Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tantri Vidya Larasitha
"Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI mengenai pengaruh pencekokan lidah buaya KAVERA terhadap kadar glukosa darah Mus musculus L. (mencit) jantan hiperglikemia galur DDY. Penelitian dilakukan dengan metode uji diabetes aloksan terhadap 25 ekor mencit jantan yang dibagi dalam 5 kelompok dengan 5 ulangan. Kelompok terdiri atas KK - (akuades), KK + (nata lidah buaya tawar), KP I (nata lidah buaya manis), KP II (air gula jagung), dan KP III (campuran nata lidah buaya manis dengan air gula jagung). Induksi aloksan 80 mg/kg bb dilakukan secara intraperitonial pada semua kelompok untuk mendapatkan kondisi hiperglikemia.
Pencekokan bahan uji dilakukan 14 hari berturut-turut, dengan dosis yang disesuaikan dengan berat badan. Kadar glukosa darah puasa dan post prandial (dua jam setelah makan) diukur dengan glukometer, yaitu pada hari ke-7 sebelum induksi aloksan (minggu I), setelah induksi aloksan (minggu II), hari ke-7 setelah pemberian bahan uji (minggu III), dan hari ke-14 setelah pemberian bahan uji (minggu IV).
Persentase penurunan kadar glukosa darah KK + minggu III dan minggu IV berturut-turut 34,32% dan 7,91% (puasa), 42,16% dan 7,38% (post prandial); KP I minggu III dan minggu IV berturut-turut 24,00% dan 18,21% (puasa), 34,27% dan 17,89% (post prandial); KP III minggu III dan minggu IV berturut-turut 19,70% dan 18,40% (puasa), 28,28% dan 14,24% (post prandial). Penurunan kadar glukosa darah terbesar sampai terkecil terjadi pada kelompok berturut-turut KK +, KP I, KP III, dan KP II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencekokan nata lidah buaya tawar, nata lidah buaya manis, dan campuran nata lidah buaya manis dan air gula jagung selama 14 hari memberikan efek penurunan kadar glukosa darah yang bermakna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Tri Astuti
"Tanaman sirih merah (Piper cf. fragile, Benth) merupakan obat herbal tradisional yang sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai penyembuh luka diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan khasiat infusa daun sirih merah dalam menyembuhkan luka diabetik pada tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi aloksan. Hewan coba dibagi atas enam kelompok, yaitu kelompok I yang merupakan kontrol normal diberi akuades, kelompok II diinduksi aloksan 32 mg/ 200 g bb secara intraperitoneal tanpa pemberian obat, kelompok III diinduksi aloksan dengan pemberian glibenklamid, IV, V, dan VI diinduksi aloksan dengan pemberian bahan uji dosis berturut-turut 216 mg/200 g bb, 432 mg/ 200 g bb, dan 864 mg/ 200 g bb, selama 8 hari. Pengukuran penyembuhan luka dilakukan berdasarkan luas luka dan persentase penyembuhan luka. Persentase penyembuhan pada kelompok I sebesar 79.12%, kelompok II 38.83%, kelompok III 69.07%, kelompok IV 58.19%, kelompok V 68,22%, dan kelompok VI 62,43%. Berdasarkan hasil pengolahan secara statistik, terdapat perbedaan bermakna antara kelompok yang diberi bahan uji dengan kelompok kontrol aloksan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hingga hari ke-8 infusa daun sirih merah terbukti dapat membantu menyembuhkan luka diabetik pada tikus putih.

