Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bancroft, W. Jane
Australia: Gordon and Breach, 1999
401.93 BAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Afiani Ika Limananti
"Jamu berupa ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan telah dikenal luas dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tujuan: mengobati penyakit ringan, mencegah datangnya penyakit, menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh serta untuk tujuan kecantikan. Salah satu jenis jamu yang terdapat di Yogjakarta adalah jamu cekok khusus untuk anak-anak. Tujuan tulisan ini adalah mengetahui ramuan yang terkandung dalam jamu cekok serta mengetahui manfaat jamu cekok terhadap peningkatan nafsu makan dan kesehatan anak. Konsumen jamu cekok sebagai informan penelitian ini adalah lima keluaraga yang memiliki anak usia balita. Keterangan tambahan diperoleh dari pemilik warung jamu cekok dan seorang ahli tanaman obat tradisional. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari hingga Juni tahun 2003. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam serta sumber pustaka yang relevan. Bahan utama jamu cekok adalah empon-empon yang terdiri dari Curcuma xanthorriza Robx (temulawak), Zingiber americans L. (Lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (Brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx (temu ireng) serta Carica papaya L. (papaya). Alasan utama orang tua mencekok anaknya karena hilangnya nafsu makan yang dikhawatirkan akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Manfaat utama pengobatan ini adalah mengembalikan nafsu makan anak disamping sebagai cara penyembuhan mencret, perut kembung, cacingan serta batuk dan pilek. Pengaruh faktor kepercayaan atau sugesti akan khasiat jamu cekok mengakibatkan konsumen menyatakan kepuasaannya setelah mencekokkan anaknya. Kepercayaan ini tidak lepas dari pengaruh tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Selain itu pengobatan tradisional dengan memanfaatkan bahan bahan alam dianggap relatif lebih aman dan harganya terjangkau abgi masyarakat luas. Kebiasaan minum jamu cekok juga menunjukkan adanya kecendrungan masyarakat kembali ke alam (back to nature) sebagaimana tradisi yang telah dimiliki oleh nenek moyang mereka.
Jamu Cekok Components for Treating Children Have No Appetite: An Ethnomedicine Approach. Jamu is used
in an efford to treat patiens with a traditional herbal medicine, which is well known among the community. The jamu is
widely used for trating light health problems, preventing illness, increasing the endurance and the health of the body,
besides for cosmetic reasons. Jamu cekok is a kind of jamu used in Yogyakarta, especially for children , given by
forcing the mixture into the throat if children have no appetite. The aims of the article are to know the components of
jamu cekok and also to know the jamu cekok use toward improving child health. The research took 5 Javanese families
as informants. Additional informants is jamu cekok traditional shop and traditional herbalist. Data were obtained by
interviews and observation during February to June 2003. Analysis data was descriptive using medical anthropology
approach. The essential components of jamu cekok, called empon-empon are curcuma xanthorriza Robx (temulawak),
Zingiber Americans l. (lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx
(temu ireng) and Carica papaya L. (papaya). The main aims to drink jamu cekok is to increase the appetive of the
children because parents worried about the children growth and development. The children were threatened that they
will be forced to drink jamu, if they did not want to consume food. The belief and suggestion factors of jamu cekok
having special characteristics cause consumers become satisfied after giving jamu cekok to their children. Beside that,
traditional medicine using natural ingredients regarded more secure and the price can be reached by common society.
Drinking jamu cekok indicated that there is trend back to nature, which had possessed by their anchestor."
