Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shilla Fathi Anjadini
Abstrak :
Di zaman modern ini, taman hiburan tampaknya menjadi daya tarik umum yang paling banyak dikunjungi di seluruh dunia. Dibalik dekorasi dan semua wahana yang ada, mereka tidak hanya ditujukan untuk anak-anak. Pertunjukan, wahana menegangkan, dan atraksi-atraksinya juga dibuat untuk pengunjung dari segala usia. Taman adalah bagian dari ruang terbuka hijau, yang berfungsi untuk memfasilitasi masyarakat dalam segi ekologis, estetis, dan sosial. Taman terdiri dari koleksi kebun, yang diatur sedemikian rupa untuk memenuhi fungsi tersebut untuk semua pengunjung. Namun demikian, berbagai taman menunjukkan bahwa ada berbagai jenis taman berdasarkan tipologi, fungsi, atau bahkan desainnya. Taman bermain, di sisi lain, adalah ruang yang dimanipulasi dan dirancang dengan satu ide besar dengan tujuan untuk memanjakan para pengunjungnya dengan kegiatan dan tempat-tempat rekreasi. Desain taman hiburan terdiri dari gabungan beberapa sub-tema, tetapi tidak seperti taman, fungsinya berfokus pada menghibur pengunjung dan memberi mereka pengalaman daripada fungsi ekologis. Bagaimanapun, dari pelajaran yang diperoleh dari teori dan analisis, kesimpulan dapat ditarik bahwa taman hiburan masih merupakan keluarga taman berdasarkan kesamaan yang ditemukan dalam karakteristik, fungsi, dan desain mereka. ...... In these modern days, theme parks seem to be the most visited public attraction around the world. Despite the decorations and all the rides, they are not just intended for kids. The shows, thrill rides, and attractions are also made for visitors of all ages. However, with in addition to its name, theme parks seem to relate a lot to park in general. Park is a part of green open space, which functions are to facilitate communities in an ecological, aesthetical, and social ways. Parks consist of collections of gardens, which are organized in such a way to fulfill those function for all their visitors. The variety of parks, however, show that there are different types of park based on its typology, function, or even design. Theme park, on the other hand, is a manipulated space designed with a unifying idea with a purpose to pamper its visitants with leisure activities and venues. Theme parks design consist of collections of sub themes, but unlike park, its function focuses on entertaining its visitors and giving them the experience of their lives rather than the ecological function. Nevertheless, from lessons obtained from the theories and the analysis, a conclusion was drawn that theme park is still a family of park based on the similarities found in their characteristics, functions, and designs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Place not identified: Ehipassiko, 2010
294.363 BUD t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Denanti Nur Iwani
Abstrak :
Penulisan ini mempelajari mengenai ruang pamer komersil dan untuk melihat bagaimana taman tematik sebagai bagian dari ruang pamer komersil. Fungsi dari ruang pamer komersil adalah untuk menjual brand, menawarkan pengalaman pada alur ceritanya, dan untuk memamerkan produk brand di dalam sebuah properti panggung. Ruang pamer komersil terdiri dari leisure, retail, dan entertainment industries yang mana dalam hal ini memiliki kesamaan dengan sebuah taman tematik, yang merupakan tempat untuk mencari kesenangan, menjual brand/tema budaya Amerika, dan sebagai industri hiburan besar. Studi literatur mengenai ruang pamer komersil di dalam penulisan ini digunakan sebagai dasar dalam mengobservasi dan menganalisis taman tematik Universal Studio Japan dan Trans Studio Bandung. Hasilnya kemudian digunakan sebagai parameter dalam menganalisis studi kasus, yaitu narasi, konsep part-to-whole, dan brand. ...... This paper studies about commercial exhibition to see how Theme Park works as part of commercial exhibition. The function of commercial exhibition is to sell the brand, to offer experiences in its flow, and also to show us the brand product as an object within the stage property. Commercial exhibition aims satisfactions from both customers and the owner. It consists of leisure, retail, and entertainment industries, which similar to the Theme Park a place for seeking happiness, selling brand, or themes about American culture, and also has been proved as one of big entertainment industry. Study literature about commercial exhibition in this paper is conducted as base to observe and analyzed theme park Universal Studio Japan and Trans Studio Japan. The results are used to be the parameters to analyze the study case, which is about the narration, part to whole concept, and brand.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Komari Oetomo
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Chakim Muchlas
Abstrak :
Tesis ini membahas soal hubungan rasa dengan seni pertunjukan. Dalam cakupannya yang luas, seni pertunjukan memiliki kesamaan, yakni aktivitas yang mengandung interaksi. Di dalam interaksi pada seni pertunjukan, terdapat penampil dan audiens yang bersama-sama saling melibatkan diri dalam sebuah gelaran pertunjukan. Interaksi antara penampil dan audiens dalam tulisan ini dijelaskan melalui perspektif pertukaran emosi yang memperlihatkan komunikabilitas rasa.
