Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Kusworo
Abstrak :
Proses canai dilakukan untuk mendapatkan ketebalan penentu dari suatu lembaran/barang logam. Dalam aplikasi industri prosesnya yang pertama adalah canai panas dengan reduksi ketebalan yang bes(JI', haru lu!mudian diikuri o/eh carwi dingin sampai didapal keJCbalan yang diinginkllfL Masolah yang timhu! dalom cormi dingin yang dt'lalwk.nn herulangulang adalah strain Jwrdening p4da material sehingga J.:.ekerasan menfngkal dan lreufelan marerial menunm. !Jal ini dapol diatasi deHgan prases per!akuan panas wuar fX1J$ pencanaian sehingga dipcrale!J kel:.ero.san dan diameter butir yang optimal agt:U material masih baik dilakukon pencwwian herikumya Oleit karena ilu, dilakukan penelitian yang herlt.aitan dengan hal rersehut. Penelitian dilakukan terltad!Jp material Jr.rmingan 7f1Cu-30Zn yang u:lah dicanai panas. Proses canai dingin dilakukon dengan ngangon deformasi yang kU~Ulan sebesar 20 % Sedongkon perlakuan pul'la$ )II'1Jtg dilakukan adaloh proses onil dengan temperaltl!'e tmll 60rf C dan wakiu tu/JarJ satu )om. Pem:fitiu" dilakukart umuk mengerahui pengaruh pro.res JXrla!man ptma.s amar pan pencanaian dingin ll!rhndap nilai kekerasan dun diameter fmrir. Berdasarkan h(Jsil penelition yang dilakuknn. maka dapat dii(JI'ik hehera{XJ kesimpulan sebagai herilull: Nilai kekerasan unmk material ldmlngan C26000 hasH CCM pada proses canai dfngln meningkat seiring dengatl pcningkDran reduksi pencanaian. Hal yang kedua adalah nilai kekerasun unt11k material kuningan C2600fJ html CC.\1 setefah dila!r:ukan perlaklll1n panas ani{ menurun hingga mencaJWi kekcrasan tru•ol sebelum dilakukan pengerjQ(JIJ, yaim sebe.sar 54 BHN. Kenmdian yang kliga adolah maJerial Jmningan C260(JO hasif CCM setelah dllaludr.t.m perlolwan panas ani/ anlar pass peru:anaian dingin pada temperarur 6orf C dan waktu raltan J jmn. dicmtelcr butirnya akan herkist:U jXl(kt nilai )3,8 45.8 pm dengan ni/ai standur deodusi herk.i:rar antara 24, Dan yang terak.hir adolah bentuk /nair a pada material kuningan C26{)(JIJ hasil CCM yang Ielah mengalami deformasi a/dbat CatUJi dingin abm berbi!niuk pr;rtjang-panjtmg. sedangknn bentuk hutir a yang telf1il dil(Jkukan pttrfalawn ponas m;i/ cet
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moza Irvanka
Abstrak :
Sepanjang tahun 2020–2022, identitas alpha female sebagai perempuan yang sukses, mandiri, dan percaya diri diperbincangkan di dunia maya, misalnya tiktok dan situs web. Konten-konten yang mengusung tema alpha female juga turut meramaikan tren dunia maya, bahkan beberapa laman pada situs web menyediakan fasilitas kuis untuk mengukur tingkatan alpha female seseorang. Penggambaran perempuan dengan identitas alpha female juga ditampilkan pada Biohackers (2020) musim kedua. Kebebasan, kemampuan, kecerdasan, dan kesetaraan perempuan menjadi fokus pada penelitian ini. Untuk mengetahui persoalan yang berkaitan dengan penggambaran perempuan dengan identitas alpha female sebagai wujud feminitas baru di era posfeminisme, penulis menggunakan metode kualitatif dan kajian pustaka dengan menggunakan teori sinematografi Mascelli (1998) dan konsep posfeminism Gill & Scharff (2011) sebagai acuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa idenitas alpha female dapat ditampilkan dengan cara dan ekspresi yang beragam bagi tiap individu. