Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nurulqolbi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Irawati Savitri
"Kelahiran anak pertama umumnya selalu ditunggu-tunggu setelah pasangan suami istri menikah karena anak dnpat menimbulkan kebahajaan. Namun studi yang dilakukan beberapa peneliti menyatakan bahwa saat pertama menjadi orang tua merupakan suatu krisis dan kepuasan perkawinan menurun drastis dengan kehadiran anak pertama. Hal ini disebabkan pasangan suami istri seringkali membuat harapan yang berlebihan tentang kebahagian anak. Namun setelah anak lahir, ternyata pengalaman mereka tidak sesuai dengan harapan yang sudah dibentuk sebelumnya sehingga anak dianggap mengganggu dan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan mereka (LeMaster dalam Bigner, 1994).
Tetapi penelitian lebih lanjut menolak anggapan saat pertama menjadi orang tua sebagai krisis dan menggantinya dengan istilah transisi karena selain menimbulkan stres, individu juga mendapati reward dari perannya sebagai orang tua. Kehadiran anak dikatakan sebagai transisi karena suami istri memasuki tahapan baru dari perkembangan keluarga dan hal ini menimbulkan banyak perubahan dalam kehidupan mereka. Apabila mereka tidak melakukan penyesuaian yang cepat sebagai reaksi terhadap perubahan ini, maka mana transisi dirasakan lebih sulit. Walaupun sulit, namun banyak juga pasangan suami istri yang dapat melalui masa transisi dengan baik.
Menurut Bigner (1994), yang penting adalah bagaimana caranya suami istri mengatasi perubahan yang terjadi dan menyesuaikan diri dengan situasi yang baru ini. Penyesuaian yang dilakukan untnk mengatasi situasi yang sulit ini dinamakan coping (Lazarus, 1976). Mengingat pentingnya coping saat pertama menjadi orang tua dan karena penelitian terdahulu (Ventura & Boss, 1983) dilakukan terhadap subyek-subyek dengan latar belakang budaya Barat, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana coping keluarga di Indonesia saat pertama menjadi orang tua.
Adapun yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah masalah, strategi coping dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri saat pertama menjadi orang tua. Karena menjadi orang tua mempunyai pengaruh yang lebih besar pada ibu daripada ayah, maka penelitian ini hanya terbatas pada wanita. Selain itu, subyek yang dipilih adalah ibu yang bekerja karena wanita yang bekerja akan mengalami perubahan yang lebih besar saat pertama menjadi ibu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan untuk memperoleh data yang lebih kaya dan mendalam, dilakukan wawancara terhadap lima orang subyek.
Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu adalah tugas yang semakin meningkat (mengurus rumah tangga, merawat anak sekaligus bekerja) menimbulkan tekanan fisik dan emosional pada wanita. Di tengah kesibukannya itu, wanita pun dituntut untuk tetap memberikan perhatiannya pada suami. Hal ini seringkali menimbulkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan dan mémbuai wanita tidak yakin apakah ia mampu mengatasi tuntutan-tuntutan yang ada. Umumnya coping yang digunakan oleh subyek adalah coping terpusat emosi, yakni mereka berusaha mengendalikan emosi-emosi yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari tuntutan-tuntutan tersebut. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri mereka saat pertama manjadi ibu adalah kesiapan untuk berperan sebagai orang tua, hubungan suami istri yang harmonis, komitmen yang tinggi untuk menjadi orang tua dan tidak membuat harapan yang berlebihan tentang kebahagiaan menjadi orang tua."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring Pandia, Weny Savitri
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Puspita Ningrum
"[ABSTRAK
Besarnya jumlah wanita bekerja di DKI Jakarta saat ini menunjukan bahwa para
wanita saat ini memegang banyak peran dalam hidupnya. Semakin banyak peran yang
dipegang meningkatkan resiko para wanita untuk mengalami role overload dan distres.
Distres yang dialami seseorang diketahui memiliki dampak negatif pada diri dan
lingkungannya. Wanita multiperan yang mengalami distres tidak hanya merugikan dirinya
sendiri, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan bayi,
konflik dengan pasangan, keluarga, rekan kerja, hingga orangtua. Telah diketahui bahwa
pemberian intervensi menggunakan teknik manajemen stres menjadi salah satu alternatif
untuk membantu mengelola stres yang dialami oleh para wanita yang memiliki anak.
