Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miranda Calista
Abstrak :
Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep kota yang berorientasi transit yang mendorong masyarakatnya untuk lebih memilih kendaraan umum. Namun pembangunan kawasan TOD di Jakarta saat ini masih berpusat pada pembangunan hunian dekat stasiun. Hal itu menyebabkan peralihan esensi TOD menjadi TAD (Transit Adjacent Development) yaitu kawasan yang berdekatan namun tidak menimbulkan kegiatan transit. Campuran tata guna lahan adalah hal esensial di kawasan TOD karena keanekaragaman fungsi bangunan akan memengaruhi kegiatan transit masyarakatnya. Untuk memaksimalkan fungsi TOD, dibutuhkan informasi ridership per fungsi bangunan terhadap pemilihan moda transportasi. Fungsi bangunan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah residensial dan perkantoran dan moda transportasi yang ditinjau adalah kereta, bus, dan kendaraan pribadi. Nilai ridership yang didapat akan berpengaruh terhadap perencanaan kawasan TOD. Kemudian, diperlukan juga strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai ridership kereta agar tujuan dari kawasan tersebut tercapai dan memaksimalkan fungsi kawasan TOD. Dibutuhkan teknik pengumpulan data berupa survei dan studi kasus dalam literatur dan benchmarking untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang nantinya akan diolah secara matematis dan naratif untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa nilai ridership moda transportasi untuk kawasan residensial adalah 47.1% untuk kereta, 11.8% untuk bus dan 41.2% untuk kendaraan pribadi dan untuk kawasan perkantoran adalah 43.8% untuk kereta, 18.8% untuk bus dan 37.5% untuk transportasi pribadi. Dari hasil survei dan studi literatur didapatkan rekomendasi sistem perkeretaapian untuk meningkatkan ridership kereta yang didasari oleh 3 faktor yaitu ketepatan waktu, kenyamanan dan aksesibilitas dari dan menuju stasiun.Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep kota yang berorientasi transit yang mendorong masyarakatnya untuk lebih memilih kendaraan umum. Namun pembangunan kawasan TOD di Jakarta saat ini masih berpusat pada pembangunan hunian dekat stasiun. Hal itu menyebabkan peralihan esensi TOD menjadi TAD (Transit Adjacent Development) yaitu kawasan yang berdekatan namun tidak menimbulkan kegiatan transit. Campuran tata guna lahan adalah hal esensial di kawasan TOD karena keanekaragaman fungsi bangunan akan memengaruhi kegiatan transit masyarakatnya. Untuk memaksimalkan fungsi TOD, dibutuhkan informasi ridership per fungsi bangunan terhadap pemilihan moda transportasi. Fungsi bangunan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah residensial dan perkantoran dan moda transportasi yang ditinjau adalah kereta, bus, dan kendaraan pribadi. Nilai ridership yang didapat akan berpengaruh terhadap perencanaan kawasan TOD. Kemudian, diperlukan juga strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai ridership kereta agar tujuan dari kawasan tersebut tercapai dan memaksimalkan fungsi kawasan TOD. Dibutuhkan teknik pengumpulan data berupa survei dan studi kasus dalam literatur dan benchmarking untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang nantinya akan diolah secara matematis dan naratif untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa nilai ridership moda transportasi untuk kawasan residensial adalah 47.1% untuk kereta, 11.8% untuk bus dan 41.2% untuk kendaraan pribadi dan untuk kawasan perkantoran adalah 43.8% untuk kereta, 18.8% untuk bus dan 37.5% untuk transportasi pribadi. Dari hasil survei dan studi literatur didapatkan rekomendasi sistem perkeretaapian untuk meningkatkan ridership kereta yang didasari oleh 3 faktor yaitu ketepatan waktu, kenyamanan dan aksesibilitas dari dan menuju stasiun.Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep kota yang berorientasi transit yang mendorong masyarakatnya untuk lebih memilih kendaraan umum. Namun pembangunan kawasan TOD di Jakarta saat ini masih berpusat pada pembangunan hunian dekat stasiun. Hal itu menyebabkan peralihan esensi TOD menjadi TAD (Transit Adjacent Development) yaitu kawasan yang berdekatan namun tidak menimbulkan kegiatan transit. Campuran tata guna lahan adalah hal esensial di kawasan TOD karena keanekaragaman fungsi bangunan akan memengaruhi kegiatan transit masyarakatnya. Untuk memaksimalkan fungsi TOD, dibutuhkan informasi ridership per fungsi bangunan terhadap pemilihan moda transportasi. Fungsi bangunan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah residensial dan perkantoran dan moda transportasi yang ditinjau adalah kereta, bus, dan kendaraan pribadi. Nilai ridership yang didapat akan berpengaruh terhadap perencanaan kawasan TOD. Kemudian, diperlukan juga strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai ridership kereta agar tujuan dari kawasan tersebut tercapai dan memaksimalkan fungsi kawasan TOD. Dibutuhkan teknik pengumpulan data berupa survei dan studi kasus dalam literatur dan benchmarking untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang nantinya akan diolah secara matematis dan naratif untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa nilai ridership moda transportasi untuk kawasan residensial adalah 47.1% untuk kereta, 11.8% untuk bus dan 41.2% untuk kendaraan pribadi dan untuk kawasan perkantoran adalah 43.8% untuk kereta, 18.8% untuk bus dan 37.5% untuk transportasi pribadi. Dari hasil survei dan studi literatur didapatkan rekomendasi sistem perkeretaapian untuk meningkatkan ridership kereta yang didasari oleh 3 faktor yaitu ketepatan waktu, kenyamanan dan aksesibilitas dari dan menuju stasiun.
