Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febri Aryanto
"ABSTRAK
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbang Kesehatan) adalah lembaga riset pemerintah di bawah Kementerian Kesehatan. Sebagai lembaga riset pemerintah, Badan Litbang Kesehatan memiliki sejumlah aset informasi untuk mendukung tugas dan fungsi organisasi dalam penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan. Selama kurun waktu lima tahun terakhir terjadi banyak insiden keamanan informasi baik dari internal maupun eksternal seperti email phising, perusakan aplikasi, hilang dan rusaknya data akibat ketidaksengajaan, dan lain sebagainya yang mengancam kinerja organisasi. Ancaman-ancaman tersebut membahayakan dan menyebabkan kerugian bagi organisasi seperti kerugian finansial, hilangnya data, atau bahkan hilangnya kredibilitas organisasi.
Keamanan informasi adalah upaya melindungi dan mengamankan aset informasi dari ancaman yang membahayakan aset informasi. Upaya perlindungan dan pengamanan aset informasi bukan hanya mengenai penjagaan infrastruktur dan perangkat keras serta perangkat lunak dari eksternal. Salah satu faktor pentingnya adalah faktor sumber daya manusia sebagai internal organisasi yang menjadi mata rantai paling lemah dalam sistem keamanan informasi sehingga kunci dari keamanan informasi adalah pada kesadaran dalam mengamankan informasi. Oleh karenanya, pengukuran tingkat kesadaran keamanan informasi menjadi sangat penting dalam upaya peningkatan keamanan informasi untuk dapat menentukan kebijakan yang tepat di dalam organisasi.
Penelitian dilakukan di Badan Litbang Kesehatan yang bertujuan mengukur tingkat kesadaran keamanan informasi pada pegawai. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang mengukur dimensi pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan fokus area sesuai dengan kebutuhan di internal Badan Litbang Kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesadaran keamanan informasi pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan berada pada tingkat sedang. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi untuk meningkatkan tingkat kesadaran dari para pegawainya.

ABSTRACT
National Institute of Health Research and Development (NIHRD) is a government research institution under coordination of The Ministry of Health. As a government research institution, NIHRD has a number of information assets to support the duties and functions of organizations in research and development in the health sector. Over the past five years there have been many information security incidents at NIHRD from both internal and external, such as phishing e-mail, application and website destruction, data loss and damage due to accident, etc. that potentially threaten organizational performance. These threats can harm the organization such as financial loss, loss of data, or even loss of organizational credibility.
Information security is an effort to protect and secure information assets from threats that can endanger information assets. Efforts to protect and safeguard an organization's information assets from threats are not only about safeguarding infrastructure, hardware and software from outside attacks. One important factor is the factor of human resources as an internal organization which is the weakest link in the information security system, so the key to information security is awareness in securing information. Therefore, measuring the level of information security awareness is very important in efforts to improve information security to be able to determine the right policy in the organization itself.
This research will be conducted at NIHRD with the aim to measure the level of information security awareness for employees. Data collection was carried out using a questionnaire that would measure the dimensions of knowledge, attitudes, and behavior in respondents with a focus on information security areas in accordance with the internal needs of NIHRD. The result shows that information security awareness of NIHRD in the middle level. That is why NIHRD needs supervision and evaluation to improve awareness level of its employee."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Dwiyana Kartika
"Pada era teknologi yang berkembang sangat cepat seperti sekarang ini, kebutuhanakan informasi yang akurat dan kredibel menjadi sangat penting bagi setiapperusahaan. Faktor sumber daya manusia SDM menjadi akar permasalahanterjadinya pelanggaran keamanan informasi, bila dibandingkan dengan kesalahandari sisi teknologi. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran tingkat kesadarankeamanan informasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesadarannya, yangpada akhirnya dapat menjadi dasar dalam menyusun tahapan yang tepat untukmeningkatkan kesadaran keamanan informasi. Penelitian ini dilakukan padaperusahaan swasta nasional yang bergerak pada industri media/televisi berbayar.Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan cara menyebar kuesioner modelHAIS-Q Human Aspects of Information Security Questionaire kepada seluruhkaryawan. Penelitian ini juga akan mengukur hubungan dan pengaruh dimensipengetahuan, sikap dan perilaku manusia terhadap tingkat kesadaran keamananinformasi. Hasil pengukuran menyatakan bahwa tingkat kesadaran keamananinformasi pada organisasi yang menjadi objek penelitian berada pada tingkat ratarata 74 dan memerlukan program peningkatan kesadaran keamanan informasiseperti penyuluhan, pengiriman surat elektronik secara berkala dan pada tingkatakhir adalah pelatihan.

