Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lipsey, Mark W.
London: SAGE Publications, 1990
362.3 LIP d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bell, Matthew, 1964- author.
"Melancholia is a commonly experienced feeling, and one with a long and fascinating medical history that can be charted back to antiquity. Avoiding the simplistic binary opposition of constructivism and hard realism, this book argues that melancholia was a culture-bound syndrome which thrived in the West because of the structure of Western medicine since the Ancient Greeks, and because of the West's fascination with self-consciousness. Whilst melancholia cannot be equated with modern depression, Matthew Bell argues that concepts from recent depression research can shed light on melancholia. Within a broad historical panorama, Bell focuses on ancient medical writing, especially the little-known but pivotal Rufus of Ephesus, and on the medicine and culture of early modern Europe. Separate chapters are dedicated to issues of gender and cultural difference, and the final chapter offers a survey of melancholia in the arts, explaining the prominence of melancholia - especially in literature"
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2014
150 BEL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Astuti Mirasanti
"Pneumonia merupakan masalah kesehatan anak di seluruh dunia. Terapi antibiotik
digunakan secara empiris karena sulitnya pengambilan sampel langsung dari sumber
infeksi. Namun, di era resistensi antibiotik ini, identifikasi patogen spesifik bermanfaat
untuk pemberian antimikroba yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil
mikroorganisme penyebab pneumonia pada anak dan sensitivitasnya terhadap antibiotik
empiris yang diberikan. Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang terhadap 106
pasien di RSCM yang dirawat dengan pneumonia sepanjang Juli 2018 – Juni 2020. Data
demografi serta jenis mikroorganisme, daftar sensitivitasnya, dan antibotik yang
digunakan diambil dari rekam medis. Mayoritas mikroorganisme yang tumbuh adalah
kuman Gram negatif dengan jenis kuman terbanyak adalah Pseudomonas aeruginosa
(38,3%). Antibiotik terbanyak yang digunakan adalah sefotaksim (37,7%) dan sensitivitas
mikroorganisme terhadap antibiotik empiris adalah sebesar 17,3%. Perbaikan klinis
didapatkan pada 35,8% subjek dan amikasin memiliki tingkat sensitivitas terbesar dari
mikroorganisme yang tumbuh (65,4%). Pemeriksaan biakan setelah atau pada 5 hari
perawatan memiliki rasio odds 1,264 kali untuk memiliki etiologi berupa polimikroba
(p=0,641). pengambilan sampel dari saluran napas bawah untuk biakan pada hari rawat
ke-13 dan selanjutnya memiliki rasio odds sebesar 6,328 kali lebih tinggi untuk
tumbuhnya jamur (p=0,014). Angka mortalitas pada penelitian ini sebesar 35,8%. Angka
mortalitas pada subjek yang mengalami sepsis lebih tinggi dibandingkan pada subjek
yang tidak mengalami sepsis (rasio odds 4,222 (95%IK 1,792-9,947); p=0,0001).

