Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aniessa Delima Sari
"Pada umumnya minyak nabati terdiri dari trigliserida asam lemak dan asam lemak bebas. Untuk mengkonversi trigliserida asam lemak pada minyak nabati menjadi senyawa metil ester, dilakukan reaksi transesterifikasi dilakukan reaksi esterifikasi. Pada kesempatan penelitian ini digunakan katalis padatan asam y-Al2O3 dari bahan baku tawas dan -Al2O bekas industri yang diregenerasi (regenerasi katalis) untuk melangsungkan reaksi esterifikasi sedangkan untuk reaksi transesterifikasi, digunakan katalis y-Al2O3/K2CO3 dari bahan baku tawas dan katalis y-Al2Og/K2CO3 yang dibuat dari y-Al2O3 bekas industri yang diregenerasi (regenerasi katalis). Katalis dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF, dan BET. Katalis yang telah disintesis digunakan untuk mengkatalisis reaksiesterifikasi/transesterifikasi. Reaksi dilakukan dengan variasi waktu reaksi (1 dan 2 jam), dan suhu reaksi (70 - 90 °C) dengan perbandingan mol minyak dan metanol tetap sebesar diperoleh nilai persen konversi terbaik untuk reaksi esterifikasi (dihitung dengan angka asam) dengan menggunakan katalis y-Al2O3 (regenerasi katalis)sebesar 75%, sedangkan nilai persen konversi terbaik untuk reaksi."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2009
S30467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"y-alumina (AL2O3) is one of catalyst support widely used in cotalytic process. From technological aspect, producing y-alumina bauxite is not a new technology, moreover, Indonesian bauxite reserves as its raw material is huge. This research consists of bauxite digestion using Bayer method gibbsite precipitation using neutralization of sodium aluminate by C01 method hydrothermal process for transforming gibbsite to boehmite, and boehmite calcination to produce y-alumina. The result shows the total extraction percentage of 7'-alumina is 51.52 %. The XRD characterization which is also supported by FTIR characterization shows that precipitation product is bayerite, hydrothermal process has transformed bayerite to boehmite, and calcination product is y-alumina. The surface area of y-alumina produced at calcination temperature 550, 675, and 800 are 52, 43, and 43 m2/g, respectively. SEM characterieation indicates fibrous shape of boehmite morphology. The XRF characterization shows impurities found in bayerite and boehmite are Fe, Si, Ti, and S."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-346
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Deliana Ramdaniawati
"[Komposit bermatriks aluminium dengan penguat partikel Al2O3 berukuran nano umum digunakan untuk aplikasi dengan performa yang tinggi karena aluminium memiliki sifat ringan dan Al2O3 memiliki performa yang baik pada suhu tinggi. Pada penelitian ini, penambahan Al2O3 dengan fraksi volum 0,2%, 0,5%, 0,7%, 1,0%, and 1,2% dilakukan untuk menentukan titik optimum dari kelima komposisi. Magnesium sebanyak 10 wt.% ditambahkan sebagai wetting agent. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan optimum dicapai dengan penambahan fraksi volum nano-Al2O3 sebanyak 0,2% dengan 200,84 MPa dan keuletan yang baik, didukung dengan rendahnya porositas, rendahnya aglomerasi, dan pembentukan dimple pada permukaan patah.

Aluminium Matrix Composites (AMCs) reinforced with nano-sized Al2O3 particles are widely used for high performance application because aluminium has light weight and alumina has good performance at high temperature. In this study, the percentage of nano-sized Al2O3 with volume fraction 0.2%, 0.5%, 0.7%, 1.0%, and 1.2% are performed to determine the optimum point of the fifth variation. Magnesium with 10 wt.% are added as a wetting agent. The result showed the optimum strength was reached by 0.2 %Vf nano-Al2O3 reinforced composite with 200.84 MPa and enough ductility, supported by evidence low porosity, low agglomeration, and dimples formation on SEM image.
, Aluminium Matrix Composites (AMCs) reinforced with nano-sized Al2O3 particles are widely used for high performance application because aluminium has light weight and alumina has good performance at high temperature. In this study, the percentage of nano-sized Al2O3 with volume fraction 0.2%, 0.5%, 0.7%, 1.0%, and 1.2% are performed to determine the optimum point of the fifth variation. Magnesium with 10 wt.% are added as a wetting agent. The result showed the optimum strength was reached by 0.2 %Vf nano-Al2O3 reinforced composite with 200.84 MPa and enough ductility, supported by evidence low porosity, low agglomeration, and dimples formation on SEM image.
