Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wenni Febrina
"ABSTRAK
Hubungan Pola Konsumsi dan Perilaku Aktifitas Fisik dengan
Kejadian Hipertensi pada Lansia di Kelurahan Beji dan Beji Timur Tahun 2016.
Hipertensi (tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg)
merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Hipertensi pada lansia di Kelurahan Beji dan Beji Timur
merupakan penyakit yang prevalensinya masih tinggi. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan pola konsumsi dan perilaku aktifitas fisik
dengan kejadian hipertensi. Desain penelitian dilakukan dengan metode
kuantitatif , pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 68 orang. Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner pada bulan Mei ? Juni 2016. Data
dianalisis menggunakan univariat dan bivariat (menggunakan uji Chi-square).
Hasil penelitian menunjukan bahwa 63,2 % responden menderita hipertensi. Ada
hubungan yang bermakna antara konsumsi kopi dan hipertensi. Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi , konsumsi
makanan tinggi garam, sayur dan buah, lemak serta perilaku aktifitas fisik dengan
kejadian hipertensi. Diperlukan upaya promosi kesehatan mengenai hipertensi dan
cara pengendalian faktor resikonya

ABSTRACT
Hypertension (systolic ≥ 140 mmHg or diastolic 90 mmHg) is noncommunicable
disease that prevalence increases with age. Hypertension in Elderly
at Beji Sub District and East Sub District prevalence is still high. This study
aimed to determine whether consumption pattern and physical activity with
hypertension in Elderly at Beji Sub District and Beji Sub District. This study is a
quantitative research using cross sectional design with a sample of 68 people.
Data were collected using a questionnaire in May ? June 2016. Data were
analyzed using univariat and bivariat (using Chi-square). Based on the results,
63,2 % of respondent is hypertension. There is significant association between
coffee with hypertension. There is no significant association between age, gender,
family history of hypertension, sodium consumption, vegetables and fruit, fat
consumption and physical activity with hypertension. The author suggest required
health promotion efforts on hypertension and how to control the risk factors."
2016
S62839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santika Candra Kusuma
"Latar belakang: Usia menarke merupakan onset menstruasi pertama sebagai tanda matangnya sistem reproduksi seorang wanita dengan banyak implikasi terhadap psikososial dan kesehatan seorang wanita di masa mendatang. Seiring perkembangan sosial-ekonomi, ditemukan penurunan rerata usia menarke di Indonesia. Sehingga, faktor-faktor terkait gaya hidup menjadi fokus utama studi ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia menarke dengan IMT, aktifitas fisik dan pola makan pada remaja putri usia 9-15 tahun di Kota Depok. Metode: Menggunakan desain studi potong lintang, data diambil melalui pengisian kuesioner dan wawancara food recall secara daring, pengukuran tinggi badan dan berat badan. Analisis data menggunakan uji univariat dan bivariat One Way Anova, Mann Whitney, Kruskal Wallis, dianggap bermakna apabila p<0,05. Hasil: Terdapat 223 subjek sudah menstruasi dengan median usia menarke adalah 11,92 tahun. Diambil 89 subjek untuk analisis bivariat berasal dari 2 SMP dan 1 SD Negeri Kota Depok. Hasil analisis statistik, didapatkan hubungan signifikan aktivitas fisik dengan usia menarke (p=0,034) tetapi tidak didapati perbedaan signifikan pada variabel IMT (p=0,095) dan pola makan (p=0,512) terhadap usia menarke. Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan antara aktivitas fisik dengan usia menarke, tetapi tidak ditemukan perbedaan signifikan antara IMT dan pola makan dengan usia menarke pada remaja putri di Kota Depok.

