Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: Gramedia, 2003
658.407 ART
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Surahman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan resiko memperoleh upah antara pekerja perempuan dan pekerja laki-leki dengan variabel yang diamati seperti: daerah tempat tinggal, kelompok umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, jam kerja, dan jenis pekerjaan/jabatan dengan menggunakan Model Logistik Biner Multifaktorial Non-Hienuki. Berdasarkan data Sakemas 2008, ditemukan adanya diskriminasi upah terhadap perempuan pada semua variabel teramatL Ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, sernakin kecil perbedaan upah antara pekeija perernpuan dan laki-laki. Tetapi, dari variabel umur ditemukan perbedaan upah yang sernakin besar seirlng dengan meningkatnya umur. Demildan juga dengan jam ketja, dimana sernakin tinggi jam kerja, perbedaan upah llntara pereinpuan dan laki-Jaki sernekin besar. Perbedaan upah pekerja perempuan dan Jaki-laki yang tinggal di pedesaan lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan Sedangkan berdasarkan status perkawinan, mereka yang pernah kawin cenderung lebih terdiskriminasi dati sisi upah dibandingkan yang belum kawin. Demilian juga dengan mereka yang beruda pada kelompok pekerja yang bekerja sebagru tenaga penjualan, tenaga usaha jasa dan tenaga usaha pertanian cenderong lebih terdiskriminasi. Dari beberapa temuan daiam penelitian ini terlihat juga bahwa jam kerja perempuan Jebih rendah dibandingkan pekerja laki-laki. ......The objective of this study is to assess the risk differences in obtaining wage between female and male workers according to variables such as: area of residence age group. marital status, education level, employment, working hours, and the type of job/position using Non Hierarchical Using the 2008 Sakernas data, it is found that the wage discrimination against women is present according to all of the observed variables. The higher the education level, the smaller the difference in wages betwceo female and male workers. As age increasesthe greater the wage differences. The higher the working hours, wage differences between women and men also increase significantly. The difference in wages of female and male workers who live in rural areas is greater than those who live in urban areas. Based on marital status, those who ever married tended to be more discriminated in terms of wages than the never married ones. Those who worked as salespersonsservices business workers and farm workers are more discriminated in terms of wage compared with other type of workers. It is also found that the working hours of women are lower than the working hours of male workers.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T33488
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Nabila
Abstrak :
ABSTRACT
By utilizing the data from Indonesian Family Life Survey IFLS East year 2012, this study attempts to find empirical evidence on the existence of wage differentials between indigenous and non indigenous workers in Papua, Indonesia with Blinder Oaxaca decomposition. The regression results indicate that 18.7 of the difference in the wage returns that the market yields to a unit change in characteristics remain unexplained, showing an early indication of statistical discrimination. From the unexplained part, poverty status took 11 of the portion. That is, by being poor, workers often are the victim of discrimination, as systems of policies and practices that are often set up to benefit the upper classes at the expense of the lower classes, resulting in income and wealth inequality.
ABSTRAK
Dengan menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey IFLS East tahun 2012, studi ini bertujuan untuk mencari bukti empiris mengenai perbedaan upah antara pekerja pribumi dan bukan pribumi di Papua, Indonesia dengan menggunakan metode dekomposisi Blinder-Oaxaca. Hasil regresi menunjukkan bahwa 18,7 dari perbedaan dalam pengembalian upah yang dihasilkan pasar terhadap perubahan dalam karakteristik tetap tidak dapat dijelaskan, menunjukkan indikasi awal diskriminasi statistik. Dari bagian yang tidak dapat dijelaskan, status kemiskinan mengambil porsi 11 . Artinya, dengan menjadi miskin, para pekerja sering menjadi korban dari diskriminasi, dengan sistem kebijakan dan praktik yang sering dibentuk untuk menguntungkan kelas atas dengan mengorbankan kelas bawah, menghasilkan ketidaksetaraan pendapatan dan kekayaan.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Halim, auhtor
Abstrak :
Salah satu komoditi ekspor di Propinsi Sulawesi Selatan yang memberikan nilai tambah bruto cukup besar, ialah Kopi. Permasalahan yang ada dalam penelitian untuk tesis ini ialah tingkat upah pekerja di sektor perkebunan relatif rendah apabila dibandingkan dengan tingkat upah perkebunan di tingkat nasional. Disamping itu lulusan SD sampai dengan SMA yang ada di pedesaan cukup banyak yang menganggur. Peranan ekspor kopi cukup banyak memberikan lapangan pekerjaan di pedesaan, namun demikian berapa besar dampak ekspor kopi itu terhadap nilai tambah regional bruto dan penyerapan tenaga kerja kurun waktu lima tahun terakhir belum diketahui. Tujuan penelitian ini ialah (1) Menghitung dampak ekspor kopi terhadap penciptaan nilai tambah regional bruto di Propinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2007 sampai tahun 2011. (2) Menghitung dampak ekspor kopi tersebut terhadap upah pekerja di sektor perkebunan kopi tersebut. (3) Menghitung dampak ekspor kopi terhadap penyerapan tenaga kerja disektor perkebunan kopi di Propinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut (1) Dampak ekspor kopi terhadap nilai tambah regional bruto di Propinsi Sulawesi Selatan cukup signifikan, tiap penambahan ekspor satu persen, mampu meningkatkan nilai tambah bruto 2.32 persen (elastisitasnya è = 2,32 > 1). (2) Dampak ekspor kopi terhadap upah pekerja di perkebunan kopi sepertiga dari pendapatan surplus usaha di perkebunan kopi. (3) Terdapat korelasi positif antara ekspor kopi Propinsi Sulawesi Selatan dengan penyerapan tenaga kerja di sektor perkebunan kopi.
One of the export commodities from South Sulawesi Province giving large additional bruto value is coffee. The existing problem in this research is that the labour wage in the coffee plantation is relatively low compared to national labour wage. Besides, many elementary school and high school graduates are unemployed. Coffee export's role in increasing the regional additional bruto value and providing job opportunities is not yet known. The objective of this research are (1) To measure the impact of coffee export on additional bruto value in South Sulawesi Province. (2) To measure impact of coffee export on the labour wage in the coffee plantation (3) To measure the impact of coffee export on the job availability in the coffee plantation in South Sulawesi Province. The research indicates as follows : (1) The impact of coffee export on the regional additional bruto value is quite significant. Each additional in export of 1 % can increase additional bruto value to 2.32 percent (it means the elasticity = è = 2,32 > 1). (2) The impact of coffee export on labour wage in the coffee plantation is one third of the surplus income in the coffee plantation. (3) There is a positive correlation between coffee export in Sulawesi Selatan Province and the job availability in the coffee plantation.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library