Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Yogyakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1998
362.732 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Maria Asri Prahesti
Abstrak :
Pada masa sekarang ini di daerah perkantoran di Jakarta banyak bermunculan usaha jasa penitipan anak. Hal ini muncul karena peran ibu yang sudah bergeser, yaitu juga menjadi pencari nafkah dalam keluarga. Agar anak tidak terlantar, para orang tua yang bekerja kemudian menitipkan anak mereka di tempat penitipan anak yang ada di dekat kantor mereka. Namun demikian, masih banyak orang tua yang lebih suka menitipkan anak kepada keluarga dan/atau kepada pengasuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran pemasaran relasional dan teori perilaku terencana dalam membangun minat orang tua untuk berperilaku menitipkan anak di tempat penitipan anak, khususnya yang berada di daerah perkantoran. ......Nowadays, child care services emerge near the business areas in Jakarta. The reason for that phenomenon is the shifting of mother?s role, from stay at home caretaker to family breadwinner. In order to ensure that their child would not be neglected, working parents sought the service of day care center near their office area. Despite the trend, there are still a lot of parents that choose to leave the children in the care of family members and/or personal nanny than to use the day care service. The object of this study is to identified the role of relationship marketing and the theory of planned behavior in building consumer interest in day care services located in the business areas.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29471
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dora Wulandari
Abstrak :

ABSTRAK
Mempunyai seorang anak adalah dambaan bagi pasanagan yang sudah berkeluarga. Hadirnya anak akan membawa kebahagiaan tidak saja pada pasangan suami istri tersebut, tapi juga pada seluruh keluarganya. Namun kehadiran seorang anak terkadang juga membawa suatu masalah tersendiri bagi sebagian pasangan suami istri. Hal ini karena anak mempunyai kebutuhan yang sama besarnya dengan orang dewasa. Mereka selain membutuhkan pangan dan sandang, mempunyai banyak permintaan akan misalnya mainan (toys), rekreasi, tidak berguna atau sudah mereka miliki tetapi mereka inginkan karena temannya mempunyai yang lebih bagus.

Pemenuhan kebutuhan mereka terkadang tidak dapat dicukupi hanya dengan suami/ayah sebagai pencari nafkah tunggal dalam keluarga. Hidup di kota besar dengan uang sebagai faktor penentu bagi kita untuk mendapatkan barang dan jasa, mau tidak mau menuntut pengorbanan yang leih bear pada orang tua. Oleh karenanya istri diharapkan dapat memberi kontribusi ekonomi pada keluarganya, walau dengan skala yang lebih kecil. Cara yang dapat dilakukan istri untuk menambah pendapatan keluarga adalah dengan bekerja. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Renwick dan Lawler bahwa dengan bekerja seseorang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan materi, self-esteem dan self respect, penerimaan sosial, status sosial, memasuki dunia orang dewasa, sumber pemenuhan, tantangan, kemandirian, kepuasan dan kesenangan ( Lemme, 1995 ). dengan bapak dan ibu bekerja maka para ibu merasa perlu bantuan orang lain untuk menjaga, merawat dan mengasuh anaknya ( Carter dan McGoldrick, 1989 ). Salah satu alternatifnya adalah Taman Penitipan Anak ( selanjutnya disebut TPA). Pemilihan pengasuhan anak di TPA menandakan adanya suatu perubahan gaya hidup dan kehidupan keluarga sebagai akibat perubahan peran menjadi orang tua ( Lemme, 1995 ). Gaya hidup di definisi suatu cara hidup yang di identifikasi dengan bagaimana seeseorang menggunakan waktunya (aktivitas ). Apa yang mereka rasa penting dalam lingkungannnya ( minat ), dan apa yang mereka pikir tentang diri mereka sendiri dan dunia sekelilingnya (opini ) (Assael, 1984 ).

Oleh karenanya penelitian ini ingin mengetahui karakteristik gaya hidup dari kedua kelompok subyek yaitu ibu bekerja yang menitipkan anaknya di TPA dengan harapan ibu bekerja yang tidak menitipkan anaknya di TPA, serta alasan dan harapan ibu terhadap TPA. Teknik operasional yang digunakan untuk mengukur gaya hidup adalah psikografik. Psikografik umumya mengacu pada AIO (Aktivity, Interest, dan Opinion ).

