Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henry Brown
London: H.J.Brown & A.L.Marriott, 2011
347.09 BRO a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratno Lukito
"Mediasi adalah salah satu metode resolusi konflik yang banyak menjadi kajian dalam studi Alternative Dispute Resolution (ADR), atau Resolusi Konflik Alternatif). Kelebihan dari teori ini terletak pada metodenya yang sepenuhnya menyerahkan proses resolusi tersebut kepada para pihak yang sedang konflik. Mediator dengan demikian sekadar memfasilitasi proses resolusi tersebut agar berjalan dengan baik. Keputusan akhir tetap berada pada para pihak yang berkonflik. Namun begitu, selama ini kajian mengenai mediasi ini tidak pernah melibatkan nilai-nilai agama. Sistem ilmu mengenai hal ini lahir dari masyarakat sekuler sehingga dilihat sebagai subjek yang terpisah dari kajian agama. Penulis berpendapat bahwa sejatinya banyak nilai-nilai yang sudah ditawarkan oleh agama terkait mediasi ini. Islam sebagai contoh telah menawarkan metode mediasi sebagai salah satu sarana dalam pencapaian perdamaian, khususnya dalam hal konflik keluarga. Dalam tulisan ini penulis mendeskripsikan tentang teori umum mediasi dalam sistem keilmuan ADR dan kemudian menghubungkannya dengan tradisi mediasi dalam masyarakat Islam yang diambil dari Quran 4:35. Dalam argumentasinya penulis mengemukakan bahwa interpretasi terhadap ayat tersebut dengan menggunakan teori-teori mediasi modern sangat penting untuk dilakukan, sehingga implementasi teori mediasi Islam dapat lebih ditingkatkan efektifitasnya."
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006
297 JAMI 44:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yona Harianti Putri
"Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) adalah salah satu penyebab akseptor menghentikan penggunaan kontrasepsi. Penghentian kontrasepsi dapat meningkatkan kejadian kehamilan yang tidak dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kejadian ROTD dari penggunaan kontrasepsi suntik tunggal (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dan kontrasepsi suntik kombinasi (MPA/Estradiol Sipionat). Desain penelitian adalah kohort prospektif  uji dua populasi. Jumlah sampel sebanyak 57 akseptor kontrasepsi suntik tunggal dan 57 akseptor kontrasepsi suntik kombinasi. Kejadian ROTD dianalisis menggunakan Chi-Square dan uji regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan kejadian ROTD gangguan menstruasi lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (91.2%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (49.1%) dengan P-value <0.001. Kejadian ROTD sakit kepala pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (75.4%) dan kombinasi sebanding (70.2%) dengan P-value 0.528. Kejadian ROTD mudah marah lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (89,5%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (78.9%) dengan P-value 0.123. Kejadian ROTD kurang gairah seksual lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (71.9%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (52.6%) dengan P-value 0.034. Kejadian ROTD gangguan menstruasi sepuluh kali lebih berisiko terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal dibanding kombinasi. Kejadian ROTD kurang gairah seksual tiga kali lebih berisiko terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal dibanding kombinasi.

