Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sistem Kendali Adaptif Acuan Model Proporsional Integral (SKA2M-PI) merupakan salah sate jenis pengendali adaptif yang dapat mengatasi masalah-masalah yang sering didapati dalam perancangan sistem kendali modern seperti fungsi alih yang tidak dapat didefinisikan dengan baik dan parameter proses yang berubah terhadap waktu. Kestabilan sistem ini dijamin dengan diterapkannya teon kestabilan Lyapunov dalam perancangan mekanismenya. Pada skripsi ini dibuat suatu perangkat lunak yang dinamakan Program Sistem Kendali Adaptif Acuan Model (PSK42M), yang berguna untuk men-simulasikan SKA2M-Pl. PSKA2M merupakan perangkat lunak yang mudah digunakan (user friendly), karena dibuat dengan bahasa Visual Basic versi 3.0 di lingkungan Windows 3.10. Dari hasil simulasi dengan PSKA2M, dapat dilihat beberapa kelebihan SKA2M-PI yaitu : mampu meredam overshoot sampai nol persen; mampu menghilangkan galat-tunak sampai mendekati nol persen; mampu mempercepat rise-time dan settling-time; mampu beradaptasi terhadap perubahan parameter proses, sehingga jika hai tersebut terjadi, dapat dengan cepat kembali mencapai unjuk-keoa yang diinginkan; tidak perlu mengetahui fungsi alih-sistem dalam penerapannya ; dan dengan adanya model acuan, mudah untuk mengatur dinamika keluaran sesuai dengan keinginan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam skripsi ini akan dibahas dan disimulasikan penerapan sistem inferensi fuzzy berbasis jaringan adaptif untuk menghilangkan komponen pengganggu dalam sinyal yang diterima sehingga informasi yang diinginkan dapat diperoleh. Komponen pengganggu yang dimaksud di sini adalah suatu sinyal lain yang tidak diinginkan yang berasal dari suatu sumber yang diketahu4 yang mengalami perbbaaan setelah melalui suatu jalur dinamik tertentu. Penyaringan dilakukan dengan terlebih dahulu memodelkan jalur dinamik tersebut sehingga komponen pengganggu dapat diestimasikan. Pemodelan jalur dinamik dilakukan dengan mempergunakan sistem inferensi fuzzy Sugeno yang parameternya ditala oleh suatu jaringan adaptif, atau biasa disebut ANFIS (Adaptive Network - based Fuzzy Inference System). Teknik penyaringan dengan ANFIS dapat memberikan hash yang lebih baik dibandingkan dengan teknik penyaringan berdasarkan perbedaan frekuensi. Pendekatan ANFIS dapat diterapkan jika beberapa persyaratan dapat dipenuhi , yaitu sumber informasi tidak berbubungan dengan sumber komponen pengganggu, orde jalur dinamik diketahui dan sumber informasi memiEd rata-rata nol."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Argabudhy Sasrawiguna
"Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang perbankan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selalu memiliki tujuan untuk dapat mengembangkan bisnisnya secara cepat dan tepat sehingga dapat sustain dalam percaturan bisnis. Dalam dunia perbankan saat ini, teknologi informasi dan sistem informasi sudah merupakan salah satu pilar keberhasilan untuk mencapai tujuan bisnis. Hal ini berarti semua kebutuhan perkembangan bisnis harus dapat ditunjang oleh teknologi infornasi Dengan kebutuhan bisnis yang berkembang maka kebutuhan akan sistem informasi perbankan juga ikut berkembang dan membutuhkan teknologi informasi. Sehingga perkembangan teknologi informasi bergerak dengan sangat cepat. Untuk dapat mengatasi perkembangan kebutuhan teknologi informasi yang terkait dengan infrastruktur, maka diperlukan suatu perencanaan infrastruktur yang handal. Infrastruktur yang handal tidak hanya dibangun untuk keperluan dari setiap sistem informasi namun dibangun dengan menggunakan konsep adaptif yang memiliki kemampuan untuk dapat melakukan share resource dengan cara memanfaatkan sumber daya infrastruktur untuk berbagai sistem informasi sehingga investasi yang dikeluarkan dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam membuat perencanaan infrastruktur yang adaptif perlu dibuat suatu kerangka panduan pembuatan rancangan infrastruktur adaptif dengan membuat modeling yang dapat diterapkan sebagai suatu layanan infrastruktur. Modeling layered adaptif berorientasi pada layanan yang dapat diberikan oleh infrastuktur kepada sistem infromasi. Penulis mencoba memberikan Modeling ini untuk memperlihatkan hubungan antara application-pattern-service-paltform dan modeling infrastruktur adaptif yang memperlihatkan hubungan interaksi layanan infrastruktur adaptif.

