Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emmy Ratna Putri
"Hidroksiapatit (HA) merupakan kandungan senyawa anorganik utama pada tulang dan gigi manusia maupun hewan sehingga bahan ini disebut juga biomaterial. Hidroksiapatit pada mahluk hidup biasa disebut biological hidroksiapatite atau bio-HA dengan nilai rasio molar Ca/P sebesar 1,67 dan memiliki bentuk hidroksiapatit tipe A dan B. Dalam bidang kesehatan, aplikasi bio-HA sebagian besar digunakan sebagai bahan untuk implantasi tulang namun ketersediaan bio-HA sangatlah terbatas. Sesuai dengan kegunaannya tersebut, maka dibutuhkan HA sintetik dengan karakter yang menyerupai bio-HA. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesa HA dari dua sumber Ca2+ dan PO43- yang berbeda yaitu dari kalsium nitrat (Ca(NO3)2) dengan diammonium hidrogen fosfat ((NH4)2HPO4) atau (HA-1) dan dari kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dengan asam fosfat (H3PO4) atau (HA-2) menggunakan pelarut SBF (Synthetic Body Fluid), mengidentifikasi dan mengetahui pengaruh pemanasan pada temperatur 7000C ? 11000C terhadap karakter serbuk HA sintetik yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk HA sintetik yang dihasilkan berwarna putih dan memiliki nilai rasio molar Ca/P sebesar 1,69 untuk HA-1 dan 1,89 untuk HA-2. Identifikasi gugus anion HA sintetik dengan Fourier Transform Infrared (FTIR) menunjukkan bahwa tipe hidroksiapatit yang terbentuk adalah tipe A dan B untuk HA-1 dan tipe B untuk HA-2. Identifikasi fasa HA sintetik dengan X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa HA-1 dan HA-2 tidak mengalami perubahan fasa meskipun telah dipanaskan pada temperatur 7000C ? 11000C. Identifikasi morfologi HA sintetik dengan Scanning Electron Microscophy (SEM) menunjukkan bahwa morfologi HA-1 dan HA-2 sebelum pemanasan berupa serbuk agglomerat. Setelah pemanasan HA-1 mengalami perubahan menjadi bentuk granul yang kurang merata dan tidak beraturan sedangkan HA-2 berubah menjadi seperti serpihan kristal yang memanjang. Hal ini menunjukkan bahwa HA sintetik yang berasal dari kalsium nitrat (Ca(NO3)2) dengan diammonium hidrogen fosfat ((NH4)2HPO4) memiliki karakter yang lebih menyerupai bio-HA."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Benjamin Wijaya
"Pengembangan rekayasa jaringan pada makhuk hidup berkembang sangat pesat. Berbagai metode dan bahan telah diteliti untuk mencari parameter dan metode terbaik untuk menghasilkan rekayasa jaringan. Terdapat kesulitan dalam proses pembuatan perancah tulang (bone scaffold) akibat desain tulang yang kompleks, sehingga pada penelitian ini dilakukan sintesis perancah tulang menggunakan 3D-Printing (3DP) untuk menghasilkan perancah tulang dengan ukuran porositas yang seragam dan terhubung dengan baik agar dapat mendukung pertumbuhan jaringan sel tulang. Penelitian ini menggunakan polylactic acid dan polyamide66-carbon filler dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh persentase pengisi (infill percentage) pada 3DP sebesar 40%, 50% dan 60% terhadap kekuatan mekanik dan laju degradasi. Kenaikan persentase pengisi akan menghasilkan nilai kekuatan tekan yang tinggi, namun memiliki ukuran porositas yang rendah. Analisis laju degradasi dilakukan menggunakan media r-SBF dengan pengamatan 7 dan 14 hari. Spesimen dengan porositas tinggi akan memiliki laju degradasi yang tinggi. PLA dengan pengisi 40% memiliki persentase degradasi tertinggi 5.5% dengan waktu perendaman 14 menindikasikan terjadinya degradasi menyeluruh (bulk degradation), sedangkan yang terendah pada pengisi 60% PA66-CF 7 hari sebesar 0,85 % mengindikasikan terjadi erosi permukaan (surface erosion). Penggunaan PA66-CF dapat meningkatkan proses pengikatan mineral kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang berguna saat proses penyembuhan tulang.
