Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulani Pratiwi
"Salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia adalah infeksi. Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk memberikan kekebalan tambahan pada bayi agar terlindungi dari infeksi. Rendahnya cakupan imunisasi dapat berpotensi menyebabkan terjadinya KLB PD3I. Untuk itu perlu adanya strategi dalam mengejar ketertinggalan, pemulihan dan penguatan sistem yang berkelanjutan sehingga terjadi peningkatan cakupan imunisasi dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada anak di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menemukan proporsi cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia hanya sebesar 32,4%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa umur ibu (PR: 1,958; 95% CI: 1,15-3,33), tingkat pendidikan ibu (PR: 1,30; 95% CI: 1,18-1,44), kepemilikan jaminan kesehatan (PR: 1,25; 95% CI: 1,41-1,38), tempat bersalin ibu (PR: 2,25; 95% CI: 1,77-2,86), frekuensi kunjungan ANC (PR: 1,61; 95% CI: 1,47-1,77), lokasi tempat tinggal (PR: 1,52; 95% CI: 1,38-1,67) dan tingkat pendidikan ayah (PR: 1,20; 95% CI: 1,09-1,32) berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap di Indonesia.

One of the causes of infant mortality in Indonesia is infection. Immunization is an effective way to provide additional immunity to infants, protecting them from infections. Low immunization coverage can potentially lead to outbreaks of vaccine-preventable diseases (VPD). Therefore, strategies are needed to catch up, recover, and strengthen the system sustainably, thereby increasing basic immunization coverage. The objective of this study was to identify factors associated with the status of complete basic immunization among children in Indonesia. The study design used was cross-sectional, utilizing data from the 2023 Indonesian Health Survey (SKI). Statistical analysis was performed using the chi-square test. The study results found that the proportion of complete basic immunization coverage in Indonesia was only 32.4%. Statistical analysis showed that mother’s age (PR: 1,958; 95% CI: 1,15-3,33), maternal education level (PR: 1.30; 95% CI: 1.18–1.44), ownership of health insurance (PR: 1.25; 95% CI: 1.41–1.38), place of delivery (PR: 2.25; 95% CI: 1.77–2.86), frequency of ANC visits (PR: 1.61; 95% CI: 1.47–1.77), residence location (PR: 1.52; 95% CI: 1.38–1.67), and paternal education level (PR: 1.20; 95% CI: 1.09–1.32) were associated with the status of complete basic immunization in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Adelia Putri
"Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu beban kesehatan masyarakat terbesar di Indonesia dan pemicu utama penyakit kardiovaskular. Keberhasilan pengendalian kondisi hipertensi sangat bergantung pada kepatuhan pasien. Berdasarkan data SKI 2023, ketidakpatuhan minum obat antihipertensi masih menjadi masalah signifikan di Indonesia. Metode: Menggunakan data sekunder dari SKI 2023 dengan desain studi cross sectional. Sampel adalah responden berusia ≥18 tahun dengan diagnosis hipertensi. Responden dengan data tidak lengkap dan wanita hamil diesklusi sehingga menghasilkan sampel akhir sebanyak 49.026 responden. Analisis data menggunakan regresi logistik multinomial. Hasil: Seluruh variabel independen yang diuji (pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, wilayah geografis, komorbiditas, waktu sejak diagnosis, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku penggunaan obat tradisional, konsumsi alkohol, akses fasilitas kesehatan, kepemilikan asuransi, dan dukungan informasi) berhubungan signifikan dengan ketidakpatuhan. Persentase ketidakpatuhan adalah sebesar 53,5%, yaitu 36,7% (95% CI: 35,9-37,4) responden tidak rutin dan 16,8% (95% CI: 16,2-17,4) tidak minum obat. AOR tertinggi ditemukan pada responden yang tidak mendapatkan dukungan informasi, baik pada kategori tidak rutin (AOR 3,76; 95% CI 3,59-3,95; p<0,001) dan pada kategori tidak minum obat (AOR 8,63; 95% CI: 8,12-9,19; p<0,001). Kesimpulan: Ketidakpatuhan minum obat antihipertensi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Diperlukan intervensi berbasis komunitas, peningkatan edukasi, dan perbaikan akses kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan.