Sirih merah (Piper cf. fragile, Benth) is a traditional herbal medicine, has been very long used by Indonesia society as diabetic ulcer healing. The aim of this study was to confirm the wound healing effect of Piper cf. fragile leaves extract on male Sprague Dawley rats previously induced by alloxan. The animals were divided into six groups. Group I which was the normal control group received aquadest. Group II which was the alloxan control group received intraperitoneal alloxan of 32 mg/ 200 g bw. Group III received intraperitoneal alloxan and then glibenclamide 0,9 mg/ 200 g bw, IV , V, and VI were induced with alloxan and treated with the extract 216 mg/ 200 g bw, 432 mg/ 200 g bw and 864 mg/ 200 g bw, respectively, for 8 days. The measurement of wound healing effect was evaluated by percentage of wound healing. The percentage of healing was 79.12% for group I, 38.83% for group II, 69.07% for group III, 58.19% for group IV, 68.22% for group V, and 62.43% for group VI. Based on the statistical analysis, there was significant difference between the treated groups and alloxan control group. This study confirmed the traditional uses of sirih merah leaves on diabetic ulcer healing."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33177
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Dzaky Rahmadika
"Latar Belakang: Terbatasnya ketersediaan obat antidiabetes menjadi masalah dalam pengobatan diabetes di Indonesia. Indonesia yang memiliki berbagai tanaman yang berpotensi sebagai antidiabetes dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah Malus domestica yang berpotensi sebagai antidiabetes.
Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak daun apel (Malus domestica) terhadap penurunan kadar gula darah dan perubahan histopatologi hati tikus Sprague Dawley yang diinduksi aloksan.
Metode: Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih Sprague Dawley yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal (tidak hiperglikemik), kelompok kontrol positif dengan Metformin, kelompok kontrol negatif dengan akuades, dan tiga kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun Malus domestica pada dosis 200mg. /kgBB, 400mg/kgBB, dan 600mg/kgBB. Mencit disuntik aloksan dengan dosis 120mg/kgBB secara intraperitoneal. Kemudian tikus diperiksa gula darahnya setelah 4 hari sejak penyuntikan. Tikus dikategorikan hiperglikemik jika kadar gula darahnya mencapai >200 mg/dL dan diberi perlakuan dalam waktu 16 hari. Kadar gula darah tikus diperiksa pada hari ke 4, 8, 12, dan 16. Setelah 16 hari, tikus dibedah dan diambil hati untuk pemeriksaan histologis menggunakan pewarnaan hematoksilin dan eosin (HE). Data kadar gula darah yang diperoleh akan diuji dengan one way ANOVA.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh ekstrak daun apel (Malus domestica) yang dapat menurunkan kadar gula darah dan mempengaruhi histopatologi hati tikus hiperglikemik. Dosis yang menunjukkan penurunan kadar gula darah paling baik adalah 200 mg/KgBB. Semua dosis ekstrak (200, 400, dan 600 mg/KgBB) menunjukkan perbaikan struktur histopatologi hati, sedangkan dosis 400 mg/KgBB dan 600 mg/KgBB menunjukkan efek protektif terhadap komplikasi kerusakan hati.
Kesimpulan: Ekstrak daun apel (Malus domestica) dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah dan mempengaruhi struktur histologi hati tikus hiperglikemik.

Background: The limited availability of antidiabetic drugs is a problem in the treatment of diabetes in Indonesia. Indonesia which has various plants that have the potential as antidiabetic can be used to overcome this problem, one of which is Malus domestica which has the potential as antidiabetic.
Objective: To determine the effect of apple leaf extract (Malus domestica) on reducing blood sugar levels and histopathological changes in the liver of Sprague Dawley rats induced by alloxan.
Methods: This study used 24 white Sprague Dawley rats which were divided into 6 groups, namely a normal group (not hyperglycemic), a positive control group with Metformin, a negative control group with distilled water, and three treatment groups given Malus domestica leaf extract at a dose of 200 mg. /kgBW, 400mg/kgBW, and 600mg/kgBW. Mice were injected with alloxan at a dose of 120mg/kgBW intraperitoneally. Then the mice were checked for blood sugar after 4 days since the injection. Mice were categorized as hyperglycemic if their blood sugar levels reached >200 mg/dL and were given treatment within 16 days. Blood sugar levels of rats were examined on days 4, 8, 12, and 16. After 16 days, rats were dissected and livers were taken for histological examination using hematoxylin and eosin (HE) staining. The blood sugar level data obtained will be tested with one way ANOVA.
