Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edo Ananda Putra
"Latar Belakang: Ageisme adalah stereotip, prasangka, dan diskriminasi terhadap
individu berdasarkan usia, yang dapat berdampak negatif pada kualitas perawatan
kesehatan, termasuk perawatan gigi. Sikap ageisme dapat terjadi pada semua kelompok
usia, namun penelitian saat ini lebih banyak berfokus pada kelompok lanjut usia karena
perhatian besar terhadap tantangan yang mereka hadapi. Peningkatan populasi lansia di
Indonesia menjadikan pentingnya penelitian terkait sikap mahasiswa Program Profesi
Kedokteran Gigi terhadap ageisme. Tujuan: Menganalisis sikap tentang ageisme pada
mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI)
serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi sikap tersebut berdasarkan usia,
jenis kelamin, tahun angkatan, status pernikahan, status sosial ekonomi, pendidikan orang
tua, suku, agama dan karakteristik tinggal bersama lansia. Metode: Penelitian ini
menggunakan desain kuantitatif dengan instrumen Ageism Scale for Dental Students
(ASDS) yang telah diadaptasi lintas budaya ke dalam bahasa indonesia melalui proses
validasi dan reabilitas. Data dikumpulkan melalui kuesioner pada mahasiswa Program
Profesi FKG UI angkatan 2022-2024 dan dianalisis menggunakan uji statistik univariat
dan bivariat. Hasil: Berdasarkan analisis statistik, uji konsistensi internal dengan Alpha
Cronbach menghasilkan nilai 0,738, yang menunjukkan reabilitas yang cukup. Uji
validitas konstruk dilakukan dengan Uji Korelasi Spearman karena data tidak
berdistribusi normal, korelasi item terhadap nilai total memenuhi batasan nilai p < 0,05
dan koefisien korelasi > 0,3. Selain itu, uji beda mean menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna sikap ageisme pada seluruh variabel independen, terbukti dengan nilai p > 0,05.
Kesimpulan: Didapatkan alat ukur untuk mengukur sikap ageisme dengan reabilitas dan
validitas yang baik dalam Bahasa Indonesia. Tidak terdapat hubungan signifikan antara
sikap terhadap ageisme dengan variabel usia, jenis kelamin, tahun angkatan, status
pernikahan, status sosial ekonomi, pendidikan orang tua, suku, agama dan karakteristik
tinggal bersama lansia.

Background: Ageism is stereotyping, prejudice, and discrimination against individuals based on age, which can negatively impact the quality of healthcare, including dental care.
Ageist attitudes can occur in all age groups, but current research focuses more on the elderly due to the significant challenges they face. The increasing elderly population in Indonesia highlights the importance of research on dental students attitudes toward ageism. Objective: To analyze the attitudes toward ageism among the Faculty of Dentistry’s Professional Program students at Universitas Indonesia (FKG UI) and identify the factors influencing these attitudes based on age, gender, cohort year, marital status, socio-economic status, parents education, ethnicity, religion, and characteristics of living with the elderly. Methods: This study used a quantitative design with the Ageism Scale for Dental Students (ASDS), which was cross-culturally adapted through validation and reliability processes. Data were
collected via questionnaires from the 2022-2024 cohorts of the FKG UI Professional Program students and analyzed using univariate and bivariate statistical tests. Results: Based on statistical analysis, the internal consistency test using Cronbach's Alpha yielded a value of 0.738, indicating adequate reliability. Construct validity was tested using the Spearman correlation due to non-normal data distribution, and the analysis showed that the correlation between items and the total score met the criteria of p-value < 0.05 and correlation coefficients > 0.3. Additionally, the mean difference test revealed no significant difference
in attitudes toward ageism across all independent variables, with p-value> 0.05. Conclusion:
A reliable and valid tool to measure ageism attitudes in Indonesian was developed.
Furthermore, no significant relationship was found between attitudes toward ageism and the
variables of age, gender, cohort year, marital status, socio-economic status, parents'
education, ethnicity, religion, or characteristics of living with the elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Ananda Putra
"Latar Belakang: Ageisme adalah stereotip, prasangka, dan diskriminasi terhadap
individu berdasarkan usia, yang dapat berdampak negatif pada kualitas perawatan
kesehatan, termasuk perawatan gigi. Sikap ageisme dapat terjadi pada semua kelompok
usia, namun penelitian saat ini lebih banyak berfokus pada kelompok lanjut usia karena
perhatian besar terhadap tantangan yang mereka hadapi. Peningkatan populasi lansia di
Indonesia menjadikan pentingnya penelitian terkait sikap mahasiswa Program Profesi
Kedokteran Gigi terhadap ageisme. Tujuan: Menganalisis sikap tentang ageisme pada
mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI)
serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi sikap tersebut berdasarkan usia,
jenis kelamin, tahun angkatan, status pernikahan, status sosial ekonomi, pendidikan orang
tua, suku, agama dan karakteristik tinggal bersama lansia. Metode: Penelitian ini
menggunakan desain kuantitatif dengan instrumen Ageism Scale for Dental Students
(ASDS) yang telah diadaptasi lintas budaya ke dalam bahasa indonesia melalui proses
validasi dan reabilitas. Data dikumpulkan melalui kuesioner pada mahasiswa Program
Profesi FKG UI angkatan 2022-2024 dan dianalisis menggunakan uji statistik univariat
dan bivariat. Hasil: Berdasarkan analisis statistik, uji konsistensi internal dengan Alpha
Cronbach menghasilkan nilai 0,738, yang menunjukkan reabilitas yang cukup. Uji
validitas konstruk dilakukan dengan Uji Korelasi Spearman karena data tidak
berdistribusi normal, korelasi item terhadap nilai total memenuhi batasan nilai p < 0,05
dan koefisien korelasi > 0,3. Selain itu, uji beda mean menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna sikap ageisme pada seluruh variabel independen, terbukti dengan nilai p > 0,05.
Kesimpulan: Didapatkan alat ukur untuk mengukur sikap ageisme dengan reabilitas dan
validitas yang baik dalam Bahasa Indonesia. Tidak terdapat hubungan signifikan antara
sikap terhadap ageisme dengan variabel usia, jenis kelamin, tahun angkatan, status
pernikahan, status sosial ekonomi, pendidikan orang tua, suku, agama dan karakteristik
tinggal bersama lansia.