This thesis examines the relationship between rasa theory and the performing arts. Beyond its vast plenitude, the performing arts has something in common, which is interractive activity. In that activity, there is always the audience and the performer engaging themselves into the performance. Here, using the rasa theory, the emotional communication and transformation were explained.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T43514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Jimmi R. Panuturi
Abstrak :
[ABSTRAK
Dalam penelitian ini dilakukan kompilasi studi literatur kondisi oseanografi berupa suhu dan kedalaman yang sesuai dengan lokasi potensial fishing ground ikan tuna di Samudera Hindia Bagian Timur. Kompilasi studi literatur menghasilkan basis pengetahuan (knowledge based), disusun melalui analisis studi literatur dengan metode plot dan poligon untuk 4 spesies tuna (tuna mata besar, tuna madidihang, tuna albakora, dan tuna sirip biru selatan). Rancangan poligon menunjukkan bahwa tuna albakora potensial tertangkap pada kedalaman 8 - 250 m dengan suhu 16,00 - 26,36 0C, tuna madidihang 42,70 - 340,30 m dengan suhu 14,02 - 27,97 0C, tuna mata besar 48,63 - 466,51 m dengan suhu 8,79 - 29,13 0C, tuna sirip biru pada kedalaman 52 - 492 m dengan suhu 8,14 - 19,86 0C. Poligon divalidasi dengan mempergunakan data tangkapan tuna harian selama 3 hari pada lokasi berbeda berdasarkan koordinat lintang dan bujur. Data insitu suhu dan kedalaman diperoleh melalui Infrastructure Development of Space Oceanography (INDESO) dan Global Ocean Data Asimilation Experinment (GODAE) selama 1 bulan (Januari 2015). Proses interpolasi pada poligon dilakukan untuk mendapatkan kritera suhu dan kedalaman yang dipergunakan pada rancangan peta tematik 3D. Pada bagian akhir penelitian terdapat rekomendasi rancangan alur logika perancangan sistem informasi lokasi potensial fishing ground tuna untuk implementasi model 3D.
ABSTRACT
In this research, compilation of literature studies consisting of oceanographic conditions (temperature and depth) which appropriate with potential location of tuna fishing ground in Eastern Indian Ocean had been done. These compilation then were analyzed using plot and polygon methods for 4 tuna species (bigeye tuna, yellowfin tuna, albacore tuna and southern bluefin tuna). Based on polygon method, it showed that albacore tuna were potentially caught at depth of 8 - 250 m and at temperature of 16,00 - 26,36 0C, yellowfin tuna at 42,70 - 340,30 m and 14,02 - 27,97 0C, bigeye tuna at 48,63 - 466,51 m and 8,79 - 29,13 0C, southern Bluefin tuna at 52 - 492 m and 8,14 - 19,86 0C. These polygon were validated using tuna fishing capture information for 3 days at different location based on their coordinates (latitude and longitude). In situ data on temperature and depth were obtained from the Infrastructure Development of Space Oceanography (INDESO) and the Global Ocean Data Assimilation Experiment (GODAE) for one month (January 2015). Interpolation process had been done to obtain temperature and depth criteria that were used in 3D thematic mapping design. At the end of the research, there is a recommendation in designing of logical flow of information system on location that were potential for tuna fishing ground using 3D model implementation., In this research, compilation of literature studies consisting of oceanographic conditions (temperature and depth) which appropriate with potential location of tuna fishing ground in Eastern Indian Ocean had been done. These compilation then were analyzed using plot and polygon methods for 4 tuna species (bigeye tuna, yellowfin tuna, albacore tuna and southern bluefin tuna). Based on polygon method, it showed that albacore tuna were potentially caught at depth of 8 - 250 m and at temperature of 16,00 - 26,36 0C, yellowfin tuna at 42,70 - 340,30 m and 14,02 - 27,97 0C, bigeye tuna at 48,63 - 466,51 m and 8,79 - 29,13 0C, southern Bluefin tuna at 52 - 492 m and 8,14 - 19,86 0C. These polygon were validated using tuna fishing capture information for 3 days at different location based on their coordinates (latitude and longitude). In situ data on temperature and depth were obtained from the Infrastructure Development of Space Oceanography (INDESO) and the Global Ocean Data Assimilation Experiment (GODAE) for one month (January 2015). Interpolation process had been done to obtain temperature and depth criteria that were used in 3D thematic mapping design. At the end of the research, there is a recommendation in designing of logical flow of information system on location that were potential for tuna fishing ground using 3D model implementation.]
