Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faras Syadad
Abstrak :
Penginderaan jauh merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam eksplorasi mineral. Dengan penginderaan jauh, pemetaan mineral dalam suatu wilayah dapat dilakukan. Selain pemetaan mineral, pemetaan struktur geologi dan mineral alterasi hidrotermal juga dapat menggunakan metode penginderaan jauh sehingga potensi endapan bijih mineral dapat diidentifikasi. Metode penginderaan jauh yang dilakukan pada penelitian ini adalah FFD (Fault Fracture Density) dan PCA (Principal Component Analysis). FFD adalah suatu metode untuk menganalisis kerapatan suatu kelurusan yang dapat menentukan struktur geologi pada suatu wilayah. Sedangkan PCA adalah suatu teknik transformasi gambar untukmenyoroti respons spektral mineral spesifik hasil alterasi hidrotermal. Selain penginderaan jauh, observasi lapangan juga dilakukan sebagai salah satu metode untuk membantu menentukan mineral alterasi hidrotermal berupa analisis struktur, geomorfologi, persebaran litologi, dan analisis petrografi. Penelitian ini akan terfokus pada identifikasi potensi endapan bijih mineral dan alterasi hidrotermal pada daerah Belik, Pemalang, Jawa Tengah dan sekitarnya yang merupakan daerah dengan potensi endapan bijih mineral dan alterasi hidrotermal yang tinggi karena terdapat berbagai macam tubuh intrusi batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 jenis alterasi yang ada pada daerah penelitian, yaitu alterasi potasik, filik, argilik, dan propilitik. Mineralisasi pada daerah penelitian berupa pirit yang terkonsentrasi pada intrusi porfiri daerah penelitian. Penentuan jenis alterasi dan tipe mineralisasi tersebut berdasarkan hasil kombinasi dari analisis penginderaan jauh melalui metode FFD dan PCA serta observasi lapangan melalui analisis struktur geologi, geomorfologi dan petrografi. Akurasi metode penginderaan jauh yang dilakukan pada penelitian ini setelah dilakukan integrasi dengan observasi lapangan memiliki tingkat akurasi cukup baik hingga kurang baik. Akurasi dapat ditentukan secara kualitatif dari hasil korelasi antara hasil analisis metode penginderaan jauh dengan observasi lapangan. ......Remote sensing is one method that can be used in mineral exploration. With remote sensing, mineral mapping in an area can be done. In addition to mineral mapping, mapping of geological structures and hydrothermal alteration minerals can also use remote sensing methods so that potential mineral ore deposits can be identified. Remote sensing methods used in this study are FFD (Fault Fracture Density) and PCA (Principal Component Analysis). FFD is a method to analyze the density of a line that can determine the geological structure of an area. While PCA is an image transformation technique to highlight the spectral response of specific minerals resulting from hydrothermal alteration. In addition to remote sensing, field observations are also carried out as a method to help determine hydrothermal alteration minerals in the form of structural analysis, geomorphology, lithological distribution, and petrographic analysis. This research will focus on identifying the potential for mineral ore deposits and hydrothermal alteration in the Belik, Pemalang, Central Java and surrounding areas which are areas with high potential for mineral ore deposits and hydrothermal alteration due to the presence of various types of rock intrusion bodies. The results showed that there were 4 types of alterations in the study area, namely potassic, philic, argillic, and propylitic alterations. Mineralization in the study area is in the form of pyrite which is concentrated in porphyry intrusions in the study area. Determination of the type of alteration and the type of mineralization is based on the results of a combination of remote sensing analysis through FFD and PCA methods and field observations through geological structure analysis, geomorphology and petrography. The accuracy of the remote sensing method carried out in this study after integration with field observations has a fairly good to poor level of accuracy. Accuracy can be determined qualitatively from the results of the correlation between the results of the analysis of remote sensing methods with field observations.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Raka Pratama
Abstrak :
