Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yourinda Prasadanti
"Film Curse of the Golden Flower adalah film karya Zhang Yimou yang merupakan salah satu sutradara dari Generasi Kelima. Film ini dirilis pada tahun 2007 dan mengambil latar waktu pada era Dinasti Tang. Film Curse of the Golden Flower menceritakan tentang usaha Kaisar dalam mempertahankan kestabilan sistem pemerintahan di dalam istana karena dampak dari konflik yang muncul, seperti rencana pemberontakan Permaisuri, ketidakpatuhan Permaisuri pada Kaisar dan hubungan terlarang antara Permaisuri dengan anak tirinya. Kaisar menggunakan “obat” untuk menyembuhkan segala permasalahan yang terjadi di dalam Istana agar sistem pemerintahan tetap stabil. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna “obat” di dalam film Curse of the Golden Flower melalui deskripsi adegan dan dialog percakapan antara Kaisar dengan Permaisuri, tabib kerajaan dan putra-putranya. Peneliti menggunakan metode kualitatif, mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian dan menganalisis data tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “obat” yang seharusnya dapat menyembuhkan, justru di sisi lain juga menjadi racun untuk menghancurkan permasalahan rumit yang mengganggu stabilitas istana.
......The film Curse of the Golden Flower is a film by Zhang Yimou who is one of the directors from Fifth Generation. This film was released in 2007 and set in the Tang Dynasty era. The film Curse of the Golden Flower tells the story of the Emperor's efforts to maintain the stability of the government system in the palace due to the impact of the conflict that across, such as the plan for the Empress's rebellion, the Empress's disobedience to the Emperor and the forbidden relationship between the Empress and her stepson. The Emperor use "medicine" to cure all the problems that occurre in the palace so the government system still stable. This research aims to understand the meaning of "medicine" in the film Curse of the Golden Flower through scene descriptions and dialogues between the Emperors and the Empress, traditional healers and their sons. Qualitative research through collected data that related to this research and analyzed the data methods is used in this research. The research result showed the "medicine" that was supposed to heal, on the other side, also became poison to destroy complex problems that disrupt the stability of the palace."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca Christiani Putri
"Hero (英雄Yīngxióng) adalah film yang disutradarai oleh Zhang Yimou. Film Hero yang dirilis pada tahun 2002 mengambil latar waktu pada era Tujuh Negara Berperang. Film ini menceritakan tentang perjuangan dan pengorbanan tokoh Wuming dalam menyampaikan sebuah visi persatuan yang terdapat dalam konsep Tianxia (天下Tiānxià) kepada Kaisar Qin. Tokoh Wuming harus mengorbankan tujuan awalnya menemui Kaisar dan memilih untuk tetap tunduk pada satu konsep yaitu Tianxia yang menjadi titik persimpangan penting dari seluruh kisah dalam film ini dan terutama sebagai konsep penting yang dipegang oleh Kaisar dalam menjalankan pemerintahannya. Tulisan ini membahas tentang usaha yang dilakukan tokoh Wuming untuk bertemu dengan Kaisar, pergeseran niat Wuming saat menemui Kaisar, serta relasi antara istilah 英雄dan konsep Tianxia. Peneliti mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian, menyortir dan menganalisis data-data tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna istilah英雄dalam film Hero merupakan sebuah harapan kepada Kaisar Qin untuk mewujudkan visi persatuan yang terkandung dalam konsep Tianxia dan pengorbanan yang diberikan oleh Wuming dalam menyampaikan visi tersebut kepada Kaisar.