As the moving company, PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk always had the aim of could expand his business quickly and exactly so as could sustain in the business arena. In the world of banking at this time, information technology and the information system have been one of the pillars of the success in achieving the aim of the business. This meant all the requirements for the development of the business must be able to be supported by information technology with the requirement for the developing business then the requirement would the system of banking information also was developing and needed information technology. This makes the development of information technology growt very fast. To be able to overcome the development of the information technology that related to the infrastructure, it was needed by a planning the competent infrastructure. The competent infrastructure was not only built for the need from each information system but was built by making use of the concept adaptif that had the capacity to could do share resource by means of making use of infrastructure resources for various information systems so as investment that was spent could be made use of optimally In making of planning of adaptive infrastructure, it must be made by a framework of the planning of adaptive infrastructure by making modelling that could be applied as an infrastructure service. This modelling was service oriented that could be given by infrastuktur to the information system. The writer tried to give modelling layered adaptif to show relations between application-pattern-service-platform and modeling of adaptive infrastructure that showed interaction relations of the adaptive infrastructure service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
TA101
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Hanita
"Fragile States Index (FSI) adalah alat untuk menilai tekanan normal yang dialami oleh negara dan mengidentifikasi ketika tekanan tersebut melebihi kapasitas. FSI 2019 menempatkan negara yang sekarang ini tangguh dalam ketahanan nasional namun beresiko terhadap pandemi COVID-19, sebaliknya negara-negara berkembang yang notabene rapuh dalam ketahanan nasional namun memiliki resiko lebih rendah dari pada yang nilai ketahanan nasionalnya. Sejumlah faktor menjelaskan paradoks ini antara lain ketahanan penduduk di wilayah tropis, imunisasi BCG disuntikkan kepada jutaan anak di negara miskin dan berkembang, sistem sosial-politik liberal di mana kebebasan individu mempengaruhi kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Paradoks ini sangat signifikan untuk merumuskan kembali Strategi Ketahanan Nasional di negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus (membandingkan nilai ketahanan 10 negara tangguh dan 10 negara rapuh dalam menghadapi pandemi). Teori yang digunakan adalah teori ketahanan, kerentanan dan pendekatan manajemen ketahanan bencana dalam hal kapasitas dan manajemen adaptif. Riset menghasilkan analisis dan simpulan bahwa saat ini dibutuhkan konsep kerjasama antar negara baik negara maju maupun berkembang, dari hal yang paling sederhana guna memperkuat ketahanan dari Pandemi COVID-19. Di samping itu, diperlukan kolaborasi antar negara dalam menemukan konsep ketahanan yang mampu menangkal segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan terutama menghadapi pandemi COVID-19."
Jakarta: Biro humas settama lemhanas RI, 2020
321 JKLHN 44 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdiana Setyaningrum
"ABSTRAK
Salah satu masalah yang tampaknya dari dahulu sampai sekarang tetap
menjadi perhatian dunia adalah masalah perkembangan anak. Masalah ini mendapat
perhatlan yang begitu besar karena, anak adalah penerus dari apa yang kita keijakan
saat ini. Salah satu syarat yang dibutuhkan anak agar dapat menjadi penerus yang
bermutu adalah memiliki tingkah laku adaptif yang balk.
Heber, dalam Manual AAMD (1973.1977) mengatakan bahwa tingkah laku
adaptif adalah the effectiveness or degree with which an individual meets the
standards of personal independence and social responsibility for age and cultural
group.
Tingkah laku adaptif Ini berkaitan dengan 3 prinsip penting, salah satu
dlantaranya adalah usia. Oleh karena itu, untuk penelitian ini diadakan pembatasan
usia. Usia yang diambil untuk penelitian ini adalah 1-3 tahun, pada saat anak berada
pada pehode toddlerhood (Waechter, 1985). Masa ini amat penting bag! pertumbuhan
anak karena pada saat ini ia mulal menemukan dirinya sebagai seseorang yang
terlepas dari ibunya, mulai menemukan dirinya dan mempunyai sense of self.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar focfd/er dapat mencapal tingkah
laku adaptif yang sesuai. Antara lain adalah dengan lingkungan pengasuhan dan
kelekatan . Umumnya, pada usia dini, hal ini dipercleh anak melalui hubungan diadik
(dyad) anak dengan ibu kemudian berkembang pada keluarga inti.
