Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Afrianti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pegawai Puskesmas Celikah Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini seluruh PNS di Puskesmas Celikah yang berjumlah 57 orang (total sampling). Faktor yang berhubungan dengan kinerja pegawai Puskesmas Celikah adalah disiplin kerja, motivasi kerja dan Imbalan. Faktor yang paling berhubungan dengan kinerja pegawai Puskesmas Celikah Tahun 2020 adalah Disiplin kerja. Kinerja pegawai Puskesmas Celikah masih kurang memiliki kinerja yang baik. Diperlukan peningkatan kinerja pegawai dengan menerapkan sistem reward dan punishment yang tegas, pembinaan rutin, peningkatan kemampuan pegawai, dan evaluasi kinerja secara berkala. ......This study aimed to determine the factors associated with the performance of Puskesmas Celikah employees in 2020. This study uses quantitative methods with cross sectional design. Sample in this study are all of the government employees in Puskesmas Celikah, 57 persons in total. Factors related to the performance of Puskesmas Celikah employees are discipline, motivation and rewards. The most related factor to the performance of Puskesmas Celikah employees in 2020 is discipline. The performance of Puskesmas Celikah employees still lacks good performance. It is necessary to increase employee performance by implementing a firm reward and punishment system, routine coaching, increasing employee capacity, and periodic performance evaluation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S9236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Puspita Wijaya
Abstrak :
Tujuan dari studi ini adalah untuk membuat laporan keuangan dan melakukan analisis kinerja keuangan pada salah satu Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang bernama Luxe Dental and Aesthetic Center yang bergerak di industri klinik kecantikan estetik. Ini adalah studi kualitatif dengan menggunakan metode business coaching. Hasilnya menunjukkan proses pembuatan laporan keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan laporan arus kas dan melakukan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan common-size laporan keuangan dan rasio profitabilitas. Hasil dari pembuatan laporan keuangan dan analisis kinerja keuangan berguna untuk memetakan dan menjelaskan kondisi dari kinerja UMKM dan meningkatkan kemampuan UMKM untuk mengevaluasi kinerjanya dibandingkan kompetitor guna meningkatkan efisiensi kinerja. ......The aim of this study was to make financial statements and to conduct financial performance analysis at Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) called Luxe Dental and Aesthetic Center which is engaged in the aesthetic beauty clinic industry. This study is a qualitative study using the business coaching method. The results showed the process of making financial statements consisting of balance sheet, income statement and cash flow statement as well as analyzing financial performance using common size financial statements and profitability ratios. The results of making financial reports and financial performance analysis are useful for mapping and explaining the financial performance of MSME and increasing the ability of MSME to evaluate their performance compared to competitors in order to improve performance efficiency.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S9247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Prabu Wibowo
Abstrak :
Pemanfaatan dan pengelolaan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini sudah menjadi perhatian di bidang perpustakaan dikarenakan nilai aset yang tinggi yang mempengaruhi secara langsung kegiatan dan proses bisnis perpustakaan. Kinerja TI terhadap otomasi pada sebuah perpustakaan perlu selalu diawasi dan dievaluasi secara berkala agar seluruh mekanisme manajemen TI berjalan sesuai dengan perencanaan, tujuan, serta proses bisnis perpustakaan. Selain itu, kegiatan pengawasan dan evaluasi tersebut juga diperlukan dalam upaya pengembangan yang berkelanjutan agar TI bisa berkontribusi dengan maksimal di lingkungan kerja perpustakaan. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah standar internasional untuk tata kelola TI (IT governance) yang dikembangkan oleh ISACA (Information System and Control Association) dan ITGI (IT Governance Institute) yang bisa dijadikan model pengelolaan TI mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. Penelitian ini menggunakan model kematangan dan Control objectives Monitor and Evaluate IT Performance (ME 1) COBIT sebagai pedoman kegiatan pengawasan dan evaluasi kinerja TI perpustakaan UI. Penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu: penelitian kesadaran pengelolaan (management awareness) dan tingkat kematangan (maturity level). Penelitian kesadaran pengelolaan ditujukan untuk mendapatkan opini dari pihak pengelola TI perpustakaan UI melalui kuesioner dan wawancara mengenai tingkat keperluan penerapan kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan dan evaluasi kinerja TI yang tercakup dalam COBIT. Hasil penelitian kesadaran pengelolaan menunjukkan bahwa tingkat keperluan penerapan kegiatan pengawasan dan evaluasi kinerja TI di perpustakaan UI tergolong tinggi karena 61 % responden beropini kegiatan-kegiatan tersebut sangat perlu dan 39% perlu untuk dilakukan. Beberapa responden beropini agar terdapat koordinasi di antara bagian-bagian di perpustakaan UI mengenai pelaksanaannya. Penelitian tingkat kematangan ditujukan untuk memperoleh data kondisi aktual pengelolaan proses pengawasan dan evaluasi kinerja TI di perpustakaan UI melalui kuesioner dan wawancara. Dari penelitian tingkat kematangan ini, diketahui bahwa untuk kegiatan pengawasan dan evaluasi kinerja TI perpustakaan UI telah mencapai tingkat 2 (2.68). Dengan mempertimbangkan hasil penelitian kesadaran pengelolaan, visi, misi, dan tujuan perpustakaan, serta wawancara responden maka ditetapkan bahwa model pengembangan tingkat kematangan mengenai kegiatan pengawasan dan evaluasi kinerja TI perpustakaan UI ke depannya adalah tingkat 4. Dalam upaya mencapai tingkat kematangan dari tingkat 2 ke 4, terdapat analisis kesenjangan (gap analysis) yang berupa usulan-usulan kegiatan yang perlu dilakukan oleh perpustakaan UI
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15194
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Benedikta Dwianantawati I.
Abstrak :
Akusisi dan merger merupakan alternatif strategi yang telah lazim digunakan dalam upaya pengembangan maupun mempercepat pertumbuhan perusahaan di berbagai jenis industri. Demikian pula dalam industn perminyakan, dewasa ini sejumlah besar perusahaan minyak dan gas bumi telah banyak yang menempuh strategi tersebut. Tujuan dari akuisisi dan merger tersebut antara lain untuk mempercepat penguasaan pasar, skala ekonomis, dan memperkecil resiko ently barrier. Hasil yang diharapkan dari proses merger dan akuisisi ini adalah sinergi positif. Akan tetapi seringkali kendala yang menyebabkan gagalnya proses tersebut disebabkan oleh faktor budaya, kurang akurat dalam mengevaluasi target perusahaan, terlalu banyak diversifikasi dan lain sebagainya. Apabila perusahaan mampu mengatasi berbagai kendala tersebut, sinergi akan terjadi, perusahaan semakin mampu bersaing di industri dengan competitive advantage yang dimiliki dan bukan hal mustahil tingkat pengembaiian di atas rata-rata akan tercapai puia. Pada karya akhir ini, penulis mencoba untuk membahas berbagai langkah strategis yang dilakukan oleh manajemen baru dalam perusahaan dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan yang diakuisisi. Berbagai langkah strategis tersebut yang akhirnya mampu menghasilkan sukses bagi perusahaan. Adapun ruang lingkup pembahasan lebih berfokus pada sisi downstream perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah melalui data sekunder balk internal maupun eksternal perusahaan. Maxus merupakan salah satu perusahaan independen terbesar di USA yang bergerak pada bisnis eksplorasi dan produksi oil dan gas bumi. Aktivitasnya meliputi lingkup domestik dan internasional yaitu di Indonesia dan Amerika Latin. Kondisi perusahaan selarna tahun-tahun terakhir ini rnenunjukkan pertumbuhan negatif ditandai dengan sejumlah kerugian. Hal ini merupakan hasil agresifitas manajemen perusahaan dalam melakukan ekspansi tanpa dukungan finansial yang kuat. Untuk mendanai investasi kapital tersebut yaitu dengan cara melakukan pinjaman dan transaksi capital market. Sementara di sisi lain, dengan pengalaman selama bertahun-tahun di dalam industri perminyakan baik dalam segi operasional di lepas pantai maupun di darat, Maxus merniliki aset penting dalarn bidang teknoÍogi ekspertise dan sumber daya manusia yang telah berpengalarnan di sejumlah negara. Semeritara ini YPF adalah perusahaan minyak Argentina yang merupakan basil privatisasi pada tahun 1991. Lingkup industri yang dimiliki meliputi bisnis dari hulu