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih belum terwakilkannya perempuan kulit hitam dalam ruang lingkup STEM. ......During the period from 2020 to 2022, the alpha-female-identity representation as successful, independent, and confident women is discussed in a few cyberspaces, such as Tiktok and websites. A lot of alpha female topics also enliven the virtual world trend and some websites even provide free quiz facilities to measure an alpha female level. The depiction of a woman with an alpha female identity is also shown in Biohackers' season two (2021). Women's freedom, ability, intelligence, and equality are the focus of this research. To find out the problems that related to the depiction of women with alpha female identity as a "new form of femininity" in the era of post feminism, the author used qualitative methods and literature review by Mascelli's (1998) cinematographic theory and Gill & Scharff's (2011) post feminism concepts as references. The results showed that the identity of alpha female can be displayed in various ways and expressions for each individual. In addition, this study also shows that black women are still underrepresented in a field of STEM.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremiah Suryatenggara
Abstrak :
Publikasi terakhir menunjukkan bahwa AFP menyebabkan disfungsi sel dendritik asal monosit MDDC sebagai antigen presenting cell APC . Disfungsi ini memiliki ciri seperti berkurangnya ekspresi beberapa molekul permukaan sel dan sitokin yang berperan penting dalam fungsi sebuah sel dendritik mature mDC . AFP juga, dalam peranannya sebagai faktor sel tumor, meningkatkan toleransi terhadap sel tumor dengan cara menginduksi fungsi regulatori dari sistem imun. Tujuan studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi tentang efek AFP terhadap DC dalam aktivasi respon imun antitumor dan induksi toleransi imun terhadap tumor. Metode: Sel monosit dikultur dalam medium yang mengandung GM-CSF dan IL-4 dan diinkubasi selama 6 hari agar berdiferensiasi menjadi DC immature imDC . AFP ditambahkan pada kelompok perlakuan di awal kultur. Di hari ke-6, dilakukan pengamatan kontak induksi antara LPS dan imDC dengan LPS binding assay menggunakan flow cytometry. DC mature mDC kemudian diperoleh dengan cara penambahan lipopolysaccharide LPS ke kultur dan inkubasi selama 48 jam. Di hari ke-8 dilakukan pengamatan molekul permukaan DC berdasarkan analisa ekspresi HLA-DR, CD11c, CD40, CD83, CD80, dan CD86 menggunakan flow cytometry. Di hari yang sama, juga dilakukan kuantifikasi sitokin TGF-? pada medium kultur dengan metode ELISA. Sel dendritik selanjutnya dikulturkan bersama dengan PBMC autolog dalam kultur MLR selama 5 hari. Di hari ke-13, proliferasi sel T naive CD4 yang diinduksi oleh DC diamati berdasarkan dilusi Carboxyfluorescein succinimidyl ester CFSE menggunakan flow cytometry. Hasil: Penambahan AFP pada awal kultur MDDC menurunkan jumlah kontak induksi antara LPS dan imDC, menurunkan ekspresi molekul fungsional HLA-DR, CD40, CD80, CD86, dan CD83 pada permukaan mDC, meningkatkan kuantitas sekresi sitokin TGF-? oleh DC, dan menurunkan jumlah proliferasi total sel T CD4 naive yang diinduksi oleh DC. Kesimpulan: AFP mempengaruhi karakteristik dan fungsi kerja DC melalui berbagai cara pada tahap yang berbeda-beda, yang secara garis besarnya menurunkan respon imun tipe efektor dan meningkatkan respon imun tipe regulator. Hal ini diyakini mengakibatkan toleransi terhadap antigen, yang bersifat mendukung survivabilitas sel tumor pada kasus HCC dengan kadar AFP tinggi. ...... Recent publications showed that AFP causes the dysfunction of monocyte derived dendritic cell MDDC as in its role as antigen presenting cell APC . This dysfunction is characterized by the lack of expression of several stimulator molecules and cytokines that play important roles in the function of mature dendritic cells mDC . AFP also, in its role as a tumor factor, promotes tolerance towards tumor cells by inducing regulatory functions of the immune system. The purpose of this study is to obtain a clearer picture regarding effects of AFP in the stimulation of antitumor immune response and the induction of immune tolerance towards tumor. Methods Monocytes was cultured in medium contains GM CSF 800 ng ml and IL 4 1000 ng ml and incubated for six days to generate immature DC imDC . AFP was added into the treatment group at the beginning of the culture. On the 6th day, induction contact between LPS and imDC was observed