Penelitian ini dilakukan dengan memodifikasi teknik manajemen stres LivingSMART dan
menggunakan bentuk intervensi kelompok. Tujuan dari pemberian intervensi ini adalah
untuk memberikan teknik-teknik yang dapat membantu proses penyesuaian emosional dan
menurunkan tingkat distres para wanita multiperan, khususnya pada ibu bekerja dalam
periode postpartum. Program manajemen stres LivingSMART yang telah dimodifikasi
kemudian dinamakan ?Stress Management Program for New Moms?. Program ini
dilaksanakan selama lima sesi mingguan yang masing-masing berlangsung selama 90
menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi manajemen stres dapat
memberikan dampak positif pada para partisipan, seperti meningkatkan kemampuan
mengenali stresor dan mengenali reaksi stres yang dialami, menurunkan tingkat stres, serta
meningkatkan kemampuan penggunaan teknik relaksasi, meditasi, dan visual imagery

ABSTRACT
The large number of working women in Jakarta nowadays shows that women
currently hold many roles in their life. It increases the risk of women to experience role
overload and distress. Distress experienced by an individual known to have some negative
impacts on themselves and their environment. Multiple role women experiencing distress
not only hurt themselves, but also potentially harm the development of the baby, causing
conflicts with their partner, family, co-workers, and also their parents and in-laws. It is
known that the administration of the intervention using stress management techniques
became one of the alternatives to help manage stress experienced by women who have
children. This thesis was carried out by modifying the LivingSMART stress management
techniques and was using group intervention. The purpose of this intervention is to provide
techniques that can help the process of emotional adjustment and to reduce the distress
levels of multiple role women, in particular on working mothers in the postpartum period.
LivingSMART stress management program that has been modified, then called "Stress
Management Program for New Moms". The program is implemented for five weekly
sessions, each lasting 90 minutes. These results indicate that stress management
interventions have some positive impacts on the participants, such as improving the ability
to identify and recognize the stressors experienced stress reactions, reducing stress levels,
and improving the ability to use relaxation techniques, meditation, and visual imagery.;The large number of working women in Jakarta nowadays shows that women
currently hold many roles in their life. It increases the risk of women to experience role
overload and distress. Distress experienced by an individual known to have some negative
impacts on themselves and their environment. Multiple role women experiencing distress
not only hurt themselves, but also potentially harm the development of the baby, causing
conflicts with their partner, family, co-workers, and also their parents and in-laws. It is
known that the administration of the intervention using stress management techniques
became one of the alternatives to help manage stress experienced by women who have
children. This thesis was carried out by modifying the LivingSMART stress management
techniques and was using group intervention. The purpose of this intervention is to provide
techniques that can help the process of emotional adjustment and to reduce the distress
levels of multiple role women, in particular on working mothers in the postpartum period.
LivingSMART stress management program that has been modified, then called "Stress
Management Program for New Moms". The program is implemented for five weekly
sessions, each lasting 90 minutes. These results indicate that stress management
interventions have some positive impacts on the participants, such as improving the ability
to identify and recognize the stressors experienced stress reactions, reducing stress levels,
and improving the ability to use relaxation techniques, meditation, and visual imagery., The large number of working women in Jakarta nowadays shows that women
currently hold many roles in their life. It increases the risk of women to experience role
overload and distress. Distress experienced by an individual known to have some negative
impacts on themselves and their environment. Multiple role women experiencing distress
not only hurt themselves, but also potentially harm the development of the baby, causing
conflicts with their partner, family, co-workers, and also their parents and in-laws. It is
known that the administration of the intervention using stress management techniques
became one of the alternatives to help manage stress experienced by women who have
children. This thesis was carried out by modifying the LivingSMART stress management
techniques and was using group intervention. The purpose of this intervention is to provide
techniques that can help the process of emotional adjustment and to reduce the distress
levels of multiple role women, in particular on working mothers in the postpartum period.
LivingSMART stress management program that has been modified, then called "Stress
Management Program for New Moms". The program is implemented for five weekly
sessions, each lasting 90 minutes. These results indicate that stress management
interventions have some positive impacts on the participants, such as improving the ability
to identify and recognize the stressors experienced stress reactions, reducing stress levels,
and improving the ability to use relaxation techniques, meditation, and visual imagery.]"