Nowadays, in these fast growing of technology, needs of credible information isvital. It is increasingly acknowledged that many threats to an organization rsquo;scomputer systems can be attributed to the behavior of computer users human compared to failure of the technology. Hence, it is necessary to measure the levelof information security awareness in order to formulate the appropriate programto increase its level. This research is conducted on private company engaged inmedia / pay-tv industry. Method used is quantitative by distributing HAIS-Q Human Aspects of Information Security Questionnaire model to the employee.The research also identifies the correlation among knowledge, attitude andbehavior aspects as well as the influence of those three aspects to informationsecurity. The result of this research shows that the level of information securityawareness is at average level 74 and needs appropriate program likecounseling, send email and training about information security to improve itslevel."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatur Rahman Stoffel
"Teknologi komputasi cloud merupakan sebuah pool besar yang terdiri dari sumber daya komputasi yang di virtualisasikan, sehingga pengguna dapat mengakses dan menggunakannya. Cloud telah diadaptasi oleh banyak perusahaan besar di bidang IT, seperti Google, IBM, Amazon dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, keamanan pada teknologi cloud menjadi prioritas utama, sehingga bisa terhindar dari serangan cyber. Advanced Persistent Threat (APT) merupakan sebuah serangan cyber yang bertujuan untuk mendapatkan akses terhadap sistem atau jaringan, sehingga bisa melakukan pencurian data. Berbeda dengan teknik pencurian data biasa yang bersifat "smash and grab", APT akan tetap berada pada sistem target dalam periode waktu tertentu, sehingga penyerang bisa mengakses dan mengambil data target secara terus menerus, tanpa bisa terdeteksi. Hal ini membuat APT menjadi salah satu ancaman cyber yang sulit untuk dicegah, khususnya pada cloud environment. Metode keamanan analitik menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan untuk bisa mengatasi serangan APT pada cloud environment, hal ini dikarenakan data yang dihasilkan semakin banyak, dan infrastruktur dari cloud juga mempunyai kapasitas yang besar untuk bisa menangani banyak nya data yang dihasilkan, sehingga metode keamanan lama yang sering diterapkan menjadi tidak lagi efisien. Salah satu metode keamanan analitik yang dapat diterapkan pada teknologi cloud adalah dengan menggunakan Security Information Event Management (SIEM) yang disediakan oleh banyak vendor seperti IBM dengan IBM QRadar. Hasilnya didapatkan bahwa kinerja tingkat deteksi SIEM dengan IBM Qradar terhadap ancaman serangan APT tidak optimal dengan pendeteksian hanya sebesar 57,1% dan yang terdeteksi sebagai kategori penyerangan sebesar 42,9% dari total 4 serangan yang dilancarkan. Hal ini dikarenakan IBM Qradar memerlukan beberapa ekstensi tambahan, sehingga membutuhkan resource komputasi yang lebih besar agar bisa meningkatkan kemampuan deteksi terhadap serangan APT.