with LPS binding assay by flow cytometry. Mature DC mDC was generated by addition of lipopolysaccharide LPS into the culture and incubation for another 48 hours. On the 8th day, DC surface markers was observed based on the expression of HLA DR, CD11c, CD40, CD83, CD80, and CD86 by flow cytometry. On the same day, cytokine TGF in the medium was also quantified by ELISA method. Dendritic cells are then combined with autologous PBMC in MLR culture for 5 days. On the 13th day, the proliferation of DC induced naive CD4 T cells was observed based on CFSE dilution by flow cytometry. Results Addition of AFP in early MDDC culture decreases the induction contact between LPS and imDC, decreases the expressions of functional molecules HLADR, CD40, CD80, CD86, and CD83 on mDC surface, increases the quantity of cytokine TGF secretion by DC, and decreases the total proliferation of DC induced naive CD4 T cells. Conclusion AFP alters characteristics and functions of DC through various ways and within different phases, which decreases the effector immune responses and increases the regulatory immune response in overall. This allegedly leads to tolerance towards antigens and is supportive towards the survivability of tumor cells in cases of HCC patients showing high level of AFP.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deffy Maryati
Abstrak :

Latar Belakang: Perawatan gigi pada anak Gangguan Spektrum Autisme (GSA) sering menimbulkan stres karena kesulitan dalam berkomunikasi. Untuk mengurangi stres anak GSA, komunikasi verbal ditingkatkan dengan sarana pembelajaran seperti modul pedagogi visual dan video modeling. Alfa amilase saliva merupakan salah satu biomarker stres yang terdapat dalam saliva. Tujuan: Mengetahui perbedaan tingkat stres anak GSA dengan intervensi Modul Pedagogi Visual dan Video Modeling Berkunjung ke Dokter Gigi melalui analisis kadar alfa amilase saliva. Metode Penelitian: Subjek penelitian sebanyak 18 anak usia 6-10 tahun dengan GSA ringan, dibagi dalam 2 kelompok intervensi, yaitu kelompok Modul Pedagogi Visual (MPV) dan Video Modeling (VM) Berkunjung ke Dokter Gigi. Pengukuran kadar alfa amilase saliva dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Pada kedua kelompok Kadar Alfa Amilase Saliva sesudah intervensi menunjukkan penurunan. Analisis statistik dengan uji Mann-Whitney U-test menunjukkan terdapat perbedaan tidak bermakna (p >0,05) pada penurunan tingkat stres antara kelompok dengan intervensi MPV dan VM Berkunjung ke Dokter Gigi. Kesimpulan: MPV dan VM Berkunjung ke Dokter Gigi menurunkan tingkat stress anak GSA.

Kata kunci: Alfa amilase, Gangguan Spektrum Autisme, Saliva, Pedagogi


Background: Dental treatment in children with Autism Spectrum Disorder (ASD) often causes stress because of difficulty in communicating. To reduce stress for ASD children, verbal communication is enhanced with learning tools such as visual pedagogy modules and video modelling. Salivary alpha amylase is one of the stress biomarker found in saliva. Objective: To determine the differences in stress levels of ASD children with the intervention of the Visual Pedagogy Module and Video Modelling Berkunjung ke Dokter Gigi through the analysis of salivary alpha amylase levels. Methods: Subjects were 18 children aged 6-10 years with mild ASD, divided into 2 intervention groups, namely The Visual Pedagogy Module (VPM) and Video Modeling (VM) Berkunjung ke Dokter Gigi group. Measurement of salivary alpha amylase levels was carried out before and after intervention. Result: In both groups the alpha amylase levels of saliva after the intervention showed a decrease. Statistical analysis using The Mann-Whitney U-test showed that there was no significant difference (p>0.05) in the reduction in stress levels between the VPM and VM Berkunjung ke Dokter Gigi intervention groups. Conclusion: VPM and VM Berkunjung ke Dokter Gigi reduce the stress levels of ASD children.