Daerah Gunung Pancar merupakan daerah prospek geotermal yang didominasi oleh batuan sedimen, batuan beku berumur kuartener dan intrusi andesit. Sistem geotermal pada daerah ini ditandai dengan keberadaan manifestasi outflow berupa hotsprings yang memiliki temperatur berkisar 45-66°C. Dari data geokimia yang ada, reservoir pada daerah ini diperkirakan memiliki temperatur sekitar 180-215°C sehingga diklasifikasikan sebagai sistem geotermal dengan suhu yang rendah hingga menengah. Penelitan ini menggunakan metode magnetik untuk mengidentifikasi batuan yang mengalami demagnetisasi akibat terjadi proses alterasi hidrotermal yang diasosiasikan dengan batuan reservoir pada sistem geotermal.Dari data magnetik, dilakukan koreksi data dengan koreksi IGRF dan koreksi diurnal untuk menhasilkan peta kontur anomali magnetik total yang bersifat dipol. Proses reduction to pole (RTP) dan upward continuation dengan ketinggian sebesar 50 m, 100 m, dan 250 m untuk melihat nilai anomali rendah akibat demagnetisasi. Pemodelan secara forward 2 dimensi menunjukkan reservoir memiliki suseptibilitas yang rendah dengan nilai 0.000013 cgs pada kedalaman 500-1400 m di bawah permukaan laut. Kemudian, pemodelan secara inversi 3 dimensi menunjukan nilai suseptibilitas sekitar -0.003 hingga 0.035 cgs sebagai reservoir yang berada pada kedalaman 500-1300 m di bawah permukaan laut. Hasil pemodelan forward 2 dimensi dan inversi 3 dimensi dikorelasikan dengan model inversi 3 dimensi data AMT dan forward 2 dimensi data gravity. Dari hasil interpretasi terpadu, reservoir terletak di sekitar zona outflow pada kedalaman 500-1300 m di bawah permukaan laut. ......The Gunung Pancar area is a geothermal prospect area dominated by sedimentary rocks, quaternary igneous rocks and andesite intrusion. The geothermal system in this area is characterized by the presence of outflow manifestations in the form of hotsprings which have temperatures ranging from 45-66 °C. From existing geochemical data, the reservoir in this area is estimated to have a temperature of around 180-215 °C so that it is classified as a geothermal system with low to medium temperatures. This research uses magnetic methods to identify rocks that have demagnetized due to hydrothermal alteration processes associated with reservoir rocks in geothermal systems. From magnetic data, data correction is done with IGRF correction and diurnal correction to produce a dipole total magnetic anomaly contour map. Reduction to pole (RTP) and upward continuation processes with a height of 50 m, 100 m, and 250 m to see the low anomaly values ​​due to demagnetization. 2-dimensional forward modeling shows the reservoir has a low susceptibility with a value of 0.000013 cgs at a depth of 500-1400 m below sea level. Then, 3-dimensional inversion modeling shows the susceptibility value around -0.003 to 0.035 cgs as a reservoir at a depth of 500-1300 m below sea level. The results of 2-dimensional forward modeling and 3-dimensional inversion are correlated with the 3-dimensional inversion model of AMT data and forward 2 dimensional gravity data. From the results of integrated interpretation, the reservoir is located around the outflow zone at a depth of 500-1300 m below sea level.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Nur Fauziah Mustofa
Abstrak :
Pulau Pantar merupakan salah satu wilayah panas bumi dengan sistem panas bumi vulkanik di Indonesia. Pada Pulau Pantar, terdapat Gunung Sirung yang merupakan gunung berapi aktif dan terdapat manifestasi panas bumi berupa mata air panas, fumarol, tanah panas, dan batuan teralterasi. Pada daerah prospek panas bumi, pemetaan alterasi hidrotermal perlu dilakukan karena dapat membantu mengetahui adanya aktivitas sistem panas bumi di bawah permukaan tanah dan membantu mengindikasi keberadaan mineralisasi bijih. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi geologi, menentukan daerah potensi panas bumi, mengidentifikasi zona alterasi hidrotermal, dan membandingkan akurasi antara data penginderaan jauh dengan data lapangan daerah penelitian. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis penginderaan jauh berupa Fault Fracture Density (FFD), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Land Surface Temperature (LST), dan Principal Component Analysis (PCA) dan analisis data lapangan berupa petrografi dan Portable Infrared Mineral Analyzer (PIMA). Pola struktur pada wilayah penelitian dibagi menjadi empat, yaitu sesar vulkanik, sesar dengan arah orientasi utara-selatan, sesar dengan arah orientasi barat daya-timur laut, dan sesar dengan arah orientasi barat laut-tenggara. Berdasarkan hasil peta gabungan FFD, NDVI, dan LST, daerah prospek panas bumi merupakan daerah dengan nilai FFD 331-441 km/km2, NDVI 0-0.03, LST 