......Cloud computing technology is a large pool of virtualized computing resources, so that users can access and use them. Cloud has been adapted by many large companies in the IT field, such as Google, IBM, Amazon and many more. Therefore, security in cloud technology is a top priority, so that it can avoid cyber attacks. Advanced Persistent Threat (APT) is a cyber attack that aims to gain access to a system or network, so that it can carry out data theft. Unlike the usual "smash and grab" data theft technique, the APT will remain on the target system for a certain period of time, so that attackers can access and retrieve target data continuously, without being detected. This makes APT one of the most difficult cyber threats to prevent, especially in cloud environments. Analytical security methods are one of the solutions that can be used to overcome APT attacks in the cloud environment, this is because more and more data is generated, and the infrastructure of the cloud also has a large capacity to be able to handle a lot of data generated, so the old security method which are often applied become inefficient. One of the analytical security methods that can be applied to cloud technology is to use Security Information Event Management (SIEM) that have been provided by many vendors such as IBM with IBM Qradar. The result shows that the performance of SIEM detection rate with IBM Qradar against APT attack is not optimal with only 57.1% detection rate and 42.9% detected as an attack category out of a total of 4 attacks launched. This is because IBM Qradar needs some additional extension, thus requiring more additional computing resources in order to increase the detection rate ability against APT attack."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thea Nisaa Andi Saffanah
"Pada bulan September 2021, dilaporkan adanya dugaan pembobolan dan penyusupan hacker kedalam 10 Kementerian, Lembaga dan Instansi Pemerintah. Instansi XYZ adalah salah satunya. Instansi XYZ merupakan badan pengawas pemerintah yang belum menerapkan dan merancang kebijakan keamanan informasi dengan baik. Adanya peraturan dari Kementerian Kominfo dan BSSN terkait dengan keamanan informasi, membuat Instansi XYZ berinisiatif untuk memperbaiki kebijakan keamanan informasi sesuai dengan standar yang ditentukan oleh Kementerian Kominfo dan BSSN, yakni dengan menggunakan standar SNI ISO/IEC 27001:2013 Kebijakan keamanan informasi di Instansi XYZ dirancang sebagai acuan dalam mengidentifikasi dan memahami penilaian aset, ancaman, kerentanan, kemungkinan terjadinya gangguan, dan dampak yang didapatkan terhadap keamanan informasi. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk merancang kebijakan keamanan informasi di Instansi XYZ menggunakan standar SNI ISO/IEC 27001:2013. Pengumpulan data dan uji validasi rancangan kebijakan keamanan informasi dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan pihak terkait, antara lain: Kepala TI, sub koordinator keamanan informasi TI sub koordinator informasi, sub koordinator tata kelola TI dan manajemen risiko TI, dan sub koordinator infrastruktur. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan analisis dokumen internal organisasi, studi literatur, dan mengkaji penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu identifikasi aset, ancaman dan kerentanan; identifikasi risiko; penilaian risiko; penentuan kontrol risiko. Hasil penelitian ini memberikan rancangan kebijakan keamanan informasi yang sesuai dengan Instansi XYZ.
......In September 2021, it was reported that there were allegations of hacking and cyber-attack on 10 ministries, institutions, and government in Indonesia. XYZ Institute is one of them. XYZ Institute is a government supervisory that has not implemented and designed information security policies properly. Following regulations from the Ministry of Communications and Informatics and BSSN related to information security, made XYZ Institute take the initiative to improve information security policies in accordance with the standards set by the Ministry of Communications and Informatics and BSSN using SNI ISO/IEC 27001:2013 The information security policy at XYZ Institute is designed as a reference in identifying and understanding the assessment of assets, threats, vulnerabilities, the possibility of interference, and the impact on information security. This study aims to design an information security policy at XYZ Institute, using the SNI ISO/IEC 27001:2013 as the standard. The data collection and validation test of the information security policy design was created by interviewing related parties, including head of IT, IT information security sub-coordinator, information sub-coordinator, IT governance and IT risk management sub-coordinator, and infrastructure sub-coordinator. In addition, data collection was performed by analyzing the organization's internal documents, literature studies and reviewing previous studies. The stages carried out in this research are the identification of assets, threats, and vulnerabilities; risk identification; risk assessment; risk control determination. The results of this study provide an information security policy design that is in accordance with XYZ Institute."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Maulana
"PT. Tatarasa Primatama sebagai salah satu Pedagang Besar Farmasi cukup banyak terlibat dengan informasi penting terkait data karyawan, rekanan, pemasok, dan pelanggan yang bersifat pribadi, informasi bisnis terkait transaksi jual-beli (cash flow, keuntungan, dll), keunggulan perusahaan, kepatuhan hukum, citra perusahaan, dan informasi penting lainnya. Disamping sumber daya manusianya yang penting, informasi/data pribadi yang ada di PT. Tatarasa Primatama juga merupakan aset yang penting sehingga memerlukan kebijakan keamanan informasi. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebijakan kemanan informasi ini bisa diterapkan di PT. Tatarasa Primatama sebagai Pedagang Besar Farmasi yang masih dalam ruang lingkup CDOB sehingga dapat terlaksana dengan baik dan jaminan mutu obat tetap baik sampai diterima oleh pelanggan. Metode yang digunakan adalah observasi dan studi literatur. Hasil yang diperoleh yaitu Kebijakan keamanan informasi perlu diterapkan di PT. Tatarasa Primatama dalam rangka menjaga mutu informasi dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian agar tercapainya informasi yang terjaga kerahasiaannya, integritasnya, dan ketersediaannya.