Universitas Gadjah Mada. Jurusan Antropologi, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurlaila Fiam Putri
"ABSTRAK
Sebagian besar orang tua sampai saat ini masih beranggapan bahwa kontrol yang tinggi berupa hukuman fisik serta berbagai macam perintah merupakan hal yang wajar diberikan dalam mendidik anak. Padahal beberapa penelitian sebelumnya menemukan pengaruh yang negatif dari praktek kontrol yang demikian terhadap perkembangan fungsi kognitif anak, salah satunya fungsi executive function (EF). Akan tetapi masih sedikit riset yang membahas lebih lanjut dinamika antar kedua variabel ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi ujaran verbal yang dilakukan Ibu ketika mengontrol tingkah laku anak (management language) dalam memprediksi EF anak usia 48-72 bulan. Sebanyak 90 anak dan para Ibu diikutsertakan dalam aktivitas permainan yang direkam dengan durasi 10 menit untuk menentukan tipe management language (direction maupun suggestion) yang Ibu ucapkan selama bermain. EF anak diukur menggunakan serangkaian tes peforma yang terdiri dari Matahari/Rumput, Backwards Word Test, dan Dimensional Change Card Sorting. Hasilnya management language, khususnya management direction berkontribusi secara signifikan negatif terhadap perkembangan EF anak bahkan ketika pengaruh usia dan SSE telah dikontrol. Riset ini berimplikasi pada pengetahuan terkait cara Ibu mengontrol tingkah laku anak menggunakan komunikasi verbal yang dapat mengoptimalkan perkembangan EF anak usia prasekolah.

ABSTRACT
Until recently, it is known that majority of parents consider a high control such as corporal punishment as well as a variety of commands are common practice in nurturing children. On the other hand, some studies have found a negative impact on the practice of such controls to the development of children's cognitive functions, including executive function (EF). Nevertheless, the number of study covering this issue is still limited. This study aimed to examine the contribution of verbal utterances used by mother when controlling the child's behavior, known as management language, in predicting EF on children age 48-72 months. A number of 90 children and the mothers participate in the game activity video-taped with a duration of 10 minutes to determine the type of mother’s utterance of language management (direction or suggestion) during activity. Child’s EF performance was measured using a series of tests consisting of Matahari/Rumput, Backwards Word Test, and Dimensional Change Card Sorting. The result showed that management language, especially management direction, had a significant negative contribution to the development of child’s EF, even when the effects of age and SSE are controlled. This research has implications on the way mother control child's behavior using verbal utterances that can optimize the development of EF preschoolers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Darullail
"Pemberlakuan regulasi yang berkaitan dengan otonomi daerah membawa implikasi pada pengelolaan infrastruktur jalan relatif lebih besar di pihak pemerintah daerah serial transparansi dalam hal program pembangunannya. Keterbatasan dana dan ketimpangan alokasi investasi infrastruktur jalan tetap menjadi isu penting dalam menentukan program yang akan dilaksanakan. Hal tersebut memaksa para pengambil keputusan untuk menghasilkan keputusan yang bisa memuaskan banyak pihak (multi stakeholders) dengan meminimalisir resiko-resiko yang mungkin terjadi seperti disparitas wilayah.
Penelitian ini merupakan upaya untuk membuat prototype suatu sistem pendukung keputusan yang mampu membantu para pengambil keputusan dalam menghasilkan kualitas keputusan yang lebih baik dalam pengembangan infrastruktur jalan. Sistem pendukung keputusan dalam pengembangan infrastruktur jalan yang dinamakan IDE, berasal dari Infrastructure Driven Economy, memfokuskan pada seleksi proyek dan rekomendasi tindakan koreksi. Dari perspektif perancangan sistem, IDE mengindikasikan integrasi dari DSS, ES dan GIS dengan tujuan menciptakan sinergi untuk mendapatkan kualitas keputusan yang lebih baik.

Implementation of regulations which are related with regional autonomy is bringing implications : a bigger part on regional authority side in roadway infrastructure management and a demand of transparancy in its development. Budget constraints and imbalance allocation of roadway infrastructure investment are major issues in selecting executed programs. These are force policy makers to produce a decision which can satisfy most of stakeholders with minimizing all possible risks that can occurred, such as regional disparity.