Tetapi, saat ini ada banyak tuntutan baik dari luar maupun dari diri wanita yang
menyebabkan wanita harus memalnkan peran ganda, sebagai ibu dan wanita bekerja.
Keadaan ini menimbulkan konflik dari ibu pekerja yang terpaksa meninggalkan
anaknya di rumah.
Ada beberapa alternatif pengasuhan yang dapat dipilih oleh para ibu ini. Yang
pertama adalah dengan menyewa tenaga perigasuh. Plllhan lain, yang sedang
berkembang saat ini adalah dengan menitipkan anak pada Tempat Penitipan Anak
(TPA). Tampaknya TPA Ini dapat menjadi alternatif lingkungan pengasuhan bagi anak.
Cohen & Bagshaw (1973) berkata bahwa anak yang dititipkan di TPA secara umum
leblh outgoing, percaya diti, spontan dan socialy competent.
Masalahnya, benarkah TPA di Jakarta ini dapat memberikan apa yang
dijanjikan. Leblh baik dari apa yang dapat diberikan oleh seorang pengasuh ?
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan dalam tingkah laku
adaptif antara anak-anak usia 1-3 tahun yang dititipkan di TPA dan yang diasuh di
rumah oleh pengasuh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana TPA berpengaruh
terhadap perkembangan tingkah laku adaptif anak. Sedangkan manfaatnya adalah
untuk membantu para ibu dalam menentukan plllhan pengasuh pengganti. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mendatangi 6
buah TPA di Jakarta dan keluarga yang mempunyai anak berusia 1-3 tahun dengan
ibu bekerja. Pemilihan Subyek dilakukan secara non probability sampling, tipe
purposive sampling. Artinya sampel dipilih karena memiliki karakteristik khusus atau
dapat menyediakan Informasi yang paling berguna bag! penelitian (Shaughnessy,
1990). Karakteristiknya adalah sebagai berikut; usia anak (1-3 tahun), usia orang tua,
pendidikan orang tua (minimal SMA), pekerjaan orang tua dan status sosial ekonomi.
Subyek akan dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah anak
yang dititipkan di TPA sedangkan kelompok kedua adalah anak-anak yang diasuh di
rumah oleh pengasuh.
Pada kedua kelompok tad! diberikan 2 macam alat ukur, yaitu Home
Observation for Measurement of the Environmet (HOME), yang mengukur stimulasi
lingkungan pengasuhan rumah dan Vineland Adaptive Behavior Scale (VABS), yang
mengukur tingkat tingkah laku adaptif anak. Perbandingan dilakukan dengan
membandingkan jumlah skor kedua kelompok tersebut. Pengambilan data ini dilakukan
dengan observasi dan wawancara semi berstruktur.
HOME perlu diberikan karena lingkungan pengasuhan rumah mempunyai
peranan penting bagi perkembangan tingkah laku adaptif anak sehingga peranannya
tidak dapat diabaikan. Lingkungan pengasuhan ini juga terdiri dari variabel yang besar
jumlahnya. Oleh karena itulah, HOME dipakai sebagai kontrol statistik sebagai variabel
konkomitan.
Secara lebih jelas, variabel-variabel dalam penelitian ini adalah tingkah laku
adaptif anak sebagai variabel dependen, keanggotaan anak pada TPA sebagai
variabel independen dan stimulasi lingkungan rumah sebagai variabel konkomitan.
Hipotesa yang digunakan adalah :
HI = Ada perbedaan yang signifikan dalam tingkah laku adaptif anak-anak usia 1-3
tahun yang dititipkan di TPA dengan yang dirawat di rumah.
HO = Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkah laku adaptif anak-anak usia
1-3 tahun yang dititipkan di TPA dengan yang dirawat di rumah.
Perhitungan statistik yang digunakan adalah Ancovar dan bila HI terbukti,
diadakan perhitungan Z score untuk melihat mana dari keempat ranah yang dimiliki
VABS yang paling membedakan tingkah laku adaptif anak-anak TPA dengan non TPA.
Perhitungan statistik ini dilakukan dengan bantuan program SPSSWin Ver. 6.0 for
Windows. Dengan level signifikansi 0.05.