Adverse drug reaction (ADR) is one of the causes of discontinuing contraception. Discontinuation of contraception will increase the incidence of unintended pregnancy. This study aimed to compare the incidence of ADR between single injectable contraceptive acceptors (DMPA) and a combination of injectable contraceptive acceptors (MPA/Estradiol Cypionate). The study design was a cohort prospective test of two populations. The sample consisted of 57 acceptors for every single injectable contraceptive and combined of injectable contraceptives (CICs). The ADRs were analyzed using Chi-Square and logistic regression multivariate tests. The results showed that ADRs incidence of menstrual disorders was very common in single injectable contraceptive acceptors (91.2%) than CICs acceptors (49.1%) with P-value <0.001. The incidence of headaches in a single injectable contraceptive acceptors (75.4%) dan CICs acceptors (70.2%) with P-value 0.528. Irritable is more common in single injectable contraceptive acceptors (89.5%) than CICs acceptors (78.9%) with P-value 0.123. Lack of sexual desire is more common in single injectable contraceptive acceptors (71.9%) than CICs acceptors (52.6%) with P-value 0.034. The incidence of menstrual disorders ten times more occurs in single injectable contraceptive acceptors than CICs acceptors. Lack of sexual desire three times more occurs in single injectable contraceptive acceptors than CICs acceptors.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktrya Lidayya
"Pemberian konseling oleh apoteker dapat memperbaiki pengetahuan dan persepsi pasien yang mendapatkan terapi warfarin sehingga target nilai INR berhasil tercapai dan pasien dapat terhindar dari kejadian ESO warfarin. Warfarin adalah obat yang digunakan secara luas di dunia untuk terapi gangguan fungsi kardiovaskular. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita merupakan rumah sakit rujukan nasional kardiovaskular. Penelitian menggunakan rancangan kuasi eksperimen pre- dan post-test design dengan membandingkan penurunan nilai INR dan kemunculan Efek Samping Obat (ESO) pada pasien di kelompok uji yang memperoleh konseling disertai leaflet dan kelompok kontrol yang memperoleh leaflet saja. Tujuan penelitian ini untuk menilai pengaruh konseling dan pemberian leaflet terhadap nilai INR dan adanya ESO pada pasien rawat jalan yang menggunakan warfarin di poliklinik umum RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita periode April-Oktober 2019. Sebesar 28 pasien kelompok kontrol dan 31 pasien kelompok uji dari hasil penelitian menunjukan pemberian leaflet dan konseling tidak berpengaruh terhadap penurunan nilai INR pasien rawat jalan yang menggunakan warfarin di RSJPDHK. Hasil analisis bivariat menggunakan uji T tidak berpasangan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pasien berpengaruh signifikan secara statistik terhadap penurunan nilai INR pasien rawat jalan yang menggunakan warfarin di RSJPDHK dengan nilai P sebesar 0,016 (p < 0,05).

Providing counseling by pharmacists can improve the knowledge andperceptions of patients who get warfarin therapy so that the target INR value is achieved and patients can avoid the warfarin adverse drug reaction (ADR). Warfarin is a drug that is widely used in the world for the treatment of cardiovascular disorders. Harapan Kita Cardiovascular Hospital is a national cardiovascular referral hospital. The research method used was pre- and post-test design by comparing the decrease in the value of INR and the appearance of patients ADR in the test group who received counseling accompanied by leaflets and control groups who received leaflets only. The study used a quasi-experimental design pre- and post-test design by comparing the decrease in the value of INR and the emergence of ADR in patients in the test group  who received counseling accompanied by leaflets and control groups who received leaflets only. The purpose of this study was to assess the effect of counseling and leaflets on the value of INR and the presence of ESO in outpatients using warfarin in the general polyclinic of Harapan Kita Cardiovascular Hospital period from April to October 2019. A total of 28 patients in the control group and 31 patients in the test group from the results of the study showed that giving leaflets and counseling had no effect statistically on the decrease in the INR value of outpatients warfarin users at RSJPDHK. The results of the bivariate analysis using the unpaired T-test showed that the level of education of patients had a  statistically significant effect on the decrease in the value of INR outpatients using warfarin in RSJPDHK with a P value of 0.016 (p < 0.05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T55035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ayu Rahmawati
"Kontrasepsi suntik menimbulkan masalah kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan kontrasepsi pil dan implan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki ROTD pada penggunaan kontrasepsi suntik tunggal Depot Medroksi Progesteron Asetat/DMPA dengan kombinasi DMPA dan estradiol cypionate/E2C . Desain penelitian adalah cross sectional uji dua populasi. Sampel terdiri dari 88 akseptor pada masing-masing kelompok yang diambil secara consecutive sampling pada bulan Maret-Mei 2015. Kejadian ROTD dianalisis menggunakan Chi Square dan uji regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan persentase terbesar kejadian ROTD pada penggunaan kontrasepsi suntik adalah sakit kepala 69,9 , dan gangguan menstruasi 65,9 . Penggunaan kontrasepsi suntik tunggal lebih berisiko 10,0 kali mengalami gangguan menstruasi dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi. Gangguan menstruasi meningkat pada akseptor yang gemuk dengan risiko 3,8 kali dibandingkan akseptor tidak gemuk. Penggunaan kontrasepsi suntik tunggal lebih berisiko 2,1 kali mengalami sakit kepala dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan kontrasepsi suntik tunggal lebih berisiko menimbulkan ROTD terutama gangguan menstruasi dan sakit kepala dibandingkan penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi.