......Hero (英雄Yīngxióng) is a film directed by Zhang Yimou. Hero film released in 2002, which takes place in the Seven War Countries era. The movie tells about Wuming’s struggle and sacrifice in conveying a vision of unity contained in the concept of Tianxia (天下Tiānxià) to Emperor Qin. Wuming must sacrifice his original goal of meeting the Emperor and choose to remain subject to one concept, Tianxia, which becomes an important crossing point of the entire story in the movie and especially as an important concept held by the Emperor in the running of his reign. This paper discusses the effort made by Wuming to the meet with the Emperor, the shift in Wuming’s intentions when meeting the Emperor, as well as the relation between the 英雄and the concept of Tianxia. The Researcher collected the data related to research, sorting and analyzing the data. The results showed that the meaning of 英雄in the film Hero was an expectation to Emperor Qin to realize the vision of unity contained in the concept of Tianxia and the sacrifices given by Wuming in conveying the vision to the Emperor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Erastiany
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas Karya sastra Cina terjemahan melalui telaah terhadap perwatakan tokoh dan titik tinjau Tujuan penelitian ini untuk mengetahui amanat dari Nanren de yiban shi nuren Metode penulisan yang digunakan adalah metode analisa intrinsik yang hanya terbatas pada analisa perwatakan dan titik tinjau/sudut pandang (point of view).

"
1996
S12983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Cipta Nabila
"Permasalahan penyimpanan pasti dihadapi oleh semua instansi, terutama perusahaan yang melakukan produksi. Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, perusahaan menggunakan berbagai macam metode dalam manajemen penyimpanan (inventory management). Salah satunya adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). Namun demand (permintaan) dalam metode EOQ dianggap konstan berdasarkan asumsi dalam metode EOQ. Pada kenyataannya permintaan terhadap barang tidak selalu sama setiap waktunya. Oleh dari itu, dalam penelitian ini dilakukan peramalan permintaan dengan menggunakan model peramalan Zhang’s Hybrid yang menggabungkan metode Autoregressive Integrated Moving Average atau ARIMA untuk menggambarkan bagian linear dan Artificial Neural Network untuk menggambarkan bagian nonlinear dari data permintaan. Hasil dari peramalan selanjutnya akan digunakan dalam metode EOQ untuk mendapatkan optimal quantity order dan optimal reordering level. Penelitian ini akan menunjukkan algoritma dan proses penyelesaian permasalahan inventory dengan menerapkan model Zhang’s hybrid untuk peramalan permintaan dalam metode EOQ dengan output berupa optimal quantity order dan optimal reordering level yang ditunjukkan melalui simulasi menggunakan data historis inventory.
......Every instance in several sectors will face inventory problems, especially for company in production sector. To solve the inventory problems, the company will do several methods in inventory management. One of the method that usually used to solve inventory problem is Economic Order Quantity (EOQ) method. By standard EOQ assumption, the demand is set to be constant, while in the fact the demand is variative by time. Therefore, this study will use Zhang’s Hybrid Method for demand forecasting that use ARIMA to describe the linear part and use Artificial Neural Network to describe the nonlinear part of the data. The outcome from the method is used as demand for EOQ process to find the optimal quantity order and the optimal reordering level. The study provide solving algorithm and show how to apply Zhang’s hybrid model in demand forecasting for EOQ, the output of the process are optimal quantity order and the optimal reordering level. To understand more about the process, the algorithm are simulated using real historical inventory data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chitra Mukti
"Jurnal ini membahas salah satu seni bela diri yang berasal dari Cina yaitu seni bela diri Bagua Zhang. Seni bela diri Bagua Zhang diprakarsai oleh Dong Haichuan muncul pada zaman dinasti Qing 1644-1911 . Walaupun Bagua Zhang termasuk seni bela diri yang baru berkembang tetapi seni bela diri ini dianggap ideal untuk memelihara kesehatan serta melindungi diri. Fokus penelitian jurnal ini terletak pada penamaan seni bela diri Bagua Zhang karena seni bela diri ini memiliki penamaan yang sama dengan salah satu konsep filsafat Cina yaitu Bagua. Melalui studi pustaka, jurnal ini akan menjabarkan keterkaitan antara filsafat Bagua dengan seni bela diri Bagua Zhang serta memaparkan bagaimana filsafat Bagua mempengaruhi setiap gerakan Bagua Zhang.
......