......The development of tissue engineering in living humans is growing very rapidly. Various methods and materials have been researched to find the best parameters and methods to produce tissue engineering. There are difficulties in the process of making bone scaffolds due to the complex design of the bones, so in this research, a bone scaffold was synthesized using 3D-Printing (3DP) to produce bone scaffolds with uniform porosity size and well connected to support growth bone cells. This study used polylactic acid and polyamide66-carbon filler to determine the effect of 40%, 50% and 60% infill percentage on 3DP on mechanical strength and degradation rate. Increasing the percentage of filler will result in a high compressive strength value, but has low porosity size. Rate of degradation was carried out using r-SBF with observations of 7 and 14 days. Specimens with high porosity have a high rate of degradation. PLA with 40% filler has the highest degradation percentage of 5.5% with an immersion time of 14 indicating bulk degradation, while the lowest at 60% PA66-CF 7 days at 0.85% indicates surface erosion. PA66-CF can increase the binding process of calcium (Ca) and phosphorus (P) minerals which are useful during the bone healing process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doyahudin
"Proses pembuatan hidroxiapatite dengan menggunakan metode presipitasi dalam larutan SBF (Synthetic Body Fluid) dan dipengaruhi oleh medan listrik luar telah dilakukan. Proses presipitasi dilakukan pada kondisi suhu 37o dan pH 7,4. Dibandingkan dengan tanpa medan listrik massa presipitan dalam bentuk kristal apatite meningkat dengan kehadiran medan listrik. Peningkatan maksimum dari 17,5 % menjadi 39,1 % terjadi pada kuat medan listrik 16 V/cm. Disamping itu medan listrik 16 V/cm dapat memperbesar ukuran bulir dari 39 nm menjadi 47 nm.

Precipitation method has been used to prepare hydroxyapatite within SBF (Synthetic Body Fluid) solution at 37oC and pH of 7.4 and under influence by electrical field. Compared with no electrical field, the mass of precipitation in the form of Apatite Crystal increased with electrical field. The maximum increase of 17,4 % became 39,1 % at an electrical field of 16 V/cm. Besides that an electric field of 16 V/cm could increase crystallite size from 39 nm became 47 nm."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S28992
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Abietta Irawan
"Pada umumnya, magnesium adalah pilihan material untuk dikembangkan pada aplikasi implan mampu luruh. Pada penelitian ini dikembangkan paduan Mg-1.6Gd dengan perlakuan pencanaian hangat searah dan menyilang dengan reduksi ketebalan masing-masing 95% dan dilihat pengaruhnya terhadap karakteristik dan mekanisme degradasi. Pencanaian material Mg-1.6Gd dilakukan pada temperatur rekristalisasi yaitu sekitar 400-560°C dengan reduksi 95% serta kecepatan 10mm/menit. Pencanaian dilakukan dengan 2 metode yaitu searah dan silang dengan masing-masing arah memiliki 2 sampel dengan variabel temperatur yang berbeda. Proses karakterisasi yang dilakukan berupa OM, SEM dan EDS.
Mekanisme dan karakterisasi degradasi dianalisa dengan menggunakan metode EIS, polarisasi dan imersi dalam larutan kokubo SBF. Sampel pencanaian searah dan silang menghasilkan lapisan pasif yang memproteksi berdasarkan metode fitting sirkuit EIS dengan nilai Rct terbesar untuk sampel canai searah yaitu sebesar 1590 Ω. Serta pada hasil metode polarisasi didapatkan pencanaian searah memiliki laju degradasi lebih rendah daripada canai silang yaitu sebesar 0.126 mm/yr. Dan dengan metode imersi menunjukan bahwa sampel searah memiliki laju degradasi yang lebih rendah yaitu 14.0 mm/yr. Hal ini terjadi karena butir pada mikrostruktur di sampel canai searah lebih halus yang dapat menurunkan laju degradasi.

Generally, Magnesium is a choice of materials that has been developed for biodegradable implants. In this study, Mg-1.6Gd alloy was warm rolled by single-pass rolling and cross rolling with 95% reduction in thickness to observe the degradation characteristics and mechanisms. Mg-1.6Gd alloy was performed at a temperature range of crystallization which is 400-560°C with 95% reduction and a speed of 10mm/min. The rolling process was employed by two methods: single-pass rolling and cross rolling with 2 samples for each methods on a different temperature.
