Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurniawan Pratama
"Latar belakang : Sindroma Terowongan Karpal (STK) merupakan sindroma yang sering berhubungan dengan pekerjaan dan dapat menyebabkan kelainan muskuloskeletal. Penggantian alat transportasi dari sepeda ke sepeda motor pada pengantar surat (bagian delivery) mempunyai potensi untuk timbulnya penyakit akibat kerja yang berbeda. Belum adanya data prevalensi STK dan penelitian yang serupa pada bagian delivery inilah yang membuat penelitian ini dilakukan, sehingga faktor-faktor yang berhubungan dapat diketahui.
Metode Penelitian : Desain penelitian adalah kros seksional, dan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2005. Populasinya adalah seluruh karyawan bagian delivery yang semuanya laki-laki, berjumlah 186 orang. Setelah dilakukan wawancara dengan kuesioner, lembaran observasi dan pemeriksaan fisik, data yang dianggap memenuhi kriteria inklusi ada 152 orang.
Hasil Penelitian : Didapatkan prevalensi STK sebesar 18,42%. Dan analisis didapatkan faktor umur, pendidikan rendah (SD,SMP), status gizi berlebih (IMT>25,O), dan masa kerja di atas 15 tahun berhubungan dengan STK. Setelah dilakukan analisis multivariat, didapatkan hanya faktor umur diatas 40 tahun (OR= 6,392; CI- 1,846-22,137) dan IMT >25,0 (OR= 13,685; 4,816- 38,884) yang mempunyai hubungan bermakna dengan STK. Kesimpulan Prevalensi STK dibagian delivery PT ?PI? Jakarta , adalah sebesar 18,42%. Faktor umur dan status gizi berlebih mempunyai hubungan bermakna dengan STK sehingga pekerja dengan status gizi berlebih harus lebih waspada bila mendapatkan gejala- gejala STK.

Background : Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is one of the most common problems among work related musculoskeletal disorders. The changes transportation from bike to motorcycle has different diseases. This study was to conduct to identify the relationship between CTS and other related factors.
Methodology : The research design was cross sectional, and the subjects were total sample (186 persons). The data was collected by interview, measuring body weight and height measure, physical examination and observation for repetitive movement. The number of samples examined was 152 persons.
Result : The Prevalence of CTS was 18,42%. Analysis was done about several risk factors related to CTS such as age, low education, Body Mass Index (BMI) and work more than 15 years. The final results from analysis showed that there were only two variables significant and have relationship with CTS. The 40 years old and more is 6,392 more risk to get CTS than the age below (OR= 6,392; 95%CI= I, 846-22,137) and overweight employee is 13,685 more risk to get CTS than the normal and underweight.
Conclusion : Prevalence of CTS in the workers who delivery letter by motorcycle were 18,42%. The risk factors who have relationship and significant with CTS were age over 40 years and overweight (BMI>25,0).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Rebekka
"Latar Belakang: Pekerja bagian Assembling bekerja setiap hari dengan melakukan gerakan repetitif yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan, disebut dengan Work Related Musculoskeletal Disorders (WSMDS). Salah satunya adalah Sindroma Terowongan Karpal pada pekerja. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko yang berhubungan dengan timbulnya STK pada pekerja di pabrik sepatu.
Metode Penelitian: Desain studi adalah kros-seksional. Populasi adalah semua pekerja di bagian assembling soccer sebesar 267 orang. Pengumpulan data dilakukan dari bulan Maret sampai Juli 2005 melalui wawancara terstruktur, pengamatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologik. Untuk suhu lingkungan dan getaran didapatkan dari data sekunder.
Hasil Penelitian: Prevalensi STK pada pekerja bagian assembling soccer sebesar 27,6%. Jumlah gerakan repetitif pada pekerja berkisar antara 304-1596 eksersil jam. Dari analisis bivariat faktor risiko yang berhubungan dengan STK adalah jenis pekerjaan dan getaran. Pada analisis multivariat faktor getaran (p=0,005; OR=5,053; 95%CI=1,642-15,551) merupakan faktor risiko yang hubungannya paling bermakna dengan STK.
Kesimpulan dan Saran: Prevalensi STK di bagian assembling soccer perusahaan ini adalah 27,6%. Jumlah gerakan repetitif tertinggi 1596 eksersil jam. Jenis pekerjaan yang terpajan getaran mempunyai hubungan bermakna dengan STK. Perlu dilakukan deteksi dini dan rotasi kerja.

Background : Assembling soccer workers in shoes manufacture, work every day with repetitive movement, that can cause work related musculoskeletal disorder (WSMDS). One of them is known as Carpal Tunnel Syndrome of the workers. This study was conducted to identify the prevalence and risk factors related to CTS.
Methodology : The design of this study was cross sectional, with total population of 267 workers, The data collection started March until Juli 2005 by guided interviews, observation, physical and neurological examination. Data on Room temperature and vibration were secondary data.
Results : The prevalence of CTS in assembling soccer department were 27,6%. Repetitive movement ranged from 304 to 1596 exertions) hour. Observation showed that there is a relation between several risk factors and CTS such as high-risk work and vibration. After conducting multivariate analyses the variable showed significant relationship with CTS are vibration (p=0,005; OR=5,053; 95%CI=1,642-15,551).
Conclusion and Recommendation : The prevalence of CTS in assembling soccer department were 27,6%. The highest repetitive movement was 1596 exertion/ hour. Vibration had a significant relationship with CTS. Screening and job rotation are needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wastu Adi Mulyono
"Upaya membangun kembali komitmen melalui motivasi internal, seperti spiritualitas di tempat kerja (STK) sangat dibutuhkan. Penelitian korelasi ini mengidentifikasi hubungan STK, fasilitas, dan iklim spirtual dengan komitmen organisasi pada 84 perawat SI Fatimah Cilacap dengan analisis regresi logistik berganda. Iklim spiritual berinteraksi dengan fasilitasi dalam mempengaruhi komitmen organisasi. Pelatihan spiritual-leadership, dan bimibingan spirituali direkomendasikan pada RSI. Kompetensi spiritual untuk manajer, dan modul STK praktis perlu dikembangkan. Riset disarankan meluaskan area, eksplorasi variabel, menguji modul, dan instrumen spiritual.

Efforts to rebuild commitment through internal motivation, such as workplace spirituality are required. This correlation research identified relationship between workplace spirituality, facilitations, spiritual climate and organizational commitmen for 84 Fatimah Islamic Hospital nurses. Multiple logistic regression analysis was used to test the relationship. Conclusion, spiritual climate interacted to fasilitation in influencing organizational commitment. Spiritual leadership training and spirituality mentoring are recommended for Fatimah Islamic hospital. Spiritual competence for manager and workplace spirituality (STK) pracice-tool are required to develop. research may widen are; explore variables, module test, and instrument test."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28392
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library