Injectable contraceptives raise health problems risk than oral or implan contraceptive. This study aimed to compare the incidence of adverse drug reactions ADRs single injectable contraceptive use Depot medroxyprogesterone acetate DMPA with a combination of injectable contraceptive CICs use DMPA and Estradiol cypionate E2C . The study design was a cross sectional two population comparison. The sample consisted of 88 acceptors in each group which taken by consecutive sampling in March to May 2015. The ADRs were analyzed using Chi Square and logistic regression multivariate. The largest percentage ADR events were headache 69.89 and menstrual disorders 65.91 . The menstrual disorders in single injectable contraceptive usage were 10.0 fold hinger than in CICs group. Additionally, the menstrual disorders in overweight acceptors were 3,1 fold hinger compare to non overweight acceptors. Futhermore, headache in single injectable contraceptive usage was 2,1 folds hinger than in CICs group. The results of this study showed that the use of single injectable contraceptive tends to have a higher number of ADRs particularly headaches and menstrual disorders, compared to the use of CICs.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T47232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kurnia
"Analisis Alternative Dispute Resolution ADR dalam Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial PPHI, merupakan penelitian yuridis yang mengkaji proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial berdasarkan kaidah peraturan perundang-undangan dan prinsip ADR serta menjabarkan lebih lanjut praktik tersebut melalui perbandingan hukum dengan negara Amerika Serikat. Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis praktik ADR dalam PPHI dan menganalisis proses PPHI yang tepat bagi Indonesia didasarkan pada suatu permasalahan Pengadilan Hubungan Industrial dan Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang belum mengatur prinsip ADR secara jelas. Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier, yang diperoleh melalui kajian kepustakaan library research, wawancara, dan pengamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa PPHI belum sesuai dengan prinsip ADR dan pelaksanaan PPHI harus didasarkan pada tujuan hukum ketenagakerjaan dengan membangun kesadaran moral dan penegakkan sanksi yang tegas. Hasil penelitian menyarankan agar Pemerintah merevisi Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, mempertimbangkan lembaga independen untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial, peningkatan pola pengawasan terhadap kompetensi mediator, dan merencanakan pengadaan Aparatur Sipil Negara khususnya bagi tenaga mediator dan pengawas.

The Analysis of Alternative Dispute Resolution ADR in the Industrial Relations Disputes Settlement PPHI is a juridical study that examines the process of resolving industrial relations disputes based on rules of legislation and the principles of ADR and further expounding the practice through comparative law with the United States. A study aimed at scrutinizing ADR practices in PPHI and analyzing the appropriate PPHI process for Indonesia based on an Industrial Relations Court and Industrial Relations Dispute Settlement Act that has not clearly set the principles of ADR. This study uses primary, secondary, and tertiary legal materials, obtained through library research, interviews, and observations. The results show that PPHI is not in accordance with the principles of ADR and the implementation of PPHI should be based on the objectives of the labor law by building moral awareness and enforcing strict sanctions. The results suggested that the Government should revise the Industrial Relations Dispute Settlement Act, consider independent agencies to resolve industrial relations disputes, improve supervisory patterns of mediator competence, and plan the procurement of the State Civil Apparatus especially for mediators and supervisors.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T48365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Menta Basita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perubahan diskon/premium ADR dari saham asal Indonesia yang sudah melakukan cross-listing/dual-listing di BEI dan NYSE dengan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Hubungan tersebut digambarkan kedalam sebuah model regresi dan selanjutnya digunakan untuk memprediksi niai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dimasa mendatang. Dalam penelitian ini juga mengevaluasi model tersebut dan menganalisis akurasi prediksinya. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pasangan saham dan ADR Indosat dan Telkom diperoleh kesimpulan bahwa hasil bahwa prediksi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dengan menggunakan diskon/premium ADR menghasilkan prediksi yang lebih tepat ketimbang random walk.