]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Sahala
"ABSTRAK
Peningkatan kebutuhan bahan bakar dan menipisnya persediaan bahan bakar fosil menyebabkanperlunya dikembangkan bahan bakar minyak yang dapat diperbaharui dengan bahan bakuminyak nabati. Minyak nyamplung merupakan salah satu minyak nabati yang potensial untukdikembangkan sebagai bahan bakar minyak karena ketersediannya yang cukup banyak, danminyak nyamplung bukan merupakan minyak pangan sehingga tidak akan menganggu stabilitaspangan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbandingan komposisi katalisB2O3/? Al2O3 pada proses catalytic cracking minyak nyamplung sehingga memperoleh yieldbiofuel yang optimum. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu sintesis katalis,karakterisasi katalis dan proses perengkahan katalitik. Hasil katalis yang telah disintesadikarakterisasi dengan BET Brunauer Emmett-Teller , AAS, Spektrofotometri UV-Vis. Produkhasil proses catalytic cracking dianalisa menggunakan GC-MS Gas Cromatography- MassSpectrometry . Pembuatan katalis dengan cara impregnasi dan telah berhasil ditunjukan denganhasil uji BET. Karakterisasi katalis B2O3/? Al2O3 mempunyai luas permukaan diatas 100 gr/m2.Komposisi katalis B2O3/? Al2O3 berpengaruh terhadap yield biofuel yang dihasilkan. Secarakeseluruhan perbandingan komposisi katalis B2O3 terhadap katalis ? Al2O3 paling optimum sebesar 15 B2O3 menghasilkann gasoline 28,25 , kerosene 6,29 dan diesel 6,99 .

ABSTRACT
The increasing in fuel needs along with decreasing of its availability cause the needs ofdevelopment in renewable oil fuel by using vegetable oil. Nyamplung oil has a great potentialto be developing as oil fuel because of its abundant availability and will not influence the foodstability because it is not included as cooking oil. This research is going to study about the ratioof B2O3 Al2O3 catalyst composition related to minyak nyamplung catalytic process to result theoptimum yield of biofuel. This research is conducted in 3 steps including catalyst synthesis,catalyst characterisation, and catalytic cracking process. The product of syntesis catalsyt ischaraterised by BET, AAS, and UV Vis Spectrofotometer. Mean while the product of catalyticprocess cracking is analysed by using GC MS. The production of catalyst by using impregnationmethod has been successful shown by the result of BET. B2O3 Al2O3 catalyst characterisationhas surface area above of 100 gr m2. The B2O3 Al2O3 catalyst conposition is influencing thebiofuel yield product. In conclusion, the most optimum ratio of B2O3 Al2O3 catalyst to B2O3 Al2O3 catalyst is 15 B2O3 and is resulting of 28.25 gasoline, 6.29 kerosene and 6.99 diesel."
2017
T48701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalita Padma Puspita
"Pembuatan material komposit pada penelitian ini menggunakan matriks ADC12 Al-Si-Cu dengan penambahan partikel nano Al2O3 sebesar 0,5 Vf sebagai penguat dan juga penambahan modifier Sr sebagai variabel sebanyak 0 ; 0,017 ; 0,024 ; 0,033 ; 0,045 wt. difabrikasi dengan menggunakan metode pengecoran aduk. Untuk mengkarakterisasi hasil pengecoran dilakukan beberapa pengujian, yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian tarik, pengujian kekerasan, pengujian aus, pengujian impak, pengujian SEM-EDS, dan pengujian XRD.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan unsur Sr sebesar 0,017 wt. akan menghasilkan kekuatan tarik yang tinggi yaitu sebesar 137 MPa dengan elongasi sebesar 5,2 dan akan menghasilkan kekuatan impak yang tinggi juga yaitu sebesar 0,025 J/mm2. Kemudian, nilai kekerasan tertinggi dan laju aus terendah dicapai pada penambahan Sr sebesar 0,045 wt. dimana nilai kekerasannya sebesar 45,5 HRB dan nilai laju ausnya 1,04 10-5. Adanya peningkatan terhadap sifat mekanis ini disebabkan karena adanya mekanisme modifikasi fasa oleh unsur Sr yang ditambahkan. Namun, penambahan modifier Sr akan berakibat pada meningkatnya porositas yang terbentuk pada material komposit.

