Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tinneke Primasari
Abstrak :
Salah satu tolak ukur dalam keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Anak usia sekolah merupakan investasi terbesar suatu bangsa karena merupakan generasi penerus bangsa yang dapat membawa perubahan terhadap bangsanya. Kekurangan gizi pada anak usia sekolah adalah masalah kesehatan yang menyangkut masa depan dan kecerdasan serta berdampak buruk pada masa dewasa yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian ini seperti ketidakseimbangan zat gizi, keberadaan penyakit infeksi, kondisi sosial ekonomi dan lain sebagainya. Penilaian status gizi responden berdasarkan klasifikasi WHO-NCHS dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U). Gizi kurang terjadi karena rendahnya konsumsi makanan (energi) dibandingkan dengan kebutuhan dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Dimana keadaan ini diperburuk oleh faktor lingkungan yang tidak mendukung dan perilaku keluarga yang tidak membiasakan anak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi kurang pada siswa sekolah dasar di 3 kecamatan di Kabupaten Kampar tahun 2007. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian crossectional. Jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 149 siswa. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukjan sebanyak 16,1% responden berstatus gizi kurang, 2% berstatus gizi buruk, 81,2% berstatus gizi baik dan 0,7% lainnya berstatus gizi lebih. Proporsi responden laki-laki lebih sedikit dibandingkan responden perempuan dan lebih banyak responden dengan umur ≥ 10 tahun dibandingkan responden berumur < 10 tahun. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan gizi baik yaitu sebesar 51,7% dan sebanyak 59,1% responden tidak ikut serta dalam program PMT-AS. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara umur, riwayat kesehatan, pengetahuan gizi, kebiasaan makan pagi, kebiasaan jajan, keikutsertaan PMT-AS, pendidikan dan pekerjaan orangtua serta konsumsi zat gizi dengan status gizi siswa. Sedangkan jenis kelamin mempunyai hubungan yang bermakna (p=0,03) dengan status gizi siswa, dimana POR=2,88 yang berarti bahwa anak laki-laki mempunyai peluang 2,88 kali untuk mengalami gizi kurang dibanding anak perempuan. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada pihak sekolah dan pelaksana program pemberian makanan tambahan agar dapat memberikan makanan tambahan kepada siswa dengan status gizi kurang sehingga tujuan program dapat tercapai, yaitu perbaikan status gizi dan kesehatan siswa.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurjani
Abstrak :
ABSTRAK
Cheilitis angularis adalah peradangan pada satu atau kedua sudut mulut yang berupa maserasi, fisur dan eritema yang erosi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya cheilitis angularis antara lain berkurangnya dimensi vertikal, defisiensi nutrisi dan "superimpose" dari mikroorganisme yaitu Candida albican, Staphylococcus dan Streptococcus. Pengamatan pendahuluan yang dilakukan pada anak-anak SD kecamatan Pacet kabupaten Cianjur temyata ditemukan banyak penderita cheilitis angularis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya mikroorganisme pada cheilitis angularis anak-anak didaerah ini dan mikroba mana yang lebih banyak ditemukan. Subyek dipilih dari muridmurid SD dikecamatan Pacet kabupaten Cianjur. Dari 315 orang murid, ditemukan 85 orang (24,21%) yang menderita cheilitis angularis. Hasil yang diperoleh dari 79 sampel yang dapat dianalisa secara mikrobiologis terlihat pria lebih banyak dari wanita, makin meningkat umur anak terlihat penurunan jumlah penderita cheilitis angularis, ditemukan mikroorganisme dengan urutan terbanyak stafilokokus 48 (60,75%), streptokokus 42 (53,16%) dan candida 23 (29,75%), makin parah cheilitis angularis makin banyak dapat diidentifikasi kombinasi mikroorganisme. Kesimpulan yang diperoleh, bukan saja golongan jamur berperan pada cheilitis angularis, tetapi kuman golongan kokus lebih banyak ditemukan dibanding jamur. Oleh sebab itu dalam pemberian terapi diperlukan kombinasi anti jamur dan antibiotik secara topikal.

1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martwinny Reinsiska Benung
Abstrak :
ABSTRAK Blastocystis hominis adalah parasit protozoa uniseluler yang sering ditemukan pada saluran intestinal manusia. Gejala klinis pada infeksi Blastocystis hominis tidak spesifik, seperti diare kronis, nyeri abdomen, dan rasa tidak nyaman di perut. Diare yang kronis pada anak dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang. Diagnostik deteksi Blastocystis hominis dilakukan dengan pemeriksaan langsung. Beberapa penelitian sebelumnya telah melaporkan metode lain dalam pemeriksaan Blastocystis hominis, yaitu metode kultur dan metode PCR. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan hasil deteksi Blastocystis hominis dengan menggunakan metode kultur dan metode PCR dengan menggunakan gen 18S rRNA, setelah dilakukan pemeriksaan langsung untuk mengetahui tingkat sensifisitas dan spesifisitas kedua metode tersebut. Sampel penelitian berupa feses yang berjumlah 36 sampel, yang terdiri dari kelompok positif dan kelompok negatif infeksi Blastocystis hominis setelah pemeriksaan langsung, masing-masing kelompok sebanyak 18 sampel. Kelompok sampel tersebut dilakukan pemeriksaan metode kultur dan metode PCR. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara metode kultur dan metode PCR, dan hasil penelitian juga mengindikasikan sensitivitas PCR terhadap metode kultur adalah 89% dan spesifisitas PCR terhadap metode kultur adalah 78%.