2015
T44267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astarini R. Yukasanu
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Rina
"Kehadiran anak selain membahagiakan ternyata juga rnenimbulkan sejumlah konsekuensi yang harus dihadapi oleh pasangan yang baru dikaruniai anak pertama. Ada 5 dimensi stres yang dikaitkan dengan masa transisi menjadi orangtua, yaitu tuntutan fisik; emosional; ketegangan dalam hubungan suami-istri; terbatasnya aktivitas sebagai orang dewasa; serta terbatasnya karir dan finansial. Pada wanita yang bekerja purna waktu, selain tuntutan tersebut di atas, tuntutan dari lingkungan kerja juga terus berjalan. Kedua tuntutan tersebut tampaknya mempengaruhi kondisi fisik dan emosional ibu bekerja karena mereka harus menghadapi kondisi- kondisi seperti berkurangnya waktu untuk mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Selanjutnya hal ini juga akan mempengaruhi unjuk-kerja mereka di tempat kerja.
Dengan adanya kemungkinan negatif yang dapat ditimbulkan dalam usaha menyeimbangkan tuntutan pengasuhan anak dan tuntutan pekerjaan, dibutuhkan penyesuaian terhadap sejumlah perubahan yang terjadi pada masa transisi menjadi ibu yang secara potensial dapat menimbulkan stres. Dalam hal ini, dukungan sosial dapat memperlancar proses penyesuaian (coping) tersebut. Yang dimaksud dengan dukungan sosial yaitu bantuan yang diterima individu dari lingkungannya yang membuat dirinya merasa diperhatikan, dicintai, dihargai serta memiliki keyakinan bahwa ia akan menerima bantuan saat membutuhkannya. Ada 5 tipe/bentuk dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi, dan jaringan soial.
Secara teoritis dikemukakan bahwa suatu sumber stres tertentu menimbulkan kebutuhan akan bentuk dukungan sosial tertentu pula. Agar dukungan sosial dapat berfungsi secara efektif; maka perlu ada kesesuaian antara bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan pada suatu situasi stres tertentu dengan bentuk dukungan sosial yang diterima. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui gambaran tentang bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan dan yang diterima oleh wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Adanya orang-orang yang signifikan yang merupakan sumber dukungan sosial juga memainkan peran penting, sesuai dengan peran dan jenis hubungannya dengan individu. Selain itu, sumber dukungan juga bisa berbeda untuk suatu bentuk dukungan sosial tertentu yang ditimbulkan oleh stresor tertentu. Untuk itu, perlu diketahui pula sumber dukungan sosial yang dibutuhkan dan yang diterima wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu.
Penelitian ini menggunakan alat berupa kuesioner. Subyek penelitiannya adalah wanita bekerja purna waktu , baru memiliki satu orang anak dengan usia 3-18 bulan, berpendidikan minimal SLTA clan memiliki suami yang bekerja di luar rumah pula.
Hasil yang diperoleh dari 42 wanita bekerja purna waktu tersebut menunjukkan bahwa mereka merasa membutuhkan dan telah menerima kelima bentuk dukungan sosial tersebut saat pertama kali menjadi ibu. Namun demikian, secara umum, bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan lebih besar daripada bentuk dukungan sosial yang diterima. Disamping itu, diperoleh hasil bahwa suami merupakan sumber dukungan sosial utama yang dibutuhkan dan yang diterima oleh wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Sementara hasil tambahan menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap penerimaan akan bentuk dukungan sosial tertentu; adanya kesesuaian antara bentuk dan sumber dukungan yang diterima serta hal-hal yang paling sulit dirasakan dalam merawat anak.
Berdasarkan basil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk dukungan yang paling dibutuhkan adalah dukungan instrumental, informasi, dan penghargaan. Kemudian baru diikuti dengan dukungan emosional dan jaringan sosial. Sementara dukungan yang diterima terutama dukungan penghargaan, informasi dan instrumental. Selain itu, mereka juga menerima dukungan emosional dan jaringan sosial. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa bentuk dukungan penghargaan dan instrumental yang dibutuhkan berbeda secara signifikan dengan yang diterima. Berkaitan dengan sumber dukungan, suami merupakan sumber dukungan emosional utama yang dibutuhkan dan yang diterima selama menjalani masa ini.
Sebagai tambahan, hasil penelitian mengungkapkan bahwa kelompok ibu bekerja yang usianya lebih muda menerima dukungan instrumental, informasi dan jaringan sosial yang lebih besar. Selain itu, berdasarkan penghayatan subyek juga ditemukan adanya kesesuaian antara bentuk dan sumber dukungan yang dibutuhkan dan yang diterima; serta sejumlah pendapat tentang hal-hal yang dirasa paling sulit dalam mengasuh anak antara lain sewaktu anak sakit, saat anak rewel dan tidak mau makan serta saat anak menangis tanpa tahu sebabnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>