The making of composite material in this with ADC12 Al Si Cu as matrix with the addition 0,5 Vf of nano Al2O3 particulate as reinforcement and addition of modifier Sr as variable as much as 0 0,017 0,024 0,033 0,045 wt. fabricated using stir casting method. Material characterization consisted of chemical composition testing, tensile testing, hardness testing, wear testing, impact testing, SEM EDS and XRD.
The test results showed the addition of 0,017 wt Sr can produce higher tensile strength as much as 137 MPa with the elongation 5,2 and can produce higher impact strength too with value 0,025 J mm2. Then, higher hardness and low wear rate be attained with the Sr addition of 0,045 wt which the hardness as much as 45,5 HRB and the wear rate 1,04 10 5 mm3 s. Increasing of mechanical properties due to the mechanism of modification of modifier Sr. However, the addition of modifier Sr can increase porosity in the composite material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantiarini
"Pengujian balistik dilakukan terhadap komposit Al2024/Al2O3 hasil pengecoran tekan dengan variasi wt% nano-partikel Al2O3 sebesar 0,1, 0,2, dan 0,3. Pengujian tersebut menunjukan komposit dengan 0,2% Al2O3 dan perlakuan panas T6 akibat seimbangnya sifat mekanis yang dimiliki komposit tersebut. Hasil studi literatur penelitian terdahulu menunjukkan penambahan Al2O3 dan perlakuan panas akan meningkatkan kekerasan dan UTS komposit akibat penguatan oleh partikel penguat dan presipitat yang terbentuk. Meskipun begitu, energi impak akan menurun dengan penambahan Al2O3 dan perlakuan panas pada komposit. Oleh karena itu, dibutuhkan komposisi dan waktu aging optimum untuk menghasilkan sifat ketahanan balistik yang baik.

Samples of Al2024/Al2O3 composite with different composition of Al2O3 were tested by ballistic test and showed that sample with the best ballistic protection is the sample with 0,2% Al2O3 and was heat-treated. This excellent ballistic protection is obtained by balance number of hardness, UTS, and impact energy. The previous studies showed that the addition of Al2O3 and heat treatment increased the composite’s hardness and UTS until the optimum point because of the strengthening effect of reinforcement particle and precipitate. But the impact energy decreased with the addition of AL2O3 and heat treatment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Nurhidayat
"Indonesia berkomitmen meningkatkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) hingga 23% pada bauran energi nasional tahun 2025, sejalan dengan target pengurangan emisi karbon sebesar 29% pada 2030. Salah satu energi terbarukan yang berpotensi besar adalah biofuel, tetapi penggunaannya masih didominasi oleh minyak kelapa sawit, yang bersaing dengan sektor lain. Oleh karena itu, minyak jarak, yang non-edible dan melimpah, diusulkan sebagai alternatif bahan baku. Minyak jarak kaya akan asam risinoleat (90%), sehingga memerlukan proses dehidrasi dan deoksigenasi untuk menghasilkan senyawa alkana. Penelitian ini mengkaji serta mengoptimisasi proses produksi alkana, sebagai prekusor biofuel, berbasis minyak jarak, menggunakan katalis MgO/ dengan rasio 3:1 dalam reaktor batch pada tekanan 15 bar dan suhu 270, 300, 330, dan 360°C. Hidrogen yang diperlukan dihasilkan secara in situ melalui dekomposisi gliserol, menghilangkan kebutuhan suplai eksternal. Proses ini hemat energi karena tidak memerlukan tekanan tinggi, memanfaatkan self-inducing impeller untuk menjaga stabilitas reaksi pada fasa cair. Mekanisme proses diawali dengan tahap dehidrasi yang melibatkan pelepasan gugus hidroksil dari asam risinoleat, sehingga menghasilkan molekul air. Fenomena ini diindikasikan oleh peningkatan kadar serta penurunan viskositas pada minyak jarak terdehidrasi. Selanjutnya, molekul air yang terbentuk tersebut dimanfaatkan untuk memicu reaksi hidrolisis trigliserida. Tahap berikutnya adalah deoksigenasi, yang pada penelitian ini teridentifikasi berlangsung melalui jalur reaksi dekarboksilasi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya konsentrasi karbon dioksida dalam produk gas yang dihasilkan. Hasil akhir menunjukkan bahwa temperatur operasional memiliki pengaruh signifikan terhadap selektivitas produk hidrokarbon, dengan suhu 360°C dianggap sebagai kondisi optimal untuk memperoleh alkana dengan persentase tertinggi.

