Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eggie Dwi Ananda Chaniago
"Rata-rata upah di Jawa lebih tinggi dibandingkan di luar Jawa. Data menunjukkan bahwa lebih dari separuh kota dengan populasi di atas satu juta jiwa berada di Jawa. Hal tersebut mengindikasikan aglomerasi memiliki peranan terhadap perbedaan upah. Literatur menunjukan bahwa karakteristik kota seperti keunggulan sumber daya alam, ketersediaan infrastruktur, dan akses pasar yang baik dapat mempengaruhi tingkat upah. Studi terdahulu terkait aglomerasi ekonomi di Indonesia dalam konteks urbanization economies lebih banyak dilakukan pada level makro dengan unit analisis provinsi atau kabupaten/kota. Penelitian ini menganalisis pengaruh aglomerasi ekonomi dan karakterstik kota terhadap upah tenaga kerja pada level mikro dengan menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aglomerasi ekonomi, ketersediaan infrastruktur, dan akses pasar yang baik berpengaruh positif terhadap upah di Jawa dan luar Jawa.

Average wages in Java are higher than in the rest of Indonesia. Data shows that more than half of the cities with over one million population are located in Java. This facts indicates that agglomeration have a role in wage differences. Literature shows that the characteristics of cities such as natural advantage, availability of infrastructure, and good market access can affect wage levels. Previous studies related to agglomeration economies in Indonesia in the context of urbanization economies were mostly conducted at the macro level. This study analyzes the effect of agglomeration economies and cities' characteristics on labor wages at the micro-level by using the National Labor Force Survey (SAKERNAS) data. The results showed that agglomeration economies, infrastructure availability, and good market access had a positive effect on wages in Java and outside Java"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina
"

Penanaman modal asing (PMA) dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, bahkan di negara-negara berkembang. PMA dapat menyediakan sumber daya keuangan, transfer teknologi, meningkatkan praktik dan keterampilan organisasi dan manajerial, dan memberikan akses ke pasar internasional. Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa PMA dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi negara. Tesis ini bertujuan untuk mengukur kepentingan relatif dari berbagai jenis aglomerasi untuk penentuan lokasi PMA di sektor manufaktur di Indonesia. Data ini dianalisis dengan model multinomial logit di mana variabel dependen adalah pilihan lokasi. Tesis ini meneliti faktor-faktor penentu PMA baru (greenfield) di sektor manufaktur di Pulau Jawa, Indonesia. Penelitian ini menggunakan data tingkat mikro dari izin prinsip yang tidak dipublikasikan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM). Penelitian ini menguji dari 23 kabupaten di Pulau Jawa yang menerima PMA di sektor manufaktur dalam lima tahun terakhir. Hasil dari temuan ekonomi agglomerasi (baik milik asing dan perusahaan domestik) menunjukkan dampak yang signifikan dan positif namun kecil. Variabel-variabel lain, termasuk fasilitas, dan kondisi pasar tenaga kerja—secara anomali dengan upah minimum yang lebih tinggi— menunjukan hasil yang lebih penting dibandingkan aglomerasi. Karena efek aglomerasi yang kecil, hal ini berarti bahwa ekonomi aglomerasi bukanlah faktor penentu dalam menarik PMA. Investor asing yang baru tidak hanya mencari kabupaten di mana pabrik asing atau domestik telah berada tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain seperti kepadatan jalan dan ketersediaan tenaga kerja.

 


Foreign direct investment (FDI) may precipitate remarkable economic growth, even in developing countries. FDI can provide financial resources, transfer technology, improve organizational and managerial practices and skills, and afford access to international markets. This paper aims to measure the relative importance of the different types of agglomeration for location decision of FDI in the manufacturing sector in Indonesia. These data are analyzed with a multinomial logit model where the dependent variable is the choice of location. It examines the determinant factors of new (greenfield) foreign direct investment in the manufacturing sector in Java Island, Indonesia. This study used unpublished micro-level data of principle licenses from the Indonesia Investment Coordinating Board (IICB), which examine23 counties of Java Island that received manufacturing FDI in the last five years. The finding is agglomeration economies in production (both foreign-owned and domestic firms) show a significant and positive but small impact. Other variables, including facilities, and labor market conditions—anomalously in that a higher minimum wage—matter as much or more than an agglomeration of production. Because the agglomeration effect is small, it means that agglomeration economies are not the detemining factor in attracting FDI. The new foreign investors not only seek counties in which foreign or domestic plants have already located but also consider other things such as the density of roads and the availability of labor.

 

"
2019
T55276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwityas Isnaeni
"ABSTRAK
Industri manufaktur merupakan sektor yang menjadi penggerak perekonomian wilayah. Oleh Sebab itu, fenomena aglomerasi industri manufaktur di suatu wilayah merupakan hal yang baik untuk diteliti dalam disiplin geografi. Dalam penelitian ini membahas perubahan pola aglomerasi industri manufaktur di Kabupaten Bekasi antara tahun 2002 dan 2007. Tujuannya adalah untuk mengetahui pola aglomerasi industri pada masingmasing tahun serta perubahan pola aglomerasi yang terjadi antara tahun 2002 dan 2007. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat aglomerasi, skala ekonomi, dan karakteristik kemajuan wilayah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan analisis penyebaran dan keterkaitan keruangan untuk melihat hubungan antara tingkat aglomerasi, skala ekonomi, dan karakteristik kemajuan wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, baik pada tahun 2002 maupun 2007 aglomerasi industri terbentuk pada wilayah yang memiliki skala ekonomi sangat tinggi dan karakteristik yang maju. Pada beberapa wilayah ditemukan adanya perubahan pola aglomerasi di Kabupaten Bekasi yaitu antara tahun 2002 dan 2007. Wilayah yang mengalami perubahan pola aglomerasi adalah wilayah yang berada di bagian tengah kabupaten yang memiliki peningkatan aksesibilitas dan persentase wilayah terbangun yang tinggi. Perubahan pola yang terjadi adalah aglomerasi semakin tinggi sejalan dengan peningkatan skala ekonomi dan kemajuan wilayah.

ABSTRACT
Manufacture industry is a sector which drives the regional economy. Therefore, the phenomenon of agglomeration of manufacture industries in a region is a good thing to be researched in the discipline of geography. This research is trying to explain about the change in pattern of agglomeration of manufacture industries in Bekasi Regency between 2002 and 2007. The goal is to find the pattern of industries agglomeration for each year as well as the change in pattern of industries agglomeration that occurred between 2002 and 2007. Variables which used in this research are level of agglomeration, economies of scale and advancement characteristics of region. This descriptive research is using spatial distribution and spatial relationship analysis to see the relationship among level of agglomeration, economies of scale, and advancement characteristics of region. The results showed that, both in 2002 and 2007 industries agglomeration is formed in regions that have very high economies of scale and advanced characteristic. In some regions is found the change in pattern of agglomeration in Bekasi Regency between 2002 and 2007. Regions that have change in pattern of agglomeration are regions that located in the central part of Bekasi Regency which have high improvement in accessibility and percentage of built up region. The change in pattern that occured is the more higher level of agglomeration in line with the improvement of economies of scale and advancement characteristics of region."
Universitas Indonesia, 2011
S790
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library