32-39˚C dan daerah dengan nilai FFD 441-551 km/km2, NDVI -1-0, LST 39-46˚C. Tipe alterasi pada daerah penelitian adalah alterasi argilik, argilik lanjutan, dan propilitik. Alterasi argilik menyebar pada wilayah timur, alterasi argilik lanjutan menyebar pada wilayah barat dan selatan, dan alterasi propilitik menyebar pada wilayah timur laut daerah penelitian. Tingkat akurasi metode penginderaan jauh FFD dengan struktur yang berkembang pada daerah penelitian adalah baik. Sedangkan, tingkat akurasi metode PCA dengan data petrografi dan PIMA adalah kurang akurat. ......Pantar Island is one of the geothermal prospect areas with a volcanic geothermal system in Indonesia. On Pantar Island, there is Mount Sirung which is an active volcano and there are geothermal manifestations in the form of hot springs with temperatures around 37?C to 100?C, fumaroles, hot soil, and altered rocks. In geothermal prospect areas, hydrothermal alteration mapping needs to be done because it can determine the presence of geothermal system activity and to indicate the presence of ore mineralization. This study aims to describe geological conditions, determine geothermal potential areas, identify hydrothermal alteration zones, and compare the accuracy of remote sensing data with field data of the research area. The method used in this research is remote sensing analysis in the form of Fault Fracture Density (FFD), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Land Surface Temperature (LST), and Principal Component Analysis (PCA) and field data analysis in the form of petrographic analysis and Portable Infrared Mineral Analyzer (PIMA). Geological structure patterns in the study area are divided into four, namely volcanic faults, faults with north-south orientation, faults with southwest-northeast orientation, and faults with northwest-southeast orientation. Based on the overlay map results of FFD, NDVI and LST, geothermal prospect areas are areas with FFD values of 331-441 km/km2, NDVI 0.03-0.3, LST 32-39?C and areas with FFD values of 441-551 km/km2, NDVI 0-0.03, LST 39 – 46?C. The types of alteration zone in the study area are argillic, advanced argillic, and propylitic. Argillic alteration spreads to the east of the study area, advanced argillic alteration spreads to the west and south of the study area, and propylitic alteration spreads to the northeast of the study area. These three types of alteration were obtained from the results of PCA, petrography, and PIMA analysis. The level of accuracy of the FFD remote sensing method with the geological structure developed in the research area is good. Meanwhile, the level of accuracy of the PCA method with petrographic and PIMA analysis is poor.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nara Hajar Pandikawangi
Abstrak :
Alterasi hidrotermal merupakan salah satu indikasi adanya potensi aktivitas panas bumi berkaitan dengan keberadaan sistem fluida hidrotermal yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan eksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona dari fasies alterasi hidrotermal pada salah satu wilayah dengan potensi panas bumi, yaitu Kompleks Kaldera Ijen yang terindikasi terdapat sistem hidrotermal aktif terutama pada area Kawah Ijen. Zona fasies alterasi hidrotermal ditentukan berdasarkan distribusi dari mineral penciri alterasi hidrotermal, seperti kaolinit, alunit, klorit, epidot, illit, serisit, dan muskovit. Pemanfaatan metode penginderaan jauh dalam penelitian berupa Principal Component Analysis (PCA), Band Ratio (BR), Fault Fracture Density (FFD), dan Land Surface Temperature (LST) yang efektif untuk identifikasi mineral dan zona fasies alterasi hidrotermal. Data citra satelit ASTER dan Landsat 8 dipilih sebagai data yang dapat mengidentifikasi spektrum mineral alterasi secara detail pada band dari data citra. Hasil analisis pada penelitian dapat ditentukan keberadaan zona alterasi filik, argilik, dan propilitik di wilayah penelitian, yang kemudian digambarkan dalam peta zona fasies alterasi hidrotermal dan model penampang interpretatif yang dikorelasi kesesuaiannya dengan peta densitas struktur, area dengan anomali suhu tinggi, serta data lapangan analisis petrografi dari penelitian terdahulu. Zona alterasi hidrotermal pada daerah penelitian teridentifikasi berada pada bagian utara-timur laut (Blawan), barat daya-selatan (Jampit), tenggara (Ranteh), dan timur kaldera (Kawah Ijen dan sekitarnya). Pada area penelitian juga ditemukan manifestasi permukaan yaitu di area bagian utara dari kaldera (Blawan) dan bagian