Degradation characteristics and mechanisms was analyzed with EIS, polarization and immersion methods on a SBF kokubo solution. Single-pass and cross rolled creates a protective passive layer based on EIS circuit fitting method and the highest Rct value is the single-pass rolled which is 1590 Ω. In addition, polarization method results determined that the single-pass rolled showed the lowest degradation rate than the cross-rolled which is 0.126 mm/yr. And with the immersion method shows that the single-pass rolled has the lowest degradation rate which is 14.0 mm/yr. This happened because the grain on the microstructure of single-pass is more refined so that I could reduce the degradation rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nurlidar
"Mineralisasi selulosa bakteri dengan senyawa-senyawa anorganik seperti kalsium fosfat diketahui dapat meningkatkan proliferasi sel osteoblast yang bertanggung jawab terhadap regenerasi tulang. Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah modifikasi selulosa bakteri menggunakan asam sitrat dan kitosan agar dapat digunakan sebagai matriks dalam pembentukan hidroksiapatit. Hasil penelitian menunjukkan komposit selulosa bakteri-sitrat-kitosan memiliki kapasitas absorpsi maksimum pada reaksi dengan jumlah asam sitrat 10 mmol; waktu reaksi dalam larutan asam sitrat 4 jam dan waktu reaksi dalam larutan kitosan 1% (b/v) 2 jam. Komposit tersebut memberikan nilai kapasitas absorbsi dalam air DM sebesar 48,83 g/g, kapasitas absorpsi dalam larutan CaCl2 (0,1 M) 26,24 g/g, kehilangan berat dalam air DM 59,80 % dan kehilangan berat dalam larutan CaCl2 0,1 M -52,48% yang mengindikasikan adanya kalsium klorida yang terikat dalam komposit. Karakterisasi FTIR (Fourier Transform Infra Red) selulosa bakterisitrat-kitosan menunjukkan munculnya pita serapan gugus karbonil amida pada bilangan gelombang 1564,27 cm-1 dan 1654,92 cm-1 yang merupakan pita serapan vibrasi tekuk ?NH (amida II) dan pita serapan vibrasi ulur gugus karbonil (amida I) menunjukkan terjadinya ikatan silang antara selulosa sitrat dan kitosan. Komposit selulosa bakteri-sitrat-kitosan yang direndam dalam larutan SBF (Synthetic Body Fluid) selama 7 hari mulai menunjukkan terbentuknya hidroksiapatit dengan munculnya puncak khas hidroksiapatit pada sudut 2θ =25,56o dan 26,78o pada spektrum XRD (X-Ray Diffraction) dan diperkuat oleh adanya puncak Ca dan P pada spektrum EDX (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy) dengan perbandingan Ca/P=1,3. Komposit selulosa bakteri-sitratkitosan yang direndam dalam larutan CaCl2 0,2 M dan Na2HPO4 0,12 M secara bergantian juga menunjukkan adanya puncak-puncak pada sudut 2θ =26,1o; 29,4o dan 32,01o pada spektrum XRD yang merupakan puncak khas untuk hidroksiapatit dengan perbandingan Ca/P =1,13, berdasarkan hal tersebut hidroksiapatit yang dihasilkan dimungkinkan kalsium defisien HA dengan kristalinitas rendah didukung dengan puncak-puncak yang lebar pada spektum XRD. ...... The development of novel biomaterials for periodontal application is one of the most interesting researches for achieve high quality in our lives. Cellulose biosynthesized by bacteria is an attractive biomaterial for bone regeneration due to its biocompatibility and good mechanical properties. However, bacterial cellulose lacks the ability to mineralize, preventing the formation of chemical bonds with bone. Incorporation of inorganic phases such as calcium phosphate into bacterial cellulose matrix may enhance bone regeneration. The aim of this study was to develop bacterial cellulose-citrate-chitosan composite as a matrix of hydroxyapatite formation. The result showed that the incorporation of carboxylic acid group into bacterial cellulose via reaction with citric acid greatly improve the CaCl2 solution and water absorption capacity properties. Optimum conditions for the reaction of the bacterial cellulose-citrate-chitosan was performed at amount of citric acid 10 mmol for 4 hours reaction time at 140 ◦C then followed by reaction in chitosan solution 1% (in acetic acid 0.5% v/v) for 2 hours reaction