Transit Oriented Development (TOD) is a transit-oriented city concept that encourages people to use public transportation. However, the development of the TOD area in Jakarta is currently still centered on the construction of residential buildings near the station. This causes the transition of the essence of TOD to TAD (Transit Adjacent Development), which is an area that is close together but does not cause transit activities. Mixed land use is essential in the TOD area because the diversity of building functions will affect the transit activities of the community. To maximize the TOD function, an information of the transportation mode choice is needed for each building. The building functions reviewed in this study are residential and office buildings and the modes of transportation reviewed are trains, buses and private vehicles. The ridership value obtained will affect the TOD area planning. Then, development strategies are also needed to increase the train ridership value so that the objectives of the area are achieved and maximize the function of the TOD area. Data collection techniques are needed in the form of surveis and case studies in the literature and benchmarking to obtain the required information which will be processed mathematically and narratively to achieve the objectives of this research. From the results of data processing, it was found that the ridership value of the mode of transportation for residential areas is 47.1% for trains, 11.8% for buses and 41.2% for private vehicles and for office areas is 43.8% for trains, 18.8% for buses and 37.5% for private transportation . From the survei results and literature studies, it is found that the railroad system recommendation to improve train ridership is based on 3 factors: punctuality, comfort and accessibility of station access and egress.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomy Zulfikar
Abstrak :
Permintaan KPR menunjukkan perlambatan. Begitu juga, penjualan properti reidensial menunjukkan perlambatan. Seperti diketahui, mayoritas konsumen membeli properti residensial dibiayai oleh KPR. Melalui kebijakan LTV, Bank Indonesia ingin menstimulasi permintaan KPR dan juga penjualan properti residensial demi mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Pertanyaan apakah perubahan rasio LTV dapat mempengaruhi permintaan KPR dan apakah ada faktor lain yang mempengaruhi permintaan KPR. Penelitian ini melihat pertanyaan tersebut dengan mempertimbangkan bagaimana dampaknya di provinsi berpendapatan menengah-bawah dan menengah-atas. ......Demand for mortgage finance showed a slowdown. And also, property residential sales showed a slowdown. As is well known, the most consumers buy property residential is fiananced by mortgage finance. Through LTV policy, Bank of Indonesia want to stimulate demand for mortgage finance and also property residential sales in order to could boost economic growth sustainably. A question whether changes in LTV ratio could boost economic growth sustainably and whether there are the other factors which are affecting demand for mortgage finance. This article sees the question by considering what the impacts are in both lower-middle income and higher-middle income provinces. By regressing statistical model Fixed Effect Model (FEM) and Random Effect Model (REM), the result shows that LTV policy is affecting positively towards demand for mortgage finance, particularly lower-middle income provinces. When LTV ratio increased, demand for mortgage finance in lower-middle income provinces is higher than demand for mortgage finance in higher-middle income provinces. Moreover, mortgage finance reflects normal good for higher-middle income provinces while reflects inferior good for lower-middle income provinces. On the other hand, higher mortgage interest lowers demand for mortgage finance, particularly in lower-middle income provinces.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulindira Elrizqi
Abstrak :