......PT. Tatarasa Primatama as a Pharmaceutical Wholesaler is quite a lot involved with important information related to personal employee, partner, supplier and customer data, business information related to buying and selling transactions (cash flow, profits, etc.), company advantages, legal compliance, corporate image, and other important information. Apart from the important human resources, personal information/data in PT. Tatarasa Primatama is also an important asset that requires an information security policy. This study aims to determine whether this information security policy can be applied at PT. Tatarasa Primatama as a Pharmaceutical Wholesaler which is still within the scope of CDOB so that it can be carried out properly and the quality assurance of medicines remains good until they are received by customers. The method used is observation and literature study. The results obtained are that the information security policy needs to be implemented at PT. Tatarasa Primatama in order to maintain the quality of information in the implementation of procurement, storage and distribution activities in order to achieve information that is kept confidential, integrity and availability."
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Cindana
"Dalam mengembangkan layanan berbasis teknologi terbaru, perusahaan dituntut untuk cepat menyesuaikan diri terhadap kebutuhan konsumen. Hal yang sama juga terjadi pada bisnis perbankan, khususnya XYZ. Tuntutan pembaruan sistem yang cepat berdampak kepada kurangnya prioritas kepada aspek keamanan informasi pada proses pengembangan dan pengelolaan teknologi. Di sisi lain, bank dituntut untuk selalu mempertimbangkan aspek keamanan informasi demi menghindari terjadinya insiden terkait keamanan informasi, baik yang muncul dari aspek sumber daya manusia, prosedur, maupun aspek teknis. Penelitian ini bertujuan untuk merancang kebijakan keamanan yang mencakup proses bisnis yang ada pada XYZ, yaitu proses transaksi SKN, dimana saat ini belum memiliki kebijakan keamanan informasi yang berlaku secara formal. Dengan adanya kebijakan keamanan informasi, diharapkan setiap stakeholder, baik pada tahap pengembangan, maupun tahap operasional aplikasi dapat mempertimbangkan aspek keamanan tanpa mengurangi kegesitan bank dalam menghadirkan solusi kepada nasabahnya. Hasil dari penelitian ini berupa kebijakan keamanan informasi yang didasarkan pada analisa risiko yang terdapat pada tahap pengembangan aplikasi dan operasional SKN. Kebijakan keamanan informasi yang disusun mengacu kepada standar keamanan SANS yang dapat menemukan risiko spesifik terhadap proses bisnis transaksi SKN.
......In terms of development of the latest service based on new technologies, every company is demanded to adapt with customer’s needs. The same thing also happened in financial services institute, especially XYZ. Requirement to update the system in a short time impacted to lack of information security concern within the development and operational phase. On the other side, banks are required to prioritize information security aspect in order to prevent incident related with it that might comes from human, process, and technology. This research aims to design an information security policy that covers operational of National Clearing System Transaction in XYZ, which doesn’t have a formal written policy. By applying such policy, all of the stakeholder in this system will consider the security aspect, both in development and operational phase, without reducing bank’s agility to deliver solution to its customer. The result of this study produces an information security policy based on risk assessment conducted within the operational and development phase. The composed policy refers to SANS security policy guidelines and produce a unique policy which relevant with National Clearing System’s process business."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meilinda Puji Pamungkas
"Keamanan informasi menjadi sebuah permasalahan tersendiri dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dimana terdapat berbagai kerentanan pada penerapan TIK yang mengancam keamanan informasi organisasi, sehingga organisasi berusaha untuk melindungi aset informasi yang dimilikinya dengan menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI). Instansi XYZ sebagai salah satu lembaga pemerintah yang memberikan layanan terkait TIK juga perlu menerapkan SMKI mengingat adanya indikasi kerentanan dalam penerapan TIK yang mengakibatkan permasalahan baik itu jaringan maupun sistem informasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap SMKI yang dimiliki Instansi XYZ dengan mengacu pada Indeks KAMI untuk mengukur tingkat kematangan keamanan informasi di Instansi XYZ sebagai dasar dalam memberikan saran dalam menyusun SMKI serta rekomendasi penerapan keamanan informasi di lingkungan Instansi XYZ. Hasil dari evaluasi Keamanan Informasi, Instansi XYZ berada pada level sistem elektronik strategis dengan status tidak layak. Oleh karenanya, dalam penelitian ini direkomendasikan 18 rencana kerja dan roadmap program kerja Instansi XYZ.
