Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Maradong Binsar
"Dari 14 kombinasi parameter pengelasan Titlk pads lembaran Ti-6A1-4V yang menggunalcan besar arus 8500 A dengan memvaziasikan beda gays penekanan elektroda ( dari 0,35 hinggn 0,6 MPa )untu_k 2 waktu penahanan elekiroda ( hold time ) yaitu 20 dem 30 cycle, diglapatkan bahwa kombinasi parameter yang memakai gaya penekanan 0,45 MPa dan hold time 20 cycle, menghasilkan sifat mekanik, fisik dan estetik yang paling baik.
Dengan
Penelitian dilanjutkan dengan meneliti dan mambandingkan sifat ketahanan lelah hasil lasan yang dilas pada parameter optimum di atns dengan variasi besar arus pengelasan. yaitu 8500 dan 8840 A. Pengujian kelelahan djlalculcan sesuai standar CASA I + D - E 198 yang dipakai di IPTN dengan menggunakan pembebanan uniaksial pada mesin SI-ILMADZU. Besar beban yang dig,-unnkan adalah 30 %, 35 % dan 40 % dari kekuatan tari1<-geser lasan, dengan besar rasio R = 0,3 dan pada frekuensi 25 Hz. Dari kurva log S - log N hasil pengolahan dan hasil pengarnatan makro dan mikro terhadap struktur sampel yang telah mengaiami perioatahan lelah, ternyata didapat ketahanan Ielah lasan dengan arus 8500 A lebih baik dibanding Iasan pads 8840 A."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanny
"Produktivitas dari proses produksi pada industri kendaraan bermotor salah satunya bergantung pdda kondisi peralatan atau mesin-mesin yang menunjang proses produksi tersebut. Kegagalan atau kerusakan pada salah satu peralatan akan mengganggu rantai produksi dan tentunya akan menimbulkan kerugian. Demikian yang terjadi pada Lower stamping dies milik salah satu perusahaan otomotif di Indonesia. Stamping dies yang terbuat dari material besi tuang nodular (BTN) tipe TGC 600 tersebut mengalami retak setelah dilakukan proses repair welding dengan mefode SMAW dan elektroda dengan kandungan Cr tinggi. Kemudian dikembangkan studi pengelasan SMAW dengan menggunakan elektroda las tipe MA-1 yang mengandung Ni 18,5%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemanasan awal (preheat) dan pemanasan akhir (post -weld heat treatment) terhadap karakteristik sambungan las SMAW besi tuang nodular dengan elektroda tipe MA-1 dan juga mengetahui karakteristik lasan setelah dilakukan proses Chrome plating. Variabel pemanasan awal yang dilakukan adalah tanpa pemanasan (non-preheat), (preheat) 200?C'., 300?C. Selain itu juga dilakukan stress relieving sebagai proses PWHT yang hasilnya akan dibandingkan dengan perlakuan non PWHT. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa pengelasan dengan elektroda MA-1 tidak menghasilkan retak. Retak terjadi setelah dilakukan proses Chrome plating, yaitu pada sampel uji yang tidak mengalami preheat dan PWHT. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kekerasan seiring dengan perlakuan preheat dan PWHT. Perlakuan optimum yang menghasilkan kecendenmgan distribusi kekerasan yang merata diperoleh pada sampel uji dengan preheat 200?C dan PWHT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Little, Richard L.
New York: McGraw-Hill, 1973
671.52 LIT w (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Eric Mamby
"Karakterisasi hasil proses pengelasan dengan metode Gas Metal Arc Welding, Gas Tungsten Arc Welding dan Plasma Arc Welding pada baja lembaran berlapis seng dibandingkan untuk mengetahui pengaruh seng terhadap hasil lasannya. Perbedaan besar butir yang sangat jauh antara daerah fusion zone, yaitu 32 μm, dan daerah HAZ, yaitu 90 μm, pada proses pengelasan dengan metode Gas Metal Arc Welding menyebabkan penggetasan dan perpatahan di fusion line pada pengujian tarik dan pengujian tekuk. Hasil pengelasan dengan metode Plasma Arc Welding memiliki sifat fisik yang paling optimum di antara kedua metode lainnya, dengan kekuatan tarik sebesar 352 N/mm² dan struktur butir mikro yang relatif halus. Terdapat pelarutan seng ke daerah fusion zone, dengan kandungan paling besar pada metode pengelasan Plasma Arc Welding.

