Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chuzaimah Dahlan Diem
Palembang: Universitas Sriwijaya, 2011
025.58 CHU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
Abstrak :
Aksara Han adalah aksara yang dimiliki oleh suku Han. Suku Han adalah suku yang terbesar di RRC yang menempati jumlah sebanyak 94% dari seluruh penduduk RRC yang berjumlah 1,2 milyar. Dewasa ini aksara Han dianggap terdiri dari sejumlah coretan atau guratan yang tidak teratur; atau gabungan sejumlah coretan yang menghasilkan suatu bentuk. Jadi aksara Han ini dianggap sebagai gambar tanpa makna dan tidak mempunyai kaidah penulisan. Dengan demikian orang yang tidak mempelajari bahasa Mandarin atau bahasa daerah Cina lainnya pun akan menuliskan akan dapat menuliskan huruf Han. Hanya dengan mencontoh guratan dari sebuah huruf, maka orang itu akan dapat menghasilkan huruf yang sama, jadi kira-kira sama seperti meniru sebuah gambar. Apa betul masalahnya demikian? Yang lebih penting lagi, apakah aksara Han itu hanyalah sekedar coretan tanpa makna? Apakah tidak ada makna yang terkandung dibalik huruf-huruf yang berupa coretan itu? Beranjak dari masalah di atas, penelitian tentang aksara Han ini mulai dijalankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuka tabir yang menyelubungi 'misteri' yang terkandung di balik aksara Han. Dengan demikian kesalahpengertian di atas dapat dibereskan, di samping memperluas wawasan ilmiah tentang salah satu aksara yang jumlah pemakaiannya tergolong sedikit itu. Disamping itu akan diteliti pula transkipsi huruf Han. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan. Caranya ialah dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka, baik yang berbahasa Cina maupun yang berbahasa Inggris. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa aksara Han sudah ada sejak 10.000 tahun lalu. Tetapi saat ini bukti arkeologis yang tertua berasal dari dinasti Shang (1500-1027 SM). Hasil lain yang terungkapkan adalah bahwa huruf Han bukan sekedar berupa coretan saja. Setiap huruf mengandung ide tertentu yang dituangkan dalam bentuk gambar yang dibuat dengan urutan tertentu. Karena itu huruf Han mempunyai kaidah penulisan. Pada tahap awal huruf Han berupa gambar. Setelah mengalami perkembangan ribuan tahun, huruf Han mempunyai bentuk seperti yang kita kenal dewasa ini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ann, TK
Hongkong: Stockflow, 1987
495.1 ANN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kadarsah
Bandung: Rahmat Cijulang, 1989
499.223 2 KAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009
959.8 SEJ VIII
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teeuw, Andries, 1921-
Jakarta: Pustaka Jaya, 1994
499.221 TEE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dody Ginanjar
Abstrak :
Penelitian sejarah kuno di Indonesia bersumber pada berbagai informasi yang salah satunya adalah prasasti. Fungsi prasasti pada masanya sebagai dokumen resmi yang mempunyai kekuatan hukum karena merupakan suatu keputusan resmi. J. G De Casparis menyebut prasasti sebagai tulang punggung sejarah kuno Indonesia. Jumlah prasasti di Indonesia diperkirakan mencapai ribuan, tetapi pada kenyataannya sejarah kuno Indonesia masih banyak masa-masa yang belum diketahui dengan pasti. Oleh karena itu penting bagi peneliti epigrafi untuk meneliti prasasti-_prasasti yang belum diterbitkan dan prasasti-prasasti yang baru terbit dalam transkripsi sementara, kemudian diterjemahkan dalam bentuk alih aksara sementara, sekaligus menelaah isinya. Dengan demikian data yang terkandurng dalam prasasti tersebut dapat digunakan sebagai sumber sejarah kuno Indonesia. Prasasti dari Sidotopo merupakan prasasti dari peninggalan raja Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya pada tahun 1408 Saka (1486 Masehi). Kajian terhadap prasasti ini merupakan kajian awal. Prasasti terbuat dari batu andesit dan disimpan di Museum Trowulan, Jawa Timur. Prasasti dari Sidotopo berisikan tentang pengukuhan kembali anugerah sima yang telah diberikan oleh sira san mokta rii amretabhasalaya, bhatara prabhu san mokta rin amretawisesalaya dan san mokteri mahalayabhawana kepada Sri Brahmaraja Gangadara oleh Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya. Tokoh Dyah Ranawijaya selama ini hanya dapat diketahui dari sumber prasasati yang berasal dari masa Majapahit akhir. Di dalam prasasti-prasastinya Dyah Ranawijaya menggunakan Girindrawarddahanlancana yang berupa gambar atau tulisan, yaitu danda (tongkat pemukul yang dililit