ABSTRAK Pembangunan kawasan TOD sedang marak dilakukan di Indonesia khususnya di ibukota setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang pada tahun 2017. Hal ini mendorong peningkatan pasokan unit apartemen di Jakarta, khususnya pada daerah sekitar stasiun. Namun hal ini bertolak belakang dengan tingkat penjualan properti residensial yang justru menurun dan terparah pada tahun 2019. Oleh sebab itu penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi prefrensi konsumen dalam membeli properti residensial di kawasan TOD, yang berfungsi sebagai dasar perencanaan apartemen resdensial di kawasan TOD agar tinggi peminat. Lalu didapatkan hasil bahwa untuk konsumen yang ingin membeli properti lebih mengutamakan faktor finansial dibandingkan tipe properti dibandingkan status pernikahan. Sedangkan konsumen yang ingin menyewa properti lebih mengutamakan faktor tipe properti dibandingingkan finansial dibandingkan status pernikahan. Dan didapatkan informasi bahwa semakin tinggi penghasilan seseorang, maka semakin rendah minatnya untuk tinggal di kawasan TOD. Selain itu, data menunjukkan bahwa pengguna internet mobile di Indonesia mencapai 53% dari total penduduknya, angka ini menempati peringkat tertinggi di ASEAN dan ke-enam di dunia. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh peneliti untuk mengembangkan aplikasi berbasis mobile phone yang melayani jual-beli properti residensial di kawasan TOD. Aplikasi tersebut sudah selesai dikembangkan dengan memiliki 6 fitur diantaranya My Preference yang dapat memberikan rekomendasi unit apartemen yang tepat sesuai preferensi masing-masing pengguna menggunakan data yang disebar melalui kuesioner dengan 125 responden dan diolah menggunakan aturan fuzzy, Search My Apartment, My Store, Simulasi KPR, Payment Gateway, Dan Profile Setting.
ABSTRACT TOD area development is being done in Indonesia especially in the capital after the issuance of the Minister of Agrarian and Spatial Regulation in 2017. This has led to an increase in the supply of apartment units in Jakarta, particularly in the area around the station. However, this is contrary to the level of residential property sales which decreases and is the worst in 2019. Therefore this study aims to find out the factors that influence consumers' preferences in buying residential property in the TOD area, which serves as the basis for planning residential apartments in the region TOD for high interest. Then the results are obtained for consumers who want to buy property give priority to financial factors over property type than marital status. Whereas consumers who want to rent a property give priority to the type of property factors financially compared to marital status. And it was found that the higher a persons income, the lower their interest in living in the TOD area. Besides, data shows that mobile internet users in Indonesia account for 53% of the total population, this figure ranks highest in ASEAN and sixth in the world. This was then used by researchers to develop mobile phone-based applications that serve the sale and purchase of residential property in the TOD area. The application has been developed by having 6 features including My Preferences can provide recommendations for the right apartment unit according to each users preferences using data distributed through a questionnaire with 125 respondents and processed using fuzzy rules, Search My Apartment, My Store, KPR Simulation, Payment Gateway, and Profile Settings.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Damar Pranadi
Abstrak :

Terkenal sebagai mekanisme yang mudah diaplikasikan untuk mendukung perkembangan energi terbarukan, Feed-in-Tariff (FiT) and Net Metering/Billing dewasa ini cenderung menjadi semakin tidak menarik oleh karena terbatasnya ketersediaan dana dari pemerintah dan keseganan power utility untuk membeli harga listrik dari energi terbarukan lebih tinggi dari harga listrik dari energi fosil. Akibatnya, usaha negara dalam mengembangkan energi terbarukan akan menejadi tidak optimal, apabila tidak ada solusi win-win yang dapat mengatasi hal ini. Pada saat ini, transaksi energi secara Peer-to-Peer (P2P) mulai dikenalkan sebagai salah satu mekanisme berbasis investasi dari pelanggan yang memperbolehkan setiap pelanggan untuk menjual secara langsung listriknya ke tetangga-tetangganya melalui jaringan distribusi yang sudah terpasang dari sumber pembangkitan tersebar yang terpasang di masing-masing pelanggan. Tidak adanya penelitian terkait mekansime ini di sektor residensial