time at 140 ◦C. The bacterial cellulose-citrate-chitosan can absorb water up to 48.83 g/g and CaCl2 solution (0.1 M) up to 26.24 g/g. FTIR (Fourier Transform Infra Red) characterization showed a peak at 1564.27 and 1654.92 cm-1 cm−1, attribute to the characteristic bending band of ?NH (amide II) and stretching band of carbonyl groups (amide I) of bacterial cellulose-citrate-chitosan. XRD (X-Ray Diffraction) analysis of composites after 7 days soaking in SBF (Synthetic Body Fluid) solution showed deposition of hydroxyapatite with in agreement with EDX spectrum data with Ca/P ratio=1.3. XRD pattern composite that soaking in CaCl2 and Na2HPO4 solution also showed hydroxyapatite formation with peak were attributed to hydroxyapatite at 2θ =26.1o; 29.4o dan 32.01o , with in agreement with EDX spectrum data with Ca/P ratio=1,13. These results show that the incorporation of carboxylic group into bacterial cellulose is an effective way for apatite deposition."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30998
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvita Ramadhina
"Titanium memiliki sifat inert dan biokompatibel sebagai bahan dasar implan tulang manusia. Namun, titanium tidak dapat menginduksi osseointegrasi yang berfungsi untuk mempercepat pemulihan tulang karena tidak memilliki sifat bioaktif sehingga dibutuhkan modifikasi permukaan titanium dengan lapisan material bioaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh energi laser terhadap sifat bioaktivitas Ti-6Al-4V dengan deposisi lapisan tipis magnesium hidroksiapatit menggunakan metode Pulsed Laser Deposition (PLD) ND:YAG dengan panjang gelombang 532 nm (second harmonic). Variasi energi laser berada di energi 60 mJ, 80 mJ, dan 100 mJ. Sampel hasil coating kemudian di-annealing pada temperatur 300 ?C selama dua jam dengan heating rate 5 ?C. Tiap sampel hasil coating kemudian akan direndam dalam r-SBF (Revised Simulated Body Fluid) selama 14 hari dengan temperatur 37 ?C dalam water bath. Karakterisasi sampel hasil coating meliputi uji SEM-EDS, uji XRD, uji kemampubasahan (wettability). Dengan membandingkan uji EDS sampel hasil coating dengan energi 80 mJ memiliki rasio Ca:P tertinggi dibanding sampel lain. Perbandingan hasil tiap sampel menunjukkan semakin tinggi energi laser akan menghasilkan lapisan tipis dengan kemampubasahan lebih rendah. Selain itu, ditemukan bahwa penggunaan energi laser PLD ND:YAG (532 nm) pada energi 60 mJ, 80 mJ, dan 100 mJ tidak berpengaruh pada kristalinitas hidroksiapatit dan hasil deposisi hidroksiapatit merupakan amorf.
......Titanium has inert and biocompatible properties as the base material of human bone implants. However, titanium cannot induce osseointegration which serves to accelerate bone recovery because it does not have bioactive properties so it requires modification of the titanium surface with a layer of bioactive material. This study aims to determine the effect of laser energy on the bioactivity properties of Ti-6Al-4V by deposition of a thin layer of magnesium hydroxyapatite using the Pulsed Laser Deposition (PLD) method with a wavelength of 532 nm (second harmonic) using ND: YAG laser. Laser energy variations are at energies of 60 mJ, 80 mJ, and 100 mJ. The coating sample was then annealed at 300 ?C for two hours with a heating rate of 5 ?C. Each coated sample will then be immersed in r-SBF (Revised Simulated Body Fluid) for 14 days at a temperature of 37 ?C in a water bath. Characterization of coating samples includes SEM-EDS test, XRD test, and wettability test. By comparing the EDS test, the coating sample with an energy of 80 mJ has the highest Ca:P ratio compared to other samples. A comparison of the results of each sample shows that the higher the laser energy will produce a thin layer with lower wettability. In addition, it was found that the use of ND:YAG (532 nm) PLD laser energy at energies of 60 mJ, 80 mJ, and 100 mJ had no effect on the crystallinity of hydroxyapatite and the resulting hydroxyapatite deposition was amorphous."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library