Keywords : Autism, alpha amylase, saliva, pedagogy

Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshua Reynaldo
Abstrak :
ABSTRAK
Xanthone merupakan zat kimia bioaktif yang terdapat dalam banyak bagian tumbuhan, salah satunya terkandung bagian kulit buah manggis. Dalam kulit buah manggis, terkandung senyawa xanthone dalam jumlah yang tinggi dengan alphamangostin sebagai komponen terbanyak. Alpha-mangostin merupakan senyawa bioaktif yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, dengan contoh memiliki kemampuan antioksidan, antivirus, anti-kanker, antibakterial, antiradang, dan lainnya. Untuk memperoleh senyawa bioaktif tersebut, proses ekstraksi adalah cara yang umum digunakan. Dalam proses ekstraksi, kondisi operasi adalah faktor yang sangat berpengaruh pada hasil ekstraksi secara kualitas dan kuantitas. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menentukan kondisi operasi dalam ekstraksi yang optimal untuk mengekstrak senyawa alpha-mangostin dari kulit manggis. Untuk mengoptimasi operasi, metode optimasi berupa metode Response Surface Methodology merupakan metode yang umum dan efektif dalam menentukan kondisi operasi yang optimal. Dalam penelitian, variabel bebas yang digunakan adalah temperatur, konsentrasi etanol, dan derajat keasaman atau pH. Hasil optimal dala penelitian diperoleh pada temperatur 50ºC, konsentrasi etanol 70%, dan pH 2, dengan kandungan alpha-mangostin 42.2968 mg/g simplisia
ABSTRACT
Xanthones are a bioactive compound that can be found on various part of everyday plants, one of the prime example is mangosteen fruit rind. Mangosteen rind contains abundant amount of xanthones, which the major compound is alpha-mangostin. Alpha-mangsotin is a bioactive compound that has major health benefits, examples include anti-cancerial, anti-bacterial, anti-inflammatory, antivirus, etc. To obtain the necessary bioactive compound, extraction is the method commonly used. In extraction process, operating conditions are the factors that significantly affect the quality and quantity of the extract. Therefore, it is necessary to conduct a research to found the optimal condition of the extraction process to obtain the alpha-mangostin from the mangosteen rind. To optimize the extraction process, optimization method Response Surface Methodology is a common method to determine the optimal condition. The parameters used in the experiment will be temperature, ethanol concentration, and acidity level. The optimal conditions of extraction of alphamangostin are acquired at 50ºC, with 70% ethanol concentration in pH 2 with 42.2968 mg/g powder as the optimal alpha-mangostin yield.
2016
S63463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Margawati
Abstrak :
Mental Maps merupakan bagian dari proses kognitif yang melibatkan deteksi (sensing), pengkodean (encoding), dan penyimpanan peristiwa dalam pikiran (storing), yang kemudian dilakukan proses atau modifikasi untuk menghasilkan sebuah keputusan keruangan. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, kualitas individu harus ditingkatkan sejak dini agar mampu bersaing dalam berbagai aspek. Khususnya dikalangan Generasi Alpha yang sangat erat dengan teknologi. Pentingnya mengetahui dan memahami wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada Generasi Alpha adalah agar dapat mengembangkan kemampuan intelektualitas yang diharapkan dapat menunjang kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia di era globalisasi dan mempertahankan nilai-nilai nasionalisme, kearifan lokal, karakter bangsa dan budaya Indonesia. Menurut Abdurrahman (1988) dalam mempelajari geografi harus bisa mengembangkan pengetahuan tentang lingkungannya dengan baik agar persepsi terhadap lingkungan berupa gambaran atau mental map dapat tergambar dengan baik. Mental map yang baik tentang suatu wilayah akan menggambarkan yang baik tentang bangsa dan negaranya. Selain itu dapat pula menganalisis potensi fisik, lingkungan, dan manusia sehingga dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman bangsanya sehingga dapat memberikan pemikiran dan solusi terhadap permasalahan keruangan. Penelitian ini membahas mental maps keindonesiaan Generasi Alpha yang didapat melalui pengetahuan wilayah Indonesia yang terdiri dari Anchor (Patokan), Boundaries (Batas), Connectivity (Konektivitas), Direction (Arah), dan Sequence (Posisi). Generasi alpha yang diteliti meliputi Generasi alpha Pusat Kota dan Generasi alpha Pinggiran Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keragaman dan variasi dari mental maps keindonesiaan pada Generasi alpha. Generasi alpha Pusat Kota cenderung memiliki pengetahuan mengenai wilayah Indonesia yang lebih baik dibandingkan dengan Generasi alpha Pinggiran Kota. ......Mental maps are part of cognitive processes that involve sensing, encoding, and storing events in the mind (storing), which are then carried out through processes or modifications to produce spatial decisions. In facing the challenges of globalization, the