Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hawa Puspita
"Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya (Martinet, 1979: 19). komunikasi merupakan bentuk interaksi sosial, karena dalam berkomunikasi manusia mengadakan hubungan dengan yang lainnya. Interaksi sosial ini dapat berupa permainan, pekerjaan. pertengkar_an, atau tertawa.Menurut Panuti Sudjiman (1983: 26) humor adalah kejenakaan yang menimbulkan kesenangan. Dalam bukunya Yang berjudul The Language of Jokes Delia Chiaro (1992:25) membagi humor menjadi dua. yaitu humor verbal dan humor non verbal. Humor verbal adalah humor yang berisi unsure-unsur linguistik seperti kata, frasa, atau kalimat. jadi. dalam humor jenis ini kata, frasa, atau kalimat digunakan sebagai medianya. Contoh humor verbal antara lain adalah : teka-teki, satir, dan lelucon. Dalam humor non verbal pembaca dihadapkan pada gambar-gambar. Pembaca dipaksa untuk menginterpretasikan sendiri gambar-gambar tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S14639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Griffths, Patrick
"An introduction to the linguistic study of meaning, this book outlines the meaning potential (semantics) of English and how language knowledge is put to use (pragmatics). As well as gaining a systematic overview of meaning in English, readers can learn how to argue for analyses. Among the significant concepts introduced are denotation, sense relations, event types, explicature, implicature, presupposition, metaphor, reference, speech acts and (at an elementary level) Generalised Quantifier Theory. Sense relations - such as antonymy and hyponymy - are presented as summarising patterns of entailment. The sense of a word is seen as the contributions it makes to the entailments carried by sentences."
Edinburgh: Edinburgh University Press, 2006
401.43 GRI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Kunjana Rahardi
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016
401.45 KUN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Pragmatics is the study of human communication: the choices speakers make to express their intended meaning and the kinds of inferences that hearers draw from an utterance in the context of its use. This Handbook surveys pragmatics from different perspectives, presenting the main theories in pragmatic research, incorporating seminal research as well as cutting-edge solutions. It addresses questions of rational and empirical research methods, what counts as an adequate and successful pragmatic theory, and how to go about answering problems raised in pragmatic theory. In the fast-developing field of pragmatics, this Handbook fills the gap in the market for a one-stop resource to the wide scope of today's research and the intricacy of the many theoretical debates. "
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2012
e20393669
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurul Karima
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang makna-makna yang terkandung dalam iklan produk makanan vegetarian LikeMeat di Jerman melalui gambar dan teks dalam iklan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penyampaian pesan produsen kepada konsumen melalui aspek semantis, semiotis dan pragmatis. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukan bahwa makna semantis yang terkandung dalam kalimat-kalimat iklan LikeMeat adalah makna referensial, makna asosiatif dan makna afektif positif. Dari aspek semiotis tanda yang sering muncul dalam iklan adalah ikon dan simbol. Melalui ikon produsen meyakinkan konsumen bahwa gambar dalam iklan menyerupai bentuk aslinya sedangkan melalui simbol produsen memberikan informasi tentang produknya. Jika ditinjau melalui aspek pragmatis, kalimat-kalimat dalam iklan LikeMeat mengandung tindak tutur ilokusi yang sebagian besar adalah tindakan asertif. Melalui tindakan asertif produsen meyakinkan konsumen atas produknya.

ABSTRACT
This study discusses the meanings of vegetarian food products advertisement LikeMeat in Germany through images and writings. The purpose of this study is to discover how the producers transfer the messages to consumers through semantic, semiotic and pragmatic aspects. This study is a library research with descriptive analytics method. The results has shown that there are semantic meanings in LikeMeat advertisement which are referential meaning, associative meaning and positive affective meaning. In the semiotics aspects the signs in the advertisement that repeatedly appears are icon and symbol. The producers convince the consumers through icon to make similarity of the original form
and provides information of the product through symbol. If this advertisement is viewed through pragmatics aspects, the sentences in LikeMeat advertisement are consisting of illocution speech act, which its majority are assertive actions and producers are able to persuade their consumers to buy their product through assertive actions."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"We have been asked to think about a convention that will write a new constitution for the Indonesian Republic. What our reaction? We were surprised of idea of a new constitution. Why? do we assume the present constitution the first and oldest one will remain in force forever?"