Results: The results of this study showed the effect of apple leaf extract (Malus domestica) which can reduce blood sugar levels and affect the histopathology of hyperglycemic rat liver. The dose that shows the best reduction in blood sugar levels is 200 mg/KgBW. All extract doses (200, 400, and 600 mg/KgBW) showed improvement in the histopathological structure of the liver, while doses of 400 mg/KgBW and 600 mg/KgBW showed a protective effect against complications of liver damage.
Conclusion: Apple leaf extract (Malus domestica) can cause a decrease in blood sugar levels and affect the histological structure of the liver of hyperglycemic rats.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Bunga Cecilia
"Pendahuluan: Hiperglikemia yang memicu peningkatan stress oksidatif dapat menyebabkan inflamasi pada jaringan hepar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh ekstrak etanol daun Annona muricata yang memiliki fungsi hepato-protektif terhadap perubahan histopatologi hepar mencit yang mengalami diabetes mellitus. Metode: Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit Swiss Webster yang akan dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok: kelompok Kontrol Negatif (KN), Kontrol Positif (KP), Dosis Rendah (DR), Dosis Sedang (DS), dan Dosis Tinggi (DT). Gambaran histopatologi akan dinilai menggunakan skor NASH CRN yang kemudian akan diolah menggunakan SPSS versi 24 dengan menggunakan uji Chi-Square. Sementara kadar glukosa darah akan diuji menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan post hoc Mann Whitney U Test. Hasil: Hasil uji ekstrak etanol daun Annona murica menunjukkan perbedaan secara signifikan pada perubahan pengaruh inflamasi lobular (p=0,000) dan steatosis (p=0,001). Data kadar glukosa darah yang didapatkan pada pre-test (H0) dibandingkan dengan post-test (H14) tidak memiliki perbedaan yang bermakna(p=0,542). Di antara masing-masing data dari 5 kelompok pada hari ke-14 setelah perlakuan (H14) tidak memiliki perbedaan yang bermakna (p=0,553). Pada penelitian ini juga ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara variabel steatosis dengan inflamasi lobular (p=0,535). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit. Terdapat hubungan yang signifikan terhadap pemberian ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap perubahan steatosis dan inflamasi lobular hepar mencit.
Introduction: Hyperglycemia which triggers an increase in oxidative stress can cause inflammation of the liver tissue. This study aims to look at the effect of the ethanol extract of Annona muricata leaves which has a hepato-protective function on liver histopathological changes in mice that have diabetes mellitus. Method: This study used 25 Swiss Webster mice which were randomly divided into 5 groups: the Negative Control (KN), Positive Control (KP) group, the treatment group dose 150 mg, 300 mg, 600 mg. Histopathological features will be assessed using the NASH CRN score which will then be processed using SPSS version 24 using the Chi-Square test. While blood glucose levels will be tested using the Kruskal-Wallis test with the post hoc Mann Whitney U Test. Results: The results of the ethanol extract of Annona murica leaves in the 5 dose groups showed significant differences in lobular inflammation (p = 0,000) and steatosis (p = 0.001). While blood glucose levels obtained at the pre-test (H0) compared with the post- test (H14) did not have a significant difference (p = 0.542). The 14th day of the test (H14) between the 5 dose groups did not have a significant difference (p = 0.553). In this study also found a significant relationship between steatosis variables with lobular inflammation (p = 0.535). Conclusion: There is a significant relationship to the ethanol extract of Annona muricata leaves on changes in steatosis and lobular liver inflammation in mice. There was no significant relationship in ethanol extract of Annona muricata leaves administration on mice blood glucose level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Elora Gugun