Background: Age of menarche (AOM) is onset of first time of menstruation, a sign of the maturity of woman reproductive system, which has many implications for the psychosocial and health. Along with socio-economic developments, it was found a declining in the average AOM in Indonesia. Thus, factors related to lifestyle, are the main focus of this study. This study was aimed to measure the AOM and its association with BMI, physical activity (PA), and dietary habits in girls aged 9-15 years in Depok City. Methods: This study used a cross-sectional design, with data collected through filling questionnaires, online food recall interviews, measuring height and weight. Data analysis using One Way-Anova, Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, is considered significant if p<0,05. Results: The 223 subjects who had menstruated with the median of AOM at 11,92 years. The 89 subjects were analysed for the bivariate analysis are from 2 Junior High Schools and 1 Elementary School in Depok City. It was found a significant relationship between PA and age AOM (p=0.034), but there was no significant difference between BMI (p=0.095) and dietary habits (p=0,512) with AOM. Conclusion: There is a significant difference between PA and AOM, but there is no significant difference between BMI and dietary habits with AOM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiyetti
"Remaja mempunyai masalah dengan citra tubuh (body image), gaya hidup, pola makan tidak teratur dan faktor lain seperti aktifitas fisik. WHO (2003) melaporkan di Asia dan Afrika Selatan wanita usia subur (WUS) yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) sebanyak 21-51%. Di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 diketahui prevalensi KEK pada WUS sebesar 13,6%, di Jambi prevalensi KEK pada WUS 9,4%, prevalensi obesitas umum pada perempuan usia 15 tahun ke atas 18,6% dan di Batanghari remaja putri usia 15 tahun keatas dengan IMT kurus 22,9%, obesitas 8,9%.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan citra tubuh (body image), pola konsumsi dan aktifitas fisik dengan status gizi pada remaja putri SMU Negeri 8 Batanghari Propinsi Jambi tahun 2009. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian yaitu 188 orang remaja putri kelas X, XI dan XII SMU Negeri 8 Batanghari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2009 dengan mengambil data primer melalui pengisian kuesioner tentang citra tubuh, pola konsumsi dan aktifitas fisik serta pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice dan pengukuran berat badan dengan timbangan seca. Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan remaja putri dengan status gizi kurang 8 orang (4.3%), gizi lebih 19 orang (10,1%), obesitas 9 orang (4.8%) dan dengan status gizi normal 152 orang (80,9%). Remaja putri yang tidak distorsi citra tubuh (90,4%), dan yang mengalami distorsi (9,6%). Pola konsumsi makan utama 2-3 kali sehari sebanyak (97,9%), 1 kali sehari sebanyak (2,1%). Frekuensi makan siap saji sering sebanyak (29,8%), jarang sebanyak (70,2%). Makan pagi sering sebanyak (38,2%), jarang sebanyak (6,8%). Kebiasaan makan makanan jajanan sering sebanyak (72,3%), jarang sebanyak (27,7%). Untuk aktifitas fisik olah raga sering sebanyak (5,9%), jarang sebanyak (94,1%). Waktu menonton tv atau main kompuer/game lama sebanyak (63,2%), sebentar sebanyak (36,2%). Waktu tidur lama sebanyak (62,2%), sebentar sebanyak (37,8%).
Ada hubungan yang bermakna antara citra tubuh (body image) dengan status gizi dengan p value = 0,000 (p<0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara pola konsumsi dan aktifitas fisik dengan status gizi. Disarankan kepada remaja putri makan dengan pola gizi seimbang, sarapan pagi, olah raga secara teratur dan dan istirahat yang cukup. Sekolah diharapkan mengadakan pendidikan kesehatan, mengaktifkan UKS dan bekerjasama dengan petugas kesehatan.

Adolescents have body image problem, life style, irregular pattern of consumption, and others factors like physical activity WHO (2003) reported in Asia and South Africa, productive women which feel less of chronicle energy were 21-51%. In Indonesia, According Primary Health Research (Riskesdas at 2007), less of chronicle energy at reproductive women (Muach <23.5 cm) was 13,6%. In Jambi less of chronicle energy prevalens was 9,4 %, general obesity prevales at women more than 15 years old is 18,6% and in Batanghari, girls which are more than 15 years old had body mass index that underweight were 22,9% and obesity were 8,9%.
The goal of this study was to know The Relationship Among Body Image, Consumption Pattern And Physical Activity With Nutrtional Status Among Senior High School Student At SMU Negeri 8 Batanghari Jambi In 2009. Design of study was cross sectional Samples were 188 student at X class, XI class dan XII class SMU Negeri 8 Batanghari.This study was done at October-November in 2009 by using primary data and filling quesioner about body image, consumption pattern and physical activity measuring the height with microtoise and measuring the weight with seca pairs of scales, data analisys used chi square test.