Pneumonia is one of child health problem in the world. Antibiotic therapy is used
empirically due to difficulty in obtaining sample from the source of infection. However,
in this antibiotic resistance era, identification of specific pathogen is more beneficial. We
aimed to identify microorganisms causing pneumonia in children and their sensitivity
towards empiric antibiotic. This is a cross sectional study examined 106 patients
hospitalized with pneumonia during July 2018 - June 2020. Baseline characteristics,
species of microorganisms, their sensitivity pattern, and antibiotics used were obtained
from medical record. Most microbes were Gram negative species. The most common
bacteria was Pseudomonas aeruginosa (38.3%). The most frequently used empiric
antibiotic was cefotaxime (37.7%) and microorganisms' sensitivity towards empiric
antibiotic was 17.3%, Clinical improvement was shown in 35.8% subjects. Amikacin had
the highest sensitivity rate (65.4%). Culture performed on the 5th day of admission
onwards had higher odds for multiple growth (OR 1.264, p=0,641) while culture
performed on the 13th day of admission onwards had higher odds for the growth of fungi
(OR 6.328, p=0,014). Mortality rate was 35,8%. Mortality rate was higher in subjects
with sepsis (OR 4.222; 95% CI 1.792-9.947; p=0.0001)."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Donna Almira
"ABSTRAK
Pendahuluan: Jumlah pasien HIV/AIDS berkembang khususnya di Indonesia, salah satu faktor yang menghambat penanganan pasien adalah diagnosis yang kurang baik. Pemerintah telah memfasilitasi tes diagnostik di setiap puskesmas dengan kombinasi tes cepat anti-HIV menggunakan strategi tiga World Health Organization WHO . Penggunaan kombinasi reagen yang baik diharapkan dapat meningkatkan akurasi dari tes tersebut dalam mendiagnosis HIV/AIDS.Data diperoleh dari bank sampel Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo Departemen Patologi Klinik.Metode: Kombinasi dari tiga reagen dipilih berdasarkan persyaratan WHO. Hasil kombinasi reagen dibandingkan dengan status sampel yang dikonfirmasi dengan Western Blot, sehingga dapat dilakukan perhitungan sensitivitas, spesifisitas, dan diskordansi setiap kombinasi.Hasil: Dari sensitivitas, spesifisitas serta diskordansi berbagai kombinasi diperoleh dua kombinasi terbaik dengan hasil yang sama, yaitu SD Bioline HIV -1/2 3.0 Alere -HIV 1 2 Antibody Rapid Oncoprobe Utama - Vikia HIV 1/2 BioMerieux dan Advance Quality Rapid Anti-HIV 1 2 Test Intec - Abon HIV 1/2/O Abon - Vikia HIV 1/2 BioMerieux dengan sensitivitas dan spesifisitas 100 dan nilai diskordansi rendah yaitu 1,53 . Berdasarkan WHO diskordansi masih dianggap baik bila di bawah 5 .Diskusi: Dari kombinasi reagen yang tidak mengikuti persyaratan strategi tiga WHO, ternyata sensitivitas dan spesifisitas dapat mencapai 100 , namun angka diskordansi menunjukkan angka yang sangat tinggi, yaitu 4,3 . Dapat disimpulkan bahwa penerapan persyaratan WHO pada kombinasi reagen meningkatkan sensitivitas, spesifisitas, dan mengurangi diskordansi, sehingga akurasi diagnosis dapat ditingkatkan.

ABSTRACT
Introduction The number of patients with HIV AIDS develops, especially in Indonesia, One of the factors is unfavorable diagnosis. Government facilitated the diagnostic tests in every health center with a combination of anti HIV rapid test using strategy III of World Health Organization WHO . The use of a good combination of reagents is expected to improve the accuracy in the diagnosis of HIV AIDS. Data is obtained from the sample bank rsquo s in Department of Clinical Pathology Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo.Method The combination of three reagents has been selected based on the requirements of WHO. The result is compared to the sample status confirmed by Western Blot, which can be calculated the sensitivity, specificity, and discordant of any combination.Results Based on sensitivity, specificity and discordant from various combinations, it is obtained two best combinations with the same result, namely SD Bioline HIV 1 2 3.0 Alere HIV 1 2 Rapid Antibody Main Oncoprobe Vikia HIV 1 2 bioMerieux and Advance Quality Rapid Anti HIV 1 2 Test Intec ndash Abon HIV 1 2 O Shredded Vikia HIV 1 2 bioMerieux with a sensitivity and specificity of 100 and the discordant value at 1.53 . Based on the WHO the discordant value is still considered as good as long as it is below 5 . Discussion If the combination do not follow the requirements of WHO using strategy III, the sensitivity and specificity can reach 100 , but the discordant value indicate high number, whichis 4.3 . As conclusion, application of the requirements of the WHO on a combination of reagents can increased sensitivity, specificity, and reduce the discordant, so the accuracy of diagnosis can be improved. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Oxford University Press, 2007
