Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haddysan Nugroho
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26530
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Sabarria
Abstrak :
Perkembangan kota dan sulitnya kehidupan ekonomi di desa yang mendorong mengalirnya pencari kerja dari desa ke kota, pada gilirannya membentuk pasar tenaga kerja sektor informal perkotaan. Dinamika dan mekanisme pasar tenaga kerja tersebut ditentukan oleh dua komponen utama yaitu komponen internal (kondisi ekonomi sosial di desa asal, alasan dan tujuan bermigrasi, kondisi ekonomi dan sosial di tempat kerja, karakteristik pasar tenaga kerja sektor informal) dan komponen eksternal (pertumbuhan kota yang pesat, peluang kerja sektor informal yang luas, proses migrasi urbanisasi). Pembantu rumah tangga adalah tenaga kerja sektor informal yang utama dibutuhkan di sektor rumah tangga di perkotaan (permukiman). Permintaan akan pembantu pada rumah tangga mampu di pemukiman perkotaan cukup tinggi karena volume pekerjaan rumah tangga di lingkungan tersebut cukup besar, dan tak mampu diselesaikan sendiri oleh penanggung jawabnya, yaitu majikan wanita. Penawaran akan tenaga pembantu rumah tangga di pemukiman perkotaan cukup tinggi pula, karena di desa asal sulit diperoleh pekerjaan dengan upah memadai Mudahnya pembantu memperoleh pekerjaan serta majikan mendapat tenaga pembantu berkat adanya perantara, yang umumnya adalah para pembantu jugs. Perantara merupakan orang penting (berjasa) yang turut menjaga tetap terpenuhinya permintaan serta penawaran tenaga pembantu di dalam pasar tenaga kerja di sektor rumah tangga di pemukiman perkotaan. Hal tersebut dimungkinkan berkat adanya ikatan kekerabatan semu (pseudo kinship) serta hubungan kekerabatan yang selalu terjalin diantara pars pembantu dengan sanak saudara dan teman sekampung asal. Pekerjaan rumah tangga merupakan jenis pekerjaan yang sudah pasti dapat dikerjakan oleh pembantu rumah tangga. Ciri informal melandasi kegiatan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja pembantu rumah tangga. Bermacam persepsi tak menguntungkan bagi pembantu tak menyusutkan anus penawaran akan pembantu karena tetap tingginya permintaan. Dinamika dan mekanisme pasar tenaga kerja pembantu rumah tangga terus berjalan. Desa Cinere, sebagai wilayah pinggiran kota yang berkembang pesat menjadi- kawasan pemukiman baru, merupakan daerah sasaran tempat bekerja pembantu. Hasil penelitian yang dilakukan di lingkungan RW 14 desa Cinere adalah: - Penggunaan 291 orang pembantu pada 183 KK/rumah tangga menunjukkan ketergantungan pada pembantu akan penanganan pekerjaan rumah tangga majikan di kota cukup besar dan selalu terpenuhi. - Jumlah wanita dari desa yang menggantungkan hidup di sektor rumah tangga di perkotaan cukup besar pula. - Faktor-faktor non ekonomi ikut mendorong (mempengaruhi) perginya para wanita pencari kerja dari desa ke kota. - Penggunaan tenaga pembantu pada rumah tangga mampu di kota merupakan cara terbaik yang saling menguntungkan untuk dapat keluar dari kesulitan masing-masing. - Peluang kerja yang disukai pembantu adalah tempat dan suasana kerja yang membuat betah pembantu.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metty Soletri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menitikberatkan pada peranan Notaris dalam aktifitas reksadana di pasar modal. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan lapangan. Reksadana telah menjadi salah satu sarana berinvestasi yang sedang berkembang di Indonesia. Keberadaan reksadana sejak pendiriannya yang pertama kali pada tahun 1995 telah menarik minat investor domestik ataupun investor asing yang prosentasenya terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data statistik Bapepam yang terakhir, hingga bulan Mei 2003 ini tercatat 167 reksadana yang semuanya berbentuk hukum Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Perkembangan reksadana di Indonesia tidak lepas dari peranan profesi penunjang pasar modal yang notabene juga dibutuhkan dalam aktifitas reksadana, salah satunya adalah peranan Notaris. Pembuatan Kontrak Investasi Kolektif menurut paraturan mengenai reksadana harus dibuat secara notariil. Dalam pembuatan KIK, selain harus memperhatikan kepentingan para penghadap, Notaris juga harus memperhatikan kepentingan pihak yang tidak berhadapan langsung dengannya, yaitu para pemegang unit penyertaan reksadana.