......Information security is an important issue of the development of Information and Communication Technology (ICT) where there are various vulnerabilities that threaten the organization's information, so the organization tries to protect their information by implementing an Information Security Management System (ISMS). XYZ Agency as one of the government institutions that provides ICT services also needs to implement an ISMS considering the indications of vulnerability in the ICT applications that causes some problems both networks and information systems. This study aims to evaluate the ISMS for XYZ Agency that use KAMI Index to measure the maturity level of information security at XYZ Agency as a basis to review and give some recommendation for the information security implementation. Based on the results of the Information Security Evaluation, the XYZ Agency is at the level of the strategic electronic system with an inappropriate status. Therefore, in this research, there are 18 work plans and roadmaps for the work program of the XYZ Agency."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fauziah Romadhona
"Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, bisnis dari PT XYZ sangat bergantung pada teknologi dan keamanan informasi. Dalam mengamankan informasi, data, dan aset penting perusahaan, PT XYZ menerapkan pengamanan fisik yaitu Physical Access Control System (PACS). Sistem ini diimplementasi untuk melindungi bisnis dan aset perusahaan dari vandalisme, pencurian, dan pelanggaran, khususnya membatasi akses ke fasilitas organisasi yang memerlukan tingkat keamanan dan perlindungan yang lebih tinggi. Namun tingginya kasus insiden yang terjadi pada PACS menjadi kekhawatiran pihak manajemen perusahaan. Padahal tingkat ketergantungan organisasi terhadap keamanan fisik terutama pada PACS sangat tinggi. Insiden-insiden terkait PACS dengan sumber ancaman yang sama kerap terjadi berulang kali tanpa ada pemantauan yang memadai. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi manajemen risiko terhadap Physical Access Control System PT XYZ. Pada penelitian ini digunakan beberapa seri standar ISO/IEC 27000 yang dapat membantu penelitian dalam menganalisis risiko dan melengkapi proses dalam mengevaluasi manajemen risiko di organisasi. Standar yang digunakan antara lain ISO/IEC 27001, ISO/IEC 27002, dan ISO/IEC 27005. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data secara studi literatur, dokumen, wawancara, observasi dan Focus Group Discussion. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah profil risiko dari PACS dengan total 54 skenario risiko keamanan informasi yang terdiri dari 44 skenario yang tidak diterima, dan 10 skenario risiko diterima. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dihasilkannya rekomendasi penanganan risiko keamanan informasi berdasarkan hasil evaluasi risiko keamanan informasi yang mengacu pada rekomendasi kontrol berdasarkan ISO/IEC 27002 dan diimplementasikan dalam bentuk dokumen Statement of Applicability (SoA).