ABSTRACT Blastocystishominis is a unicellular protozoan parasites that are often found in the human intestinal tract. Clinical symptoms in Blastocystishominis infection are not specific, such as chronic diarrhea, abdominal pain, and discomfort in the abdomen. Chronic diarrhea in children can result in growth disorders. Blastocystis hominis diagnostic detection was done with direct examination. Preliminary studies have reported other methods of examination Blastocystis hominis, namely the culture method and the PCR method. We studied a comparison forBlastocystishominis detection using culture method and the PCR method with 18S rRNA gene as a marker, after direct examination to determine the level sencitivity and specificity of the two methods. The sample from fecal totaling 36 samples, classified of a positive and negative groups Blastocystis hominis infection after direct examination, each group as many as 18 samples. The sample group examined culture method and the PCR method. The results showed there was no significant differences (p> 0.05) between the culture method and the PCR method, and the results also indicate thatthe sensitivity of PCR for culture method is 89% and specificity of PCR to the culture method is 78%.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Mardhiah
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan di Indonesia. Rendahnya cakupan personal hygiene, yaitu kebiasaan cuci tangan dan makanan yang tidak higienis menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diare pada anak sekolah dasar. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terbukti efektif menghilangkan bakteri di tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cuci tangan pakai sabun pada anak sekolah dasar dengan kejadian diare di SDN 01 Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan besar sampel 105 siswa kelas 4,5, dan 6. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare. Variabel confounding dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi, tempat membeli jajanan, frekuensi jajan, kontaminasi E. coli pada jajanan, kebiasaan membawa bekal, sumber air minum, dan kebersihan jamban di rumah. Uji kontaminasi E. coli menunjukkan hasil negatif pada jajanan es, ketoprak, dan soto. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa anak yang tidak biasa cuci tangan pakai sabun berisiko untuk diare 1,21 kali dibandingkan anak yang biasa cuci tangan pakai sabun, setelah dikontrol variabel frekuensi jajan dan kebiasaan membawa bekal. Perlu dilakukan pengendalian risiko kontaminasi makanan di sekolah dengan penyediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun di sekolah untuk anak dan pedagang di kantin.
ABSTRACT
Diarrheal disease is still an unresolved public health problem in Indonesia. The Less implementation of personal hygiene, handwashing habits and unhygienic foods are risk factors for diarrhea suffered by children in in primary school. Hand washing with soap and flowing water proves to effectively remove bacteria in the hands. This study aims to explain the relationship of handwashing with soap in primary school children with the incidence diarrhea in SDN 01 Ciputat, South Tangerang. Design of this study is cross sectional with 105 sample of students grade 4,5, and 6. Data collection was conducted in March April 2018. The results showed no significant relationship between handwashing with soap and incidence diarrhea. The confounding variables used in this study are gender, nutritional status, place to buy snack, frequency of snack, E. coli contamination on snack, habit of bringing food supplies, drinking water source, and toilet clean at home. The E. coli contamination test showed negative results on ice cube, ketoprak, and soto. The results of the analysis showed that children who are not always wash their hands with soap at risk for diarrhea 1.21 times than children who always wash their hands, after controlled by variable frequency of snacks and the habit of bringing food supplies. It is necessary to control and reduce the risk of food contamination in schools with providing of handwashing facilities with soap for children and seller in the canteen.