ular), kamandalu (kendi air), suryya (matahari), candra (bulan), padaraksa (telapak kaki), dan catra (payung) sebagai lambang kerajaannya. Dalam Prasasti dari Sidotopo ini disebutkan Brahmaraja Gangadara mendapat anugerah karena telah berusaha mencapai kemenangan bagi sang raja Majapahit pada waktu peperangan (sinun ganjaranira dukayunayunan yudha san ratu hin majapahit). Berdasarkan perbandingan dengan prasasti yang sejaman seperti Ptak, Trailokyapuri I, II dan III serta naskah-naskah mengenai kerajaan Majapahit dan sesudahnya dapat ditafsirkan ketika itu ada ada perebutan kekuasaan antara keluarga raja, di mana Dyah Ranawijaya dengan bantuan Sri Brahmaraja Gangadara seorang pendeta utama kerajaan, menyerang kerajaan Majapahit yang dikuasai Bhre Krtabhumi. Prasasati dari Sidotopo mempunyai huruf yang buruk selain juga batu andesit sebagai alas tulisan kualitasnya bukan merupakan yang paling baik. Karena itu, pembuatan alih aksara Prasasti dari Sidotopo ini diharapkan dapat memberikan koreksi kesalahan penulisan oleh citralekha. Sebab kesalahan dalam pembacaan bisa mengakibatkan salah penafsiran dan kesalahan penafsiran dapat mengakibatkan ketidaktepatan dalam penomoran sejarah yang terjadi.
2000
S11581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Rostia Wijayandara
Abstrak :
Penelitian mengenai pengajaran membaca aksara Arab ini bertujuan: (1) untuk memerikan perbedaan-perbedaan materi dan evaluasi antara buku Iqra_ dan buku Qira_ati, (2) mengetahui metode yang digunakan dalam pengajaran Iqra_ dan Qira_ati (3) mengetahui evaluasi yang ada pada buku Iqra_ dan Qira_ati dan (4) mengetahui kelebihan dan kekurangan pengajaran aksara Arab pada buku Iqra_ dan buku Qira_ati. Pengumpulan data dilakukan dengan menginventaris materi-materi yang ada dalam buku Iqra_: Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur_an karangan KH. As_ad Humam, penerbit Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus _AMM_ Yogyakarta tahun 1990 dan buku Qira_ati: Metode Praktis Belajar Al-Qur_an (untuk usia 4-6 tahun) karangan H. Dachlan Salim Zarkasyi, penerbit Yayasan Pendidikan Al-Qur_an Raudhatul Mujawwidin Semarang tahun 1990. Dari hasil penelitian mengenai pengajaran membaca aksara Arab dengan menganalisis buku Iqra_ dan Qira_ati ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dari kedua buku tersebut. Pertama, pemerian materi yang lebih banyak pada buku Qira_ati dibanding buku Iqra_. Kedua, adanya bahan EBTA pada buku Iqra_ dan pada buku Qira_ati tidak ada. Ketiga, baik buku Iqra_ maupun Qira_ati menggunakan metode sintetik sebagai dasar metode pengajarannya. Keempat, pemerian materi pada buku Qira_ati banyak memberikan perhatian pada pelafalan huruf yang dianggap sulit karena tidak ada dalam bahasa pertama siswa (bahasa Indonesia) dan bacaan langka dalam Al-Qur_an, kemudian sudah memberikan bacaan berupa teks dalam Al-Qur_an secara utuh, sementara pada buku Iqra_ hanya berupa potongan-potongan ayat
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13252
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Agustin
Abstrak :
ABSTRAK
Prasasti Pandan adalah prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Airlangga di tahun 964 ?aka dan ditemukan dalam keadaan pecah-pecah. Bentuk prasasti ini sekarang merupakan hasil rekonstruksi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur (BP3 Jatim), tetapi rekonstruksi tersebut hanya berdasarkan bentuk bukan berdasarkan kata dan kalimat, sehingga isi dalam prasasti Pand?n belum dapat teridentifikasi secara keseluruhan. Dalam merekonstruksi bentuk yang perlu diperhatikan adalah menganalisis bentuk pecahan dan bentuk aksara , sedangkan rekonstruksi isi adalah dengan memperhatikan kesesuaian konteks kata dan atau kalimat sehingga menghasilkan alih aksara prasasti Pandan
Abstract
Pandan inscription is an inscription which was published by King Airlangga 964 ?aka and found in broken condition. The present form of inscription was result of reconstruction by Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timut ( BP3 Jatim), but that reconstruction only by form not by words and sentence inside. So the content of Pand?n inscription have not been identified yet the whole content. In reconstructing the form which we have paid attention is analyzing the pieces and the script, whereas content reconstruction is by pay attention in suitability of words and sentences context, so producing a Pand?n script transcription
2010
S11547
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>