Background: Hypertension is one of the largest public health burdens in Indonesia and a major trigger for cardiovascular disease. The success of controlling hypertension is highly dependent on patient compliance. Based on SKI 2023 data, non-compliance with taking antihypertensive drugs is still a significant problem in Indonesia. Methods: Using secondary data from SKI 2023 with a cross-sectional study design. The sample was respondents aged ≥18 years with a diagnosis of hypertension. Respondents with incomplete data and pregnant women were excluded, resulting in a final sample of 49,026 respondents. Data analysis used multinomial logistic regression. Results: All independent variables tested (education, occupation, economic status, geographic region, comorbidities, time since diagnosis, age, gender, place of residence, traditional medicine use behavior, alcohol consumption, access to health facilities, insurance ownership, and information support) were significantly associated with non-compliance. The percentage of non-compliance was 53.5%, specifically 36.7% (95% CI: 35.9-37.4) of respondents did not follow the routine, and 16.8% (95% CI: 16.2-17.4) did not take their medication. The highest AOR was found in respondents who did not receive information support, both in the non-routine category (AOR 3.76; 95% CI 3.59-3.95; p<0.001) and in the category of not taking medication (AOR 8.63; 95% CI: 8.12-9.19; p<0.001). Conclusion: Non-compliance with taking antihypertensive medication is still a major challenge in Indonesia. Community-based interventions, increased education, and improved access to health are needed to improve treatment adherence."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmad Mulyana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik butir soal ujian akhir madrasah tsanawiyah bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang dirakit oleh pihak yang berkompeten di instansi madrasah tsanawiyah di Kabupaten Pidie. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Objek penelitian ini adalah 45 butir soal ujian pilihan dan 5 butir soal uraian. Analisis instrumen dilakukan dengan pendekatiıı metode klasik memakai program Iteman dan Microsoft Excel dan pendekatan modern memakai program Quest dalam upaya mendeteksi butir soal yang mengandung DIF berbasis pada jenis kelamin. Hasil penelitian melalui analisis instrumen diperoleh 11 butir soal mempunyai karakteristik soal yang tidak baik. Dari 39 butir soal yang baik, dipakai untuk analisis pendeteksian DIF sehingga didapati 6 butir soal signifikan terdeteksi DIF, yaitu butir soal nomor 19 dan 30 yang lebih menguntungkan kelompok laki-laki, disebabkan oleh aspek budaya anak laki-laki di daerah Aceh. Sebaliknya, butir soal nomor 10, 15, 34 dan 42 merupakan butir-butir soal yang menguntungkan kelompok perempuan disebabkan faktor internal substansial materi soal yang memilki kelekatan dengan kehidupan anak perempuan sehari-hari. Oleh karena itu, butir-butir soal yang tidak baik dan mengandung DIF tidak bisa dipakai dalam ujian di masa yang akan datang.

ABSTRAK
The aim of this research is to know the items characteristic of SKI test which developed by competent persons on school in Pidie regency. Quantitative research related on this study which descriptive statistics interpretive. The focus are classical analysis for 45 multiple choice items test and 5 essay items test whose analyzed by Iteman and Microsoft Excel softwares. The Quest program conducted analysis to detect DIF base on gender in test. The classical analysis resulted 11 items in bad quality. Thus, 39 items which good quality of this research enrolled to analyze DIF detection. So, there are 6 items detected significantly DIF. The item of number 19 and 30 have genderly DIF which work very well to male group respondents with the internal factor of cultural aspect in Aceh. In other hand, some items worked very well to female group respondent with the internal factor that are closely related to female life experience. Those items are number 10, 15, 34 and 42 of SKI test. Thus, items which bad quality psychometric analysis and DIF detected must be unuseful in the next examination of SKI test."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabilla Tiara
"Latar belakang: Obesitas sentral adalah penumpukan lemak di daerah abdomen yang dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit tidak menular lainnya. Prevalensi obesitas sentral di Indonesia juga meningkat setiap tahunnya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, faktor perilaku, faktor gangguan mental emosional, dan faktor riwayat penyakit dengan kejadian obesitas sentral pada usia dewasa di Indonesia pada tahun 2023.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder SKI 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan analisis regresi logistik berganda. Besar sampel yang didapatkan sebesar 455.036 dengan rincian sampel perempuan sebesar 253.055 dan sampel laki-laki sebesar 202.251.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi obesitas sentral pada perempuan mencapai (65,4%), sementara pada laki-laki mencapai (25,1%). Penelitian ini menunjukan bahwa riwayat penyakit berhubungan signifikan dan menjadi faktor dominan terhadap kejadian obesitas sentral pada seluruh populasi (AOR Perempuan: 1,96; AOR Laki-laki: 2,37).
Kesimpulan: Tingginya angka obesitas sentral pada penduduk usia dewasa mengindikasikan perlunya upaya pencegahan yang serius, terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengatur pola hidup sehat yang lebih baik. Upaya ini dapat dilakukan melalui promosi kesehatan dan kolaborasi antar pihak.