Background: Ageism is stereotyping, prejudice, and discrimination against individuals based on age, which can negatively impact the quality of healthcare, including dental care.
Ageist attitudes can occur in all age groups, but current research focuses more on the elderly due to the significant challenges they face. The increasing elderly population in Indonesia highlights the importance of research on dental students attitudes toward ageism. Objective: To analyze the attitudes toward ageism among the Faculty of Dentistry’s Professional Program students at Universitas Indonesia (FKG UI) and identify the factors influencing these attitudes based on age, gender, cohort year, marital status, socio-economic status, parents education, ethnicity, religion, and characteristics of living with the elderly. Methods: This study used a quantitative design with the Ageism Scale for Dental Students (ASDS), which was cross-culturally adapted through validation and reliability processes. Data were
collected via questionnaires from the 2022-2024 cohorts of the FKG UI Professional Program students and analyzed using univariate and bivariate statistical tests. Results: Based on statistical analysis, the internal consistency test using Cronbach's Alpha yielded a value of 0.738, indicating adequate reliability. Construct validity was tested using the Spearman correlation due to non-normal data distribution, and the analysis showed that the correlation between items and the total score met the criteria of p-value < 0.05 and correlation coefficients > 0.3. Additionally, the mean difference test revealed no significant difference
in attitudes toward ageism across all independent variables, with p-value> 0.05. Conclusion:
A reliable and valid tool to measure ageism attitudes in Indonesian was developed.
Furthermore, no significant relationship was found between attitudes toward ageism and the
variables of age, gender, cohort year, marital status, socio-economic status, parents'
education, ethnicity, religion, or characteristics of living with the elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Rahayu Marion
"Hubungan antara persepsi ageisme dengan kesepian pada lansia menggabungkan aspek psikologis dan sosial. Ketika lansia mengalami ageisme, kesejahteraan psikososial mereka dapat terpengaruh, termasuk kesepian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, sampel terdiri dari 115 lansia di Jakarta Timur yang dipilih melalui cluster random sampling. Data dikumpulkan menggunakan Perceived Ageism Questionnaire (PAQ) dan UCLA Loneliness Scale Version 3. Hasil menunjukkan hubungan signifikan antara persepsi ageisme negatif dan kesepian dengan p-value = <0,001 dan koefisien korelasi (ρ) sebesar 0,373. Selain itu, tidak terdapat hubungan antara persepsi ageisme positif dengan kesepian dengan p-value = 0,544 dan koefisien korelasi (ρ) sebesar 0,057. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa ageisme negatif yang dipersepsikan oleh lansia secara signifikan berhubungan dengan kesepian yang dialami oleh lansia. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hasil temuan penelitian, di antaranya: adaptasi terhadap lingkungan di kota; pemanfaatan teknologi; dukungan sosial yang lebih kuat; akses terhadap layanan kesehatan mental; dan kesempatan untuk berkontribusi. Pentingnya kemampuan berkomunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat adalah salah satu upaya pemberian dukungan sosial bagi para lansia di kota-kota besar, khususnya di Kota Jakarta Timur.

The relationship between perceptions of ageism and loneliness among the elderly encompasses both psychological and social aspects. When elderly individuals experience ageism, their psychosocial well-being can be affected, including feelings of loneliness. This study employs a descriptive correlational design with a cross-sectional approach, with a sample consisting of 115 elderly individuals in East Jakarta selected through cluster random sampling. Data were collected using the Perceived Ageism Questionnaire (PAQ) and the UCLA Loneliness Scale Version 3. The results show a significant relationship between negative perceptions of ageism and loneliness, with a p-value < 0.001 and a correlation coefficient (ρ) of 0.373. Additionally, there was no relationship between positive perceptions of ageism and loneliness, with a p-value of 0.544 and a correlation coefficient (ρ) of 0.057. These results indicate that the negative ageism perceived by the elderly is significantly related to the loneliness they experience. The study highlights several factors influencing the findings, including adaptation to the urban environment, the utilization of technology, stronger social support, access to mental health services, and opportunities to contribute. The importance of therapeutic communication skills performed by nurses is one effort to provide social support for the elderly in large cities, particularly in East Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library