The result of study indicate that underweight students were 8 (4.3%), overweight students are 19 person (10,1%), obesity students were 9 person (4.8%) and the normal weight with normally nutrient status are 152 person (80,9%). The respondent which are not distortion of body image are 170 person (90,4%), and having distortion 18 person (9,6%) The main food of consumption pattern was 2-3 times a day was (97,9%), once in a day (2,1%). Fast food were often (29,8%) and rarely (70,2%). Breakfasts was often (38,2%) and rarely (6,8%). For having Snack was often (72,3%) and rarely (27,7%). Physical activity which were often doing sport (5,9%) and rarely (94,1%). Watching television or playing game in computer was long time (63,2%), short time (36,2%). Time for sleeping was long (62,2%) and short time (37,8%).%).
There was a significant relationship between body image and nutritional status (p value = 0,000, p<0,05). There is no relationship between consumtion pattern and physical activity and nutritional status. Suggested to teenager to comsump the balance nutritional food, breakfast, regulary exercise and enough resting. School was hoped to make healthy education, activated UKS and cooperated with professional health provider.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tampi, Vidiyani Utari
"Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan estimasi VO2 max, status gizi, aktivitas fisik, dan asupan gizi (energi, protein, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, kalsium, dan zat besi) antara anak normal dan anak dengan retardasi mental. Penelitian ini menggunakan desain ecological study. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret - April 2012 di SDN Srengseng Sawah 07 dan SLBN 02 Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan VO2 max dan aktivitas fisik yang lebih rendah secara siginifikan pada kelompok anak dengan retardasi mental (p =0,001). Rata-rata asupan kelompok dengan retardasi mental lebih tinggi secara bermakna untuk asupan protein (p=0,007), vitamin A (p=0,043) dan vitamin B2 (p=0,027).
Sekolah disarankan untuk rutin melakukan tes kebugaran kardiovaskular. Pada anak dengan retardasi mental disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan menjaga asupan makan.

The purpose of this study is to compare estimated VO2 max, nutritional status, physical activity, and nutritional intakes (energy, protein, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, calcium, and iron) between normal children and children with mental retardation. This research is an ecological study. Data were collected from March to April 2012 in SDN Srengseng Sawah 07 and SLBN 02 Jakarta.
This study shows that estimated VO2 max and physical activity in children with mental retardation is significantly different (p=0,001). Mean of nutritional intakes in children with mental retardation is siginificantly higher in protein (p=0,007), vitamin A (p=0,043), and vitamin B2 (p=0,027).
It is suggested that the school has to examine the cardiovascular fitness regularly. Children with mental retardation are suggested to increase their physical activity and control their food intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Listiana Aziza
"ABSTRAK
Latar belakang: Pilot dapat mengalami dehidrasi ringan yang akan mempengaruhi performa kognitif dan keselamatan penerbangan, sehingga pilot perlu mengonsumsi air putih yang cukup. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi air putih pada pilot sipil.
Metode: Studi potong lintang menggunakan data sekunder Survei Kebiasaan Hidup Sehat Pada Pilot Sipil di Indonesia Tahun 2016. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik dan indeks massa tubuh (IMT). Aktifitas fisik dikategorikan aktif (frekuensi latihan fisik ≥ 3 kali/minggu) dan kurang aktif (frekuensi latihan fisik < 3 hari/minggu). Analisis menggunakan regresi Cox dengan waktu yang konstan.
Hasil: Dari data 644 pilot, terdapat 528 data yang memenuhi kriteria. Sebanyak 59,3% pilot sipil memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup dengan rata-rata konsumsi sebanyak 1910 ± 600 ml/hari. Aktifitas fisik, jenis penerbangan, pengetahuan tentang hidrasi dan indeks massa tubuh merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi air putih. Pilot dengan aktifitas fisik aktif memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 34% lebih tinggi dibandingkan kurang aktif [RRa= 1,34; IK95% 1,16-1,54; p= 0,000]. Pilot sipil dengan jenis penerbangan jarak menengah memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 16% lebih tinggi dibandingkan dengan jenis penerbangan jarak dekat [RRa= 1,16; IK95% 1,00-1,35;p= 0,045]. Pilot yang memiliki pengetahuan baik tentang hidrasi memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 20% lebih tinggi dibandingkan dengan pilot pengetahuan kurang [RRa= 1,20; IK95% 1,05-1,38; p= 0,006]. Dibandingkan pilot dengan IMT <18,5kg/m2, pilot dengan IMT 18,5-23 kg/m2 memiliki 4,14 kali lipat [RRa= 4,15; IK95% 1,15-14,88 ; p= 0,029] dan IMT > 23 kg/m2 [RRa= 4,33; IK95% 1,20-15,59; p= 0,025] memiliki 4,33 kali lipat lebih terbiasa mengonsumsi air putih yang cukup.