2018
T50709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Praptiwi
Abstrak :
[Kontaminasi Escherichia coli pada makanan jajanan anak sekolah dapat meningkatkan risiko anak terkena diare. Depok merupakan salah satu kota dengan kasus diare yang tinggi dan berdasarkan penelitian yang dilakukan Sofiana (2012), sebanyak 33% makanan jajanan anak sekolah dasar di salah satu kecamatan di Depok dilaporkan terkontaminasi oleh Escherichia coli. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara Escherichia coli dalam makanan jajanan dengan kejadian diare akut pada anak sekolah dasar di Kelurahan Pancoran Mas Depok Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan analisis bivariat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan laboratorium. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keberadaan Escherichia coli dalam makanan jajanan dengan diare akut (p=0,021 OR=3,323). Jenis makanan jajanan juga berhubungan signifikan dengan diare akut (p=0,000 OR=7,031). Sedangkan frekuensi jajan, kebiasaan cuci tangan, dan sarana pembuangan sampah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diare akut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keberadaan Escherichia coli dalam makanan jajanan berhubungan signifikan dengan kejadian diare akut pada anak sekolah dasar di Kelurahan Pancoran Mas Depok., Snack contaminated with Escherichia coli can increase the risk of children with diarrhea. Research performed in Depok district in 2012 showed 33% of snacks in elementary school was contaminated by Escherichia coli. This study aimed to test association of Eschericia coli in snacks with elementary school’s students acute diarrhea in Pancoran Mas Depok Sub-District. This study implemented cross sectional design with bivariate analyzis. The information collected by methods of interview, observation, and laboratory analyzis of snack samples. Result of this study showed that Escherichia coli in snack (p=0,021 OR=3,323) and types of snacks (p=0,000 OR=7,031) had association with elementary school’s students acute diarrhea. Whereas, frequency snacking, hand washing behavior, and rubbish disposal have not association with elementary school’s students acute diarrhea. This study concluded that snack contaminated with Escherichia coli has an association with elementary high school’s student acute diarrhea.]
Universitas Indonesia, 2014
S59991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Latifah
Abstrak :
ABSTRAK
Bullying merupakan masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah di seluruh dunia. Karakteristik anak dapat mempengaruhi kerentanan anak untuk mengalami kejadian bullying di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan antara karakteristik anak seperti usia, kelas, jenis kelamin, dan kecenderungan berkelompok dengan kejadian bullying di sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 60 orang anak yang duduk di kelas empat dan lima di SD X. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik acak stratifikasi. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 65% anak pernah mengalami kejadian bullying. Kejadian bullying diketahui tidak berhubungan dengan usia maupun tingkatan kelas anak. Akan tetapi, kejadian bullying ini berhubungan dengan perbedaan jenis kelamin serta kecenderungan anak dalam berkelompok (geng). Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dalam penyusunan program-program anti-bullying di sekolah.
ABSTRACT
Bullying is now widely recognized as a major problem among elementary school childrens. Individual characteristics that present on school age children can be predisposition factors that contributes into bullying incidence.This study aims to determine the correlation between school age children?s characteristics and bullying incidence at school. The method that used in this study was descriptivecorrelative method with point time approach (cross sectional) and involved 60 students in fourth and fifth grade at SD X. Sampling technique that used in this study was stratified random sampling. Results of this study showed that that 65% students at SD X was involved with bullying and there is not relationship between child?s age and grades with bullying incidence. However, result of this study shows that gender differences and preference of being in groups (gang) related to bullying incidence at school. Therefore, school institution should have antibullying programmes in order to reduces bullying incidence at school.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43718
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Istifarisny
Abstrak :
[ABSTRAK
Self-esteem merupakan evaluasi diri yang penting bagi anak-anak dan orang dewasa. Self-esteem yang tinggi menyebabkan seseorang merasa bangga dan nyaman menjadi dirinya sendiri sehingga menimbulkan efek yang positif. Sementara itu, self-esteem yang rendah berhubungan dengan beragam gangguan psikologis. Resource Development and Installation (RDI) merupakan salah satu teknik yang awalnya digunakan untuk stabilisasi emosi. Dalam prosesnya terjadi penguatan pikiran positif mengenai diri yang merupakan komponen kognitif dari self-esteem. Penguatan ini dinilai mampu meningkatkan self-esteem. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas RDI untuk meningkatkan self-esteem anak, khususnya anak sekolah dasar kelas empat. Penelitian dirancang secara eksperimen pada 54 orang anak kelas empat sekolah dasar. Pengukuran dilakukan menggunakan Self-Perception Profile for Childer (SPPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi peningkatan self-esteem yang signifikan setelah pelaksanaan RDI.