Background: Central obesity is the accumulation of fat in the abdominal region that can increase the risk of various other non-communicable diseases. The prevalence of central obesity in Indonesia is also increasing every year.
Objective: This study aims to see the relationship between sociodemographic factors, behavioral factors, mental emotional disorder factors, and disease history factors with the incidence of central obesity in adults in Indonesia in 2023.
Methods: This study is a quantitative study using secondary data from SKI 2023. This study used a cross-sectional design and multiple logistic regression analysis. The sample size obtained was 455,036 with details of the female sample of 253,055 and the male sample of 202,251.
Results: The results showed that the prevalence of central obesity in women reached (65.4%), while in men it reached (25.1%). This study showed that a history of disease was significantly associated and was the dominant factor in the incidence of central obesity in the entire population. (Female AOR: 1.96; Male AOR: 2.37).
Conclusion: The high rate of central obesity in the adult population indicates the need for serious prevention efforts, especially in increasing public awareness to organize a better healthy lifestyle. This effort can be done through health promotion and collaboration between parties.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Rohie
"Jawa Barat merupakan provinsi dengan persentase rumah layak huni paling rendah nomor dua di Pulau Jawa pada tahun 2020 dan posisi kelima terbawah dari 38 provinsi di Indonesia pada tahun 2023 (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2023; Kesuma & Purwoto, 2022). Selain itu, Jawa Barat merupakan provinsi di Indonesia yang memiliki capaian tertinggi penemuan kasus tuberkulosis anak (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2022). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan rumah layak huni pada kejadian tuberkulosis anak usia 5 – 14 tahun di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2023 dengan melakukan analisis data SKI 2023. Desain penelitian ini menggunakan studi case-control. Sampel pada penelitian ini berjumlah 9.376 responden. Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik rumah layak huni dengan kejadian tuberkulosis anak usia 5-14 tahun. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti dengan metode dan sumber data yang berbeda, misalnya studi kohort retrospektif dan/atau data primer, serta penggunaan faktor pendukung lainnya, misalnya pengetahuan orang tua tentang tuberkulosis dan pola hidup bersih dan sehat keluarga.

West Java is the province with the second lowest percentage of livable houses in Java Island in 2020 and the fifth lowest position out of 38 provinces in Indonesia in 2023 (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2023; Kesuma & Purwoto, 2022). In addition, West Java is the province in Indonesia that has the highest achievement in finding cases of childhood tuberculosis (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2022). This study aims to identify the relationship between habitable houses and the incidence of tuberculosis in children aged 5–14 in West Java Province in 2023 by analyzing SKI 2023 data. This study design uses a case-control study. The sample in this study amounted to 9,376 respondents. The results of the study prove that there is no significant relationship between the characteristics of habitable houses and the incidence of tuberculosis in children aged 5-14 years. Further research is recommended to examine with different methods and data sources, for example, retrospective cohort studies and/or primary data, as well as the use of other supporting factors, for example, parental knowledge about tuberculosis and the family's clean and healthy lifestyle. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaki Munawar
"Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan penyebab morbiditas dan mortalitas pada balita. Berdasarkan SKI 2023, prevalensi pneumonia balita di DKI Jakarta mencapai 2,2% dan menempati peringkat ketiga nasional. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara karakteristik balita, keluarga, dan karakteristik lingkungan rumah dengan kejadian pneumonia. Desain yang digunakan adalah potong lintang dengan data sekunder SKI 2023, melibatkan balita berusia 0-59 bulan sebagai unit analisisnya. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara seluruh variabel yang diteliti dengan kejadian pneumonia balita di DKI Jakarta (p>0,05). Temuan ini mengindikasikan bahwa perlu dilakukan penelitian menggunakan faktor lain di luar variabel yang telah diteliti. Meskipun demikian, tetap diperlukan upaya pencegahan secara multisektoral yang berkelanjutan untuk menekan kasus pneumonia pada balita seperti cakupan imunisasi dasar, gaya hidup bebas rokok, dan pemilihan material atap rumah yang tepat untuk mengurangi risiko pneumonia pada balita.