The characterization of weldments produced by Gas Metal Arc Welding, Gas Tungsten Arc Welding and Plasma Arc Welding methods in joining zinc coated steel sheet is compared to know the effect of Zinc on the properties of weldments. The grain size difference between the fusion zone, which is 32 μm, and HAZ area, which is 90 μm, on Gas Metal Arc Welding method is causing the brittleness and cracking at the fusion line while testing with tensile and bending test. Weldments produced by Plasma Arc Welding have the optimum physical property among the two other welding process, with tensile strength 352 N/mm² and relatively fine microstructure. There is some zinc dilution in fusion zone, with the biggest concentration occurs in Plasma Arc Welding process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25122
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Meiji Utomo
"Dalam aplikasi pengelasan sering dituntut posisi pengelasan yang bcrbeda sesttai dengan kondisi dilapangan. Hal ini akan mempengaruhi teknik pengelasan yang digunakan, seperti : kecepatan las, sudut elektroda, tingkat keahlian welder dan sebagainya. Sehingga dapat mempengaruhi kualitas sambungan las yang dihasilkan. posisi pengelasan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah downhand, horisontal, vertikal up dan overhead Salah satu elektroda yang dapat digunakan untuk posisi-posisi tersebut adalah elektroda E 8018-B2L dengan teknik las busur elektroda terbungkus (SMAW). Dari proses pengelasan yang dilakukan terlihat pada posisi downhand, pengelasan paling mudah dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Edy Rusmawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addin Pranowo
"Di lapangan, juru las seringkali menggunakan besar arus listrik yang bervariasi daiam mengelas. Mereka terkadang menggunakan harga arus yang tinggi supaya pekerjaan mereka cepat selesai. Padahal, dengan arus yang berbeda, kualitas sambungan las akan berbeda pula. Dalam penelitian yang menggunakan elektroda ESOJ8-B2L berdiameter 4,0 mm ini, digunakan variabel harga arus 1-10 A, 160 A. dan 180 A dengan metoda pengelasan SA/MW. Saat mengelas dengan arus 140 A, juru las tampak kurang berminat karena tingkat deposisinya rendah dan lumbar. Pada proses pengelasan dengan arus 180 A yang tingkat deposisinya tinggi, tampak elektroda yang dipakai berpijar dan spatter loss-nya berlebihan. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat deposit las berdimensi sama juga berbeda untuk setiap harga arus.
Berdasarkan pengujian radiograf, hasil las untuk ketiga harga arus masih memenuhi syarat meskipun ditemukan adanya cacat inklusi terak. Menurut hasil pengujian kekuatan tarik dari deposit las, perbedaan yang tampak tidak begitu mencolok. Kekuatan tarik paling tinggi diperoleh pada arus 140 A. Kekuatan luluh maksimum, kekuatan tarik minimum dan regangan maksimum diperoleh pada deposit las dengan arus 160 A. Komposisi kimia ketiga deposit Ias memperlihatkan perbedaan, khususnya umuk kadar karbon. Dari pengujian komposisi kimia, diketahui pula bahwa semua deposit las mengandung Cu yang tidak dipersyaratkan oleh standar dalam kadar lebih tinggi daripada karbon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenyon, W.
Jakarta: Erlangga, 1985
671.52 KEN bt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Aan Dian Nugroho
"Sebagai alternatif dari proses pengelasan konvensional untuk menyatukan logam tipis pada peralatan elektronik, peralatan medis dan mikro, metode Friction Stir Spot Micro Welding (FSSMW) dapat digunakan untuk membatasi kerusakan akibat panas yang berlebihan.
Dari beberapa literatur menunjukkan bahwa proses ini pada umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin/alat khusus karena metode FSSMW ini memerlukan teknologi khusus, yakni membutuhkan kecepatan putaran spindle yang tinggi dan tool yang berdimensi kecil. Oleh karena itu Laboratorium Teknologi Manufaktur dan Otomasi DTM FTUI mencoba membuat prototype Mesin FSSMW untuk keperluan penelitian dengan skala laboraturium. Pembuatan prototipe mesin FSSMW meliputi konsep desain, simulasi dan analisa desain, pemilihan spindle, linear shaft dan motor stepper yang digunakan untuk menggerakkan mesin.