sampai dengan hilir. Mulai dari produsen minyak sampai dengan pengadaan gas station. Sukses dalam membawa perusahaan go public di NYSE, merupakan hasil kerja keras manajemen dalam rangka membuat perusahaan menjadi semakin profesional, efektif dan efisien. Dukungan management leadership yang kuat, konservatif dalam mengelola finansial perusahaan merupakan kunci sukses perusahaan. Dengan dukungan finansial yang kuat, pertumbuhan dari tahun ke tahun yang menjanjikan, perusahaan mencoba untuk melakukan ekspansi ke arah internasional khususnya lingkup Amerika latin, sesuai dengan pernyataan misi dan visi perusahaan. Akuisisi terjadi pada tahun 1995 antara YPF terhadap Maxus. Dengan kelemahan dan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan tersebut, proses akuisisi ini menjadi sukses dan mampu menghasilkan suatu sinergi. Kekuatan managemen YPF dalam membenahi Maxus dalam kurun waktu satu tahun telah mampu menjadikan Maxus menghasilkan laba. Di lain pihak dengan aset teknologi yang dimiliki Maxus semakin memperniudah dan mempercepat YPF dalam mengadopsi teknologi tersebut. Demikian pula sejumlah subsidiary yang dimiliki Maxus di Amerika Selatan. Misi dan Vlsi perusahaan dalam rangka memperluas pasar khususnya di Amerika Latin menjadi semakin mudah terealisasikan. Kunci sukses manajemen dalam rangka membenahi manajemen Maxus dan sekaligus mengimplementasikan sejumlah kebijaksanaan dalam rangka membawa perusahaan pada peringkat industri yang diinginkan. Sumber daya manusia dan teknologi merupakan aset yang secara spesifik ingin diberdayakan dalarn rangka penciptaan nilai nilai di perusahaan. Metodologi yang digunakan dalam upaya menciptakan nilai-nilai tersebut adalah melalui value based management. Implementasi kebìjaksanaan tersebut adalah pemberdayaan sumber daya manusia melalui pelatihan, otonomi dan management by objective. Komitmen dan prioritas dalam hal teknologi tetap berjalan karena perusahaan menyadari bahwa aset tersebut merupakan kunci sukses di masa yang akan datang. Memfokuskan aktivitas perusahaan pada core business dan core competence, sehingga pada sejumlah aktivitas diberlakukan strategi outsourcing. Mengevaluasi setiap aktivitas perusahaan melalui return on capital (ROCE) sehubungan dengan rencana kerja yang akan diimplementasikan di masa yang akan datang. Mengubah budaya perusahaan melalui program initiale for change (I4C), yang merupakan upaya mengubah persepsi karyawan sehubungan dengan aktivitas dan iklim manajemen yang berfokus pada upaya menekan biaya. Tetap memberlakukan sistem konservatif dalam mengendalikan investasi kapitai di sejumlah aktivitas. Dan yang mendasari seluruh proses integrasi ini adalah bentuk komunikasi yang diterapkan baik melalui bentuk formal maupun informal. Secara berkala dilakukan pertemuan antara manajemen dan karyawan. E-mail sebagal sarana penunjang komunikasi di perusahaan. Sistem komunikaSi menjadi lebih transparan, bersifat dua arah dan menghindari segala kecenderungan bentuk birokrasi. Manajemen menyadari benar peranan penting komunikasi ini. Sehingga hal yang senantiasa digaris bawahi adalah aspek ini. Dengan sukses membawa Maxus sebagai internaslonal bisnis upstream menjadi perusahaan yang menguntungkan dan secara finansial maupun market share, perusahaan mampu bertumbuh dan menunjukkan kinerja yang semakin balk hal ini menunjukkan hasil sinergi dan akuisisi kedua perusahaan tersebut. Akan tetapi ada hal-hal lain yang sepatutnya manajemen memberikan ekstra perhatian yaitu dalam hal sumber daya manusia, khususnya dalam masa integrasi. Kesiapan tenaga SDM dalam menghadapi permasalahan yang akan timbul sebagai dampak berbagai macam strategi yang diterapkan khususnya dalam hal cost control, diperlukan kepekaan dan peranan yang lebib sirnpatik dan manajemen dalam menangani masalah tersebut. Dengan adanya orientasi target maupun biaya yang mampu ditekan yang hams dicapai seningkalì membuat bias dalam pengambilan keputusan maupun mengambil alternatif solusi. Demikian pula moral karyawan dalam rangka meneiptakan iklim pro aktif di perusaha.an. Perusahaan penlu memikirkan alternatif solusi agar ketenlibatan karyawan secara aktif dan profesional dapat muncul dan timbul perasaan untuk ikut merasa memiliki perusahaan.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bendo Prayogi
Abstrak :