"Pendahuluan: Hiperglikemia yang berlangsung lama dan tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan produksi ROS dan menyebabkan infertilitas pada pria. Daun sirsak (Annona muricata) merupakan salah satu herbal dengan efek antidiabetik. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (EEDS) terhadap ukuran diameter tubulus seminiferus, jumlah sel sertoli, dan jumlah sel leydig pada mencit yang mengalami diabetes mellitus. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi eksperimental. Sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor mencit jantan Swiss Webster yang diinduksi aloksan selama 3 hari, yang dibagi menjadi kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok uji dengan dosis EEDS masing-masing 150, 300, dan 600 mg/kgBB. EEDS diberikan setiap hari selama 14 hari. Semua preparat jaringan testis diwarnai dengan pewarnaan HE dan diamati pada perbesaran 40x. Diameter tubulus seminiferus diukur menggunakan program Axiovision Release 4.8. Jumlah sel sertoli dan sel leydig dihitung menggunakan perangkat lunak image J. Hasil: EEDS dalam semua dosis uji tidak berpengaruh secara signifikan pada ukuran diameter tubulus seminiferus. EEDS dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB secara signifikan dapat meningkatkan jumlah sel sertoli dibandingkan kelompok kontrol negatif (p<0,05). EEDS dosis 300 mg/kgBB signifikan dapat meningkatkan jumlah sel leydig dibandingkan kelompok kontrol negatif (p<0,05). Kesimpulan: Pemberian EEDS selama 14 hari pada mencit yang diinduksi aloksan tidak mengubah ukuran diameter tubulus seminiferus secara signifikan, namun dapat meningkatkan jumlah sel sertoli dan sel leydig secara signifikan dibandingkan jika tidak diberi pengobatan apapun(
).Introduction: Prolonged and uncontrolled hyperglycemia increases production of ROS and causes male infertility. Soursop leaf (Annona muricata) is herbal medicine that is known to have antidiabetic effect. This study aimed to observe the potential effect of ethanol extract of soursop leaf (EESL) to the alteration of seminiferous tubules’ diameter, sertoli cells’ amount and leydig cells’ amount, as the indicators of male infertility. Method: This is a true experimental in vivo study with randomized control group. The sample used for this study are 30 alloxan-induced Swiss Webster mice which was devided into positive control group, negative control group, and three trial groups (1: 150 mg/kg, 2: 300 mg/kg, 3: 600 mg/kg). EESL solution was given everyday during 14 days. All histopathology preparations were stained by HE-staining and observed on 40x magnification. Diameters of seminiferous tubules were measured by Axiovision Release program version 4.8. The amounts of sertoli and leydig cells were counted by Image J software. Results: EESL in every trial dose doesn’t have significant effect to the diameter of seminiferous tubules on every trial groups. EESL 150, 300, and 600 mg/kg has a significant effect to increase the amounts of sertoli cells (p=0,003). EESL 300 mg/kg has a significant effect to increase the amounts of leydig cells (p=0,03). Conclusion: Administration of Annona muricata leaf during 14 days on alloxan-induced mice doesn’t significantly affect diameters of seminiferous tubules. In contrast, it significantly increases the amounts of sertoli and leydig cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimi
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencekokan minuman Aloe vera L. terhadap histologis pankreas Mus musculus L. jantan galur DDY yang diinduksi aloksan. Penelitian menggunakan 24 ekor mencit yang dibagi dalam 6 kelompok 4 ulangan, yaitu: kelompok normal (KK1); kelompok kontrol aloksan (KK2); kelompok kontrol nata tawar (KK3); kelompok perlakuan nata manis (KP1); kelompok perlakuan air gula jagung (KP2); dan kelompok perlakuan campuran nata manis dengan air gula jagung (KP3).