Dari hasil perhitungan statistik tersebut ditemukan bahwa memang ada
perbedaan yang signifikan dalam tingkah laku adaptif anak-anak usia 1-3 tahun yang
dititipkan di TPA dengan yang dirawat di rumah. Berarti H1 diterima dan HO ditolak.
Jadi anak TPA mempunyai tingkah laku adaptif yang lebih balk dibandingkan dengan
anak non TPA. Ditemukan juga bahwa tidak ada satu kemampuan dari keempat ranah
VABS yang lebih menonjol dari yang lainnya. Berarti kemampuan anak TPA dalam
keempat ranah ini hampir seimbang, tidak ada satu yang lebih baik dari pada yang
lainnya.
Sedangkan penawaran penjelasan mengenai hasil yang diperoleh, kelemahan
dan kesulitan dalam penelitian ini serta saran-saran yang dapat memperbaiki hasil
penelitian ditulis pada bab terakhir, yaitu Kesimpulan, Diskusi dan Saran."
1997
S2740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin Wahab
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini dibahas salah satu penerapan filter adaptif untuk menghilangkan atau menghapus gema jauh (far echo) dalam jaringan telepon. Pada dasarnya filter adaptif yang digunakan terdiri dari suatu filter finite impulse response (FIR) dengan memanfaatkan algoritma adaptif kuadrat rata-rata terkecil yang dinormalisasi (normalized least mean square/NLMS) yang berfungsi untuk menala koefisien-koefisien dilter tersebut, sehingga diperoleh sekumpulan koefisien-koefisien filter yang optimum, yang akan digunakan untuk menghasilkan estimasi gema yang optimum pula. Penghapusan gema terjadi dengan mengurangkan model gema itu dengan hasil estimasi gema tersebut. Terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi kinerja filter adaptif penghapus gema antara lain panjang filter FIR yang digunakan, ukuran langkah dari algoritma NLMS, model gema yang digunakan, jumlah sampel data dari sinyal referensi dan gema, serta jenis sinyal referensi yang digunakan. Hasil simulasi menunjukkan pengaruh parameter-parameter tersebut terhadap karakteristik penghapus gema. Karakteristik penghapus gema yang dianalisa adalah atenuasi sinyal gema, nilai RMS dari sinyal kesalahan, spektrum frekuensi dari sinyal estimasi gema, adaptasi koefisien-koefisien filter, waktu penghapusan gema, dan settling time dari sinyal kesalahan."
1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ardhiyan Aulia
"Penerapan teknologi informasi (TI) dalam organisasi membantu pencapaian tujuan bisnis organisasi. Penerapan TI yang selaras dengan kegiatan organisasi memberikan manfaat signifikan terhadap kesinambungan organisasi. Sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memiliki tugas memberikan arah kebijakan riset dan teknologi kepada pemerintah. BPPT menyiapkan arsitektur infrastruktur TI yang dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan strategis organisasi. Model Enterprise Architecture (EA) merupakan turunan dari kerangka The Open Group?s Architecture Framework (TOGAF) digunakan untuk mengembangkan arsitektur enterprise. Menggunakan Model EA serta menerapkan model Service-oriented Infrastructure (SOI) diharapkan dapat membuat model Infrastruktur TI adaptif yang menjadi acuan dalam mengembangkan infrastruktur TI di BPPT.