Pengukuran kinerja digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dan memberikan umpan balik bagi perencanaan peningkatan kinerja berikutnya. Selama ini, pengukuran kinerja dilakukan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 dan indikator yang dikembangkan Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM). Kedua pengukuran tersebut menitiberatkan aspek keuangan dan internal perusahaan, kurang memperhatikan aspek eksternal perusahaan. Penelitian ini membahas capaian kinerja PDAM Kota Samarinda dengan pendekatan balanced scorecard yang meliputi empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian menyarankan antara lain (1) bahwa profitabilitas perusahaan tidak harus dicapai melalui penyesuaian tarif, melainkan dengan efisiensi biaya produksi, penurunan tingkat kehilangan air, dan pengelolaan aset yang memadai, (2) meningkatkan kualitas air produksi menjadi air minum, menggunakan handhelder dan kamera untuk menjamin akurasi perhitungan meter air, meningkatkan kecepatan penyelesaian pengaduan, (3) menggunakan sistem informasi akuntansi yang terintegrasi penuh dan Geographic Information System (GIS), (4) memberikan perhatian atas ketersediaan dan kesiapan alat keselamatan kerja dan kondisi fisik ruang kerja, (5) perlu dibentuknya tim pengkajian tarif air oleh Pemerintah Kota Samarinda, (6) Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur maupun Pemerintah Kota Samarinda sudah tidak perlu lagi mengalokasikan dana APBD untuk mengatasi keterbatasan PDAM Kota Samarinda dalam peningkatan cakupan pelayanan.
Performance measurement is used to measure the success of the company and provide feedback for the planning of subsequent performance improvements. During this time, performance measurement done by referring to the Minister of Home Affairs Decree Number 47 of 1999 and indicators developed by the Subsidiary Body Water Supply System Development (BPPSPAM). Both measurements are mainly focused on financial aspects and internal aspects of the company, less attention to external aspects of the company. This study discusses the performance achievement PDAM Kota Samarinda using balanced scorecard approach that includes four perspectives: financial perspective, customer, internal business processes and learning and growth. This research is descriptive research. The results suggest, among others 1) that the profitability should not be achieved through tariff adjustments, but with the cost efficiency of production, reduction of water losses, and adequate asset management, (2) improve the quality of production water into drinking water, using handhelder and camera to ensure the accuracy of water meters, increasing the speed of settlement of complaints, (3) use fully integrated accounting information systems and Geographic Information System (GIS), (4) give attention to the availability and readiness of equipment safety and physical conditions of work space, (5) City Government of Samarinda needs to form tariff assessment team, (6) the Government of East Kalimantan Province and City Government of Samarinda is no longer need to allocate budget funds to overcome the limitations of PDAM Samarinda in increasing service coverage.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T28164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Sesiarta Nur
Abstrak :
ABSTRAK
Karya akhir ini membahas kasus yang terjadi pada PT. Krakatau Information Technology, anak perusahaan PT. Krakatau Steel, akibat adanya deregulasi di bidang tataniaga besi-baja. Proteksi yang selama ini dinikmati PT. Krakatau Steel, dikurangi menuju pada dihilangjGm. Tidak ada pilihan bagi PT. Krakatau Steel selain meningkatkan efisiensi, produktivitas, ketepatan waktu dan kualitas produknya.

PT. Krakatau Information Technology berperan untuk mendukung misi dan strategi perusahaan induknya. Untuk melihat tujuan ini tercapai atau tidak, dilakukan analisis sebagai berikut:

Pertama, analisis terhadap rasio-rasio likuiditas, profitabilitas, leverage dan efisiensi, membandingkannya dengan pemsahaan pesaing yang berada dalam industri sejenis dan analisa Du Pont untuk melihat kebijakan keuangan selama ini dalam menghasilkan pengembalian (return).

Untuk melihat kineija PT, Krakatau Information Technology dan sudut finansial dan akuntansi saja tidak cukup, sehingga perlu didukung oleh analisis kedua yaitu terhadap misi strategis dalam konteks hubungan parent - business potential untuk melihat value yang mungkin tercipta dan adanya kesesuaian antara karakteristik perusahaan induk dan karakteristik bisnis, dengan menggunakan Parenting fit matrix.