The purpose of this research is to analyze the relation between ADR discount/premium change of Indonesian stocks that have been listed in IDX and NYSE with IDR/USD exchange rate change. The relation described on regression model is proceed to make prediction of future IDR/UDS exchange rate. This research is continued by evaluation the regression model and also the predictive quality. Based on research using pair of stock and ADR Indosat and Telkom we can conclude that prediction of IDR/USD excgane rate with using ADR discount/premium produce more accurate prediction that random walk."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31749
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faridlatul Hasanah
"[ABSTRAK
Penggunaan obat golongan statin (penghambat hidroksimetil glutaril-CoA reduktase) sebagai terapi lini pertama pada hiperkolesterolemia dapat menyebabkan terjadinya beberapa reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD). Tujuan penelitian ini adalah menilai risiko penggunaan obat golongan statin terhadap kejadian ROTD pada pasien hiperkolesterolemia di Instalasi Rawat Jalan RSUD Pasar Rebo, Jakarta. Penelitian dilakukan dengan metode kohort prospektif pada pasien yang menggunakan atorvastatin dan simvastatin. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, data sekunder diperoleh melalui rekam medis dan resep yang diterima oleh pasien. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan chi-square dan regresi logistik. Dari penelitian diketahui bahwa ROTD terjadi pada 38.20% pasien yang menggunakan obat golongan statin, kejadian ROTD terbesar adalah gangguan sistem pencernaan (35.45%) dan gangguan sistem saraf (23.64%). Sedangkan ROTD pada otot dan hati masing-masing sebesar 2.73%. Pasien yang menggunakan simvastatin memiliki risiko relatif mengalami ROTD lebih besar jika dibandingkan dengan pasien yang menggunakan atorvastatin (RR: 6.439; CI: 2.963-13.992). Variabel perancu yang secara signifikan mempengaruhi kejadian ROTD adalah aktivitas fisik. Pasien yang mengalami ROTD memiliki risiko relatif lebih besar mengalami putus obat daripada pasien yang tidak mengalami ROTD (RR: 2.554; CI: 1.724- 3.754).

ABSTRACT
The use derivate of statin (hydroxymethylglutaryl-CoA reductase inhibitors) for management of hypercholesterolemia can cause advers drug reactions (ADR). The purpose of this study was to assess the risk of the use of statins on the incidence of ADR in hypercholesterolemic patients in the Outpatient Installation in RSUD Pasar Rebo, Jakarta. This study was conducted using a prospective cohort to the patients using atorvastatin and simvastatin, the data obtained by interview with questionnaires, medical records, and patient prescriptions. The data collected analyzed using chi-square and logistic regression. ADR occurred in 38.20% patients who treated with statins, the most often ADR experienced by patient are gastrointestinal disorder (35.45%) and nerve system disorder (23.64%). Muscle and liver disorder experienced by 2.73% patients respectively. The patients using simvastatin have a greater risk of experiencing ADR compared to atorvastatin (RR: 6.439; CI: 2.963-13.992). Physical activity is the confounding variable significantly influence the incidence of ADR. Patients who experience ADR had a greater risk for experiencing drug withdrawal than patients who did not experience ADR (RR: 2.554; CI: 1.724- 3.754).;The use derivate of statin (hydroxymethylglutaryl-CoA reductase inhibitors) for management of hypercholesterolemia can cause advers drug reactions (ADR). The purpose of this study was to assess the risk of the use of statins on the incidence of ADR in hypercholesterolemic patients in the Outpatient Installation in RSUD Pasar Rebo, Jakarta. This study was conducted using a prospective cohort to the patients using atorvastatin and simvastatin, the data obtained by interview with questionnaires, medical records, and patient prescriptions. The data collected analyzed using chi-square and logistic regression. ADR occurred in 38.20% patients who treated with statins, the most often ADR experienced by patient are gastrointestinal disorder (35.45%) and nerve system disorder (23.64%). Muscle and liver disorder experienced by 2.73% patients respectively. The patients using simvastatin have a greater risk of experiencing ADR compared to atorvastatin (RR: 6.439; CI: 2.963-13.992). Physical activity is the confounding variable significantly influence the incidence of ADR. Patients who experience ADR had a greater risk for experiencing drug withdrawal than patients who did not experience ADR (RR: 2.554; CI: 1.724- 3.754)., The use derivate of statin (hydroxymethylglutaryl-CoA reductase inhibitors) for management of hypercholesterolemia