2003
T36534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Alexander Horas Kurniawan
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pengaruh dari koneksi politik terhadap aktifitas risk-taking di bank konvensional Indonesia dengan menggunakan literatur berdasarkan teori resource dependence, agency theory dan beberapa jurnal ilmiah yang juga meneliti tentang aktifitas risk-taking di bank atau di perusahaan. Sampel penelitian ini terdiri dari 99 bank konvensional di Indonesia pada periode tahun 2004-2013. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan adanya koneksi politik pada bank umum swasta nasional, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap volatilitas pendapatan, memiliki pendapatan atas bunga yang lebih tinggi, memiliki rasio kredit bermasalah yang lebih tinggi dan tingkat stabilitas bank yang lebih rendah dimana dalam penelitian ini diukur menggunakan z-score. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, dengan adanya koneksi politik, perusahaan cenderung lebih berani dalam aktifitas risk-taking dan rata-rata bank yang memiliki koneksi politik adalah bank dengan aset yang besar. ......This thesis discussed about the influence of political connection on risk taking activity in conventional bank in Indonesia based and resource dependence theory and previous empirical study that also study about risk taking activity and political connection in a bank or firm. Sample used by this study consist of 99 conventional bank in Indonesia period 2004-2013. The result of this research show that political connection have significant effect on risk taking activity, commercial bank with political connection have a high volatility on return on asset, higher net interest margin, higher non performing loan rasio and lower bank z-score. This research support previous study that political connection have a significant effect on risk taking activity, bank with political connection is more riskier, profitable and bigger than bank with no political connection.
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Rifai
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan fear of crime dengan intensitas aktifitas masyarakat di tempat yang pernah terjadi kejahatan terorisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Jumlah keseluruhan responden yang diambil secara acak di empat lokasi seperti di Bursa Efek Indonesia (BEI), Ritz Carlton, Kedubes Australia dan Mall Atrium Senen mencapai 150 orang. Sebagaimana dijelaskan oleh Garofalo (1981), yang mempengaruhi fear of crime diantaranya adalah pengalaman langsung, interaksi interpersonal dan media massa. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antar variabel, diketahui bahwa hubungan ketiga variabel tersebut lemah. Sementara itu hubungan antara fear of crime dengan intensitas aktifitas yang dikontrol oleh protective behavior juga diketahui memiliki hubungan yang lemah. Hubungan antar variabel yang lemah ini menurut pengamatan peneliti bahwa responden yang beraktifitas di tempat yang pernah terjadi kejahatan terorisme tersebut memiliki tingkat durasi, waktu dan frekuensi yang rendah dalam beraktifitas. Diketahui responden secara sadar maupun tidak sadar telah melakukan aktifitasnya di tempat tersebut karena suatu? kebutuhan?. Responden ada yang tidak tahu bahwa tempat tersebut pernah terjadi teror, bahkan mereka ada yang mengetahui tapi telah melupakan peristiwa teror tersebut. Penelitian ini, diketahui memiliki hubungan yang lemah antara variabel fear of crime dengan intensitas aktifitas masyarakat, disarankan bagi peneliti yang lain untuk menambahkan variabel lain seperti usia, geografis, sosial maupun politik. Teori lain dapat ditambahkan, seperti mekanisme coping, teori manajemen risiko atau teori lain untuk melihat hubungan antara fear of crime dengan intensitas aktifitas masyarakat di tempat yang pernah terjadi kejahatan terorisme. ......This study aims to clarify the relationship with the intensity of the fear of crime activity in the community where the crime of terrorism have occurred. This study uses a quantitative research approach. The total number of respondents who were randomly taken at four locations such as Indonesia Stock Exchange (BEI), Ritz Carlton, Embassy of Australia and the Atrium Mall Senen to 150 people. As described by Garofalo (1981), which affects the fear of crime include direct experience, mass media and interpersonal interaction. Based on the calculation of the correlation between variables, it is known that these three variables the relationship is weak. While the relationship between fear of crime with the intensity of activity that is controlled by the