384 WACA 5:21 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saryanto
"Sing dalam bahasa Jawa disebut sebagai tembung sesulih, panggandheng, tembung panyilah atau pronomina rela_tif. Sing bersinonim dengan kang, dan ingkang, juga berpadanan dalam bahasa Indonesia dengan yang. Sebagai sebuah partikel, kata sing tidak pernah muncul sendiri dalam suatu kalimat. Kata tersebut harus berhubungan atau berga_bung dengan kata lainnya untuk dapat bermakna gramatikal. Pembicaraan mengenai proses pembentukan kata sing dengan kata lain yang memungkinkan bervalensi (bergabung) akan membentuk sebuah frase. Frase bentukan antara sing dengan kata lainnya akan menghasilkan frase nomina. Adapun kelas kata yang dapat bergabung dengan sing membentuk frase nomina adalah nomina, verba, ajektiva, pronomina, numeralia, preposisi dan adverbia. Konstruksi sing sebagai frase nomina merupakan pembicaraan bidang sintaksis."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Christina Uliaty
"ABSTRAK
Tujuan skripsi ini adalah memperlihatkan berbagai pola cakapan di dalam Archipel I yang menggambarkan bagai_mana partisipan berusaha mencapai tujuan utama. Sainpel yang diteliti untuk bahan analisis adalah 21 cakapan yang terdapat di dalam Archipel I.
Teori Parisi dan Castelfranchi (1981) beserta Austin (1960) dipakai dalam menganalisis tujuan cakapan. Tujuan dalam cakapan terdiri atas tujuan langsung (T1) yaitu tuju_an yang mengatur munculnya kalimat yang diujarkan seseorang. Pada saat T1 dikejar, ada tujuan yang dinamakan tujuan pengontrol (To) yaitu tujuan mengetahui apakah pendengar mendengar kalimat yang diujarkan pembicara, telah memahami hal tersebut dan telah mengambil tujuan kalimatnya. Tujuan yang lainnya adalah tujuan utama (T2) yaitu tujuan partisi_pan dalam menggunakan ujaran melalui sarana T1.
Hasil analisis tujuan cakapan digambarkan dalam bentuk skema. Skema dibuat berdasarkan tahapan yang dilakukan partisipan dalam mencapai T2nya. Selanjutnya dilakukan pengelompokan skema berdasarkan persamaan bentuk-bentuk skema yang terlihat dan yang masing-masing memperlihatkan persamaan cara partisipan berusaha mencapai T2. Setiap kelompok skema yang menunjukkan persamaan tersebut dijadikan satu pola cakapan yang diberi nama sesuai dengan bentuk skema yang terlihat_

"
1990
S14401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syadiah
"ABSTRAK
Mitos; sebuah bentuk ide yang telah ada dan mengatur pola pikir masyarakat sejak zaman dahulu hingga saat ini. Mitos dimaknai oleh setiap individu berdasarkan pengalaman yang dialaminya masing-masing. Pemaknaan mitos ini bukan dilihat dari suatu hal yang benar atau salah, melainkan dilihat dari konteks yang sedang diperlukan. Oleh karena itu, pemaknaan di dalam mitos tersebut bersifat plural dan berkembang. Sehingga, pemaknaan di dalam mitos tidak ada yang bersifat tunggal. Selain itu, pemaknaan dalam mitos juga memiliki nilai pragmatis karena pemaknaan mitos yang bersifat plural ini harus dihasilkan dari proses logic yang memiliki konsekuensi praktis dan tidak bisa begitu saja untuk dimaknai. Proses pemaknaan dalam mitos secara logic ini dapat dilihat dari pemikiran semiotik Charles Sanders Peirce melalui proses triadyc yang diciptakannya. Proses triadyc tersebut memiliki tiga unsur, seperti representament, object, dan interpretant. Ketiga unsur ini sangat berkaitan untuk melihat proses pemaknaan pada sebuah mitos. Dengan demikian, di dalam tulisan ini berupaya untuk melihat proses dan juga bentuk mitos yang kini dijadikan sebagai tanda dan sekaligus dijadikan sebagai bahasa sosial di dalam kehidupan masyarakat.Mitos; sebuah bentuk ide yang telah ada dan mengatur pola pikir masyarakat sejak zaman dahulu hingga saat ini. Mitos dimaknai oleh setiap individu berdasarkan pengalaman yang dialaminya masing-masing. Pemaknaan mitos ini