can cause advers drug reactions (ADR). The purpose of this study was to assess the risk of the use of statins on the incidence of ADR in hypercholesterolemic patients in the Outpatient Installation in RSUD Pasar Rebo, Jakarta. This study was conducted using a prospective cohort to the patients using atorvastatin and simvastatin, the data obtained by interview with questionnaires, medical records, and patient prescriptions. The data collected analyzed using chi-square and logistic regression. ADR occurred in 38.20% patients who treated with statins, the most often ADR experienced by patient are gastrointestinal disorder (35.45%) and nerve system disorder (23.64%). Muscle and liver disorder experienced by 2.73% patients respectively. The patients using simvastatin have a greater risk of experiencing ADR compared to atorvastatin (RR: 6.439; CI: 2.963-13.992). Physical activity is the confounding variable significantly influence the incidence of ADR. Patients who experience ADR had a greater risk for experiencing drug withdrawal than patients who did not experience ADR (RR: 2.554; CI: 1.724- 3.754).]"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T42984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Ahmad Yani
"Studi terhadap efektifitas upaya Bank dalam menanggulangi tindakan penyimpangan penggunaan kredit, menjadi amat relevan, terutama dilihat dari sudut kriminnlogis. Hal ini disebabkan karena; pertama, penyimpangan penggunaan kredit (side streaming) secara kriminologis dapat dikategorikan sebagai perilaku penyimpangan. Kedua, side streaming sering merepotkan bank dalam penanganannya. Karena selain dihadapkan pada masalah pembuktian untuk menentukan upaya-upaya hukum, juga karena upaya-upaya hukum itu sendiri bagi bank ditempatkan sebagai upaya akhir (ultimum remedium), baik dalam kerangka perdata maupun pidana sehingga model penanganan sengketa yang dikenal dengan Alternatif Dispute Resolution (ADR) yang bersifat rekonsiliatif lebih diutamakan. Ketiga, dalam rangka melaksanakan rekonsiliasi, pihak bank justru sering dihadapkan pada masalah-masalah sikap dan perilaku debitur yang dinilai tidak kooperatif.
Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan melakukan observasi terhadap data-data tertulis yang tersaji serta wawancara mendalam dengan informan atau nara sumber, dapat diketahui bahwa terdapat berbagai kelemahan yang dapat dinilai tidak efektif dalam upaya penanggulangan maupun mencegah tindakan side streaming. Analisa teori tentang reaksi formal dan informal terhadap kejahatan, penyimpangan, menyatakan, bahwa reaksi masyarakat akan timbul jika disadari tingginya tingkat seriusitas dari tindakan kejahatan/penyimpangan itu sendiri. Dengan demikian, maka reaksi akan timbul dari pihak bank, jika bank menyadari akan tingginya tingkat keseriusan dari akibat tindakan side streaming yang dilakukan debitur, Sebaliknya, jika bank tidak menyadari betapa seriusnya akibat-akibat yang timbul dari side streaming, reaksi formal maupun informal menjadi lemah dan dengan demikian kontrol menjadi lemah. Hal ini terbukti, karena kenyataan, bahwa ada pula praktik-praktik side streaming yang menimbulkan keuntungan bagi debitur dan debitur lancar tnengembalikan kreditnya pada pihak bank. Kenyataan ini sering dipersepsi sebagai tidak menimbulkan kerugian secara finansial bagi pihak bank. Kelemahan-kelemahan lainnya dapat dilihat dari perspektif bank sebagai korban. Teori tentang peran korban dalam suatu kejahatan antara lain menyatakan, bahwa korban dapat pula berperan sebagai pelaku, ketika ia memberi fasilitas atau kesempatan/peluang terjadinya suatu kejahatan. Peluang pertama, tentu saja ada karena masih terdapatnya persepsi yang berbeda-beda tentang side streaming itu sendiri. Peluang kedua, terjadi karena instrumen pengamanan kredit yang ada sementara ini, baik instrumen legal/administratif, ekonomik dan teknis, tidak cukup ntampu memberikan signal atau tanda-tanda yang dapat dipakai secara dini untuk tindakan-tindakan pencegahan maupun penanggulangan side streaming, karena tidak cukup memberikan signal bagi aspek-aspek perilaku dan karakter debitur. Peluang ketiga, terjadi karena dipengaruhi oleh filosofis bank dan pengertian kredit itu sendiri sebagai suatu lembaga yang didasarkan saling percaya. Sehingga mekanisme penegakan hukum sebagai wujud reaksi formal yang punatif sifatnya, ditempatkan sebagai upaya akhir (ultimum remedium). Prinsip ultimum remedium ini, dilihat dari sudut bank sebagai korban, seoalah-olah merupakan penangguhan terhadap penerapan sanksi-sanksi hukum yang bersifat punatif dan keras tersebut. Sementara itu dilihat dari sudut pelaku, prinsip ini memberi peluang bersifat menguntungkan terhadap pelaku, jika pelaku melakukan side streaming.