protective behavior known to have a weak and insignificant. Relationships between variables are weak and not significant according to the observations of researchers, known to the respondents who indulge in what ever happened to the crime of terrorism is to have the duration, timing and low frequency in the activity. Known to the respondents consciously or unconsciously has conducted its activities in such places as a 'need'. Respondents who did not know that there was ever a place of terror, there are even those who know but have forgotten the terror events. This study, known to have a weak relationship between fear of crime with a variable intensity of community activities, it is advisable for other researchers to add other variables such as age, geographic, social and political. Another theory could be added, such as coping mechanisms, risk management theory or other theories to look at the relationship between fear of crime by the intensity of community activities in place that ever happened to the evil of terrorism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30800
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhendro Priadi
Abstrak :
Indeks Aktifitas Parkir adalah suatu besararn Baru yang menunjukkan tingkat kesibukan parkir pada suatu arael parkir. Tujuan mengukur Indeks ini adalah untuk mengetahui tingkat kesibukan areal parlor tersebut. Suatu jenis kegiatan bisnis tertentu disuatu areal yang menimbulkan adanya kebutuhan parlor dengan kesibukannya dapat diukur dengan indeks baru ini. Studi ini dilakukan disuatu areal parkir dengan Tata Guna Lahan tertentu yaitu suatu areal pertokoan di ]l. Panglima Polim yang ben uafan bahan-bahan bangunan yang tidak menyediakan lahan khusus untuk parkir. Parkir kendaraan dilakukan di kerb jalan yang berubah fungsi menjadi areal parkir. Data yang dikumpulkan di lapangan adalah : akumulasi kendaraan parkir, turnover, lamanya parkin, jumlah pergerakan parkir dan pengaruh dari semua aktifitas tersebut terhadap kendaraan yang lewat di jalan raya itu yang diidentifikasi dengan kecepatan kendaraan yang lewat melalui pengukuran waktu tempuh sepanjang areal parkir. Hasil analisa menunjukkan korelasi yang didapat antara sejumlah pergerakan parkir dengan kendaraan yang lewat di jalan. Juga dari data yang dikumpulkan dapat diukur suatu angka Indeks Aktifitas Parkir, IAP = 12,6 yang menunjukan kesibukan perparkiran arael tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenni Febrina
Abstrak :
ABSTRAK
Hubungan Pola Konsumsi dan Perilaku Aktifitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Kelurahan Beji dan Beji Timur Tahun 2016. Hipertensi (tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Hipertensi pada lansia di Kelurahan Beji dan Beji Timur merupakan penyakit yang prevalensinya masih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola konsumsi dan perilaku aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. Desain penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif , pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 68 orang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner pada bulan Mei ? Juni 2016. Data dianalisis menggunakan univariat dan bivariat (menggunakan uji Chi-square). Hasil penelitian menunjukan bahwa 63,2 % responden menderita hipertensi. Ada hubungan yang bermakna antara konsumsi kopi dan hipertensi. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi , konsumsi makanan tinggi garam, sayur dan buah, lemak serta perilaku aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. Diperlukan upaya promosi kesehatan mengenai hipertensi dan cara pengendalian faktor resikonya
ABSTRACT
Hypertension (systolic ≥ 140 mmHg or diastolic 90 mmHg) is noncommunicable disease that prevalence increases with age. Hypertension in Elderly at Beji Sub District and East Sub District prevalence is still high. This study aimed to determine whether consumption pattern and physical activity with hypertension in Elderly at Beji Sub District and Beji Sub District. This study is a quantitative research using cross sectional design with a sample of 68 people. Data were collected using a questionnaire in May ? June 2016. Data were analyzed using univariat and bivariat (using Chi-square). Based on the results, 63,2 % of respondent is hypertension. There is significant association between coffee with hypertension. There is no significant association between age, gender, family history of hypertension, sodium consumption, vegetables and fruit, fat consumption and physical activity with hypertension. The author suggest required health promotion efforts on hypertension and how to control the risk factors.