The application of Information Technology (IT) in an organization could help achieving organization?s business goal. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) has a responsibility giving direction of research and technology policies to government. BPPT had prepare the IT infrastructure architecture that could adapt from thestrategic requirement?s changes of the organization. Enterprise Architecture (EA) Model is a derivative model from The Open Group?s Architecture Framework (TOGAF) which used to develop an enterprise architecture. Using EA model and complement with Service-oriented Infrastructure (SOI), BPPT expect to build an adaptive IT infrastructure model that could become a reference model in development of BPPT IT infrastructure."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
T852
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Erwan Setyobudi
"Sebagai hasil dari kesepakatan antar negara anggota ASEAN untuk menerapkan Single Window, Indonesia bersama 6 negara lainnya berkomitmen untuk dapat melaksanakan ASW (ASEAN Single Window) di tahun 2008. ASW adalah satu layanan satu atap bagi pengurusan dokumen kepabeanan di lingkup negara anggota ASEAN, dengan memaksimalkan transaksi melalui media elektronis. Sebagai salah satu kewajiban awal untuk menjalankan ASW, setiap negara terlebih dahulu harus sudah mengimplementasikan NSW(National Single Window). Pihak yang akan terlibat di dalam NSW ini adalah Customs, OGA (Other Government Agencies), Bank and Insurance Agencies, Komunitas Transportasi, Komunitas masyarakat usaha dan ASEAN/ International Link. Akan diterapkan satu dokumen tunggal yang akan menyatukan beberapa dokumen bisnis yang ada. Sehingga diharapkan adanya NSW ini selain akan mempercepat proses impor dan ekspor juga semakin meningkatkan laju perekonomian Indonesia. Infrastruktur adalah komponen yang sangat penting di dalam NSW ini. Karena NSW mewajibkan semua pihak yang terlibat untuk saling mengintegrasikan sistem informasi yang terkait. Dengan begitu bervariasinya sistem informasi dan arsitektur yang ada, maka perlu dikembangkan sebuah infrastruktur yang adaptif untuk dapat memenuhi kebutuhan integrasi tersebut. Tulisan pada proyek akhir ini akan membahas tentang perancangan infrastruktur yang dapat mendukung dan mempercepat proses integrasi antar sistem. Teknologi yang digunakan adalah SOA (Service Oriented Architecture) dengan didukung EDI (Electronic Data Interchange). Pemilihan ini didasarkan pada kesiapan sistem yang sudah berjalan, rekomendasi dari ASW dan keunggulan dari teknologi itu sendiri.

According to ASEAN agreement to implement Single Window, 6 main member of ASEAN including Indonesia have commited to establish ASW(ASEAN Single Window) by 2008. ASW is single integrated environment of custom release and customs clearance at any entry point of ASEAN, that maximise transactions electronically. As preparation of ASW implementation, each member should implement NSW(National Single Window). At NSW there are six major areas : customs, other government agencies, banking and insurance agency, transport community, trading community and ASEAN/International Link. There are modifications to simplify the existing business document. The goal is to ease and fasten the import and export process, that will take Indonesian economy to move forward. Infrastructure consider to be the main component of NSW. Because in NSW, integration of information system is a must. With variety of existing information system and architecture that will involve, adaptive infrastructure will be the solution of this requirements. This final project provides analysis and design of adaptive infrastructure to support and fasten the integration. Architecture will use SOA (Service Oriented Architecture) and EDI (Electronic Data Interchange) as main technology. The condition of existing information system, ASEAN recommendation and technology trend are the major consideration to choose this technology."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metha Silvia Ningrum
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai strukturasi dalam pemanfaatan media daring organisasi pemerintahan yang diuraikan melalui tiga ranah metafora tempat atau pusat strukturasi yaitu proses konsepsi, implementasi, dan penerimaan. Teori strukturasi adaptif digunakan untuk menunjukkah hubungan dinamis suatu rancangan teknologi dengan praktik-praktik organisasi, dimana suatu teknologi media daring organisasi yang biasa dapat diperuntukkan dengan cara yang berbeda dalam praktik-praktik organisasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan paradigma interpretif, pendekatan kualitatif, dan dengan strategi studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peruntukan media daring organisasi secara unfaithful melalui pelaksanaan fungsi pengawasan dan alat pemantauan pemimpin organisasi, dapat memunculkan kesetaraan dalam interaksinya dengan birokrasi di lingkungan organisasi. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa potensi struktural dari suatu teknologi dapat membantu mengeliminasi masalah dalam proses organisasional, melalui pengambilan keputusan untuk melibatkan teknologi lebih jauh dalam menumbuhkan ketertiban organisasi.

ABSTRACT
This study discusses the structuration in the utilization of governmental organization online media described through the three domains of place metaphor or center of structuration, which namely the process of conception, implementation, and acceptance. The adaptive structuration theory is used to denote the dynamic relationship between technological design and organizational practices, when a usual online media technology could be intended appropriately in a different way in organizational practices. The study was conducted using an interpretive paradigm, a qualitative approach, and a case study strategy. Result of the study shows that the unfaithfully appropriations of online media organizations through the implementation of the supervisory function and monitoring tools of the organizations leaders, can create equality in their interaction with the bureaucracy in the organizational environment. The conclusion obtained is that the structural potential of a technology can help to eliminate problems in organizational processes, through decision making to involve technology further in growing organizational order.

"
2019
T52376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>