This research is an effort to build a prototype of decision support system that can help policy maker to produce better quality of decision in roadway infrastructure development. The system is called IDE, came from Infrastructure Driven Economy, has focuses on project selection and suggestion of corrective action. From system design perspective, IDE indicates the integration of DSS, ES and GIS with aim to create synergy in getting better quality of decision.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvin Christian
"ABSTRAK
Salah satu hal yang dibutuhkan user dalam memudahkan melakukan adalah dengan menggunakan mesin pencarian atau yang disebut search engine. Search engine didesain agar dapat membantu pengguna dalam melakukan pencarian data. Fitur yang dapat digunakan dalam membantu pencarian data adalah Text Suggestion dan Text Correction. Text Suggestion dapat membantu pengguna dalam memperkirakan keyword apa yang akan ditulis untuk menemukan data yang paling sesuai. Text Correction adalah fitur untuk memperbaiki kesalahan penulisan, sehingga diharapkan dapat memperbaiki hasil pencarian. Levenshtein Distance, dapat digunakan untuk fitur Text Suggestion dan Correction dengan menghitung maksimum LD dengan variasi range dari satu sampai lima. Tujuan penelitian ini adalah menguji keakuratan Levenshtein Distance dalam membuat sistem Text Suggestion dan Text Correction. Metode yang digunakan adalah dengan menghitung tingkat kemiripan keyword dengan daftar referensi yang ada pada basis data, dan mengambil kata tersebut untuk dijadikan sebagai text suggestion maupun text correction. Dari hasil penelitian ini, akan didapatkan bahwa sebuah batasan maksimum Levenshtein Cost dapat mempengaruhi keakuratan hasil text correction dan text suggestion. Maksimum LD juga berpengaruh pada performa waktu baik pada Text suggestion dan Text Correction, dengan eksekusi waktu Text Correction lebih cepat dibanding Text Suggestion.Nilai maksimum LD yang optimal adalah dua atau tiga.

ABSTRACT
One of the things required by the user in facilitating the search for data contained on the internet is to use a search engine or so-called search engines. Search engines must also be designed in order to assist users in searching data. Features that can be used in assisting data retrieval are Text Suggestion and Text Correction. Text Suggestion can help users in predicting what keywords will be written to find the most appropriate data. Text Correction is a feature to correct writing errors, so it is expected to improve search results. By utilizing Levenshtein Distance, it can be used for Text Suggestion feature by calculating maximum LD with variation range from one to five. The purpose of this research is to test the accuracy of Levenshtein Distance algorithm in making Text Suggestion and Text Correction system. The method used is to calculate the level of similarity of the keyword with a list of references in the database, and take the word to be used as a text suggestion or text correction. From the results of this study, it will be found that a maximum limit Levenshtein Cost can affect the accuracy of the results of text correction and text suggestion.The optimum of Maximum LD is two or three."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Metta Hestiany
"Beberapa penelitian terdahulu telah menemukan adanya hubungan antara penggunaan parental management language dan executive function EF , namun hingga saat ini masih belum ada penelitian yang secara khusus menyoroti domain hot EF dan menghubungkannya dengan penggunaan parental management language. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kontribusi dari penggunaan direction management language dan suggestion management language dalam memprediksi kemampuan hot EF anak usia 48 ndash;72 bulan. Pengukuran parental management language dilakukan dengan menggunakan alat ukur Maternal Control yang telah diadaptasi dari Schaffer dan Crook 1979 . Sementara itu, pengukuran hot EF diukur dengan menggunakan tes Gift Delay yang telah diadaptasi oleh Hendrawan dan kawan-kawan 2015 dari Carlson dan kawan-kawan 2014 . Metode statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah interrater reliability dan hierarchical multiple regression. Hasil penelitian ini menunjukan hanya direction management language yang dapat memprediksi hot EF anak usia 48 ndash;72 bulan dengan mengontrol variabel jenis kelamin anak dan SES keluarga. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pembuatan bahan edukasi kepada para orang tua ketika memberikan ujaran kepada anak dalam rangka mengoptimalkan perkembangan EF-nya.