401.43 CON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Stranti Nastiti Kusumaningrum
"ABSTRAK
Tarif listrik pada sektor rumah tangga dengan daya sambung menengah ke atas (High VA) mulai berubah semenjak tahun 2013. Tulisan ini menganalisa responsivitas dari permintaan listrik rumah tangga terhadap perubahan harga pendapatan pada dua kelompok rumah tangga (Low VA dan High VA) di tahun 2011 dan 2014. Dengan menggunakan model konsumsi listrik dan metode regresi kuantil, didapatkan hasil yang menunjukan bahwa permintaan listrik rumah tangga bersifat inelastic terhadap harga dan pendapatan. Elastisitas pendapatan lebih rendah daripada elastisitas harga. Lebih lanjut diketahui bahwa pengaruh terhadap elasitisitas pendapatan juga dapat dilihat di kelompok Low VA, walaupun kelompok ini tidak dapat mengalami perubahan harga. Sementara itu, hasil penelitian tidak berhasil menyimpulkan dampak perubahan kebijakan tarif terhadap ealstisitas pendapatan. Keseluruhan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam menyusun kebijakan harga listrik untuk kelompok Low VA sembari mempertahankan kestabilan ekonomi. "
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2018
330 SFK 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saprizal Hadisaputra
"The explosive sensitivity upon the formation of supramolecular interaction between the nitro group of 3-nitro-1,2,4-
triazol-5-one (NTO) and metal ions (Mn+ = Li+, Na+, Be2+ and Mg2+) has been investigated using Density Functional
Theory at B3LYP/6-311++G** level of theory. The bond dissociation energy (BDE) of the C1?N6 trigger bond has
also been discussed for the NTO monomer and the corresponding complexes. The interaction and bond dissociation
energy of the C6?N7 trigger bond follow the order of NTO-Be2+ > NTO-Mg2+ > NTO-Li+ > NTO-Na+ > NTO
monomer. The enhancement of the trigger bond dissociation energy in comparison with the NTO monomer correlates
well with the complex interaction energies, trigger bond length, and charge transfer. The analyses of electron density
shifts have shown that the electron density of the nitro group shifts toward the C1?N6 trigger bond upon the formation
of the supramolecular interaction. As result, the trigger bond is strengthened and the sensitivity of NTO is reduced.
Some of the calculated results agree with the experimental values.
Sensitivitas Peledak Akibat Pembentukan Kompleks 3-Nitro-1,2,4-Triazol-5-One dan Ion Logam berdasarkan
Teori Fungsional Kerapatan. Sensitivitas peledak yang terbentuk dari interaksi supramolekuler senyawa 3-nitro-
1,2,4-triazol-5-one (NTO) dan ion logam (Mn+ = Li+, Na+, Be2+ and Mg2+) telah dipelajari menggunakan Teori
Fungsional Kerapatan pada tingkatan teori B3LYP/6-311++G**. Energi pemutusan ikatan pada ikatan pemicu ledakan
(C1-C6) juga telah dipelajari untuk monomer NTO dan senyawa kompleksnya. Energi ikat dan energi pemutusan ikatan
mengikuti urutan: NTO-Be2+ > NTO-Mg2+ > NTO-Li+ > NTO-Na+ > monomer NTO. Peningkatan energi pemutusan
ikatan berbanding lurus dengan energi ikat, panjang ikatan pemicu ledakan dan transfer muatan. Analisis perubahan
kerapatan elektron menunjukkan bahwa kerapatan elektron gugus nitro berpindah pada ikatan C1-N6 ketika kompleks
terbentuk. Hal ini menyebabkan ikatan pemicu ledakan menjadi semakin kuat sehingga sensitivitas NTO menjadi
berkurang. Hasil kajian teoritis ini sesuai dengan hasil kajian eksperiemen."
Universitas Mataram, Chemistry Education Division, Faculty of Teacher Training and Science Education., 2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yeshica Natasya
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat distres psikologis mahasiswa asing UI yang memiliki keterampilan sosial sensitivity yang tinggi dan rendah. Adapun keterampilan sosial sensitivity yang diukur dalam penelitian ini adalah social sensitivity skill dan emotional sensitivity skill. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur HSCL-25 untuk mengukur tingkat distres psikologis partisipan dan SSI (Social Skill Inventory) untuk mengukur keterampilan sosial partisispan. Partisipan penelitian ini adalah 75 mahasiswa asing di Universitas Indonesia. Partisipan diperoleh melalui teknik non-random sampling. Berdasarkan teknik analisis data independent sample ttest, ditemukan perbedaan tingkat distres psikologis yang signifikan antara mahasiswa asing di Universitas Indonesia yang memiliki social sensitivity skill dan emotional sensitivity skill yang tinggi.