2016
S62839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Listiana Aziza
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Pilot dapat mengalami dehidrasi ringan yang akan mempengaruhi performa kognitif dan keselamatan penerbangan, sehingga pilot perlu mengonsumsi air putih yang cukup. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi air putih pada pilot sipil. Metode: Studi potong lintang menggunakan data sekunder Survei Kebiasaan Hidup Sehat Pada Pilot Sipil di Indonesia Tahun 2016. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik dan indeks massa tubuh (IMT). Aktifitas fisik dikategorikan aktif (frekuensi latihan fisik ≥ 3 kali/minggu) dan kurang aktif (frekuensi latihan fisik < 3 hari/minggu). Analisis menggunakan regresi Cox dengan waktu yang konstan. Hasil: Dari data 644 pilot, terdapat 528 data yang memenuhi kriteria. Sebanyak 59,3% pilot sipil memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup dengan rata-rata konsumsi sebanyak 1910 ± 600 ml/hari. Aktifitas fisik, jenis penerbangan, pengetahuan tentang hidrasi dan indeks massa tubuh merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi air putih. Pilot dengan aktifitas fisik aktif memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 34% lebih tinggi dibandingkan kurang aktif [RRa= 1,34; IK95% 1,16-1,54; p= 0,000]. Pilot sipil dengan jenis penerbangan jarak menengah memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 16% lebih tinggi dibandingkan dengan jenis penerbangan jarak dekat [RRa= 1,16; IK95% 1,00-1,35;p= 0,045]. Pilot yang memiliki pengetahuan baik tentang hidrasi memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 20% lebih tinggi dibandingkan dengan pilot pengetahuan kurang [RRa= 1,20; IK95% 1,05-1,38; p= 0,006]. Dibandingkan pilot dengan IMT <18,5kg/m2, pilot dengan IMT 18,5-23 kg/m2 memiliki 4,14 kali lipat [RRa= 4,15; IK95% 1,15-14,88 ; p= 0,029] dan IMT > 23 kg/m2 [RRa= 4,33; IK95% 1,20-15,59; p= 0,025] memiliki 4,33 kali lipat lebih terbiasa mengonsumsi air putih yang cukup. Simpulan: Pilot dengan aktivitas fisik aktif, penerbangan jarak menengah, pengetahuan baik tentang hidrasi dan indeks massa tubuh ≥ 18,5 kg/m2 akan lebih memiliki kebiasaan konsumsi air putih yang cukup.
ABSTRACT
Background: Pilots could risk mild dehydration that would affect cognitive performance and flight safety, so they should have adequate plain water consumption. The purpose of this study was to determine the dominant factor associated with plain water consumption habit among civilian pilots. Methods: A cross-sectional study using secondary data of Healthy Habit Survey on a civilian pilot in Indonesia 2016. The data collected were demographic, job characteristics, knowledge, fruit and vegetable consumption habit, physical activity and body mass index (BMI). Plain water consumption habit was categorized adequate (water consumption ≥ 8 glasses / day, @ glass = 250 ml) and inadequate (<8 glasses / day). Physical activity was categorized active (frequency physical exercise ≥ 3 day/week) and sedentary (frequency physical exercise <3 day/week). Data was analyzed using Cox regression with constant time. Results: Out of 644 data, 528 met inclusion criteria. 59.3% pilots had adequate plain water consumption with mean consumption was 1910 ± 600 ml/hari. Physical activity, type of flights, knowledge about hydration and body mass index were dominant factors associated with plain water consumption habit. Compared to sedentary, active pilots were 34% higher to consume adequate plain water [RRa= 1,34; IK95% 1,16-1,54; p= 0,000]. Compared to short haul flight, pilots with medium haul flight were 16 % more consume adequate plain water, [RRa = 1.16; p = 0.045]. Compared to poor knowledge, pilots with good knowledge were 20% higher to consume adequate plain water [RRa = 1.2; p = 0.006]. Compared to pilots whose BMI <18,5kg/m2, pilots with BMI 18,5-23 kg/m2 and BMI > 23 kg/m2 were respectively 4,14 times [RRa= 4,15; IK95% 1,15-14,88 ; p= 0,029] and 4,33 times [RRa= 4,33; IK95% 1,20-15,59; p= 0,025] higher to have adequate plain water consumption habit. Conclusion: Civilian pilots with active physical activity, operate in medium haul flight, good knowledge about hydration and BMI ≥ 18.5 kg/m2 had more adequate plain water consumption habit.