Indonesia is committed to increasing the share of New and Renewable Energy (NRE) to 23% in the national energy mix by 2025, aligning with the target of a 29% reduction in carbon emissions by 2030. Biofuel is one renewable energy source with significant potential, but its current utilization is still predominantly based on palm oil, which competes with other sectors. Therefore, castor oil, being non-edible and abundant, is proposed as an alternative feedstock. Castor oil is rich in ricinoleic acid (90%), thus requiring dehydration, hydrolysis, and deoxygenation processes to yield alkane compounds. This research investigates and optimizes the production of alkanes as biofuel precursors from castor oil. The process utilizes an MgO/  catalyst with a 4:1 ratio in a batch reactor at a pressure of 15 bar and temperatures of 270, 300, 330, and 360°C. The required hydrogen is generated in situ through glycerol decomposition, eliminating the need for an external supply. This process is energy efficient as it does not necessitate high pressure, instead employing a self-inducing impeller to maintain reaction stability in the liquid phase. Of course. The process mechanism commences with a dehydration step that involves the removal of hydroxyl groups from ricinoleic acid, which in turn generates water molecules. This phenomenon is indicated by an increase in moisture content and a decrease in the viscosity of the dehydrated castor oil. Subsequently, these resulting water molecules are utilized to trigger the hydrolysis reaction of triglycerides. The following stage is deoxygenation, which, in this study, was identified to proceed via a decarboxylation reaction pathway. This is evidenced by the high concentration of carbon dioxide in the gaseous product. The results demonstrate that the operating temperature has a significant influence on the selectivity of the hydrocarbon products, with 360°C being established as the optimal condition for obtaining the highest alkane percentage. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krista Raga Praditya
"Kebutuhan material dengan sifat mekanik yang baik serta berbobot ringan sudah semakin tinggi saat ini, terutama untuk aplikasi yang memerlukan performa tinggi. Komposit aluminium berpenguat Al2O3 (AMC) menawarkan keunggulan tersebut. Pada penelitian ini, fabrikasi komposit dilakukan menggunakan paduan aluminium 6061 dan penguat serbuk Al2O3 berukuran 60 μm. melalui proses stir casting. Dalam penelitian ini diketahui pengaruh penambahan kadar Al2O3 serta Mg sebagai agen pembasahan terhadap sifat mekanik komposit. Variasi kadar Al2O3 yang ditambahkan sebesar 10% dan 15% fraksi volume serta kadar Mg 8%, 10%, dan 15%. Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan tarik optimal sebesar 170 Mpa diperolah pada komposit dengan kadar Al2O3 10% dan Mg 10%. Di mana kekerasan dan ketahanan aus komposit meningkat seiring penambahan kadar Al2O3 dan Mg. Demikian halnya porositas meningkat ketikat kadar Al2O3 yang ditambahkan semakin besar.

Demand of materials with good mechanical properties and have lightweight increased in recent years especially for high performance applications. Aluminium reinforced Al2O3 composite (AMC) provide this superiority. In this research, composite was fabricated from Aluminium Alloy 6061 and 60 μm Al2O3 reinforce particles by stir casting process. This research investigated the effect of addition Al2O3 content and Mg as wetting agent to mechanical properties of composite. The addition of Al2O3 into Al melt was 10% and 15% of volume fraction and Mg was 8%, 10%, and 15%. The result showed that the optimum tensile strength of 202 Mpa was obtained in composite with 10% volume fraction of Al2O3 and 10% Mg. Moreover, hardness and wear resistant of composite increased with the addition of Al2O3 and Mg content. Porosity also increased when greater amount of Al2O3 content was added."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Samuel Tjiputra
"ABSTRAK
Penelitian mi bertujuan untuk mempelajari mekanisme adsorpsi ion Ni(II) amoniakal dan ion sulfat pada permukaan y-Al203 dan menentukan asumsi model adsorpsi yang sesuai. Percobaan adsorpsi dilakukan dengan metode pengguncangan. Metode pengguncangan ini dilakukan untuk mencari kondisi terbaik, isotenn adsorpsi dan pengaruh perubahan kuat ion. Pengaruh perubahan kuat ion pada proses adsorpsi dilakukan dengan penambahan elektrolit pendukung yaitu KNO3 dengan konsentrasi yang bervariasi antara 0,01 - I M.