This journal discusses one of the martial arts originating from China which is called Bagua Zhang. Bagua Zhang, which was initiated by Dong Haichuan, emerged during Qing Dynasty 1644-1911 . Although Bagua Zhang was a newly developed martial arts, it was considered ideal for maintaining health and protecting oneself. The focus of this journal is the naming of Bagua Zhang, because this martial arts has the same name as one of Chinese philosophical concept, Bagua. Through literature study, this journal will describe the linkage between Bagua rsquo;s philosophy and the Bagua Zhang, and also describes how Bagua rsquo;s philosophy influences every movement in Bagua Zhang. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wan Ghassani Nabila
"Film Under the Hawthorn Tree (山楂树之恋Sanzhashuzhi Lian) berkisah tentang hubungan cinta sepasang kekasih yang akrab dipanggil Jingqiu (Zhang Jingqiu) dan Lao San (Sun Jianxin). Film ini mengambil latar waktu pada masa Revolusi Kebudayaan. Jingqiu dan Lao San memiliki hubungan yang sangat unik, penuh keluguan, menjadikan pohon sanzha sebagai simbol cinta, yang semuanya terjalin pada saat Revolusi Budaya berlangsung. Sepanjang film tidak terlihat adanya campur tangan atau pengawasan Partai terhadap perjalanan kisah cinta mereka. Pengawasan dan keberatan terhadap hubungan mereka justru muncul dari pihak Ibu Jingqiu. Keberatan dari Ibu Jingqiu disebabkan oleh alasan-alasan politis dan kondisi keluarga mereka. Bagaimana kondisi keluarganya? Dan apa yang terjadi dengan hubungan cinta mereka dengan latar belakang keluarga masing-masing? Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis akan melakukan pembedahan terhadap film melalui analisis tokoh dan penokohan serta analisis cerita dalam film. Melalui analisis ini diharapkan dapat mengungkapkan bagaimana keunikan kisah cinta antara kedua tokoh yang berbeda latar belakang di masa Revolusi Kebudayaan dalam film Cinta Under the Hawthorn Tree (山楂树之恋Sanzhashuzhi Lian).

`Under the Hawthorn Tree,` a movie that tells a romance story of Jingqiu (Zhang Jingqiu) and Lao San (Sun Jianxin). The tale of this two lovers set during the Chinese Cultural Revolution. Jingqiu and Lao San have a very unique relationship, ingenuous love, they both perceive shanzha tree as a symbol of love. Although their love tale in the movie shows that there is no interference to their relationship by the communist party, it's Jingqiu's mother that disapprove about their love between one another. Family background and politics reason are causing this objection from Jingqiu's mother. What is the background situation within their family? What happen with their love relationship with such family circumstances? To answer these questions, the author will examine the story through character and characterization analysis by also analyzing the story plot within the movie. Through this analysis, the author expects to reveal uniqueness of this romance between two different characters and two different background during the Cultural Revolution in the movie entitled Under the Hawthorn Tree (山楂树之恋Sanzhashuzhi Lian)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Skrispsi ini membahas tentang revolusi 1911 atau jang terkenal dengan nama revolusi Xin Hai (Xin Hai Geming......) merupakan suatu peristiwa yang besar dan penting dalam sejarah Tiongkok. Dengan meletusnya revolusi ini, maka berakhirlah suatu tradisi dalam sejarah Tiongkok yang telah berjalan sejak dari ratusan tahun sebelum Masehi yaitu tradisi dinasti."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S12958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danish Syahputra
"Film One Second (2020) merupakan film yang disutradarai oleh Zhang Yimou. Penelitian ini akan membahas tentang simbolisasi reels celluloid sebagai kritik sosial saat berlangsungnya Revolusi Kebudayaan. Film One Second mengisahkan tentang seorang buron yang kabur dari kamp kerja paksa untuk menonton putrinya yang terdapat dalam sebuah film, dalam prosesnya tersebut ia bertemu dan mengalami konflik dengan Gadis Liu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Pada penelitian akan terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pertama adalah pengumpulan data, tahap kedua adalah pengolahan data, dan tahap terakhir adalah menganalisis pembahasan dan membuat kesimpulan akhir penelitian. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dalam film One Second, terdapat kritik sosial terhadap Revolusi Kebudayaan yang berdampak pada hubungan ayah-anak melalui simbolisasi reels celluloid gulungan warta berita nomor 22 dan Putra Putri Pahlawan. Revolusi Kebudayaan menimbulkan dampak buruk terhadap keutuhan sebuah keluarga.