bukan dilihat dari suatu hal yang benar atau salah, melainkan dilihat dari konteks yang sedang diperlukan. Oleh karena itu, pemaknaan di dalam mitos tersebut bersifat plural dan berkembang. Sehingga, pemaknaan di dalam mitos tidak ada yang bersifat tunggal. Selain itu, pemaknaan dalam mitos juga memiliki nilai pragmatis karena pemaknaan mitos yang bersifat plural ini harus dihasilkan dari proses logic yang memiliki konsekuensi praktis dan tidak bisa begitu saja untuk dimaknai. Proses pemaknaan dalam mitos secara logic ini dapat dilihat dari pemikiran semiotik Charles Sanders Peirce melalui proses triadyc yang diciptakannya. Proses triadyc tersebut memiliki tiga unsur, seperti representament, object, dan interpretant. Ketiga unsur ini sangat berkaitan untuk melihat proses pemaknaan pada sebuah mitos. Dengan demikian, di dalam tulisan ini berupaya untuk melihat proses dan juga bentuk mitos yang kini dijadikan sebagai tanda dan sekaligus dijadikan sebagai bahasa sosial di dalam kehidupan masyarakat.

ABSTRACT
Myth A form of ideas that has existed and set the mindset of people since ancient times until today. Myth is interpreted by each individual based on the experience experienced by each. The meaning of this myth is not seen from something right or wrong, but viewed from the context that is needed. Therefore, the meaning in the myth is plural and evolving. Thus, the meaning in myth doesn rsquo t exist singularly. In addition, the meaning of the myth also has a pragmatic value because the meaning of this myth that is plural must be generated from the logic process that has practical consequences and can rsquo t simply to be interpreted. This logical meaning in mythology can be seen from Charles Sanders Peirce 39 s semiotic thought through the triadyc process he created. The triadyc process has three elements, such as representament, object, and interpretant. These three elements are closely related to seeing the process of meaning in a myth. Thus, in this paper seeks to see the process and also the form of myth that is now used as a sign and simultaneously serve as a social language in the life of society."
2017
S69890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Hapsari
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk membahas makna ujaran di dalam suatu situasi tutur [speech situation] berdasarkan kenyataan yang penulis jumpai sehari-hari yakni bahwa makna ujaran tidaklah mutlak merupakan makna harafiahnya. Ujaran yang berbentuk pertanyaan misalnya, apabila dikaji sehubungan dengan situasi tempat diujarkan tidak selalu membawa makna bertanya melainkan kemungkinan bermakna perintah, permintaan, pernyataan dan sebagainya.
Dengan menganalisis korpus berupa ujaran pertanyaan guru kepada murid di dalam wacana kelas atau classroom discourse, penulis menemukan gejala bahwa guru seringkali mengajukan pertanyaan bukan dengan tujuan meminta informasi melainkan dengan maksud lain seperti memerintahkan murid untuk melaksanakan sesuatu (pertanyaan dengan fungsi direktif).
Berdasarkan teori-teori dari J.L. Austin, , J.R. Searle, Grice Berta Leech mengenai makna ujaran di dalam berkomunikasi, penulis mencoba menganalisis beberapa pertanyaan guru yang berfungsi direktif. Model analisis yang dipergunakan adalah model means-ends rancangan Leech. Proses pemahaman murid (sebagai pendengar) terhadap ujaran pertanyaan guru (sebagai pembicara) diuraikan menjadi beberapa tahap. Sebagai bahan perbandingan penulis juga menganalisis satu ujaran pertanyaan guru yang betul-betul bertujuan memperoleh informasi.
Hasil yang diperoleh adalah bahwa hubungan role-relationship antara guru dengan murid memainkan peran yang penting dalam hal memilih bentuk ujaran serta dalam memahami makna ujaran tersebut.

"
1989
S13997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>