Mengembangkan kearah persepsi yang sama dengan didasari oleh pemahaman terhadap tingkat keseriusan yang diakibatkan oleh tindakan side streaming, merupakan salah satu alternatif yang disarankan dalam upaya mengatasi dan menangggulangi tindakan side streaming. Caranya antara lain dengan mempertimbangkan bahwa terhadap tindakan, side streaming perlu dilakukan kriminalisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Roland Maulana
"LoRa (Long Range) merupakan sebuah teknologi komunikasi nirkabel yang dirancang khusus untuk mendukung komunikasi jarak jauh dengan konsumsi daya yang rendah. LoRa menggunakan modulasi chirp spread spectrum, yang memungkinkan transmisi data dalam frekuensi radio yang rendah dengan daya pancar yang efisien. Keunggulan utama dari teknologi ini terletak pada jangkauan komunikasi yang jauh, mencapai beberapa hingga puluhan kilometer. Hal ini membuat LoRa sangat cocok untuk digunakan pada Internet of Things (IoT). Akan tetapi, di samping kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh LoRa, teknologi ini juga memiliki kelemahan. Beberapa di antaranya adalah data rate yang terbatas, kemungkinan terjadinya interference, dan rawan data collision. Salah satu yang paling utama untuk diatasi adalah masalah kemungkinan tabrakan data (collision). Masalah ini dapat terjadi apabila dalam satu waktu yang sama, terdapat beberapa node yang ingin mengirimkan data kepada gateway. Apabila situasi ini terjadi, akan ada sejumlah packet yang tidak terkirim dan hilang. Untuk mengatasi masalah ini, algoritma ADR (Adaptive Data Rate) dan Randomized Backoff dapat digunakan. Pengujian penerapan kedua algoritma tersebut dilakukan pada sebuah Smart Environmental Monitoring System untuk mengetahui kemampuannya ketika diimplementasikan pada sebuah jaringan LoRa multinode. Dalam pengujian yang dilakukan dengan tambahan variasi algoritma TDMA (Time Division Multiple Access) dan CSMA (Carrier Sense Multiple Access), algoritma komunikasi Randomized Backoff menghasilkan persentase keberhasilan pengiriman data lebih dari 90% dan jumlah packet terkirim lebih dari 3.000 kali untuk ketiga node sensor yang membuatnya menjadi algoritma yang terbaik dalam penelitian ini. Selain itu, nilai Signal-to-Noise Ratio dan Received Signal Strength Indicator yang dihasilkan juga baik dengan hasil packet loss dan data corruption yang sedikit.

LoRa (Long Range) is a wireless communication technology specifically designed to support long distance communications with low power consumption. LoRa uses chirp spread spectrum modulation, which allows data transmission in low radio frequencies with efficient transmit power. The main advantage of this technology lies in its long communication range, reaching several to tens of kilometers. This makes LoRa very suitable for Internet of Things (IoT) usage. However, apart from LoRa's advantages, this technology also has weaknesses. Some of the examples are limited data rates, the possibility of interference, and prone to data collisions. One of the most important things to overcome is the problem of possible data collisions. This problem can occur if at the same time, several nodes want to send data to the gateway. If this situation occurs, there will be a number of data that is not sent and lost. To overcome this problem, the ADR (Adaptive Data Rate) and Randomized Backoff algorithms can be used. The testing of the implementation of these two algorithms was carried out on a Smart Environmental Monitoring System to determine its capabilities when implemented on a multinode LoRa network. In the tests carried out with additional variations of the TDMA (Time Division Multiple Access) and CSMA (Carrier Sense Multiple Access) algorithms, the Randomized Backoff communication algorithm produced a successful percentage of data delivery of more than 90% and the number of packets sent more than 3.000 times for all three sensor nodes used, making it the best algorithm in this research. Moreover, the resulting Signal-to-Noise Ratio and Received Signal Strength Indicator values are also good with minimal packet loss and data corruption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>