Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Catharina Elsa Kawatu
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaktivitas BTS dan ARMY dalam ruang virtual melalui aplikasi ‘Weverse’. Penelitian ini didasari atas pemikiran computer mediated communication (CMC) yang mempengaruhi komunikasi interpersonal antarindividu dan menghasilkan model komunikasi hyperpersonal. Era digital memungkinkan seseorang menggunakan multimodalitas untuk menyampaikan pesan atau makna kepada orang lain. Aplikasi digital Weverse merupakan salah satu contoh penggunaan multimodalitas dimana pengguna dapat menyampaikan pesan berupa tulisan yang dilengkapi dengan gambar atau video. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis teks multimodal dan menggunakan metode studi literatur berbasis data sekunder dengan fokus khusus pada tiap karakteristik komunikasi hypersonal, yaitu pengirim pesan, penerima pesan, pesan asinkronus, dan umpan balik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaktivitas BTS dan ARMY dalam ruang virtual Weverse mampu menghasilkan komunikasi hyperpersonal yang memiliki tingkat keintiman lebih dari komunikasi tatap muka. Namun, interaktivitas ini mampu menimbulkan celah bagi kapitalisme yang dimanfaatkan oleh perusahaan pembuat ruang virtual tersebut.
This study aims to analyze the interactivity of BTS and ARMY in a virtual space through an application called ‘Weverse’. This research is based on the idea of computer mediated communication (CMC) which affects interpersonal communication between individuals and produces a hyperpersonal communication model. The digital era allows a person to use multimodality to send messages or meanings to others. The Weverse application is an example of the use of multimodality where users can send messages in the form of text equipped with images or videos. This research uses a qualitative approach to analyze multimodal texts and uses a literature study method based on secondary data. The results showed that the interactivity between BTS and ARMY in the virtual space ‘Weverse’ is able to produce hyperpersonal communication that is more intimate than face-to-face communication. However, this interactivity is also able to create a gap for capitalism that is exploited by the company that creates the virtual space."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Amalia Qoriana Nurfadilah
"Penyebaran budaya K-pop melalui idol group semakin sukses di berbagai belahan dunia. Penyebaran konten K-pop tidak lepas dari pemanfaatan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan Youtube. Industri hiburan Korea Selatan membuat inovasi baru dengan menciptakan beberapa aplikasi media sosial. Inovasi yang dilakukan industri hiburan Korea Selatan adalah penggemar dapat mengunggah pesan untuk idola, lalu idola akan memilih beberapa unggahan penggemar untuk diberikan komentar atau cheer. Aplikasi yang memiliki fungsi tersebut bernama Weverse. Weverse mengumumkan bahwa TREASURE menjadi artis pertama naungan YG Entertainment yang bergabung. Melalui aplikasi ini, diharapkan penggemar di seluruh dunia dapat berkomunikasi dengan TREASURE. Intensitas komunikasi yang tinggi antara idola dan penggemar dapat memunculkan hubungan parasosial. Perasaan penggemar seperti mengenal idola secara personal ketika melakukan komunikasi melalui media sosial termasuk dalam kriteria hubungan parasosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan parasosial yang terlihat dari ragam honorifik mitra tutur ketika TREASURE berinteraksi dengan penggemar. Penulis menggunakan metode analisis kualitatif terhadap data yang diperoleh dari hasil dokumentasi percakapan yang bersumber pada aplikasi Weverse. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa anggota TREASURE memperlakukan penggemar sebagai teman dekat dan akrab karena lebih sering memakai ragam honorifik mitra tutur informal.
The spread of K-pop culture through idol groups is increasingly successful in various parts of the world. The spread of K-pop content cannot be separated from the use of social media such as Instagram, Facebook, Twitter and Youtube. The South Korean entertainment industry is making new innovations by creating several social media applications. An innovation made by the South Korean entertainment industry is that fans can upload messages for idols, then idols will select several uploaded fans to give comments or cheers. The application that has this function is called Weverse. Weverse announced that TREASURE will be the first artist under YG Entertainment to join. Through this application, it is hoped that fans around the world can communicate with TREASURE. The high intensity of communication between idols and fans can give rise to parasocial relationships. The feeling of fans like knowing idols personally when communicating through social media is included in the criteria for parasocial relationships. This study aims to explain the parasocial relationship that can be seen from the honorific variety of speech partners when TREASURE interacts with fans. The author uses a qualitative analysis method on the data obtained from the documentation of conversations originating from the Weverse application. The findings from this study indicate that TREASURE members treat fans as close and intimate friends because they more often use honorifics in informal speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Michael Wong
"Berkembangnya tren Hallyu wave yang semakin pesat secara global membuat pertumbuhan kelompok penggemar (fanbase) juga semakin cepat. Digitalisasi teknologi mampu menciptakan fandom community platform untuk memfasilitasi penggemar dan idola dalam satu ruang digital sehingga memudahkan proses interaksi, contohnya Weverse. Weverse merupakan salah satu aplikasi fandom community platform yang memiliki model bisnis berbasis langganan berbayar, yang mengubah pengguna menjadi membership dalam suatu komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor push, pull, dan mooring yang memengaruhi niat pengguna langganan aplikasi Weverse dari gratis ke berbayar. Teori yang digunakan pada penelitian adalah teori Consumer Switching Behavior (CSB) dan menggunakan pendekatan Push-Pull-Mooring (PPM) sebagai salah satu kerangka kerja yang dikenal untuk meneliti switching intention. Penelitian memiliki 153 responden valid yang setidaknya pernah berlangganan satu kali pada komunitas Weverse. Dengan menggunakan mix method dan analisis dengan PLS-SEM, ditemukan bahwa alternative attractiveness, low satisfaction, dan social influence berpengaruh secara positif terhadap switching intention. Sementara itu, content richness, perceived exclusivity, fanaticism, functional deprivation, dan switching cost tidak berpengaruh pada switching intention. Dari temuan tersebut, penelitian ini berkontribusi dalam mengisi celah penelitian terkait analisis penggunaan layanan fandom community platform khususnya Weverse, yang belum pernah diteliti sebelumnya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak Weverse untuk mengevaluasi layanan mereka sehingga semakin banyak pengguna yang beralih dari langganan gratis ke berbayar (membership).
The rapid growth of the global Hallyu wave trend has led to an accelerated expansion of fan bases. Technological digitalization has enabled the creation of fandom community platforms to facilitate fans and idols in a digital space, easing the interaction process, exemplified by platforms like Weverse. Weverse is one such fandom community application with a subscription-based business model, transforming users into members of a community. This research aims to identify the push, pull, and mooring factors influencing users' intention to switch from free to paid subscriptions on the Weverse app. The Consumer Switching Behavior (CSB) theory is employed, utilizing the Push-Pull-Mooring (PPM) approach as a framework known for investigating switching intention. The study involves 153 valid respondents who have subscribed at least once to the Weverse community. Through a mixed-method approach and analysis using Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), it was found that alternative attractiveness, low satisfaction, and social influence positively influence switching intention. Meanwhile, content richness, perceived exclusivity, fanaticism, functional deprivation, and switching costs do not impact switching intention. From these findings, this research contributes to filling research gaps related to analyzing the use of fandom community platform services, especially Weverse, which has never been researched before. Apart from that, it is also hoped that this research can contribute to Weverse evaluating its services so that more users switch from free to paid subscriptions (membership)."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library