Pneumonia is a leading cause of illness and death in children under five. Based on the 2023 Indonesia Health Survey (SKI), its prevalence in DKI Jakarta reached 2.2%, the third highest nationally. This study analyzed the relationship between child, family, and housing characteristics and pneumonia incidence using a cross-sectional design and SKI 2023 data (n = 527 children aged 0–59 months). Chi-Square tests showed no significant associations (p > 0.05). These results indicate the need for further studies exploring other risk factors. Nonetheless, efforts such as improving immunization coverage, promoting smoke-free homes, and using safer roofing materials remain essential to prevent pneumonia in children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chantika Permata Demayanti
"Masalah gizi pada ibu hamil di Indonesia masih menjadi perhatian serius karena tingginya angka kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia. Untuk mengatasinya, pemerintah telah menjalankan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil sebagai intervensi gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran alasan pemberian PMT pada ibu hamil di Indonesia berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional), menggunakan data sekunder SKI 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan PMT pada ibu hamil masih belum optimal, dengan proporsi terbesar penerima PMT berada pada kelompok usia 20–35 tahun, usia kehamilan trimester 2, berpendidikan dasar-menengah, tidak bekerja, dan tinggal di wilayah pedesaan. Alasan utama pemberian PMT adalah pemeriksaan kehamilan di posyandu (59,9%), karena ibu mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK), diikuti oleh anemia, berat badan selama hamil tidak naik, serta berasal dari keluarga tidak mampu. Pemberian makanan tambahan telah menyasar ke sasaran prioritas sesuai dengan aturan juknis PMT 2023, namun pendistribusiannya belum merata dan menjangkau seluruh ibu hamil yang membutuhkan. PMT juga belum sepenuhnya didasarkan pada kebutuhan gizi, karena sebagian besar distribusi diberikan berdasarkan faktor administratif seperti kehadiran di posyandu. Temuan ini menyoroti pentingnya peningkatan ketepatan sasaran dalam implementasi program PMT.

Nutritional problems among pregnant women in Indonesia remain a serious concern due to the high prevalence of Chronic Energy Deficiency (CED) and anemia. To address this, the government has implemented a Supplementary Feeding Program (PMT) for pregnant women as a nutritional intervention. This study aimed to describe the reasons behind the provision of PMT to pregnant women in Indonesia based on data from the 2023 Indonesian Health Survey (SKI). A descriptive quantitative design with a cross-sectional approach was used, utilizing secondary data from the 2023 SKI. The results showed that the coverage of PMT among pregnant women remains suboptimal, with the majority of recipients being women aged 20–35 years, in their second trimester of pregnancy, with basic to intermediate education levels, unemployed, and residing in rural areas. The main reason for PMT provision was antenatal care visits at the posyandu (59.9%), followed by CED, anemia, inadequate weight gain during pregnancy, and low household income. While the provision of supplementary food has targeted priority groups in accordance with the 2023 PMT technical guidelines, its distribution remains uneven and has yet to fully reach all pregnant women in need. Moreover, PMT is not entirely based on nutritional need, as distribution is often influenced by administrative factors such as attendance at posyandu. These findings highlight the importance of improving targeting accuracy in the implementation of the PMT program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tazmirah Asmarani
"Obesitas pada remaja meningkat secara global dan nasional. Hal ini menjadi perhatian khusus karena obesitas pada remaja dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular lebih dini. Penelitian ini menganalisis faktor aktivitas fisik dan pola makan dengan obesitas pada remaja 10—19 tahun menggunakan data SKI 2023 dan analisis regresi logistik berganda (96.721 responden). Hasil menunjukkan di perkotaan, tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas. Untuk pola makan, konsumsi makanan berlemak pada status kekayaan tertinggi (AOR= 1,38) dan konsumsi minuman bersoda (AOR= 0,584; 95% CI= 0,404—0,845) menunjukkan hubungan signifikan secara statistik dan menjadi faktor risiko di perkotaan. Di samping itu, di pedesaan, aktivitas fisik pada remaja berumur 10-13 tahun (AOR= 1,89) dan konsumsi makanan berlemak pada status kekayaan tertinggi (AOR= 2,25) memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dan menjadi faktor risiko di pedesaan. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan lewat penguatan layanan preventif serta kolaborasi antar pihak dalam membentuk kebiasaan dan gaya hidup yang lebih sehat dalam menunrunkan angka obesitas.

