Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Maskurotul Ainia
"ABSTRAK
Keunikan dari manusia adalah alteritas, dan hanya dengan memahaminya kita
dapat memahami konsep tentang keadilan dan kemanusiaan. Pada tesis ini, saya
berpendapat bahwa pluralisme radikal tidak hanya kritisisme terhadap pluralitas
dan melampaui pluralisasi, tetapi juga mempunyai kecenderungan untuk
membangun ketidakmungkinan untuk landasan bagi keduanya. Jadi, saya sepakat
dengan Jaques Derrida ketika dia menulis, keadilan adalah dekontruksi, yang
mana ditujukan untuk kemajuan kemanusiaan itu sendiri.

ABSTRACT
The uniqueness of human is alterity, and only through such understanding we can
grasp the concept of justice and humanity. In this thesis, I argue that radical
pluralism is not only a criticism towards plurality and beyond plularization, but
also have the tendencies to build the impossibility of the ground for them. So, I
agree with Jaques Derrida when he wrote justice is deconstruction, which is for
the betterment of humanity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1802
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budiarto Danujaya
"Disertasi ini menelaah possibilitas politik dan konsekuensi konstitutifnya pada kememadaian politik demokrasi sehubungan kelongsoran entitas pertimbangan kolektif dewasa ini. Paradoks etikopolitik, sebagai akibat radikalisasi proliferasi pluralitas ini, terbukti tak memunahkan possibilitas politik sejauh paradigma pemahamannya diubah lebih sebagai utopia ketimbang upaya koeksistensial. Interrelasi sosial lalu harus lebih diterima sebagai koeksistensi antar unikum, sehingga poros-poros ketertujuan sosiopolitik berubah menjadi kebebasan, keragaman, dan toleransi. Betapapun, politik demokrasi pluralis terbukti tetap memadai untuk menghadapi agenda perubahan ini sejauh paradigma pemahaman dan penerapannya juga diubah lebih sebagai politik dissensus ketimbang konsensus. Dalam kerangka pluralisme demokrasi dissensus, politik keragamannya mengalami radikalisasi lewat konsekuensi konstitutif pengakuan ketakterreduksian alteritas maupun diskursivitas keliyanan agen sosial, sehingga mengidap infinitas kontingensi yang membuatnya lebih inklusif, dan karena itu bisa lebih memadai bagi era paradoks ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
D991
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library