quality of individuals must be improved from an early age in order to be able to compete in various aspects. Especially among members of "Generation Alpha," who are technologically savvy. The importance of knowing and understanding the territory of the Republic of Indonesia (NKRI) in Generation Alpha is to develop intellectual abilities that are expected to support the progress of the Republic of Indonesia in the era of globalization and maintain the values of nationalism, local wisdom, national character, and Indonesian culture. According to Abdurrahman (1988), in studying geography, students must be able to develop knowledge about their environment so that their perception of it in the form of images or mental maps can be well drawn. A good mental map of a region will illustrate a good one about the nation and its country. In addition, it can also analyze the physical, environmental, and human potential so that it can find out the strengths, weaknesses, challenges, and threats of its nation so that it can provide thoughts and solutions to spatial problems. This study discusses the mental maps of Indonesia by Generation Alpha obtained through knowledge of the Indonesian region consisting of anchors, boundaries, connectivity, direction, and sequence. The alpha generation studied includes the City Center alpha Generation and the Depok Suburban alpha Generation. This study is both descriptive qualitative and spatial analysis. The results of this study show that there is diversity and variation in the mental maps of the Alpha Generation. When compared to the Suburban alpha generation, the City Center alpha generation has a better understanding of the Indonesian region
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novriantika Lestari
Abstrak :
Latar belakang : Fibrosis hati ditandai dengan penimbunan berlebihan matriks ekstraseluler pada cedera hati kronik. HSC memegang peranan sentral dalam proses fibrosis hati. HSC yang teraktivasi merupakan sumber miofibroblas yang berkontribusi terhadap fibrogenesis. Asetaldehid memiliki efek langsung terhadap HSC karena meningkatkan sintesis TGF- , sitokin profibrogenik utama yang berperan dalam transformasi HSC menjadi aktif. Asetaldehid juga mengaktivasi PKC dan menghasilkan ROS yang selanjutnya mengaktifkan transduksi sinyal ERK1/2. Saat ini belum ada terapi standar fibrosis hati. Alfa mangostin diketahui memiliki aktivitas antiproliferatif dan antioksidan secara in vivo. Penelitian ini menggunakan alfa mangostin untuk mengetahui aktivitasnya pada jalur TGF- dan ERK1/2 dengan sorafenib sebagai kontrol positif. Metode : Penelitian menggunakan sel HSC LX-2. Sel dibagi dalam 6 kelompok yaitu kelompok normal, asetaldehid, asetaldehid sorafenib10 M, asetaldehid alfa mangostin10 M, asetaldehid alfa mangostin20 M, dan alfa mangostin10 M. Sel dipanen setelah induksi obat selama 24 jam. Proliferasi sel dihitung menggunakan tryphan blue exclusion method. Ekspresi Ki-67, TGF- , dan TGF- R diukur dengan qRT-PCR. Ekspresi -SMA dan pERK menggunakan Western-Blot. Kadar TGF- medium diukur menggunakan ELISA. Kadar ROS intraseluler dengan spektrofotometri. Hasil penelitian : Asetaldehid meningkatkan proliferasi sel dan ekspresi marker fibrogenik pada HSC. Pemberian sorafenib dan alfa mangostin menurunkan viabilitas sel, ekspresi Ki-67 dan pERK. Penurunan tersebut juga diikuti dengan menurunnya ekspresi TGF- , TGF- R, and -SMA, dan penurunan kadar TGF- dalam medium dan ROS intraseluler. Pada kelompok yang hanya diberikan alfa mangostin, terdapat penurunan viabilitas sel namun penurunan ekspresi biomarker belum terlihat jelas dibandingkan kelompok normal. Kesimpulan : Alfa mangostin menghambat proliferasi dan aktivasi pada HSC yang diinduksi asetaldehid pada jalur TGF- dan ERK1/2.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan, Faisal
Abstrak :
Latar Belakang: Kehilangan massa tulang pada artritis reumatoid (AR) terjadi akibat ketidakseimbangan proses resorpsi dan formasi tulang. Tumor necrosis factor-α (TNF-a) adalah salah satu sitokin proinflamasi utama yang secara langsung dapat menyebabkan peningkatan resorpsi tulang, namun peranannya pada proses formasi tulang belum secara jelas diketahui. Aktivitas formasi tulang dapat dihambat oleh Dickkopf-1 (DKK-1) yang meningkat pada pasien AR. Penilaian turnover tulang dapat dilakukan dengan mengukur kadar C-terminal telopeptide (CTX) dan N-terminal propeptide (PINP) yang saat ini menjadi standar untuk penanda turnover tulang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran aktivitas turnover tulang pada pasien AR dengan melihat korelasi antara TNF-α dengan DKK-1 dan CTX untuk penilaian resorpsi tulang, dan korelasi antaran TNF-α dengan DKK-1 dan P1NP untuk penilaian formasi tulang. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan 38 subjek artritis reumatoid perempuan premenopause. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif di poliklinik reumatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pemeriksaan TNF-α, DKK-1, CTX, dan P1NP dilakukan dengan metode ELISA. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan median durasi menderita penyakit adalah 5 tahun. 60,5% pasien berada dalam kondisi remisi atau aktivitas penyakit rendah, 36,8% dalam kondisi aktivitas penyakit sedang, dan 2,6% pasien dalam kondisi aktivitas penyakit tinggi. Didapatkan median kadar TNF-a adalah 10.6 pg/mL, rerata kadar DKK-1 adalah 4027 pg/mL, rerata kadar CTX adalah 2,74 ng/mL, serta median nilai P1NP adalah 34 pg/mL. Kadar DKK-1 dan CTX dijumpai lebih tinggi sedangkan kadar P1NP lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar pasien AR pada penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini menemukan korelasi positif lemah antara TNF-α dengan P1NP, sedangkan variabel lain tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Simpulan: Pada penelitian ini ditemukan korelasi positif lemah antara TNF-α dengan P1NP. Dijumpai kadar TNF-a yang rendah, DKK-1 yang tinggi, dan CTX yang tinggi dengan kadar P1NP yang rendah yang menunjukkan respon perbaikan tulang pada pasien AR tidak dapat mengimbangi tingginya aktivitas resorpsi tulang.
Background: Bone mass loss in rheumatoid arthritis (RA) is due to the imbalance of bone resorption and formation process.Tumor necrosis factor-α (TNF-a) is one of the main proinflammatory cytokines that can directly increase bone resorption, but its effect on bone formation is still uncertain. Bone formation could be inhibited by Dickkopf-1 (DKK-1) that is increased in RA patients. Bone turnover could be determined by assessing the level of C-terminal telopeptide (CTX) and N-terminal propeptide (PINP), both are standard measurement for bone turnover markers. Objective: This study aims to examine bone turnover in RA patients by analysing correlation between TNF-α with DKK-1 and CTX for assesment of bone resorption, and correlation between TNF-α with DKK-1 and P1NP for assesment of bone formation. Methods: This is a cross-sectional study with 38 subjects of RA premenopausal women. The subjects were collected with consecutive sampling technique in rheumatology outpatient clinic in Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Measurement of serum TNF-α, DKK-1, CTX, and P1NP levels were done using ELISA technique. Results: The median duration of RA in this study is 5 years. 60,5% of the patients were in remission or low activity disease, 36,8% were in moderate activity disease, and 2,6% were in high activity disease. The median value of TNF-a was 10.6 pg/mL, mean value of DKK-1 was 4027 pg/mL, mean value of CTX was 2,74 ng/mL, and mean value of P1NP was 34 pg/mL. DKK-1 and CTX levels were increased while P1NP level was lower compared to the RA patients in previous studies. This study found weak positive correlation between TNF-α and P1NP, while the other variables showed no significant correlation. Conclusions: This study demonstrated weak positive correlation between TNF-α and P1NP. We found low level of TNF-α, high level of DKK-1, and high level of CTX with low level of P1NP that indicate that the bone repair response could not keep up to the high bone resorption activity in RA patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mi`rajunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan enzim selulase dari kapang terpilih untuk pembuatan selulosa mikrokristal dari kulit buah kapuk. Alfa selulosa didapatkan melalui biodelignifikasi dan enzim selulase murni diperoleh dari galur kapang terpilih. Selulosa mikrokristal didapatkan melalui hidrolisis enzimatis dengan enzim selulase yang telah dimurnikan, lalu diidentifikasi dengan analisa kualitatif Fourier transformed infrared spectroscopy (FTIR), dan differential scanning calorimetry (DSC), diikuti oleh karakterisasi selulosa mikrokristal seperti x-ray diffraction (XRD), analisis ukuran dan distribusi partikel, dan pengukuran scanning electron microscope-energy dispersive x-ray (SEM-EDX). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biodelignifikasi terbaik dilakukan pada suhu 40˚C menghasilkan14,88% α-selulosa. Penicillium sp. sebagai kapang terpilih memiliki aktivitas selulase tertinggi dengan indeks selulolitik 4,83 dan aktivitas selulase sebesar 0,04299 U/mL. Fraksi pertama digunakan untuk hidrolisis memiliki aktivitas tertinggi yaitu 649,68 mU/mL. Hasil identifikasi FTIR menunjukkan kemiripan diagram dengan Avicel PH 101 dengan titik lebur 244,580˚C. Karakterisasi XRD menunjukkan kristalinitas pada 2 puncak 2Ɵ (deg) nilai 22,58 dengan intensitas 634 dan nilai 21,85 dengan intensitas 51. Susut pengeringan 3,74%, derajat keasaman pH 7,0, ukuran partikel antara 13,06 hingga 196,79μm, kerapatan serbuk ruah 0,111 g/cm3, serbuk mampat 0,235 g/cm3, laju alir cukup baik, SEM-EDX menunjukkan bentuk morfologi selulosa mikrokristal kulit buah kapuk berbentuk memanjang. Selulosa mikrokristal kulit buah kapuk telah menunjukkan karakteristik yang berbeda dengan referensi dan dapat dikembangkan lebih lanjut.