......One Second (2020) is a film directed by Zhang Yimou. This research will discuss the symbolization of celluloid reels as social criticism during the Cultural Revolution. The film One Second tells the story of a fugitive who escapes from a forced labor camp to watch his daughter in a film, in the process he meets and experiences conflict with Miss Liu. The method used in this research is a qualitative research method. The research will consist of three stages, namely the first stage is data collection, the second stage is data processing, and the last stage is analyzing the discussion and making the final conclusions of the research. The results of this study found that in the film One Second, there was social criticism of the Cultural Revolution which had an impact on father-daughter relationships through the symbolization of celluloid reels news bulletin number 22 and Heroic Sons and Daughters. The Cultural Revolution had a negative impact on the integrity of a family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Trifidita
"Cerpen Pembakaran Dupa Pertama (沉香屑·第一炉香Chenxiang xie-di yi luxiang) adalah cerpen karya Zhang Ailing (1943). Cerpen ini bercerita tentang seorang perempuan remaja bernama Ge Weilong yang berkeinginan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di Hong Kong. Untuk mendapatkan bantuan dana studi ia terpaksa tinggal di rumah bibinya yang berprofesi sebagai seorang mucikari. Setelah ia tinggal di rumah bibinya, niat untuk melanjutkan studi mengalami gangguan dan hambatan. Meskipun pada awalnya ia mampu mengatasi hal-hal yang menggoyah cita-citanya, tetapi pada akhirnya Ge Weilong gagal meraih cita-citanya. Penelitian terdahulu yang membahas cerpen Pembakaran Dupa Pertama karya Zhang Ailing fokus membahas tokoh utama perempuan dalam cerpen, hidup, dan kisah cintanya. Meski membahas tokoh utama perempuan dalam cerpen ini juga, artikel ini mencoba menganalisis dari sudut yang berbeda, yaitu tahapan kehidupan tokoh Ge Weilong semenjak ia membangun cita-cita, hambatan yang ia temui, dan bagaimana akhir dari cita-citanya. Dari hasil mengkaji teks cerita didapat kesimpulan bahwa tokoh Ge Weilong tidak teguh merealisasi cita-cita, mudah tergoda, dan gagal meraih cita-citanya. Gambaran hidupnya adalah representasi dari dupa yang muncul pada judul cerpen, bagian awal, dan bagian akhir cerpen. Pengarang nampak menyisipkan pesan agar perempuan hati-hati dalam menjalankan hidupnya.
......The short story of “First Incense Burning” (沉香屑·第一炉香Chenxiang xie-di yi luxiang) is a short story by Zhang Ailing (1943). This short story tells about a teenage girl named Ge Weilong who wants to continue her studies to a higher level in Hong Kong. To get financial support for her studies she was forced to live at her aunt's house who works as a pimp. After she lived at her aunt's house, her intention to continue her studies was disturbed and hindered. Although at first she was able to overcome the things that disturbed her goals, but in the end Ge Weilong failed to achieve her goals. Previous research that discussed the short story of “First Incense Burning” by Zhang Ailing focused on discussing the main female character in the story, her life, and love story. Although discussing the main female character in this short story as well, this article tries to analyze from a different angle, namely the stages of Ge Weilong's life since she built her goals, the obstacles she encountered, and how her goals ended. From the results of analyzing the story, it can be concluded that the character Ge Weilong is not firm in realizing her goals, she easily tempted, and fails to achieve her goals. Her life is a representation of the incense that appears in the title of the short story, the beginning, and the end of the short story. The author seems to have inserted a message for women to be careful in carrying out their lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library