Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1981
S5444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1980
S5417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S5532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Notosusanto
Jakarta: UI-Press, 1982
378 NUG n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfahmi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
S5922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Lamhari
Abstrak :
Penelitian ini mengenai sejarah dinamika gerakan mahasiswa Amerika serikat yang berlangsung sejak peristiwa gerakan Free Speech Movement (FSM) di Universitas California, Berkeley, sampai bubarnya organisasi gerakan mahasiswa radikal Students for Democratic Society (SDS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan tahap-tahap dinamika gerakan mahasiswa yang dilatarbelakangi oleh kegelisahan mahasiswa terhadap kondisi sosial masyarakatnya, mulai dari masalah isu rasial, Perang Vietnam, sistem pendidikan yang teknokratik, hak kebebasan berpendapat yang terkekang, dsb. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dokumen, masalah dan buku-buku di perpustakaan-perpustakaan sampai pada penulusuran sumber_sumber melalui internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika gerakan mahasiswa Amerika tersebut berlangsung melalui empat tahap, yakni tahap liberal di Universitas Berkeley, tahap radikal di Universitas Columbia, tahap transisi di Universitas Cornell, sampai dengan tahap anti-klimaks dan kemunduran yang ditandai oleh gerakan mahasiswa di Universitas Conell dan terpecah-belahnya kekuatan mahasiswa di tubuh SDS. Di mana masing-masing tahap gerakan mahasiswa ini mengandung unsur-unsur kemajuan dan kemunduran sekaligus
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Lutfi
Abstrak :
Kerusuhan etnik yang serupa dengan kerusuhan bulan Mei 1998 di Jakarta, ternyata telah terjadi beberapa kali di lokasi yang berbeda. (Husodo,1985; Koentjaraningrat, 1982; Suryadinata, 1982). Sejumlah kerusuhan yang pernah terjadi ternyata mempunyai persamaan yaitu etnik Tionghoa selalu menjadi korban, tidak terbatas pada etnik Tionghoa yang kaya tetapi juga menimpa Tionghoa yang miskin. Hal ini menunjukkan bahwa kerusuhan bukanlah dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi, tetapi faktor etnik Tionghoa itu sendiri. Dalam kaitan dengan hubungan kemasyarakatan, berarti ada indikasi hubungan yang selama ini terjalin antara etnik pribumi dengan etnik Tionghoa adalah hubungan yang harmonis semu (Lie, 1969). Berarti pula ada sentimen terhadap etnik Tionghoa yang bersifat laten (Susetyo, 1998; Subekti, 1998; Dahana, 1998; Lie, 1998). Munculnya sentimen etnik terhadap Tionghoa tidak terlepas dari kebijaksanaan dan proses akulturasi yang kurang tepat di masa lalu (Susetyo, 1998; Subekti, 1998; Suryadinata, 1998). Salah satu bentuk kebijaksanaan tersebut adalah adanya hambatan bagi etnik Tionghoa untuk terlibat dalam bidang politik. Padahal pnyelesaian masalah Tionghoa (di Indonesia) hanya dapat dilakukan dengan mengikutsertakan mereka dalam bidang tersebut (politik). Keengganan etnik pribumi untuk mengikutsertakan Tionghoa ikut dalam politik menunjukkan bahwa etnik pribumi masih mengembangkan sikap politik yang intoleran. Di sisi lain, stereotipi negatif terhadap etnik Tionghoa ternyata masih terpelihara di kalangan pribumi (Warnaen, 1978). Penelitian ini bermaksud mengkaji hubungan antara stereotipi etnik dengan toleransi politik yang dikembangkan oleh pribumi terhadap Tionghoa. Penelitian ini menemukan adanya hubungan yang cukiip signiflkan antara stereotipi etnik dengan toleransi politik. Hal ini berarti bahwa semakin positif stereotipi etnik pribumi terhadap Tionghoa, akan semakin positif pula toleransi politik yang dikembangkan oleh pribumi. Selain itu, stereotipi etnik mahasiswa UI terhadap Tionghoa ternyata cukup positif. Dengan kata lain, mahasiswa Ul mempunyai pandangan yang cukup posistif terhadap Tionghoa. Demikian juga halnya dengan toleransi politik yang dikembangkan mahasiswa UI pribumi cukup positif. Hal yang mungkln mempengaruhi kedua hal ini adalah topik bacaan dan jumlah teman Tionghoa yang dimiliki. Bacaan yang bertema politik dan semakin banyaknya teman Tionghoa mungkin menyebabkan pribumi semakin positif memandang Tionghoa dan semakin toleran sikap politiknya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Priambodo
Abstrak :
Peran mahasiswa dalam negara sering diistilahkan sebagai agent of change (Sanit, 1988). Sejarah mencatat berbagai tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa yang berhasil membawa keadaan yang lebih baik di negara tempatnya berada. Peran mahasiswa dalam sejarah Indonesia bahkan telah membuat mahasiswa Indonesia memiliki identitas politik yang khas, sumber legitimasi peran politik mahasiswa. Mahasiswa mempunyai kedudukan yang tinggi di mata masyarakat maupun image media. Namun disisi Iain kita mendapati kesan dan kenyataan yang berlawanan ketika memasuki alam nyata kampus. Kita dapati suasana kantin-kantin yang dipenuhi mahasiswa berorientasi kesenangan semata, atau iklim studi oriented saja tanpa peduli dengan masalah-masalah di sekelilingnya. Suatu situasi-kondisi nyata yang sangat jauh