ABSTRACT
This study aims to obtain cellulase enzymes from selected molds for microcrystalline cellulose preparation from α-cellulose of kapok pericarpium. Alpha cellulose was obtained by biodelignification and the purified cellulase was obtained from selected mold. The Microcrystalline cellulose that obtained from enzymatic hydrolysis then identified by qualitative analysis, Fourier transformed infrared spectroscopy (FTIR), and differential scanning calorimetry (DSC), followed by characterization of microcrystalline cellulose includes X-Ray Diffraction (XRD), Particle Size and Distribution Analysis (PSA), and Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray (SEM-EDX). Biodelignification carried out at a temperature of 40C produced 14.88% α-cellulose, Penicillium sp. as the selected mold had the highest cellulase activity with a cellulolytic index of 4.83 and cellulase activity of 0.04299 U/mL. The first fraction used for hydrolysis had the highest activity of 649.68 mU/mL. FTIR identification showed a similarity with Avicel PH 101 with a melting point of 244.580C. XRD characterization was showed the crystallinity at 2 peaks 2Ɵ (deg) 22.58 with intensity 634 and 21.85 with intensity 51. Loss on drying was 3.74%, pH was 7.0, particle size ranged from 13.06 to 196.79 um, bulk density and tapped density were 0.111 g/cm3 and 0.235 g/cm3, the flow rate character is quite good, and SEM-EDX was showed that the morphological shape of the microcrystalline cellulose of the kapok pericarpium is elongated. Microcrystalline cellulose has shown a difference in characteristic and can be furthered.
2019
T55018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Permata Wulandari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandtngan kinerja reksadana saham syariah Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan indeks Sharpe, Treynor, Jensen Alpha dan Appraisal ratio dilengkapi dengan model Treynor Mazuy untuk menganalisis kemampuan market timing dan stock selection reksadana. Berdasarkan hasil pengnjian telah ditemukan bahwa sepanjang tahun 2008, reksadana saham syariah Malaysia lebih unggul dari Indonesia berdasarkan Sharpe Treynor, dan Jensen serta memiliki kemampuan stock selection dan market timing lebih baik. Pada tahun 2009, reksadana saham syariah Malaysia lebih unggul berdasarkan Sharpe, Treynor dan Jensen tetapi tidak pada pengukuran appraisal ratio dan kemampuan stock selection. Tidak ada yang signifikan dalam melakukan market timing. Pada periode 2008-2009, reksadana saham syariah Malaysia unggul dari Indonesia berdasarkan Sharpe, Treynor, Jensen dan appraisal ratio serta memiliki kemampuan stock selection dan market timing yang lebih baik. ......This research purpose to analyze comparative perfonnance between syariah stock mutual fund in Indonesia and Malaysia using Sharpe Treynor. Jensen Alpha and appraisal ratio index completed with Treynor Mazuy model to analyze market timing and stock selection mutual fund perfonnance. Based on result found that for the year 2008, syariah stock mutual fund in Malaysia better in performance based on Sharpe, Treynor, Jensen, stock selection and market timing. For the year 2009, syariah stock mutual fund in Malaysia better in performance based on Sharpe, Treynor, Jensen, but not for appraisal ratio and stock selection measurement No one has significant market timing performance. For the year 2008-2009, syariah stock mutual fund Malaysia better on the whole performance measurement and also have better stock selection and market timing performance.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33662
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>