Simpulan: Pilot dengan aktivitas fisik aktif, penerbangan jarak menengah, pengetahuan baik tentang hidrasi dan indeks massa tubuh ≥ 18,5 kg/m2 akan lebih memiliki kebiasaan konsumsi air putih yang cukup.

ABSTRACT
Background: Pilots could risk mild dehydration that would affect cognitive performance and flight safety, so they should have adequate plain water consumption. The purpose of this study was to determine the dominant factor associated with plain water consumption habit among civilian pilots.
Methods: A cross-sectional study using secondary data of Healthy Habit Survey on a civilian pilot in Indonesia 2016. The data collected were demographic, job characteristics, knowledge, fruit and vegetable consumption habit, physical activity and body mass index (BMI). Plain water consumption habit was categorized adequate (water consumption ≥ 8 glasses / day, @ glass = 250 ml) and inadequate (<8 glasses / day). Physical activity was categorized active (frequency physical exercise ≥ 3 day/week) and sedentary (frequency physical exercise <3 day/week). Data was analyzed using Cox regression with constant time.
Results: Out of 644 data, 528 met inclusion criteria. 59.3% pilots had adequate plain water consumption with mean consumption was 1910 ± 600 ml/hari. Physical activity, type of flights, knowledge about hydration and body mass index were dominant factors associated with plain water consumption habit. Compared to sedentary, active pilots were 34% higher to consume adequate plain water [RRa= 1,34; IK95% 1,16-1,54; p= 0,000]. Compared to short haul flight, pilots with medium haul flight were 16 % more consume adequate plain water, [RRa = 1.16; p = 0.045]. Compared to poor knowledge, pilots with good knowledge were 20% higher to consume adequate plain water [RRa = 1.2; p = 0.006]. Compared to pilots whose BMI <18,5kg/m2, pilots with BMI 18,5-23 kg/m2 and BMI > 23 kg/m2 were respectively 4,14 times [RRa= 4,15; IK95% 1,15-14,88 ; p= 0,029] and 4,33 times [RRa= 4,33; IK95% 1,20-15,59; p= 0,025] higher to have adequate plain water consumption habit.
Conclusion: Civilian pilots with active physical activity, operate in medium haul flight, good knowledge about hydration and BMI ≥ 18.5 kg/m2 had more adequate plain water consumption habit."
2016
T46638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Nurmadinisia
"Obesitas merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular yangmerupakan penyebab utama kematian global dan menjadi faktor risiko dari timbulnyaberbagai penyakit degeneratif terutama penyakit kardiovaskular. Obesitas disebabkanoleh berbagai macam faktor, diantaranya aktifitas fisik, durasi tidur, riwayat genetik,jenis kelamin, tingkat stress, asupan zat gizi makro seperti asupan energi, karbohidrat,protein, lemak dan serat. Salah satu pekerjaan yang paling berisiko mengalami obesitasadalah pegawai negeri sipil PNS atau pegawai pemerintahan. Tujuan penelitian iniuntuk membuktikan aktifitas fisik sebagai faktor dominan yang membedakan kejadianobesitas pada pegawai negeri sipil Unit Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Pusat.Penelitian ini dilakukan dengan design crossectional di Kantor Kementerian Agama RI,Biro Umum dan Kepegawaian Unit Sekretariat Jenderal dengan sampel 100 PNS. Datayang didapat merupakan data primer yang terdiri dari aktifitas fisik, tingkat stress,karakteristik responden yang terdiri dari Usia, Jenis Kelamin, Berat Badan dan TinggiBadan, Riwayat Genetik dan Durasi Tidur yang diperoleh berdasarkan pengisiankuesioner oleh responden. Selain itu, juga terdapat data asupan makan menggunakanmetode recall 24 jam yang diperoleh dengan cara wawancara kepada responden. Hasilpenelitian mendapatkan bahwa aktifitas fisik, riwayat genetik, durasi tidur, asupankabohidrat memiliki perbedaan yang signifikan pada kejadian obesitas PNS Kemenag p= 0,05 . Analisa regresi logistik ganda mendapatkan hasil bahwa aktifitas fisikmerupakan faktor dominan yang membedakan kejadian obesitas pada PNS KemenagUnit Sekjen. Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang paling tepat untuk menurunkanrisiko dan mencegah terjadinya obesitas pada responden adalah melakukan aktifitasfisik secara rutin. Sehingga dibutuhkan keterlibatan instansi kantor dalam hal iniKementerian Agama untuk melakukan upaya peningkatan aktifitas fisik pada pegawai.