Few researches had found correlation between parental management language and executive function EF , though there had no research that focus on parental management language and hot EF. This research was conducted to investigate the contribution of direction management language and suggestion management language in predicting hot EF in 48 72 months old children. Parental management language was measured using Maternal Control test that have been adapted from Schaffer and Crook 1979 . In other hand, EF was measured using Gift Delay task that have been adaptaed from Carlson et al. 2014 by Hendrawan et al. 2015 . Inferential statistic method used in this research were interrater reliability and hierarchical multiple rmegression. The result showed only direction management language that could predict hot EF in 48 ndash 72 months old children while controlling child gender and family SES. This study could give some advice for parent's intervention in order to optimize their EF development."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rida Indah Fariani
"Pendidikan vokasi memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu (1) berfokus pada perolehan kompetensi dan keterampilan tertentu, dan (2) mengutamakan pengajaran praktis. Dengan karakteristik tersebut, mahasiswa dituntut untuk memenuhi target kompetensi dan keterampilan yang sama yang telah ditetapkan. Disisi lain, adanya keragaman karakteristik mahasiswa dapat menyebabkan perbedaan dalam hal proses belajar. Untuk mencapai target kompetensi yang diharapkan dan mengakomodir keragaman mahasiswa, penggunaan konsep personalized e-learning dapat menjadi pilihan. Sementara itu, dengan karakteristik kurikulum vokasi yang mengutamakan pengajaran praktikum, penggunaan model pembelajaran bauran dapat menjawab tantangan ketika pembelajaran daring tidak dapat sepenuhnya diterapkan pada pendidikan vokasi. Oleh karena itu, penggunaan konsep personalized learning pada pembelajaran bauran dapat menjadi solusi. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk (1) membangun model personalisasi pembelajaran bauran (p-PB) yakni model yang menggunakan konsep personalized learning dalam konteks kurikulum vokasi yang bersifat serial dan diintegrasikan dengan model pembelajaran bauran; (2) membangun purwarupa sistem berdasarkan model; dan (3) mengukur dampak implementasi sistem terhadap pembelajaran pada pendidikan tinggi vokasi.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah exploratory sequential mixed method. Metode kualitatif digunakan dalam studi literatur dan evaluasi model, sementara metode kuantitatif digunakan dalam survei mengenai pembelajaran praktikum pada pendidikan tinggi vokasi dan eksperimen dalam melakukan evaluasi pada implementasi sistem p-PB.
Model p-PB yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga komponen yakni model mahasiswa, model knowledge, dan model personalisasi. Model mahasiswa mengklasifikasikan mahasiswa berdasarkan tingkat pengetahuan (dasar, menengah, lanjut) dan gaya belajar sesuai teori Felder Silverman Learning Style Model (FSLSM) dengan fokus pada dua gaya dominan. Model knowledge memberikan anotasi pada learning object dengan tingkat kesulitan (mudah, sedang, sulit) dan disesuaikan dengan dimensi dalam teori FSLSM. Pada model personalisasi, strategi personalisasi yang diusulkan mencakup rekomendasi learning object dan sistem umpan balik yang sesuai dengan model mahasiswa. Sistem umpan balik memberikan rekomendasi berdasarkan hasil asesmen dan jika dibutuhkan akan berulang untuk memastikan mahasiswa menguasai kompetensi sebelum melanjutkan modul. Hal ini untuk mengakomodir kurikulum pendidikan tinggi vokasi yang berfokus pada penguasaan kompetensi secara berurutan. Model p-PB diintegrasikan dengan pembelajaran bauran yang mengkombinasikan model station rotation dan flipped classroom, di mana tingkat pengetahuan dijadikan station dalam pengajaran sinkronus dan asinkronus.
Purwarupa sistem p-PB dikembangkan dengan metodologi SDLC. Rekomendasi dan umpan balik yang diberikan menggunakan pendekatan knowledge-based. Knowledge direpresentasikan dengan menggunakan ontologi dan diimplementasikan dengan knowledge graph. Knowledge graph tidak hanya menghubungkan learning object, tingkat kesulitan, gaya belajar, dan hasil asesmen mahasiswa dalam jaringan yang terstruktur, tetapi juga berfungsi sebagai sistem penyimpanan dan pengelolaan data knowledge. Dengan menggunakan knowledge graph, sistem dapat menelusuri jalur yang paling relevan dan efisien untuk memberikan rekomendasi learning object dan umpan balik yang dipersonalisasi.