Adolescent obesity is increasing globally and nationally. This is of particular concern because obesity in adolescents can increase the risk of non-communicable diseases earlier. This study analyzed physical activity and dietary factors with obesity in adolescents 10-19 years old using SKI 2023 data and multiple logistic regression analysis (96,721 respondents). Results showed that in urban areas, there was no association between physical activity and obesity. For diet, consumption of fatty foods at the highest wealth status (AOR= 1.38) and consumption of soft drinks (AOR= 0.584; 95% CI= 0.404-0.845) showed statistically significant associations and were risk factors in urban areas. In addition, in rural areas, physical activity among adolescents aged 10-13 years (AOR= 1.89) and consumption of fatty foods at the highest wealth status (AOR= 2.25) had statistically significant associations and were risk factors in rural areas. Therefore, prevention efforts through strengthening preventive services and collaboration between parties in shaping healthier habits and lifestyles are needed to reduce obesity rates. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Casimira Kinanti
"Depresi menjadi salah satu masalah gangguan mental yang paling umum terjadi dan merupakan penyebab utama disabilitas di dunia terutama pada kelompok anak muda. Di Indonesia, prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun dan 61% diantaranya pernah berpikiran untuk mengakhiri hidup. Gaya hidup, termasuk pola makan, juga berperan dalam kejadian depresi. Saat ini, tren pola konsumsi makanan di Indonesia cenderung tidak sehat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian depresi pada anak muda usia 15-24 tahun di Indonesia berdasarkan data SKI 2023. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan analisis univariat, bivariat dan stratifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status ekonomi, wilayah tempat tinggal, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol. Hasil penelitian menunjukkan pola makan tidak sehat berhubungan signifikan dengan peningkatan peluang kejadian depresi pada anak muda usia 15–24 tahun di Indonesia (OR=1,40; 95% CI: 1,21–1,61). Hubungan pola makan dan kejadian depresi ini dipengaruhi oleh kelompok usia dan wilayah tempat dengan hubungan yang kuat pada kelompok remaja usia 15-19 tahun dan tinggal di wilayah perkotaan. Pencegahan depresi pada anak muda perlu didukung dengan edukasi pola makan sehat dan peningkatan akses terhadap makanan sehat.

Depression is one of the most common mental health problems and a leading cause of disability worldwide, especially among young people. In Indonesia, the highest prevalence of depression occurs in the 15–24 age group, with 61% of them having experienced suicidal thoughts. Lifestyle factors, including dietary patterns, also play a role in the occurrence of depression. Currently, dietary consumption trends in Indonesia tend to be unhealthy. Therefore, this study aims to examine the relationship between dietary patterns and the incidence of depression among young people aged 15–24 in Indonesia based on the 2023 SKI data. This cross-sectional study employs univariate, bivariate, and stratified analyses based on age, sex, socioeconomic status, residential area,  physical activity, smoking habits, and alcohol consumption. The results show that unhealthy dietary patterns are significantly associated with an increased risk of depression in Indonesian youth aged 15–24 (OR=1,40; 95% CI: 1,21–1,61). The association was influenced by age group and region of residence with a strong association in youth aged 15-19 years and living in urban areas. Prevention of depression in young people should be supported by education on healthy eating and improved access to healthy foods. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nawaliah
"Peningkatan tren persalinan caesar menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap praktik menyusui, khususnya pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persalinan caesar dengan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berdasarkan data SKI 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Prevalensi ibu yang memberikan ASI eksklusif adalah 24.7% dan prevalensi ibu yang melahirkan melalui persalinan caesar adalah 30.2%. Adanya hubungan signifikan antara persalinan caesar dan pemberian ASI eksklusif (p < 0.001), ibu yang melahirkan secara normal memiliki peluang 1.579 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif (CI 95%: 1.196-2.083). Persalinan caesar yang cukup tinggi berkontribusi terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif. Selain itu, tingkat pendidikan ibu, tempat tinggal, status ekonomi, keinginan kehamilan, tempat persalinan, praktik IMD dan pemberian prelakteal juga menunjukkan hubungan signifikan terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

The increasing trend of cesarean deliveries raises concerns about its impact on breastfeeding practices, particularly exclusive breastfeeding. This study aims to determine the relationship between cesarean delivery and exclusive breastfeeding in Indonesia based on 2023 SKI data. This study uses a cross-sectional design. The prevalence of mothers practicing exclusive breastfeeding is 24.7%, and the prevalence of mothers giving birth via cesarean section is 30.2%. There is a significant association between cesarean delivery and exclusive breastfeeding (p < 0.001), with mothers who gave birth vaginally being 1.579 times more likely to practice exclusive breastfeeding (95% CI: 1.196-2.083). The relatively high rate of cesarean section contributes to the low coverage of exclusive breastfeeding. Additionally, the mother's educational level, place of residence, economic status, desire for pregnancy, place of delivery, practice of immediate skin-to-skin contact (IMD), and pre-lactation feeding also show significant associations with the success of exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library