di sebuah negara berpasar listrik monopoli (single buyer) mendorong penelitian ini untuk mendalami keterlaksanaan mekanisme penjualan listrik ini di kondisi demikian. Penelitian ini mengidentifikasi apakah skema P2P lebih menguntungkan daripada mekanisme yang sudah ada, seperti Net Metering pada sektor residensial. Penelitian ini juga meninjau sensitivitas dari setiap elemen ekonominya di setiap analisis potensial ekonomi seperti payback period (PP), levelized cost of energy (LCOE), internal rate of return (IRR) and net present value (NPV). Alhasil, mekanisme P2P dapat mempercepat PP dua tahun lebih awal, IRR meningkat sebanyak 1-4,5%, dan menambah NPV sebanyak USD 100-240 untuk prosumer tanpa baterai dan USD 1.800-2.700 untuk prosumer dengan baterai. Walau PLN sekilas merugi 61.657 USD akibat beralihnya pelanggan PLN ke pelanggan P2P, tetapi sebenarnya PLN mendapatkan manfaat yang lebih dari kerugian itu berupa pemasukan dari penggunaan jaringannya yaitu sebesar 50.898 USD, berupa penjualan smart meter sebesar 2.207 USD dan juga biaya terhindarkan untuk membangun 139 kWp yang mana senilai dengan 178.765 USD. Pada Analisis Sensitivitas, hampir semua hasil potensial ekonomi menunjukan perubahan terbesar karena periode eknomi dan biaya modul surya, kecuali IRR yang hanya berpengaruh pada biaya instalasi modul surya. Berbeda halnya harga baterai yang mempengaruhi sensitivitas semua hasil analisis potensial ekonomi dalam kasus jika penjualnya adalah rumah tangga dengan baterai. Kesimpulan penelitian ini yaitu pada P2P yang dinilai lebih menarik dibandingkan mekanisme net metering pada sector residensial, hanya jika harga listrik jualnya lebih kecil dari pada harga listrik jual pada mekanisme net metering dan pelanggannya yang memiliki kapasitas beban yang besar, seperti contohnya pada penelitian ini 3300-6600 VA.

 


As the most applicable mechanisms to encourage the renewable energy, Feed-in-Tariff (FiT) and Net Metering/Billing recently tends to be more unattractive due to government funding limits and reluctancy of utility to purchase the renewable energy electricity higher than fossil-based electricity price. As consequences, national’s efforts towards renewable energy development will be not optimal if no win-win solution to address this situation. Recently, a so-called peer-to-peer (P2P) electricity trading is introduced as a new consumer-based investment mechanism that enable each consumer to trade directly to their neighborings through the existing distribution lines from their distributed generation (DG). Since none of study is focus in P2P residential sector in single buyer market country, this paper investigates an applicability of this new electricity trading mechanism in single buyer market. This study identifies the benefits of P2P scheme in comparison with the existing mechanism such as Net Metering for residential sector. In addition, this study will investigate the sensitivity level of economic element in each economic analysis namely payback period (PP), levelized cost of energy (LCOE), internal rate of return (IRR) and net present value (NPV). The results find that P2P mechanism impacts the payback period up to 2 years earlier, the IRR increased about 1-4,5%, to gain 100-240 USD net present value for prosumer only and 1.800-2.700 USD net present value for prosumer with storage system. Due to using electricity from P2P market, PLN encountered a loss of 61.657 USD, actually, PLN will benefit more by power wheeling margins about 50.898 USD, smart metering margins about 2.207 USD and avoided cost of solar PV installation for 139 kWp which is equal of 178,765 USD investment. In sensitivity analysis, most cost-benefit results (except IRR) showed the largest sensitivities to economic period and solar installation cost, while IRR experienced largest sensitivity to solar PV cost. On the contrary, battery price greatly affects than other economic elements in all economic potential analysis for prosumer with battery. In conclusion, this study found that P2P is more attractive for residential sector if net metering price is lower than the electricity price and with household participants of which higher power capacities, such identified in this study household with 3300-6600 VA.