Pencekokan dilakukan setiap hari selama 14 hari dengan dosis 10 ml/kg bb. Pada hari ke-15, mencit dikorbankan dan organ pankreas diisolasi, kemudian dibuat sediaan histologi metode parafin. Data rerata jumlah sel b pankreas dan diameter pulau Langerhans mencit adalah sebagai berikut: KK1 (118,08 ± 24,42), (163,03 ± 18,60) mm; KK2 (63,37 ± 4,73), (132,70 ± 8,93) mm; KK3 (76,85 ± 13,48), (139,58 ± 11,26) mm; KP1 (88,42 ± 2,51), (146,83 ± 1,21) mm; KP2 (59,61 ± 16,84), 134,47 ± 10,19) mm; KP3 (79,56 ± 17,83), (138,86 ± 18,10) mm.
Hasil uji LSD (a=0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna jumlah sel b pankreas antara KP1 dengan KK1 dan KK2, namun tidak terhadap diameter pulau Langerhans. Dengan demikian, pencekokan minuman A. vera dosis 10 ml/kg bb selama 14 hari memberikan perbaikan terhadap jumlah sel b pankreas hanya pada mencit yang dicekok dengan nata manis (KP1), sedangkan diameter pulau Langerhans tidak terjadi perbaikan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Feryani
"Cinnamon (Cinnamomum zeylanicum Nees), fenugreek seed (Trigonella foenum-graecum Linn), bitter melon (Momordica charantia Linn) were traditional herbal medicines that have been used empirically to cure diabetes mellitus and chromium (Cr) has a function in glucose metabolism so these component were combined in one herbal medicine formula called “FAD” to get an optimal therapeutic effect. This reasearch was carried out to prove the antidiabetic effect of “FAD”. The experiment was conducted with alloxan induced method using albino rats of Sprague Dawley 200 until 220 g weight, which were divided into six groups, every group consisted of ten rats. Alloxan induced method was used by giving alloxan 18 mg/ 200 g bw intravenously to five groups, while one group as a normal group. “FAD” was given by orally with dose variation 216,07 mg/200 g bw, 432,14 mg/200 g bw dan 864,28 mg/200 g bw. Glybenclamide was used as standard with dose 1,8 mg/200 g bw, whereas a normal group and an induced group were given by CMC solution (Carboxy Methyl Cellulosa) 0,5%. O-toluidin method was used to measure glucose blood level using spectrophotometer UV-Vis with wavelength 633 nm. The result showed that “FAD” with dose 216,07 mg/200 g bw, 432,14 mg/200 g bw and 864,28 mg/200 g bw could decrease glucose blood level. "FAD" herbal medicine with dose 432,14 mg/200 g bw has a 9 better effect in decreasing glucose blood level than 216,07 mg/200 g bw, 864,28 mg/200 g bw and also than glybenclamide 1,8 mg/ 200 g bw.

Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum Nees), biji klabet (Trigonella foenum-graecum Linn), pare (Momordica charantia Linn) merupakan tanaman yang secara empiris digunakan untuk mengobati diabetes mellitus dan kromium (Cr) juga memiliki peranan dalam metabolisme glukosa sehingga bahan-bahan ini dikombinasikan dalam satu sediaan obat herbal untuk mencapai efek terapi yang optimal. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan khasiat antidiabetes obat herbal "FAD". Pengujian dilakukan dengan metode uji aloksan terhadap tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 200 sampai 220 g yang dibagi dalam enam kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah sepuluh ekor tikus. Lima kelompok perlakuan dibuat menjadi diabetes dengan memberikan aloksan 18 mg/ 200 g bb secara intravena, sedangkan satu kelompok perlakuan sebagai kontrol normal. Obat herbal “FAD” diberikan secara oral dengan variasi dosis 216,07 mg/200 g bb, 432,14 mg/200 g bb dan 864,28 mg/200 g bb. Sebagai standar pembanding digunakan glibenklamid dengan dosis 1,8 mg/200 g bb, sedangkan kelompok normal dan kelompok induksi diberikan larutan CMC (Carboxy Methyl Cellulosa) 0,5%. Metode o-toluidin digunakan dalam pengukuran kadar glukosa darah dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 633 nm. Hasil pengujian obat herbal "FAD" menunjukkan bahwa dosis 216,07 mg/200 g bb, 432,14 mg/200 g bb dan 864,28 mg/200 g 7 bb memberikan efek penurunan kadar glukosa darah. Obat herbal "FAD" dosis 432,14 mg/200 g bb memiliki efek yang lebih baik dalam penurunan kadar glukosa darah dibandingkan dengan dosis 216,07 mg/200 g bb, 864,28 mg/200 g bw maupun glibenklamid 1,8 mg/200 g bw."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32920
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Nurlaila Dewi
"Prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun baik di negara maju juga tidak berkembang. Di Indonesia diperkirakan ada 12 juta orang berusia 15 tahun yang menderita diabetes mellitus pada tahun 2013. Pengobatan diabetes mellitus menggunakan ekstrak tumbuhan dilaporkan memiliki hasil yang baik cukup bagus. Salah satu tanaman yang memiliki efek antidiabetes adalah Annona muricata. Ekstrak daun Annona muricata ditemukan meningkat regenerasi sel beta pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (EEDS) pada diameter pulau Langerhans, ekspresi insulin, dan kadar plasma glukagon-like peptide-1 (GLP-1) pada tikus diinduksi aloksan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental. Sampel yang digunakan adalah mencit Swiss Webster sebanyak 30 ekor jantan dengan umur 12-14 minggu dan berat badan 20-30 gram. Sampel dibagi dengan diacak menjadi 5 kelompok, diinduksi dengan aloksan, dan diberi perlakuan 14 hari. Kelompok terdiri dari: kontrol negatif, kontrol positif yang diberi perlakuan glibenklamid 0,65 mg/kgBB, pengobatan dengan EEDS 150 mg/kgBB (P1), 300 mg/kgBB (P2), dan 600 mg/kgBB (P3). Diameter pulau-pulau Langerhans dan Ekspresi insulin diukur dengan pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan hematoxylin-eosin (HE) dan imunohistokimia (CPI), sedangkan GLP-1. level plasma diukur dengan ELISA. Data yang berdistribusi normal dianalisis dengan uji ANOVA satu arah, diikuti oleh Tukey HSD post hoc. Data dengan distribusi. Kelainan dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemberian EEDS dengan diameter Pulau Langerhans (p = 0,001) tetapi perbedaannya tidak signifikan dengan ekspresi insulin (p = 0,539) dan kadar GLP-1 plasma (p = 0,122). Kesimpulan: EEDS yang diberikan dalam dosis 300 mg/kgBB paling efektif dalam memperbesar diameter pulau langerhans. Sebaliknya, ketiga dosis ekstrak tidak dapat meningkatkan ekspresi insulin dan kadar GLP-1 plasma.

Its prevalence continues to increase from year to year both in developed countries also not growing. In Indonesia, it is estimated that there are 12 million people aged 15 years who suffer from diabetes mellitus in 2013. Treatment of diabetes mellitus using plant extracts is reported to have good results. One of the plants that have an antidiabetic effect is Annona muricata. Annona muricata leaf extract was found to increase pancreatic beta cell regeneration. This study aimed to determine the effect of soursop leaf ethanol extract (EEDS) on the diameter of the islets of Langerhans, insulin expression, and plasma levels of glucagon-like peptide-1 (GLP-1) in rats. alloxan induced. Methods: This study used an experimental design. The samples used were 30 male Swiss Webster mice, aged 12-14 weeks and weighing 20-30 grams. Samples were divided randomly into 5 groups, induced with alloxan, and treated for 14 days. The group consisted of: negative control, positive control that was given treatment glibenclamide 0.65 mg/kgBW, treatment with EEDS 150 mg/kgBW (P1), 300 mg/kgBW (P2), and 600 mg/kgBW (P3). The diameter of the islets of Langerhans and insulin expression were measured by histopathological examination with hematoxylin-eosin (HE) and immunohistochemical (CPI) staining, while GLP-1 . plasma levels were measured by ELISA. Data that were normally distributed were analyzed by one-way ANOVA test, followed by Tukey HSD post hoc. Data with a distribution that Abnormalities were analyzed by the Kruskal-Wallis test. Result: Bivariate analysis showed a significant difference between the administration of EEDS and the diameter of the Islets of Langerhans (p = 0.001) but the difference was not significant with insulin expression (p = 0.539) and plasma GLP-1 levels (p = 0.122). Conclusion: EEDS given in a dose of 300 mg/kgBW was most effective in increasing the diameter of the islets of Langerhans. In contrast, the three extract doses did not increase insulin expression and plasma GLP-1 levels."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Utami
"Pendahuluan: Diabetes melitus merupakan penyakit sistemik yang banyak terjadi di kalangan masyarakat Indonesia yaitu sebesar 10,7 juta penduduk. Pasien dengan diabetes melitus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi salah satunya adalah abses limpa. Terkait kecenderungan terjadinya abses limpa pada penderita diabetes, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun sirsak terhadap perubahan morfologi limpa pada kondidi DM dan membandingkannya dengan kondisi normal (kontrol).