Obesity is one of the causes of cardiovascular disease that is the leading cause of globaldeath and a risk factor for the emergence of various degenerative diseases, especiallycardiovascular disease. Obesity was caused by a variety of factors, including physicalactivity, sleep duration, genetic history, sex, stress levels, macro nutrient intake such asenergy intake, carbohydrates, protein, fat and fiber. One of the jobs most at risk ofobesity is civil servants PNS or government employees. The purpose of this study is toprove physical activity as the dominant factor that distinguishes the incidence of obesityin civil servants of the Secretariat General Unit of the Ministry of Religious Affairs.This research was conducted with cross sectional design at the Office of the Ministry ofReligious Affairs of Indonesia, General Bureau and Personnel of the General SecretariatUnit with a sample of 100 civil servants. The data obtained are primary data consistingof physical activity, stress level, respondent characteristics consisting of Age, Gender,Weight and Body height, Genetic History and Sleep Duration obtained based on thequestionnaire filling by respondents. In addition, there is also data intake of food using24 hour recall method obtained by interview to respondents. The results of the studyfound that physical activity, sleep duration, genetics history and carbohydrate intake hadsignificant differences in the incidence of obesity of PNS Kemenag p 0,005 .Multiple logistic regression analysis found that physical activity was the dominantfactor that distinguished the obesity incident in PNS Kemenag Unit Sekjen. Thissuggests that the most appropriate effort to reduce the risk and prevent the occurrence ofobesity in the respondents is to do regular physical activity. So it takes the involvementof office agencies in this case the Ministry of Religious Affairs to make efforts toincrease physical activity on employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Luthfi Adillah
"Pandemi COVID-19 membuat banyak dari kita tinggal dirumah dan sulit untuk melakukan jenis olahraga yang biasa kita lakukan. Bahkan kualitas tidur pasien yang terdiagnosa COVID-19 dengan gejala berat menunjukkan efisiensi tidur dan waktu imobilitas yang lebih dibandingkan dengan pasien yang hanya mengalami gejala yang ringan. Latihan fisik yang cukup dan kualitas tidur yang baik sangat diperlukan untuk mencegah terkonfirmasi COVID-19 dan menjaga imunitas tubuh selama masa pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi hubungan antara kualitas tidur dan aktifitas fisik dengan derajat keparahan COVID-19. Desain penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional dengan 120 Sampel. Hasil penelitian menunjukan prosentase 75,8% responden mempunyai kualitas tidur yang buruk dan aktifitas fisik sedang mencapai 60% responden. Responden dengan derajat keparahan COVID-19 mempunyai prosentase yang tidak parah 60%. Hasil uji Rank Spearmen variabel Kualitas tidur diperoleh nilai p > 0,05 sebesar 0,409 yang menunjukkan bahwa korelasi tidak bermakna dan Variabel Aktifitas fisik diperoleh nilai p < 0,05 sebesar 0,007 yang menunjukkan bahwa korelasi bermakna. Kesimpulannya latihan fisik merupakan faktor utama dalam membantu individu untuk lebih meningkatkan imunitas. Aktivitas fisik dan latihan fisik mungkin menjadi faktor utama untuk mencegah derajat keparahan COVID-19 di masa pandemi.