2016
T46638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Nurmadinisia
Abstrak :
Obesitas merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular yangmerupakan penyebab utama kematian global dan menjadi faktor risiko dari timbulnyaberbagai penyakit degeneratif terutama penyakit kardiovaskular. Obesitas disebabkanoleh berbagai macam faktor, diantaranya aktifitas fisik, durasi tidur, riwayat genetik,jenis kelamin, tingkat stress, asupan zat gizi makro seperti asupan energi, karbohidrat,protein, lemak dan serat. Salah satu pekerjaan yang paling berisiko mengalami obesitasadalah pegawai negeri sipil PNS atau pegawai pemerintahan. Tujuan penelitian iniuntuk membuktikan aktifitas fisik sebagai faktor dominan yang membedakan kejadianobesitas pada pegawai negeri sipil Unit Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Pusat.Penelitian ini dilakukan dengan design crossectional di Kantor Kementerian Agama RI,Biro Umum dan Kepegawaian Unit Sekretariat Jenderal dengan sampel 100 PNS. Datayang didapat merupakan data primer yang terdiri dari aktifitas fisik, tingkat stress,karakteristik responden yang terdiri dari Usia, Jenis Kelamin, Berat Badan dan TinggiBadan, Riwayat Genetik dan Durasi Tidur yang diperoleh berdasarkan pengisiankuesioner oleh responden. Selain itu, juga terdapat data asupan makan menggunakanmetode recall 24 jam yang diperoleh dengan cara wawancara kepada responden. Hasilpenelitian mendapatkan bahwa aktifitas fisik, riwayat genetik, durasi tidur, asupankabohidrat memiliki perbedaan yang signifikan pada kejadian obesitas PNS Kemenag p= 0,05 . Analisa regresi logistik ganda mendapatkan hasil bahwa aktifitas fisikmerupakan faktor dominan yang membedakan kejadian obesitas pada PNS KemenagUnit Sekjen. Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang paling tepat untuk menurunkanrisiko dan mencegah terjadinya obesitas pada responden adalah melakukan aktifitasfisik secara rutin. Sehingga dibutuhkan keterlibatan instansi kantor dalam hal iniKementerian Agama untuk melakukan upaya peningkatan aktifitas fisik pada pegawai. ...... Obesity is one of the causes of cardiovascular disease that is the leading cause of globaldeath and a risk factor for the emergence of various degenerative diseases, especiallycardiovascular disease. Obesity was caused by a variety of factors, including physicalactivity, sleep duration, genetic history, sex, stress levels, macro nutrient intake such asenergy intake, carbohydrates, protein, fat and fiber. One of the jobs most at risk ofobesity is civil servants PNS or government employees. The purpose of this study is toprove physical activity as the dominant factor that distinguishes the incidence of obesityin civil servants of the Secretariat General Unit of the Ministry of Religious Affairs.This research was conducted with cross sectional design at the Office of the Ministry ofReligious Affairs of Indonesia, General Bureau and Personnel of the General SecretariatUnit with a sample of 100 civil servants. The data obtained are primary data consistingof physical activity, stress level, respondent characteristics consisting of Age, Gender,Weight and Body height, Genetic History and Sleep Duration obtained based on thequestionnaire filling by respondents. In addition, there is also data intake of food using24 hour recall method obtained by interview to respondents. The results of the studyfound that physical activity, sleep duration, genetics history and carbohydrate intake hadsignificant differences in the incidence of obesity of PNS Kemenag p 0,005 .Multiple logistic regression analysis found that physical activity was the dominantfactor that distinguished the obesity incident in PNS Kemenag Unit Sekjen. Thissuggests that the most appropriate effort to reduce the risk and prevent the occurrence ofobesity in the respondents is to do regular physical activity. So it takes the involvementof office agencies in this case the Ministry of Religious Affairs to make efforts toincrease physical activity on employees.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>