Evaluasi terhadap purwarupa sistem p-PB dilakukan dengan metode eksperimen berupa implementasi sistem dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Eksperimen dilakukan pada dua mata kuliah di salah satu perguruan tinggi vokasi di Jakarta yakni mata kuliah Pemrograman 1 dan Perancangan Proses Manufaktur. Kelas eksperimen menggunakan sistem p-PB dalam pembelajaran, sementara kelas kontrol menggunakan LMS institusi dan tidak menggunakan sistem p-PB. Hasil implementasi menunjukkan kelas eksperimen mencapai tingkat pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol pada kedua mata kuliah yang diuji. Persepsi dan kepuasan mahasiwa mengenai tingkat kegunaan sistem p-PB cukup baik dengan skor SUS 74,36. Dari wawancara mahasiswa didapat sistem dapat meningkatkan pemahaman, kepercayaan diri, dan antusiasme mahasiswa. Dapat dikatakan terdapat pengaruh positif sistem p-PB terhadap hasil belajar dan pengalaman belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi implementasi pada perkuliahan dan institusi sejenis lainnya.

Vocational education has several main characteristics, namely (1) focusing on the acquisition of specific competencies and skills, and (2) prioritizing practical teaching. With these characteristics, students are required to meet the same competency and skill targets that have been set. On the other hand, the diversity of students’ characterisitcs can lead to differences in the learning process. To achieve the expected competency targets and accommodate student diversity, the use of personalized e-learning concepts can be an option. Meanwhile, given the vocational curriculum's emphasis on practical teaching, the use of blended learning models can address the challenges when online learning cannot be fully applied to vocational education. Therefore, the use of personalized learning concepts in blended learning can be a solution. Thus, this research aims to (1) develop a personalized blended learning (p-BL) model, which uses the personalized learning concept in the context of a vocational curriculum that is sequential and integrated with the blended learning model; (2) develop a system prototype based on the model; and (3) measure the impact of system implementation on learning in vocational higher education.
The methodology used in this research is exploratory sequential mixed method. Qualitative methods are used in literature studies and model evaluation, while quantitative methods are used in surveys on practical learning in vocational higher education and experiments to evaluate the implementation of the p-BL system.
The p-BL model developed in this research consists of three components: the student model, the knowledge model, and the personalization model. The student model classifies students based on knowledge level (basic, intermediate, advanced) and learning style according to the Felder Silverman Learning Style Model (FSLSM) theory with a focus on two dominant styles. The knowledge model annotates learning objects with difficulty levels (easy, medium, hard) and aligns them with dimensions in the FSLSM theory. In the personalization model, the proposed personalization strategies include recommending learning objects and a feedback system tailored to the student model. The feedback system provides recommendations based on assessment results and, if necessary, repeats to ensure students master the competencies before proceeding to the next module. This accommodates the sequential competency mastery focus of vocational higher education curricula. The p-BL model is integrated with blended learning that combines the station rotation model and flipped classroom, where knowledge levels are used as stations in synchronous and asynchronous teaching.
The p-BL system prototype is developed using the SDLC methodology. Recommendations and feedback are provided using a knowledge-based approach. Knowledge is represented using ontology and implemented with a knowledge graph. The knowledge graph connects learning objects, difficulty levels, learning styles, and student assessment results in a structured network and serves as a data storage and management system. Using the knowledge graph, the system can trace the most relevant and efficient paths to provide personalized learning object recommendations and feedback.
The p-BL system prototype evaluation was conducted using experimental methods involving system implementation with an experimental class and a control class. The experiment was carried out in two courses at a vocational higher education institution in Jakarta, namely Programming 1 and Manufacturing & Process Design. The experimental class used the p-BL system in learning, while the control class used the institution's LMS and did not use the p-BL system. The implementation results showed that the experimental class achieved significantly higher learning outcome levels compared to the control class in both tested courses. From 51 students in the experimental class, the student perceptions and satisfaction with the usability of the p-BL system were quite good with a SUS score of 74.36. Interviews with 12 students revealed that the system could enhance students' understanding, confidence, and enthusiasm. It can be said that there is a positive impact of the p-BL system on student learning outcomes and learning experiences. The results of this study can serve as a basis for implementation in similar courses and institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library