The COVID-19 pandemic has left many of us staying at home and finding it difficult to do the kind of exercise we are used to. Even the sleep quality of patients diagnosed with COVID-19 with severe symptoms showed more sleep efficiency and immobility time compared to patients who only experienced mild symptoms. Adequate physical exercise and good quality sleep are necessary to prevent confirmed COVID-19 and maintain body immunity during the COVID-19 pandemic. The purpose of this study was to identify the relationship between sleep quality and physical activity with the severity of COVID-19. The design of this research is retrospective descriptive with a cross sectional approach with 120 samples. The results showed the percentage of 75.8% of respondents had poor sleep quality and moderate physical activity reached 60% of respondents. Respondents with the severity of COVID-19 had a non-severe percentage of 60%. The results of the Spearmen Rank test for the sleep quality variable obtained p value > 0.05 of 0.409 which indicates that the correlation is not significant and the physical activity variable obtained p value <0.05 of 0.007 which indicates that the correlation is significant. In conclusion, physical exercise is a major factor in helping individuals to further enhance their immunity. Physical activity and physical exercise may be the main factors to prevent the severity of COVID-19 during the pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahmawati
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26793
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sarasati
"Fokus Tugas Akhir ini adalah needs assessment ( pengkajian kebutuhan ) akan aktifitas
fisik bagi Lanjut Usia yang tinggal di panti tresna werdha. Pengkajian kebutuhan ini
digolongkan sebagai penelitian survei eksplanatori, untuk melihat hubungan peubah
independen terhadap peubah dependen. Model operasional pengkajian kebutuhan ini
menggunakan beberapa alat ukur untuk mengukur tingkat aktifitas fisik, dukungan sosial
dan self-efficacy responden. Sampel sebanyak 67 orang. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara mendalam dan FGD. Hasil pengolahan data terbukti ada
hubungan antara peubah independen dengan peubah dependen. Terdapat faktor
pengganggu yang mempengaruhinya. Kesimpulan penelitian adalah dapat diterapkan
rancangan self-monitoring program tahap awal. Penulis menyaranka agar penelitian
selanjutnya memperhatikan jumlah sampel, alat ukur, dan penyempurnaan terus menerus
bentuk program self-monitoring."
Depok: Falkultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rabiatul Adawiyah
"Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi. Penelitian ini juga melibatkan 83 responden yang merupakan karyawan kependidikan FKM UI dan dilakukan pada bulan April sampai Juni 2017. Variabel dependen pada penelitian ini adalah hipertensi, sedangkan variabel independennya adalah umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, indeks masa tubuh IMT, konsumsi makanan tinggi natrium, konsumsi makanan tinggi lemak, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, dan stres. Hipertensi diukur dengan melihat nilai tekanan darah menggunakan tensimeter, indeks masa tubuh IMT diukur dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan yang kemudian dihitung menggunakan rumus, konsumsi makanan tinggi natrium dan lemak menggunakan wawancara 24-hours food recall, aktifitas fisik menggunakan Global Physical Activity Questionnaire GPAQ , dan stres diukur menggunakan Self Reporting Questionnaire SRQ , sedangkan variabel lain seperti umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga dan kebiasaan merokok diukur menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Sebanyak 26,5 karyawan mengalami hipertensi ge;140/90 mmHg .Dari beberapa variabel yang diuji, terdapat hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, konsumsi tinggi natrium, dan konsumsi tinggi lemak, dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian, karyawan disarankan untuk menjaga asupan dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi natrium dan lemak.

Hypertension is an independent risk factor for cardiovascular disease. The purpose of this study is to identify factors related with hypertension. A total of 83 employees education of FKM UI were included in this study, and also conducted in April to June 2017. Dependen variable in this study is hypertension, and the independent variables is age, gender, family history of hypertension, body mass index BMI , high sodium intake, high fat intake, physical activity, smoking habits, and stress. Hypertension measured by looking at blood pressure value using a tensimeter, body mass indeks BMI was measured by measurement of body weight and height than calculated using the formula, high sodium and high fat intake was measured using 24 hours food recall, physical activity measured using Global Physical Activity Questionnaire GPAQ , and stress measured using Self Reporting Questionnaire SRQ . The other variables such as age, sex, family history of hypertension, and smoking habits were measured using questionnaire self written by responden. The design of this study used a cross sectional study. The prevalence of hypertension was 26,5 ge 140 90 mmHg .From the tested variables, there were significant related of age, gender, high sodium intake, and high fat intake with hypertension. The results suggest that employees education servants to reduce high sodium and fat foods consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>