Pengujian pada prototipe mesin ini dibatasi untuk pengujian fungsi dari gerakan sumbu Y dan Z. Dan untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat, pada pengujian spesimen material plat Aluminium type AA1050-H16 ketebalan 400 μm maka digunakan mesin Milling CNC. Sedangkan untuk mendapatkan kecepatan putaran yang tinggi digunakan mini grinder (max. 35.000 rpm) yang dipasang ke spindle mesin Milling CNC.
Proses Pengelasan FSSMW menggunakan beberapa variasi parameter, diantaranya : Material tool menggunakan High Speed Steel (HSS) dengan geometry tool pin diameter (1 mm, 1.5 mm, dan 2 mm), Kecepatan putaran spindle (15.000 rpm, 20.000 rpm, dan 25.000 rpm), dan kecepatan tempuh (12 mm/menit, 18 mm/menit dan 24 mm/menit). Setelah proses pengelasan, dilakukan pengamatan visual dan pengujian tarik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan adanya flashing dari perbedaan diameter pin pada tool. Semakin besar diameter pin mengakibatkan semakin besar pula flashing pada permukaan benda uji. Sedangkan pada hasil kekuatan uji tarik dianalisis dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dimana parameter yang berpengaruh adalah kecepatan tempuh. Semakin lambat kecepatan tempuhnya maka kekuatan tariknya akan semakin besar.

As an alternative to conventional soldering and welding in joining thin metals for electronic, medical and microdevices, friction stir welding may be utilized in order to limit the excessive heat damage.
From some of the literature suggests that this process is generally carried out using the machine / tool specifically for this FSSMW methods require special technology, which requires high spindle rotation speed and the small dimension tool. Therefore, Manufacturing Technology and Automation Laboratory DTM UI designed a prototype machine for FSSMW research at the laboratory scale. FSSMW prototyping machines include concept design, simulation and analysis of design, selection of spindle, linear shaft, and stepper motors used to drive the machine.
Tests on the prototype machine was limited to testing the function of Y and Z axis movement. And to obtain a more accurate analysis results, on the test specimen plate material type AA1050-H16 aluminum thickness of 400 μm was used CNC Milling machines. Meanwhile, to obtain a high rotation speed, mini grinder (max. 35 000 rpm) mounted to the spindle CNC Milling machine was used.
FSSMW welding process used some variation of parameters, including : tool material using the High Speed Steel (HSS) with a geometry tool pin diameter (1 mm, 1.5 mm and 2 mm), rotation speed spindle (15,000 rpm, 20,000 rpm, and 25,000 rpm) , and the travel speed (12 mm / min, 18 mm / min and 24 mm / min). After the welding process, visual observation and tensile testing was performed.
From visual observations it?s shown the presence of different flashing pin on the tool diameter. The larger the diameter the greater the resulting pin flashing on the specimen surface. While the results of tensile strength tests that were analyzed by using Response Surface Methodology (RSM) shown that the travel speed influences the tensile strength. And the slower travel speed the higher tensile strength of welded material strength.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42275
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Azwar Amat
"Skripsi ini menyajikan sebuah metode interaksi yang bisa diimplementasikan pada simulator pengelasan dan akan digunakan untuk pelatihan dasar pengelasan. Komponen yang digunakan adalah kamera laptop (webcam) sebagai alat video tracking dan menggunakan ARToolKit sebagai software library. Setelah metode intekasi berhasil dibuat, kemudian dilakukan pengukuran pada metode interaksi ini untuk mendapatkan relasi antara jarak aktual dengan jarak virtual, dan hasil analisis mendapatkan perbandingan nilai 27 - 28 piksel per sentimenter dengan batasan-batasan yang sudah ditentukan. Pengembangan simulator pengelasan ini masih pada tahap awal, maka pengembangan yang lebih lanjut dibutuhkan untuk mendapatkan simulator pengelasan yang lebih mutakhir.

This paper presents a method of interaction that can be implemented in welding simulator and will be used for basic welding training. The required components are webcam in laptop used as video tracking device and ARToolKit as software library. After the interaction method was successfully built, we will do a measurement for the interaction method to get a relation between actual distance and virtual distance. The result will receive a comparison value from 27 to 28 pixels per centimeter with specified limitation. This is the first stage of development welding simulator. Further development is required to get a more advanced welding simulator.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>