Responden dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang menitipkan dan yang tidak menitipkan anaknya di TPA. Unutk mengumpulkan data digunakan kuesioner yang dibuat/disusun oleh peneliti berdasarkan hasil elisitasi. Alat pengumpul data itu adalah Kuesioner aktivitas, kuesioner minat, dan kuesioner opini. Teknik pengolahan data adalah menggunakan analisa klaster.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa para ibu bekerja dari kedua kelompok subyek dapat dikelompokkan kedalam tiga tipe gaya hidup berdasarkan 27 dimensi AIO. Selain itu ketiga tipe gaya hidup dari kedua kelompok subyek tidak dapat diperbandingkan. Hal ini karena pada ibu berkerja yang menitipkan anaknya di TPA memiliki dimensi aktivitas pekerjaan, dimensi minat rumah, pakaian, dan kemasyarakatan. Alasan ibu menitipkan anaknya di TPA adalah agar ibu dapat bekerja lebih tenang. Harapan ibu terhadap TPA adalah agar anak dapat bersosialisasi.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kelas sosial yang tinggi yang dimiliki para ibu - diketahui melalui pengeluaran keluarga setiap bulannya dan pendidikan - sangat mempengaruhi bagaimana para ibu melakukan aktivitas, dan mengekspresikan minat, serta opininya.
1998
S2693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Hapsari
Abstrak :
Home, bagi anak prasekolah, tidak hanya berfungsi sebagai sebuah naungan tempat tercukupinya kebutuhan primer anak, tapi juga suatu lingkungan tempat anak prasekolah ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Inilah yang harus dipenuhi oleh Taman Penitipan Anak (TPA). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana fungsi home bagi anak prasekolah itu terpenuhi. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu mengetahui apa sebenarnya home itu dan apa saja unsur pembentuknya; karakter anak prasekolah, yang meliputi perkembangan dan kebutuhan di periode tersebut; dan beberapa panduan desain tentang suatu lingkungan fisik anak, dalam hal ini day care center, yang baik. Berdasarkan analisis studi kasus yang telah dilakukan terhadap tiga TPA di lingkungan kantor melalui observasi dan wawancara, diperoleh kesimpulan bahwa tidak semua TPA yang menjadi objek studi kasus dapat memenuhi fungsi home sampai dengan hierarkinya yang tertinggi, yaitu sebagai pengaktualisasian diri, karena ada kalanya TPA-TPA tersebut hanya suatu home yang memenuhi kebutuhan mendasar saja. Pemenuhan kebutuhan akan home bagi anak prasekolah ini membutuhkan pengetahuan yang cukup dan menyeluruh dengan disertai definisi yang jelas mengenai peruntukan dan fungsinya, yang disertai dengan pengelolaan yang menunjang fungsi TPA sebagai home bagi anak prasekolah. ......Home for preschool children is not only a shelter where their basic needs are fulfilled but also a place where their developmental needs can be met. Taman Penitipan Anak (TPA) - or day care center - should be able to function as a home for preschool children. The purpose of this writing is to examine to what extent the function of home for preschool children is fulfilled. It becomes necessary to know exactly the meaning of home and the elements that create a home; the charactercisics of preschool children, including the development and needs in that period; and some design guidelines for good physical environment, in this case, of day care center. Based on the analysis of case study on three TPAs in offices through observation and personal interview methods, a conclusion is obtained that not all of the case study objects can fulfill the highest function of home, that is self- actualization; sometimes TPA only fulfills the basis needs of preschool children. The fulfillment of the functions of home for preschool children need a whole knowledge on the clear definition of TPA's purpose and function, and also the design and management of the physical elements that support the function of TPA as a home for preschool children.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52279
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Magdalena Halim
Abstrak :
Masa pre-sekolah merupakan usia golden era pada anak. Usia 4-6 tahun adalah kelompok usia anak yang sudah mendapatkan pendidikan semi formal seperti TPA. Pada usia tersebut adalah sangat penting untuk mengetahui perkembangan anak. TPA RSPAD Gatot Soebroto adalah TPA yang berada di bawah asuhan Departemen Anak dan Departemen Psikiatri RSPAD Gatot Soebroto, namun belum pernah dilakukan pemeriksaan perkembangan anak di tempat tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan personal sosial, adaptif-motorik halus, bahasa dan motor kasar pada anak usia 3-6 tahun di TPA RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian dilakukan dengan kuesioner pada orang tua anak dan pemeriksaan Denver II pada seluruh anak yang ada di TPA. Studi ini dilakukan pada 17 anak yang terdaftar di TPA. Sebanyak 3 anak ditemukan dengan suspek keterlambatan perkembangan. Seorang anak dengan suspek keterlambatan pada aspek personal-sosial, adapatif-motorik halus, motorik kasar dan berbahasa. Satu orang anak dengan suspek keterlambatan pada semua aspek kecuali bahasa dan satu orang lainnya dengan suspek keterlambatan pada semua aspek kecuali motorik kasar. Studi ini menyimpulkan bahwa sebanyak 17,6% anak usia 3-6 tahun di TPA RSPAD Gatot Soebroto adalah anak dengan suspek keterlambatan perkembangan pada pemeriksaan Denver II. Oleh karena itu, disarankan agar dilakukan deteksi dini secara berkala pada anak yang ada di TPA RSPAD Gatot Soebroto sehingga keterlambatan perkembangan tersebut dalam diatasi sedini mungkin. ......The pre-school period is the golden age of a child. Age of 4-6 years is when children began to receive semi-formal education such as TPA. TPA RSPAD Gatot Soebroto is a daycare under the Department of Pediatrics and the Department of Psychiatry, RSPAD Gatot Soebroto. It is important to be able to detect the child’s development at this golden stage. However, there has never been a child development screening conducted in this TPA. This research was conducted to determine the personal social, adaptive-fine motor skills, language and gross motor skills development in children aged 3-6 years at TPA RSPAD Gatot Soebroto. The study was conducted with a questionnaire on the child's parents and a Denver II examination for all children in the TPA. This study was conducted on 17 children who are registered in the TPA. A total of 3 children were suspected to have a delayed development; one with suspicion of delay in all aspects (personal-social, adaptive-fine motor, language, and gross motor); one other is suspected with delay in all aspects except language and another is suspected with delay in all aspects except gross motor skills. This study concluded that 17.6% of children aged 3-6 years at TPA RSPAD Gatot Soebroto were in suspicion of having developmental delays during the Denver II examination. Therefore, this research recommends to do regular developmental early detection for at TPA RSPAD so developmental delayed can be detected and treated as early as possible.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah merupakan proses bertumbuhnya ukuran - ukuran fisik, berkembangnya fungsi - fungsi psikis dan berkembangnya sikap sosial anak. Untuk menjadikan anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, baik pertumbuhan dan perkembangan fisik psikis dan sosial bagi ibu - ibu yang bekerja dan harus meninggalkan anak balitanya, maka salah satunya dengan jalan menitipkan anak balitnya di Panti Asuhan Taman Penitipan anak (PA TPA)....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>