 

2019
T53416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Nugroho Pitoro
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris apakah perubahan Upah Minimum Kabupaten/Kota mempengaruhi harga properti residensial tipe kecil. Motivasi untuk studi ini berasal dari kekhawatiran bahwa salah satu dampak dari peningkatan daya beli masyarakat (akibat peningkatan UMK) salah satunya adalah meningkatnya harga properti residensial (terutama tipe kecil yang merupakan target dari pembeli dengan pendapatan level UMK). Namun, ada kekurangan studi empiris tentang dampak peningkatan UMK tersebut karena selama ini belum ada penelitian yang menggunakan perubahan UMK sebagai variabel penjelas utama. Dengan menggunakan fixed-effect model, penelitian ini menemukan bahwa kekhawatiran bahwa peningkatan UMK akan meningkatkan harga properti residensial tidak terjadi untuk tipe kecil. ......This study aims to find empirical evidence whether changes in the District/City Minimum Wage affect the price of small type residential properties. The motivation for this study comes from concerns that one of the impacts of increasing people's purchasing power (due to an increase in MSEs) is the increase in residential property prices (especially small types that are the target of buyers with MSE-level income). However, there is a lack of empirical studies on the impact of increasing MSEs because so far there has been no research that uses MSE changes as the main explanatory variable. Using a fixed-effect model, the study found that concerns that increasing MSEs would increase residential property prices did not occur for small types.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yesica Christy
Abstrak :
Properti residensial atau yang biasa disebut sebagai rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai tempat berlindung, untuk dapat terus melanjutkan kehidupan. Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, mengindikasikan bahwa kebutuhan akan properti residensial juga akan ikut bertambah. Pergerakan harga properti residensial di Indonesia dapat diamati dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Harga properti residensial dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya dalam faktor ekonomi, pergerakan harga properti residensial dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti inflasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan suku bunga kredit. Forecasting Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dapat dilakukan dengan pemodelan times series. Pemodelan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang diketahui dipengaruhi oleh tiga variabel lainnya memerlukan model time series multivariat. Model fungsi transfer multi input adalah salah satu model time series multivariat yang dapat digunakan dalam memodelkan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR). Pada model fungsi transfer multi input terdapat runtun output (yt) yaitu Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa variabel input (xjt) yaitu inflasi, IHSG dan suku bunga kredit. Berdasarkan model yang telah didapatkan pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa ramalan IHPR pada waktu ke-t dipengaruhi oleh besarnya inflasi pada dua bulan sebelumnya sampai lima bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh suku bunga kredit tanpa penundaan sehingga dipengaruhi oleh waktu ke-t sampai tiga bulan sebelumnya. IHPR pada waktu ke t dipengaruhi oleh IHSG juga tanpa penundaan, yaitu dipengaruhi waktu ke-t sampai pada empat bulan sebelumnya. IHPR pada waktu ke-t juga dipengaruhi oleh dirinya sendiri pada waktu ke t-1 atau satu bulan sebelumnya hingga empat bulan sebelumnya ......Residential property or commonly referred as home is one of the basic human needs as a shelter, to be able to continue to live. As the population in Indonesia increases, indicate the need for residential property will also increase. The movement of residential property prices in Indonesia can be observed from the Residential Property Price Index (IHPR) issued by Bank Indonesia. Residential property prices can be influenced by several factors. For example in economic factors, the movement of residential property prices can be influenced by several factors such as inflation, the Composite Stock Price Index (CSPI) and loan interest rates. Forecasting the Residential Property Price Index (IHPR) can be done with times series modeling. Modeling Residential Property Price Index (CPI) which is known to be influenced by three other variables requires a multivariate time series model. The multi-input transfer function model is a multivariate time series model that can be used in modeling the Residential Property Price Index (IHPR). In the multi-input transfer function model there is an output series (yt) which is the Residential Property Price Index (IHPR) which is estimated to be influenced by several input series (xjt), which are inflation, CSPI and loan interest rates. Based on the model obtained in this study, it can be seen that the prediction of IHPR at the t-time is influenced by the amount of inflation in the previous two months to the previous five months. Then also influenced by loan interest rates without delay so that it is influenced by the t-time until the previous three months. Then influenced by the CSPI also without delay, which is influenced by the t-time until the previous four months. IHPR at the t-time is also influenced by itself at the t-1 time or one month before to four months before.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninditha Kemala Dinianyadharani
Abstrak :
ABSTRAK
Keterbatasan lahan yang layak dan banjir yang kerap kali melanda Jakarta, merupakan kendala-kendala pembangunan kota Jakarta dalam menuju Kota yang Berkelanjutan. Permasalahan keterbatasan lahan dan banjir ini akan berdampak pada sektor properti perumahan Jakarta. Dalam menghadapi hal ini, pemerintah Jakarta mengeluarkan salah satu kebijakan mitigasi struktural dalam bentuk rencana pembangunan proyek Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS). Pembangunan JCDS ini diprediksikan dapat mengurangi resiko banjir di wilayah DKI Jakarta dan memperluas daratan DKI Jakarta dengan cara reklamasi pantai. Pada penelitian ini, dibangun sebuah model simulasi problematika dan skenarioskenario kebijakan Jakarta Coastal Defense Strategyyang dikaitkan dengan properti perumahan menggunakan sistem dinamis.