......This study investigated psychological distress among foreign students at Universitas Indonesia who had high or low level of social and emotional sensitivity skills. This is a quantitative study using HSCL-25 to measure psychological distress and Social Skills Inventory (SSI) to measure social skills. There were 75 foreign students that participated in the study, selected by nonrandom sampling technique. Independent sample t-test indicated that there was a significant difference in psychological distress among foreign students at Universitas Indonesia who had high and low levels of social and emotional sensitivity skills."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Arini
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian
Manusia sangat peka terhadap kekurangan oksigen terutama mata dan sel otak dengan kepekaan paling tinggi pada kortek dan retina. Indera penglihatan merupakan indera terpenting yang harus dimiliki seorang penerbang, sebab jika fungsi mata terganggu akan berakibat fatal. Dalam keadaan hipoksia mata akan mengalami gangguan fungsinya, salah satunya adalah fungsi sensitivitas kontras. Seorang penerbang harus memiliki kemampuan penglihatan sensitivitas kontras yang prima, sebab pada saat terbang harus melihat atau mendeteksi sesuatu dari jarak yang jauh dengan cepat dan tepat.
Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi pengaruh hipoksia setara dengan ketinggian simulasi 18.000 kaki terhadap kemampuan penglihatan sensitivitas kontras talon penerbang militer TNI AU/PSDP. Disain penelitian adalah kuasi eksperimen pre dan post tes, sedangkan jumlah subyek yang diteliti adalah 94 calon penerbang militer TNI AU/PSDP dalam ruang udara bertekanan rendah (RUBR), yang merupakan total sampel dari calon penerbang militer yang datang di Lakespra Saryanto untuk melakukan indoktrinasi dan latihan aerofisiologi.
Hasil Penelitian : ditemukan perbedaan bermakna dengan uji T berpasangan, pada variabel Sa02, nadi dan sensitivitas kontras (SK) pada ground level dan pada FL 180 (p < 0,05). Dengan analisis silang didapatkan hubungan yang bermakna pada kadar Rb dengan sensitivitas kontras (SK) di ground level dan pada FL 180 (p < 0,05). Dengan analisis multivariat tidak didapatkan hubungan yang bermakna (p > 0,05).
Kesimpulan : Telah dibuktikan bahwa hipoksia setara dengan ketinggian simulasi 18.000 kaki akan menurunkan kemampuan sensitivitas kontras.

ABSTRACT
The Influence of Hypoxia on Contrast Sensitivity among Military Pilot Candidates at 18.000 ft in Lakespra Saryanto, Jakarta 1997
Human being is a very sensitive to the lack of oxygen especially eyes cells and brain. Cortex and retina are the most sensitive. Vision has an important role for the pilot because visual malfunction will cause a fatal accident. One mayor aspect which influenced by hypoxia is sensitivity contrast. A Pilot needs good contrast sensibility of his eyes because he must have a capability identifying the target fastly and accurately.
METHODE
The objective of this research was to identify the influence of hypoxia to contrast sensitivity of pilot candidates at 18.000 ft simulated altitude. The design of this study is a quasi experiment, a pre and post test at ground level and at simulated 18.000 ft. The total sample was 94 respondents, are Military Pilot candidates which come to Lakespra Saryanto for aerophysiological training exercise.
RESULT
T pair analysis showed that there were significant differences (p < 0,05) among variables Sa02, pulse rate and contrast sensitivity at ground level and at FL 180. Cross analysis revealed a significant correlation between hemoglobin value with contrast sensitivity at ground level and at simulated altitude 18.000 ft. The multivariate regression analysis showed a significant correlation the level of Sa02 related to the decrease of contrast sensitivity.
CONCLUSION
Hypoxia at simulated 18.000 ft will decrease contract sensitivity, although the deviation was still within normal range.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>