Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michael Wicaksono
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2015
951.04 MIC r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chendu: Sichuan Poeple Publishing House, 2011
SIN 398.209 SHO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wen, Kang
Beijing: New World Press, 2003
SIN 895.13 WEN t II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Diaz Indra Pratiwi
"Ai Qing adalah salah satu penyair terkemuka Tiongkok yang telah menghasilkan berbagai karya dari masa ke masa. Mulai dari masa setelah ia keluar dari penjara, setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, hingga setelah ia kembali dari pengasingannya. Namun ketiga era tersebut menghasilkan karya dengan gaya yang berbeda. Maka dari itu, tulisan ini akan meneliti karya-karya Ai Qing pada ketiga era tersebut. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana gaya dan bentuk puisi Ai Qing dari masa ke masa. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan ekstrinsik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada karya Ai Qing pada ketiga era tersebut. Perbedaan tersebut muncul karena adanya gejolak yang terjadi pada kehidupan Ai Qing. Selain itu, kondisi sosial politik di Tiongkok juga berpengaruh besar pada karya-karya yang ia hasilkan.

Ai Qing is one of China's leading poets who has produced various artworks from time to time. Starting from the time after he was released from prison, after the founding of the People's Republic of China, until after he returned from his exile. But the three eras turned out to produce artworks with different styles. Therefore, this paper will examine the artworks of Ai Qing in the three eras. The purpose of this paper is to find out the style and form of Ai Qing's poetry from time to time. The method that will be used in this research is a qualitative method while the approach used is extrinsic. The results of this research indicate a significant change in Ai Qing's work in the three eras. The difference arose because of the turmoil that occurred in Ai Qing's life. In addition, the socio-political conditions in China also greatly influenced the artworks he produced."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hermin Leonny
"ABSTRAK
Sejak masa kanak-kanak, hidup Jiang Qing tidak bahagia. Ayahnya yang kejam dan sering berbuat sewenang-wenang terhadap ibunya, telah membuat Jiang Qing bertekad tidak akan menjadi wanita yang lemah seperti ibunya. Ia tumbuh menjadi seorang wanita yang pantang menyerah,pendendam, dan ambisius. Pernikahannyadengan Mao Zedong telah membuka jalan bagi Jiang-Qing untukmenunjukkan kekuasaannya. Revolusi Kebudayaan yang dilancarkan Mao untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya pada akhirnya dijadikan alat oleh Jiang Qing untuk membalaskan dendam pribadinya terhadap orang-orang yang pernah menghinanya. Tindakan pembersihan iniberlangsung dari tahun 1966 hingga tahun 1976. Ketika Mao Zedong wafat, kedudukan Jiang Qing mulai terancam. Pada bulan Oktober 1976, ia ditangkap dan dengan demikian berakhirlah dinastinya.

"
1996
S12882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhang, Xiping
Beijing: Wu zhou chuan bo chu ban she, 2006
SIN 951.03 ZHA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Washington: Government Printing Office, 1944
951.03 EMI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ru, Jinghua
"China enjoys a long and profound history of ancient architecture. Her verifiable artifacts could be dated back to 7,000 years ago from Hemudu ruins in Yuyao to Banpo ruins in Xi an. Of course, architecture underwent a long process from primitiveness to sophistication before the Warring States, while in the Qin and Han dynasties, it gained an apparent progress along with the development of production and unification of the country. Moreover, in over a thousand years of the prosperous Tang Dynasty to the Ming and Qing dynasties, it reached several unprecedented peaks which were embodied by diversified building forms and refined planning and exquisite construction."
Beijing: China Architecture & Building Press, 2012
e20511180
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Cheng, Liyao
New York: Springer, 1999.
728.095.1 CHE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Lauditta Hersanto
"[ABSTRAK
Jurnal ini akan memaparkan penyelenggaraan tradisi ritual Qing Ming yang dilaksanakan di Tangerang, Banten
yang jatuh pada tanggal 5 April tahun 2015. Qing Ming di Indonesia lebih dikenal dengan Ceng Beng (bahasa
Hokkian). Perayaan ini merupakan salah satu dari sekian banyak perayaan hari raya Tiongkok yang tetap
dilestarikan perayaannya di Indonesia. Dari makna harafiahnya Qing berarti jernih dan Ming berarti terang. Di
Tiongkok biasanya Qing Ming jatuh pada musim semi, di mana merupakan saat yang paling tepat untuk
mengunjungi makam para leluhur (ziarah). Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan apa yang dilaksanakan
oleh masyarakat peranakan Tionghoa di Tangerang pada perayaan Qing Ming dan makna dari pelaksanaan
perayaan Qing Ming itu sendiri.ABSTRACT This journal will explain about the traditional Qing Ming ceremony held in Tangerang, Banten, on April 5th
2015. In Indonesia, Qing Ming is better known as Ceng Beng (the name in Hokkian dialect). This festival is one
of many Chinese traditional festivals that are still celebrated in Indonesia these days. The word "Qing" itself
literally means clear while the word "Ming" means bright. In China, Qing Ming is usually held in the middle of
spring, which is the perfect time to visit family's graveyard. This research aims to explain what the Qing Ming
celebration entails in Tangerang?s Chinese-Indonesian community, and also the meaning of Qing Ming ceremony
in itself., This journal will explain about the traditional Qing Ming ceremony held in Tangerang, Banten, on April 5th
2015. In Indonesia, Qing Ming is better known as Ceng Beng (the name in Hokkian dialect). This festival is one
of many Chinese traditional festivals that are still celebrated in Indonesia these days. The word "Qing" itself
literally means clear while the word "Ming" means bright. In China, Qing Ming is usually held in the middle of
spring, which is the perfect time to visit family's graveyard. This research aims to explain what the Qing Ming
celebration entails in Tangerang’s Chinese-Indonesian community, and also the meaning of Qing Ming ceremony
in itself.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>