......As a technology company, the business of PT XYZ is highly dependent on technology and information security. In securing information, data, and important company assets, PT XYZ applies a physical security system, namely the Physical Access Control System (PACS). This system is implemented to protect the company’s business and assets from vandalism, theft, and breaches, specifically by restricting access to organizational facilities that require a higher level of security and protection. However, the high occurrence of incidences in PACS is a concern for company management, due to the organization's high level of dependence on physical security, especially PACS. Incidents related to PACS with the same source of threat often occur repeatedly without adequate monitoring. Therefore, this study aims to evaluate the risk management of PT XYZ's Physical Access Control System. In this research, several series of ISO/IEC 27000 standards are used to assist the study in analyzing risk and completing the process of risk management evaluation in organizations. The standards used include ISO/IEC 27001, ISO/IEC 27002, and ISO/IEC 27005. This research is qualitative research with data collection methods of literature studies, documents, interviews, observations, and Focus Group Discussions. The result of this study is the risk profile of PACS with a total of 54 information security risk scenarios consisting of 44 unacceptable scenarios and 10 acceptable risk scenarios. The benefit of this research is the production of recommendations for handling information security risks based on the results of the evaluation of information security risks that refer to control recommendations based on ISO/IEC 27002 and implemented in the form of a Statement of Applicability (SoA) document."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Proceedings of the International Conference on IT Convergence and Security 2011 approaches the subject matter with problems in technical convergence and convergences of security technology by looking at new issues that arise from techniques converging. The general scope is convergence security and the latest information technology with the following most important features and benefits : (1) introduction of the most recent information technology and its related ideas, (2) applications and problems related to technology convergence, and its case studies, and (3) introduction of converging existing security techniques through convergence security.
"
Dordrecht, Netherlands: [, Springer], 2012
e20399406
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Dwi Hantyoko Wahyudiwan
"ABSTRAK
IdGov-CSIRT melaporkan bahwa selama kurun waktu tahun 2015 terdapat 1.811 insiden keamanan informasi pada sistem informasi milik pemerintah domain go.id . Data tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan TI di lingkungan pemerintahan terutama yang menggunakan domain go.id masih tidak aman dan rentan terhadap serangan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu adanya kontrol untuk mengurangi risiko keamanan informasi. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti memiliki 40 sistem informasi berbasis web dengan domain go.id yang digunakan untuk mendukung operasional unit kerja, sehingga pemanfaatan TI di Kemenristekdikti memiliki risiko dan rentan terhadap serangan keamanan informasi. Beberapa ahli menyatakan, keamanan informasi tidak hanya terkait permasalahan teknis saja, tetapi juga terkait dengan orang dalam hal ini pegawai yang berada di dalam internal organisasi. Ahli juga berpendapat bahwa ancaman terbesar keamanan informasi organisasi berasal dari pegawai organisasi tersebut. Hal ini disebabkan pegawai merupakan orang yang paling dekat dan setiap hari bersinggungan dengan data organisasi. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesadaran pegawai Kemenristekdikti terhadap keamanan informasi. Penelitian ini menggunakan variabel pengetahuan, sikap dan perilaku dari Knowledge, Attitude and Behaviour KAB model untuk mengukur tingkat kesadaran pegawai terhadap keamanan informasi. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah tingkat kesadaran pegawai Kemenristekdikti terhadap keamanan informasi berada pada tingkat baik. Berdasarkan ketiga variabel yang digunakan untuk mengukur kesadaran terhadap keamanan informasi, variabel perilaku berada pada tingkat sedang, sedangkan variabel pengetahuan dan sikap berada pada tingkat baik.
ABSTRAK
IdGov CSIRT reported that during the period of 2015 there were 1,811 incidents of information security at government owned information systems domain go.id . The data indicate that the use of IT in government, especially the use of domain go.id still insecure and vulnerable to attack. Under these conditions, neededcontrols to reduce the risk of information security. Ministry of Research, Technology and Higher Education Kemenristekdikti has 40 web based information systems with domain go.id used to support the unit operation, so that the use of IT in Kemenristekdikti at risk and vulnerable to security attacks information. Some experts said that information security is not only related to technical problems, but also related to the people in this case the employees who were in the internal organization. The expert also believes that the greatest threat comes from the organization 39 s information security employees of the organization. Because an employee is the closed person and daily contact with the organization 39 s data. Under these conditions, this study aims to measure the level of Kemenristekdikti employee rsquo s information security awareness. This study uses knowledge, attitudes and behavior variable from KAB models to measure the level of employees information security awareness. The results of this study is the level of Kemenristekdikti employee rsquo s information security awareness at a good level. Based on the three variables used to measure awareness of information security, behavioral variables are at the average level, while the variable knowledge and attitudes are at a good level."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library