Metode: Desain penelitian ini murni eksperimental in vivo pada hewan coba mencit dengan dengan metode post study. Sebanyak 26 ekor mencit yang terbagi menjadi kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif, kontrol pemberian EEDS dosis rendah, kontrol pemberiaan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (EEDS) dosis sedang, dan kontrol pemberian EEDS dosis tinggi diidentifikasi perubahan morfologi jaringan limpanya dengan mengamati jumlah pulpa alba, diameter pulpa alba, sentrum germinativum, diameter sentrum germinativum, dan megakariosit.
Hasil: dilakukan analisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis sehingga menunjukkan perbedaan rerata yang tidak signifikan pada jumlah pulpa alba (P=0.337), diameter pulpa alba (P=0.701), sentrum germinativum(P=0.26), dan diameter sentrum germinatuvum (P=0.184) antar kelompok perlakuan mencit. Hasil analisis dengan uji Anova satu arah juga menunjukkan perbedaan rerata yang tidak signifikan pada megakariosit (P=0.146) antar kelompok perlakuan mencit.
Kesimpulan: tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian EEDS dan perubahan morfologi jaringan limpa.

Introduction: Diabetes mellitus is a systemic disease that mostly occurs in Indonesian society, which is 10.7 million people. Patients with diabetes mellitus have a higher risk of experiencing complications, one of which is a spleen abscess. Regarding the tendency of spleen abscesses in diabetics, this study was conducted to determine the effect of ethanol extract of soursop leaves on spleen morphological changes in diabetes and to compare it with normal conditions (control).
Methods: The design of this study was purely experimental in vivo in mice with the post study method. A total of 26 mice which were divided into normal groups, negative control, positive control, control of low dose EEDS, control of moderate dose of Soursop Leaf Ethanol Extract (EEDS), and control of high dose EEDS, identified changes in spleen tissue morphology by observing the amount of pulp alba the diameter of the pulp alba, the centrum germinativum, the diameter of the centrum germinativum, and the megakaryocytes.
Results: analysis was carried out using the Kruskal Wallis test so that it showed insignificant mean differences in the number of pulp alba (P = 0.337), the diameter of the pulp alba (P = 0.701), the centrum germinativum (P = 0.26), and the diameter of the germinatuvum centrum (P = 0.184) between treatment groups of mice. The results of the analysis with the one-way Anova test also showed insignificant mean differences in megakaryocytes (P = 0.146) between treatment groups of mice.