ABSTRACT
Limited appropriate land and floods that often hit Jakarta are the constraintsto growtoward a Sustainable City. Problems of limited land and flooding are likely to impact on residential property sector in Jakarta. In facingthese problems, the Jakarta government issued a policy of structural mitigation in the form ofJakarta Coastal Defense Strategy (JCDS) project development plans. JCDS development predicted to reduce the risk of flooding in areas of Jakarta and expand the Jakarta mainland by beach reclamation. This research builds a problem simulation model and scenarios of Jakarta Coastal Defense Strategypolicy that are associatedwith residential property usingsystem dynamics approach.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42376
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Sandy Ibrahim
Abstrak :
Laporan magang ini membahas evaluasi prosedur audit atas pendapatan residensial pada laporan keuangan PT. ABC untuk periode 1 Januari hingga 31 Desember 2022. PT. ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti di Indonesia. Evaluasi akan difokuskan dari memahami jenis transaksinya terlebih dahulu sampai bisa melakukan test of details. Test of details dilakukan untuk menguji ketercapaian semua asersi manajemen. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, didapat bahwa prosedur audit sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Selain itu, akun pendapatan residensial PT. ABC untuk periode tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Pada laporan magang ini juga dibahas mengenai refleksi diri dari pengalaman yang dialami selama menjalani kegiatan magang. ......This internship report discusses the evaluation of audit procedures on residential revenue in the financial statements of PT. ABC for the period January 1 to December 31, 2022. PT. ABC is a company engaged in the property sector in Indonesia. The evaluation will be focused on understanding the type of transaction first to being able to carry out the test of details stage. Test of details is conducted to test the achievement of all management assertions. Based on the evaluation that has been carried out, it is found that the audit procedures are in accordance with applicable standards. In addition, PT. ABC's residential revenue account for the period has been fairly presented in accordance with applicable accounting standards. This internship report also discusses self-reflection from the experiences experienced during the internship.
Depok: 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Siti Halidah Paramitha Permatasari
Abstrak :
ABSTRAK
Seiring dengan bertambahnya jumlah mal yang berada di kota Jakarta berdampak pada terjadinya persaingan ketat diantara para pengelola mal dalam hal menarik pengunjung mal, sekaligus menarik perilaku patronasi yang diidamkan oleh para penyewa ruang ritel di mal tersebut. Sebagai contoh perilaku patronasi tersebut adalah meluangkan waktu untuk berlama ? lama untuk berada di mal, berbelanja dalam frekuensi dan jumlah yang besar, berbelanja baik yang direncanakan ataupun tidak direncanakan. Mal yang dibangun kini tidak hanya terpusat pada kawasan - kawasan pusat perkantoran ataupun perdagangan. Namun sudah mulai mendekati pada lokasi hunian sebagai kelengkapan dari pengembang hunian yang ditawarkan demi memberi akses berbelanja yang mudah bagi para penghuni kawasan hunian disekitarnya. Dengan mempertimbangkan kondisi nyata tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya perbedaan yang mempengaruhi patronasi mal pada mal yang berlokasi di kawasan residensial dengan kawasan perkantoran.
ABSTRACT
As the number of malls in Jakarta increases, it indirectly impacts a fierce competition between mall managements to attract mall visitors, while also to attract patronage behavior desired by the mall retail tenants. For example, patronage behavior means to spend more time at the mall, planned or unplanned shopping in a large amount and frequency. Now days, mall are built not only at the central business district, but also near residential district as a part of package offered from the residential developers to give residence an easier shopping access. By considering these real conditions, this research aims to identify differences that affects patronized mall towards to mall located at residential district with business district and by seeing the difference between mall locations
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ghafiqie
Abstrak :
Penelitian ini membahas efek pembangunan stasiun MRT pada perkembangan area residensial dan komersial terhadap penerimaan pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan model yang komprehensif dalam menyediakan usulan kebijakan untuk pengembangan MRT Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi berbasis sistem dinamis. Hasil penelitian mengusulkan pada pemerintah mengenai kebijakan kenaikan pajak bumi dan bangunan sebesar 5% dan besaran subsidi 10% dari pajak tersebut untuk MRT. ...... This research is focusing on development effects of MRT station on residential and commercial area development to the tax revenue. The purpose of this research is to provide policy recommendations for MRT Jakarta development. The Method used here is the system dynamic simulation. The results suggested the government's policy on land tax increases by 5% and 10% from the tax for MRT subsidy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>