dari idealisme agent of change mahasiswa. Penelitian ini berangkat dari kesenjangan fakta-fakta tersebut diatas. Penelitian ini berangkat dari pertanyaan bagaimana sesungguhnya deskripsi / gambaran umum partisipasi politik di kalangan mahasiswa. Lalu dalam perkembangannya penelitian ini dilengkapi dengan pertanyaan bagaimana hubungan partisipasi mahasiswa tersebut dengan variabel-variabel prediktornya. Secara umum mahasiswa didefinisikan sebagai suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya selalu dalam ikatannya dengan perguruan tinggi. Perguruan tinggi didefinisikan sebagai lembaga pendidikan formal diatas sekolah lanjutan atas yang terutama mernberikan pendidikan teori dari suatu ilmu pengetahuan disamping mengajarkan suatu ketrampilan (skill) tertentu (Sarwono, 1978). Secara lebih operasional mahasiswa didefinisikan sebagai setiap orang yang secara resmi terdaftar unruk mengikuti pelajaran-pelajaran di suatu tempat pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Sementara partisipasi politik didefinisikan sebagai kegiatan warga negara sebagai warga sipil (private citizens) secara individual atau kelompok yang bertujuan mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah dalam hal pemilihan pemimpin dan penetapan kebijakan publik, termasuk didalamnya semua bentuk aktivitas yang dimaksud mempengaruhi pemerintah. Partisipasi terbagi dalam bentuk-bentuk conventional dan unconventional. Menurut Dalton (1996), terdapat tiga potensial prediktor partisipasi, yaitu karakteristik personal, pengaruh kelompok, dan sikap politik, yang terdapat pada diri seseorang. Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif merupalkan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu untuk menentukan adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat. Dalam penelitian bentuk ini tidak digunakan dan tidak dilakukan pengujian hipotesis. Hasil yang diperoleh lebih merupakan gambaran tentang karakteristik suatu kelompok sampel yang dapat menjelaskan suatu gejala. Penelitian deskriptif tidak meramalkan hasil yang akan diperoleh dan hasil yang diperoleh adalah gambaran yang mendetil tentang masalah (Setiadi, Matindas, dan Chairy, 1998). Melalui penelitian ini ingin diketahui bagaimana gambaran tingkat partisipasi pada setiap bentuk-bentuk partisipasi. Juga ingin diketahui bagaimana gambaran hubungan partisipasi dengan variabel-variabel prediktor partisipasi. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia. Semuanya berjumlah 92 orang. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Alat pengumpul data tersebut adalah kuesioner bentuk-bentuk partisipasi, kuesioner pengaruh keiompok, dan kuesioner sikap politik. Data mengenai karakteristik personal diperoleh dari data kontrol. Teknik pengolahan data adalah statistik deskriptif dan perhitungan korelasi serta perhitungan perbandingan mean. Penelitian ini menemukan bahwa tingkat partisipasi mahasiswa secara umum pada berbagai bentuk partisipasi adalah rendah. Terdapat hubungan antara partisipasi mahasiswa dengan variabel prediktor 'pengaruh kelompok' dan variabel prediktor 'sikap politik'. Penelitian ini juga menemukan bahwa besar kedua variabel prediktor tersebut beserta aspek-aspeknya adalah tinggi kecuali untuk aspek ?kepuasan politik'. Partisipasi mahasiswa berhubungan dengan tingkat keaktifan di organisasi kemahasiswaan. Usia berhubungan dengan partisipasi electoral activity. Dan terakhir, perbedaan fakultas, asal suku, pilihan organisasi diluar kampus, persepsi aktivis nonaktivis, agama yang dianut, persepsi ideologi, dan persepsi peer group terdekat; rnenyebabkan adanya perbedaan partisipasi secara umum pada bentuk-bentuk partisipasi yang ada.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S3006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tonny T. Jauhari
Abstrak :
Toney Tontowi Jauhari, 0786040246 Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI): Potret Pasang Surut Organisasi Kemahasiswaan Di Indonesia (1947-1959) (di bawah bimbingan: Sutopo Sutanto SS,). Diuji pada tanggal 28 Agustus 1992. Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka kehidupan kemahasiswaan mulai berkembang sejalan dengan berdirinya perguruan tinggi-perguruan tinggi di seluruh nusantara. Peran mahasiswa pada masa itu sangat penting, karena sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia sangat memerlukan tenaga untuk berbagai bidang, misalnya kebutuhan tenaga pengajar pada sekolah-sekolah di berbagai pelosok negeri. Peran mahasiswa di lapangan politik juga menonjol. PPMI sebagai perserikatan perhimpunan mahasiswa yang terbesar di Indonesia, saat itu, memiliki andil yang besar antara lain pada lapangan atau bidang yang telah dikemukakan di atas. Misalnya dengan mengajukan ide penyelenggaraan Konperensi Mahasiswa Asia Afrika. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa Indonesia mampu untuk menjalin kehidupan kemahasiswaan dalam lingkup internasional. Pada masa tersebut organisasi kemahasiswaan yang ada demikian banyak dan mencerminkan pula keanekaragaman aliran yang berkembang pada saat itu, misalnya terdapat yang beraliran nasionalis dan ada pula yang beraliran sosialis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library