Conclusion: there is no significant relationship between EEDS administration and changes in spleen tissue morphology.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Intan Permata Sari
"Pendahuluan: Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik yang
ditandai dengan hiperglikemia. Salah satu komplikasi DM adalah disfungsi ginjal. Daun
sirsak (Annona muricata) memiliki potensi sebagai antidiabetes. Namun, belum ada
penelitian mengenai ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap morfologi ginjal
terutama terkait proliferasi dan pertumbuhan dari sel mesangial glomerulus, ruang
Bowman, dan tubulus kontortus proksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap perubahan histopatologi ginjal
dari mencit Swiss Webster yang diinduksi Aloksan. Metode: Penelitian ini menggunakan
studi eksperimental in vivo. Sampel penelitian berasal dari organ ginjal 30 ekor mencit
jantan galur Swiss Webster yang diinduksi aloksan. Sampel dibagi menjadi kelompok
kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol
daun sirsak (EEDS) dengan masing-masing dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB selama 14
hari. Semua sampel preparat jaringan ginjal diwarnai dengan pewarnaan PAS dan diamati
pada perbesaran 400x dengan melihat pada 10 LP. Pengukuran histopatologi dilakukan
dengan software MIimageView. Hasil: EEDS dalam semua dosis perlakuan tidak
berpengaruh secara signifikan pada diameter glomerulus dan tebal tubulus kontortus
ginjal serta lebar ruang bowman ginjal kiri dan tubularisasi glomerulus ginjal kanan.
EEDS dosis 600 mg/kgBB berpengaruh secara signifikan (p<0,05) pada lebar ruang
bowman ginjal kanan. EEDS dosis 600 mg/kgBB dan kontrol positif secara signifikan
(p<0,05) dapat mencegah tubularisasi glomerulus ginjal kiri. Kesimpulan: Pemberian
EEDS selama 14 hari tidak berpengaruh pada ukuran diameter glomerulus dan tebal
tubulus kontortus proksimal ginjal kiri dan kanan serta lebar ruang bowman ginjal kiri
dan tubularisasi glomerulus ginjal kanan. Namun, pemberian EEDS dosis 600 mg/kgBB
dapat mencegah penyempitan ruang bowman ginjal kanan dan tubularisasi glomerulus
ginjal kiri.

Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder characterized by
hyperglycemia, one complication of which includes kidney disfunction. Soursop leaves
(Annona muricata) is known to have antidiabetic potential; however, no research has been
conducted regarding the effect of ethanol extract of Annona muricata leaves on the
morphology of the kidney, particularly the proliferation and growth of the mesangial cells
of glomerulus, Bowman’s space, and the proximal convoluted tubule. This study aimed
to observe the effect of Annona muricata leaves ethanol extract on the morphological
chanes of Alloxan-Induced Swiss Webster Mice’s Kidney. Method: This study was
conducted as an in vivo experimental study. The samples were obtained from the kidneys
of 30 alloxan-induced male Swiss Webster mice, which were then grouped into negative
control, positive control, and 3 experimental groups given ethanol extracts of soursop
leaves (EEDS) with a dose of 150, 300, and 600 mg/kgBW for 14 days. The kidney tissue
samples were stained using the PAS staining and observed with a 400x magnification on
10 LP. The histopathological measurement was conducted using the MIimageView
software. Results: EEDS in all dose of treatment showed no significance on the
glomerular diameter and the thickness of the proximal convoluted tubules of the kidney,
as well as the width of the Bowman’s space of the left kidney and glomerular
tubularization of the right kidney. EEDS with a dose of 600 mg/kgBW showed a
significant effect (p<0.05) on the height of the right kidney’s Bowman’s space. EEDS
with a dose of 600 mg/kgBW and the positive control significantly (p<0.05) prevented
the tubularization of the left kidney’s glomerulus. Conclusion: The 14 days treatment
with EEDS didn’t have a significant difference on the glomerular diameter and the
thickness of the proximal convoluted tubules of the left and right kidney, as well as the
height of the Bowman’s space of the left kidney and the right kidney’s glomerular
tubularization. However, EEDS with a dose of 600 mg/kgBW could prevent the
narrowing of the Bowman’s space of the right kidney and the glomerular tubularization
of the left kidney.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>