2015
T44726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anwari
Abstrak :
Konflik Sosial dan Konflik Batin dalam Drama Terdakwa karya Ikranegara (pembimbing: Ibnu Wahyudi, M.A.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1997. Untuk banyak kasus, penentuan tema atau klasifikasi tema terhadap karya sastra tidak terlalu sulit, tema dapat ditangkap secara tegas. Namun untuk sejumlah kasus, penentuan tema tidak mudah. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan latar belakang pembaca atau penelaah. Akan tetapi ada kalanya perbedaan interpretasi dapat terjadi karena memang karya sastra itu sendiri yang sangat berpotensi untuk menimbulkan interpretasi ganda dalam hal tema. Dalam hal ini contohnya ialah drama Terdakwa karya Ikranegara. Drama Terdakwa memiliki kandungan tema sosial dan tema kejiwaan, yakni masalah konflik sosial dan konflik batin. Kedua tema tersebut terlihat sama kuat untuk disandangkan pada drama Terdakwa. Dengan menggunakan analisis intrinsik, yakni tokoh, latar, alur, kandungan masalah sosial dan kejiwaan dalam Terdakwa, serta dibantu dengan analisis ekstrinsik, yakni melihat kecenderungan tema karya-karya lain dari pengarang yang bersangkutan, penulis dapat menentukan tema utama dari drama Terdakwa.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S10752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Syakur Usman
Abstrak :
Pada 1970-an lahir gerakan puisi mbeling. Gerakan ini dipelopori Remy Sylado lewat majalah Aktuil . Gerakan antikemapanan dalam penulisan puisi ini didukung penyair muda seperti Yudhistira ANM Massardi. Nama ini kemudian menjadi seorang tokoh penting dalam gerakan puisi ini. Lewat kumpulan Sajak Sikat Gigi (1983), ia berhasil membuktikan kepenyairannya dalam usia relatif muda. Kumpulan sajak itu berhasil mendapat penghargaan sebagai kumpulan puisi terbaik 1977 dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Bahasa puisi Yudhistira adalah bahasa sehari-hari, jujur, polos, dan penuh kelakar Keempat ciri tersebut sangat kental dalam kumpulan sajaknya, terutama Sajak Sikat Gigi. la banyak memakai kosakata dialek Jakarta, seperti biarin, cuman, ngaso, doyan, ngantuk, nyerah, brontak, brisik, nggak, dan memadukannya dengan kosakata bahasa Indonesia. Ciri lain, Yudhistira jujur menuliskan sajak-sajaknya sebagai cermin jiwa mudanya. Emosinya yang meluap-luap membuatnya menulis apa saja, sekalipun hal tersebut kelihatannya sepele, seperti soal mandi dalam Sajak Waktu Mandi dan Cermin tentang kebiasaan bersolek. Kepolosannya terletak dari pemakaian bahasanya yang sederhana, yang ingin menampilkan apa adanya sebuah peristiwa atau kejadian, seperti Sajak Ketemu di Jalan, Sajak Dolanan Anak-anak, dan Rasa Minum. Kelakar menjadi salah satu gayanya supaya orang tidak marah jika dikritik. Demikianlah bahasa puisi Yudhistira ANM Massardi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S11050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Yunita
Abstrak :
Kondisi lagu anak-anak saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman emas sekitar tahun 70-an. Sekarang anak-anak cenderung menyukai lagu-lagu yang ditujukan bagi orang dewasa. Di tengah kondisi tersebut, dunia musik anak Indonesia memiliki seorang pencipta lagu yang telah banyak menyumbangkan karyanya. Tokoh tersebut adalah A.T. Mahmud. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tema dalam lirik lagu anak ciptaan A.T. Mahmud, dan menunjukkan bahwa beberapa lagu tersebut masih dinyanyikan di TK Regina Pacis Bogor sampai saat ini. Data pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud yang dinyanyikan kembali oleh Tasya. Terdapat dua album yang telah beredar, yaitu _Libur Telah Tiba_ (2000) dan _Gembira Berkumpul_ (2001). Data kedua adalah lagu-lagu A.T. Mahmud yang diaarkan di TK Regina Pacis Bogor. Lagu-lagu tersebut akan dianalisis temanya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara (dengan alat bantu berupa pedoman wawancara, kamera, dan tape recorder), telusur internet, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud sangat sederhana. Dari segi lirik, meskipun banyak menggunakan kata-kata puitis, bahasa yang digunakan mudah dipahami anak. Lirik lagu umumnya terdiri atas dua bait. Tema yang paling dominan disampaikan adalah keagungan Tuhan, alam, dan cinta tanah air. Dengan demikian, lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud dapat dikategorikan sebagai lagu anak-anak yang sederhana dan sarat makna.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>