Pada penelitian mi adsorpsi maksimum ion Ni(II) amoniakal diperoleh pada pH 11 dengan pengguncangan selama 45 menit. Sedangkan adsorpsi maksimum ion SO4 diperoleh pada pH 2 dengan pengguncangan selama I jam.
Mekanisme yang teijadi pada adsorpsi ion Ni(ll) amoniakal tergantung pada spesies yang terbentuk dalam larutannya dan diasumsikan membentuk kompleks
'lengkung Iuar (outer-sphere) karena adsorpsinya relatif dipengaruhi oleh perubahan kuat ion. Sedangkan mekanisme yang terjadi path adsorpsi ion SO4 diperkirakan melalui pertukaran ion dan diasumsikan membentuk kompleks 'Iengkung dalam' (innersphere) karena adsorpsinya relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan kuat ion. Isoterm adsorpsi kedua ion mi mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir yaitu dengan membentuk lapisan monomolekuler pada pusat-pusat aktif permukaan adsorben."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Widayana
"Film komposit sensitif kelembaban dari polivinil alkohol (PVA) dan Al2O3 dengan metode celup (dip-coating) telah berhasil dibuat. Film komposit ini dideposisikan pada modul substrat berelektroda interdigital dari bahan tembaga yang dilapisi perak. Film komposit ini dibuat dengan tujuan memodifikasi sifat sensitif kelembaban dari PVA menjadi lebih baik. Ada dua jenis Al2O3 yang digunakan sebagai modifikator yaitu alumina dengan ukuran butir 10 µm dan 63 ? 200 µm. Preparasi film komposit PVA- Al2O3 dilakukan suhu ruangan dengan cara mencampur bahan PVA dan Al2O3 yang dilarutkan dengan bidest. Sebelum pencelupan, pasta PVA- Al2O3 dimasukkan ke dalam termostat dan dipanaskan pada suhu 80oC selama 12 jam dan dicampur dengan APS agar terjadi crosslinking (ikatan silang) pada molekul-molekul PVA.
Karakterisasi film dilakukan untuk meneliti sifat sensing kelembaban film. Dalam penelitian ini digunakan dua macam karakterisasi, yaitu karakterisasi listrik dan karakterisasi struktur. Karakterisasi listrik menggunakan RCL meter, sedangkan karaterisasi struktur menggnakan SEM dan XRD. Karakterisasi listrik menggunakan empat frekuensi ukur masing-masing 1 kHz, 10 kHz, 100 kHz dan 1 MHz, sedangkan ukuran butir, konsentrasi dan distribusi ukuran butir modifikator Al2O3 divariasikan. Sifat sensing PVA meningkat 40% saat untuk menggunakan modifikator berukuran butir 10 µm. Konsentrasi 50% Al2O3 memberikan sifat sensing yang optimal pada frekuensi triger 1 kHZ. Modifikator dengan distribusi ukuran butir 10 µm 80% dan 63-200 µm 20% menghasilkan sifat sensing yang paling optimal.
Karakterisasi struktur dilakukan dengan menggunakan SEM dan XRD dengan tujuan meneliti topografi permukaan film dan struktur butir kristalit modifikator Al2O3. Dari SEM terlihat bahwa ukuran butir mempengaruhi topografi film. Analisis XRD membuktikan bahwa modifikator Al2O3 dengan ukuran butir 10 µm strukturnya berupa amorf, sedangkan modifikator Al2O3 dengan ukuran butir 63 ? 200 µm strukturnya berupa kristal. Telah dibuktikan bahwa sifat sensing modifikator berstruktur amorf lebih baik dibandingkan yang berstruktur kristal. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>