timur kaldera tepatnya Kawah Ijen. ......Hydrothermal alteration is one of the indicators to determine potential geothermal activity corresponding to the hydrothermal system for the importance of exploration. This research is aimed to determine hydrothermal alteration facies zone on one of potentially geothermal area, the Ijen Caldera Complex in which it is indicated with hydrothermal active system mainly at Kawah Ijen area. The hydrothermal alteration zone could be determined based on the distribution of hydrothermal alteration mineral i.e kaolinite, alunite, chlorite, epidote, illite, sericite, and muscovite. The remote sensing methods used in this research are Principal Component Analysis (PCA), Band Ratio (BR), Fault Fracture Density (FFD), and Land Surface Temperature which is proven effective to identify hydrothermal alteration mineral and facies zone. The satellite imagery data is chosen as preferred satellite image data that could identify alteration mineral spectrum in detail through band in the data. The results of this research are determined hydrothermal alteration zone of phyllic, argillic, and propylitic in the research area, that are represented in hydrothermal alteration facies zone map and interpretative cross-section model that is correlated with structure density map, high temperature anomaly zone, and petrographic field observation data based on several prior researches. Hydrothermal alteration zone in the research area are identified in the N-NE (Blawan), W-SW (Jampit), SE (Ranteh), and E (Kawah Ijen) of the caldera. Surface manifestations in the research area are also found specifically in the N (Blawan) and E (Kawah Ijen) of the caldera.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Arfiadinarti
Abstrak :
Gunung Pancar, Jawa Barat adalah salah satu daerah yang memiliki potensi panas bumi. Dalam mengidentifikasi potensi panas bumi Gunung Pancar digunakan teknologi pengindraan jauh. Teknologi pengindraan jauh adalah sarana efektif untuk memetakan distribusi struktur, suhu permukaan tanah, dan alterasi hidrotermal. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan alterasi hidrotermal dan  potensi panas bumi dengan integrasi teknik penginderaan jauh dan studi lapangan. Teknik penginderaan jauh yang digunakan adalah FFD, LST, dan PCA. Hasil analisis dengan teknik penginderaan jauh ini akan divalidasi dengan studi lapangan dan analisis petrografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran struktur geologi dan suhu permukaan tanah memiliki anomali tinggi di bagian utara dan selatan-tenggara daerah penelitian. Analisis sebaran struktur dan suhu permukaan ini dapat mendukung interpretasi keberadaan dan sebaran alterasi hidrotermal. Jenis alterasi hidrotermal yang dapat diamati melalui integrasi PCA dan studi lapangan adalah argilik. Alterasi ini berkorelasi dengan keberadaan manifestasi panas bumi dan struktur geologi daerah penelitian. Korelasi hasil analisis menggunakan FFD, LST, PCA dan studi lapangan dapat menunjukkan bahwa bagian utara dan selatan-tenggara merupakan area alterasi hidrotermal dan memiliki potensi panas bumi. ......Mount Pancar, West Java is one area that has geothermal potential. In identifying the geothermal potential of Mount Pancar, remote sensing technology is used. Remote sensing technology is an effective means of mapping the distribution of structures, soil surface temperatures, and hydrothermal alteration. This study aims to map hydrothermal alteration and geothermal potential by integrating remote sensing techniques and field studies. Remote sensing techniques used are FFD, LST, and PCA. The results of the analysis using remote sensing techniques will be validated by field studies and petrographic analysis. The results of this study indicate that the distribution of geological structures and soil surface temperatures has a high anomaly in the north and south-southeast of the study area. The analysis of the distribution of the structure and surface temperature can support the interpretation of the presence and distribution of hydrothermal alteration. The type of hydrothermal alteration that can be observed through PCA integration and field studies is argillic. This alteration is correlated with the presence of geothermal manifestations and the geological structure of the study area. Correlation analysis results using FFD, LST, PCA, and field studies can show that the north and south-southeast are hydrothermal alteration areas and have geothermal potential.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library