Analisis pertama menunjukkan return on equity pada tahun 1995 berada di bawah rata- rata yakni sebesar 0.70% dibandingkan dengan pesaing perusahaan yang mencapai 23%. Turunnya ROE disebabkan oleh penurunan profit margin, karena naiknya biaya-biaya umum, administrasi dan biaya bunga.

Sementara itu analisis kedua berdasarkan fil analysis karakteristik bisnis dan karakteristik holding company, berada pada value traps business, akibat kesalahan yang dilakukan oleh holding company bahwa potensi bisnis menarik dan sesuai dengan strategi dan karakteristik perusahaan induk (derajat yang tinggi).

Pengamatan yang lebih mendalam justru menunjukkan ketidaksesuaian antara karakteristik bisnis dengan karakteristik perusahaaninduk (derajat ?misfit? yang tinggi). Penyebab utalnanya adalah karena rendahnya sumber daya manusia yang berkualitas dslam perusahaan, mengingat karakteristik dan bisnis sistem informasi membutubkan orang orang customer oriented dalam usaha jasa.

Sedangkan PT. Krakatau Steel secara historis lebih kepada product/production oriented. Padahal value secara nyata baru akan tercipta apabila ada kesesuaian antara karakteristik bisnis dengan karakteristik perusahaan. Akibatnya tidak ada value yang tercipta dan usaha anak perusahaan.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handy Suryadi
Abstrak :
Penyakit Tidak Menular menjadi kontributor tertinggi dalam kematian secara global. Proporsi 80% PTM hadir di negara berkembang, sehingga PTM juga menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Cakupan pelaksanaan posbindu PTM hanya mencapai 50% dan belum diketahui penyebab pasti rendahnya cakupan skrining FR PTM pada triwulan pertama tahun 2022. Tujuan penelitian untuk mengetahui kinerja Posbindu PTM dalam adaptasi kebiasaan baru di Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui kinerja dan mendapatkan informasi dari beberapa informan mengenai suatu proses dan aktivitas di Posbindu PTM. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen, dilakukan di Puskesmas Penjaringan II, Puskesmas Kamal muara, Puskesmas Kapuk Muara pada bulan Mei-Juni 2022. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pelaksana program posbindu, informan pendukung adalah koordinator kader, PJ program PTM, kepala puskesmas kelurahan, Kasie Kesra kelurahan dan peserta posbindu. Hasil penelitian didapatkan kinerja posbindu PTM belum sesuai standar. Sumber daya manusia sudah mencukupi disetiap posbindu, masih ditemukan posbindu dengan sarana dan prasarana kurang memadai, kepemimpinan yang sudah cukup baik. Faktor individu ditemukan kemampuan dan keterampilan kader dalam melaksanakan pelayanan posbindu yang masih kurang, faktor psikologis motivasi instrinsik sebagian besar sudah baik.Upaya perbaikan dengan peningkatan jalinan dengan lintas sektor, pengadaan pelatihan kader dan pengajuan kebutuhan sarana dan prasarana. ......Non communicable disease is the highest contributor in terms of mortality globally. The proportion of 80% of PTM is present in developing countries, so that PTM is also the highest cause of death in Indonesia. The scope of the implementation of the PTM Posbindu only reached 50% and the exact cause of the low PTM FR screeningcoverage in the first quarter of 2022. The purpose of this study was to determine the performance of the PTM Posbindu in adapting new habits at the Penjaringan Subdistrict Health Center. This study uses a qualitative approach, which aims to determine the performance and obtain information from several informants regarding a process and activity at Posbindu PTM. Data collection using the deep interview method, observation, and document review, was carried out at the Penjaringan II Health Center, Kamal Muara Health Center, Kapuk Muara Health Center in May-June 2022. The key informants in this study were thePosbindu program implementer, the supporting informant was the cadre coordinator, the PJ program PTM,head of village health center, Head of Sub-district Welfare Section and participants of posbindu. The results showed that the performance of PTM posbindu was not up to standard. Human resources are sufficient in each posbindu, there are still posbindu with insufficient facilities and infrastructure, the leadership is quite good. Individual factors found the ability and skills of cadres in carrying out posbindu services were still lacking, psychological factors were mostly good. Improvement efforts by increasing crosssectoral relationships, providing cadre training and submitting requests for facilities and infrastructure.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>