ABSTRACT
Self-esteem is an important self evaluation for children and adult. Person with high self-esteem shows high self-worth, proud of themselves, and high subjective well-being that gives such advantages into their live. In the other hand, low self-esteem correlated with many psychological symptoms. Resource Development and Installation (RDI) used to be a technique for emotion stabilization. In the procedure, positive cognition of self was being strenghtened. Positive cognition of self is a cognitive compoent of self-esteem. Therefore, by strenghtening the positive cognitions, the self esteem will increase as well. This study aim to evaluate the effectiveness of RDI to increase self-esteem. An experimental study conducted among 54 fourth grade elementary school children. The measurement used in this study is Self-Perception Profile for Children (SPPC). The result shows there are no significant increase of self-esteem among elementary children grade fourth after RDI sessions, Self-esteem is an important self evaluation for children and adult. Person with high self-esteem shows high self-worth, proud of themselves, and high subjective well-being that gives such advantages into their live. In the other hand, low self-esteem correlated with many psychological symptoms. Resource Development and Installation (RDI) used to be a technique for emotion stabilization. In the procedure, positive cognition of self was being strenghtened. Positive cognition of self is a cognitive compoent of self-esteem. Therefore, by strenghtening the positive cognitions, the self esteem will increase as well. This study aim to evaluate the effectiveness of RDI to increase self-esteem. An experimental study conducted among 54 fourth grade elementary school children. The measurement used in this study is Self-Perception Profile for Children (SPPC). The result shows there are no significant increase of self-esteem among elementary children grade fourth after RDI sessions]
2015
T44337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovy Olivia Dewi
Abstrak :
Peranan orang tua terutama ibu sangat penting untuk memotivasi dan membawa anaknya berkunjung ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara rutin agar dapat mendeteksi lebih dini kerusakan atau kelainan pada gigi anak sehingga dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada gigi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI Kelurahan Margajaya Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, pengumpulan data melalui pengisian kuesioner pada 150 responden ibu siswa di SD/MI kelurahan Margajaya, diambil dengan acak sederhana secara proporsional sesuai dengan jumlah SD di kelurahan Margajaya. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan perawatan gigi dan mulut anak merupakan variabel yang signifikan dengan p value < 0.05, dengan nilai OR=2.771, ibu yang membutuhkan perawatan pada gigi anaknya berpeluang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi 2.771 kali lebih tinggi daripada ibu yang tidak membutuhkan perawatan gigi anaknya. ......The role of parents, especially the mother is essential to motivate and bring her child visit to dental and oral health services on a regular basis in order to detect early damage or abnormalities in the child's teeth so as to prevent further damage to the teeth of children. This study aims to determine the factors associated with mother's behavior in the utilization of dental and oral health services in SD / MI Margajaya Village Bekasi City. This study used cross sectional design, data collection through questionnaires on 150 respondents mothers of students in SD / MI Margajaya Village, taken with simple random proportionally according to the number of elementary schools in Margajaya Village. The results showed dental and oral care needs of children are significant variables with p value < 0.05, with OR = 2,771, mothers who need dental care in children potentially take advantage of dental health services 2,771 times higher than women who do not need their children dental care.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuvia Manzilina Afrah
Abstrak :
Makanan jajanan berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi siswa sekolah, tetapi jika tidak terjaga keamanannya justru berpotensi membahayakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kontaminasi bakteri Escherichia coli pada makanan jajanan di Sekolah Dasar Kecamatan Beji, Kota Depok. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Data yang digunakan merupakan data primer, yang terdiri dari hasil uji laboratorium pada 37 sampel makanan dan hasil wawancara dengan 37 penjamah makanan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 29,7 sampel makanan yang diuji terkontaminasi Escherichia coli. Analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kontaminasi bakteri Escherichia coli dengan pemilihan bahan makanan p=0,042 dan pengolahan makanan p=0,003. Sedangkan faktor pelatihan, pengetahuan, perilaku, higiene sanitasi peralatan, higiene sanitasi tempat penyajian makanan, penyimpanan bahan makanan, dan penyajian makanan tidak memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan analisis multivariat dengan regresi logistik, faktor yang paling berpengaruh terhadap kontaminasi bakteri Escherichia coli yaitu faktor pengolahan makanan p=0,005 . Oleh karena itu, penjamah makanan di sekolah dasar Kecamatan Beji perlu diberikan pembinaan terkait personal hygiene dan higiene sanitasi makanan untuk mengurangi kontaminasi bakteri Escherichia coli pada makanan jajanan.
School canteen food have an important role in completing the energy needs of primary school students, but if the food safety is not protected, the foods is potentially harmful to health. The objective of this research is to analyze factors affecting Escherichia coli bacteria contamination on the school canteen food at primary schools located in Beji Subdistrict. The design of this study is cross sectional. All the data collected in this research are primary data, which include the laboratory test results of 37 food samples and direct interview results with 37 food handlers using questionnaire. The research shown that 29,7 of food samples is contaminated with Escherichia coli bacteria. Bivariate analysis using chi square shows that there are significant correlation between raw food materials selection p 0,042 and food procession p 0,003 with Escherichia coli bacteria contamination. However, other factors such as training, knowledge, behavior, hygiene and sanitation of cooking utensils, hygiene and sanitation of food serving place, raw food materials storage, and food serving have no significant correlation towards Escherichia coli bacteria contamination. Based on multivariate analysis using logistic regression, the most affecting factor of Escherichia coli bacteria contamination on the street food is food procession p 0,005 . Therefore, personal hygiene and food hygiene and sanitation training need to be conducted to the food handlers at Beji Subdistrict primary schools in order to minimize the Escherichia coli food contamination.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3   >>