD yang dipilih secara purposif Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat serta analisis bivariat dengan uji Kai-kuadrat (X2)

Hasil yang didapat dalam penelitian ini secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara pelatihan APD dengan kasus rujukan bidan di RSUD Dr.M.Ashari Pemalang (p > 0,05). Sedangkan hubungan antara rujukan kasus partus fisiologis dengan pelatihan APD terdapat hubungan yang bermakna. Demikian juga terdapat hubungan yang bermakna antara kasus kematian maternal kurang dari 48 jam pertama di rumah sakit dengan pelatihan APD.

Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu ditindaklanjuti penelitian yang lebih mendalam dalam kurun waktu yang lebih lama di masa mendatang.

Daftar Pustaka : 28 (1989 - 2000).


Relation Between the Training of Basic Delivery Services for Midwives with The Referal Cases at Regional Hospital Dr. M. Ashari - Pemalang, 2000.The Maternal Mortality Rate (AKI) in Indonesia is very high. The effort done to reduce this rate is by the movement of Safe Motherhood involving all the related element. As the Solution of the high rate of maternal mortality in hospital is by increasing the function of referal hospital and the increasing of attendant's skill.

The Regional Hospital in Pemalang cooperates with P2KP-KR (The Training Centre of Reproduction Health Primer Clinic) it has ever held the Live Saving Skill Training, PONEDIPONEK. However, the rate of maternal mortality remains high. That is why, Pemalang Regional Hospital Dr. M. Ashari hold the activity of basic delivery services for midwives, A Training method developed by JNPK-KR under the supervisory of JHPIEGO. The goal of this research is to know the relationship between the Training of Basic Delivery Services (Training of APD) for Midwives with the Referal Case from Midwives in Pemalang Regional Hospital Dr. M. Ashari. The design of the research is a Cross Sectional Study, the total sample is 80 Midwives. Fourty Midwives have ever attended The Training of APD. Fourty others have never attended the Training of APD chosen purposively.; The Analization done are Univariate Analization and Bivariate Analization with Chi-Square Test.

The result obtained from this reasearch has no relationship statistically between "APD" Training and Midwives referal cases in Pemalang Regional Hospital Dr. M. Ashari . (p > 0.05). Whereas the relationship between the referal cases of partus physiology and the "APD" Training has meaningfully relationship. And there is also meaningful relationship between maternal mortality case from the first 48 hours in hospital and the "APD" Training.

Based on the result of this reasearch , it is necessary to follow up the deeper reasearch in a longer periode in the future time.

Literature List : 28 (1989 - 2000)

"
2000
T1096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library