Search Result  ::  Save as CSV :: Back

"Di Korea dan Indonesia, banyak peribahasa yang menggunakan metafora binatang untuk mengungkapkan suatu makna tertentu. Salah satu binatang yang digunakan sebagai metafora dalam suatu peribahasa adalah harimau. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metafora harimau dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber daring di internet dan buku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metafora peribahasa dianalisis menggunakan Conceptual Metaphor Theory (CMT) dari Lakoff dan Johnson, yakni dengan pemetaan domain sumber dan domain target. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan konseptualisasi harimau dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Persamaan yang ditemukan adalah bahwa harimau dikonseptualisasikan sebagai manusia dan kehebatan. Perbedaan yang ditemukan adalah bahwa dalam peribahasa Korea, harimau dikonseptualisasikan sebagai sebuah ancaman dan pencapaian, sedangkan dalam peribahasa Indonesia, harimau dikonseptualisasikan sebagai penguasa, orang pintar, petaka, orang jahat, dan bahaya. Perbedaan lain yang ditemukan adalah bahwa dalam peribahasa Korea, kelinci digunakan sebagai pembanding harimau dan keduanya memiliki konseptualisasi yang bertolak belakang, sedangkan dalam peribahasa Indonesia menggunakan kambing.

---

In Korea and Indonesia, many proverbs use animal metaphors to express a certain meaning. One of the animals used as a metaphor in a proverb is the tiger. This study aims to compare the tiger metaphor in Korean and Indonesian proverbs. The data in this study were selected from online sources on the internet and books. The method used in this research is descriptive qualitative method. The metaphors of the proverb were analyzed using the Conceptual Metaphor Theory (CMT) from Lakoff and Johnson, by mapping the source domain and target domain. The analysis revealed that there are similarities and differences in the conceptualization of tigers in Korean and Indonesian proverbs. The similarities found are that the tiger is conceptualized as a human and greatness. The difference found is that in the Korean proverb, the tiger is conceptualized as a threat and achievement, while in the Indonesian proverb, the tiger is conceptualized as a ruler, smart, wretched, evil, and dangerous figure. Another difference found is that in Korean proverbs, rabbits are used as a comparison to tigers and both have opposite conceptualizations, while in Indonesian proverbs, goats are used."

"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan pengaruh wilayah perencanaan pembangunan LRT Jakarta terhadap willingness to pay dan willingness to shift. Responden dalam penelitian ini adalah pelaku perjalanan yang wilayahnya tidak termasuk dalam perencanaan pembangunan LRT Jakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2020) dan Sianturi (2020) menjadi data pembanding sebagai responden yang masuk ke dalam wilayah perencanaan LRT Jakarta. Analisis yang digunakan berbasis model pemilihan diskrit logit binomial. Dalam pembentukan model, dibutuhkan fungsi utilitas dengan menggunakan analisis regresi pada karakteristik perjalanannya. Metode yang digunakan untuk mendapatkan karakteristik perjalanan responden adalah dengan Revealed Preference (RP) sedangkan metode Stated Preference (SP) digunakan pada responden untuk situasi yang bersifat hipotetikal. Data survei kemudian dilakukan uji korelasi spearman agar mendapatkan variabel untuk fungsi utilitas. Fungsi utilitas akan melalui uji kelayakan dengan metode chi-square yaitu uji Hosmer & Lemmeshow dan uji omnibus. Selanjutnya, model diuji validasi menggunakan metode Root Mean Square Error (RMSE). Model kemudian diurutkan berdasarkan kelayakan dan validasi terbaik. Model penelitian ini kemudian dibandingkan dengan model terbaik dari penelitian oleh Sianturi (2020) dan Sirait (2020) berdasarkan kelompok data yang telah dibuat. Metode perbandingan menggunakan uji Mann Whitney. Tujuan uji perbandingan adalah mengidentifikasi apakah model penelitian ini dapat mewakili kondisi penelitian yang dilakukan oleh Sianturi (2020) dan Sirait (2020). Nilai uji Mann whitney diatas 0.05 menunjukkan bahwa model dapat mewakili satu sama lain, begitu pula sebaliknya. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan model pengguna motor dan mobil tidak dapat diwakili karena memiliki nilai uji 0.028 dan 0.032. Sedangkan pengguna TJ-KRL dapat diwakili dengan nilai uji 0.058.

---

This study aims to analyze the comparison of the influence of the Jakarta LRT development planning area against Willingness to Pay and Willingness to Shift. The respondent in this study was a traveler whose territory was not included in the planning of Jakarta LRT development. Research conducted by Sirait (2020) and Sianturi (2020) became comparative data as respondents who entered the Jakarta LRT planning area. Analysis used based on discrete discrete logit binomial model. In the formation of the model, utility function is needed by using regression analysis on the characteristics of its journey. The method used to get the characteristics of the respondent's journey is by revealed preference (Rp) while the Stated Preference (SP) method is used in respondents for hypothetical situations. The survey data was then carried out the Spearman correlation test to get a variable for utility functions. The utility function will go through a feasibility test with the Chi-square method, namely the HOSMER & LEMMESHOW test and omnibus test. Furthermore, the model tested validation using the Root Mean Square Error (RMSE) method. The model is then sorted based on the best feasibility and validation. The research model is then compared to the best model of research by Sianturi (2020) and Sirait (2020) based on the data group that has been created. Comparison method using the Mann Whitney test. The aim of the comparison test is to identify whether this research model can represent research conditions conducted by Sianturi (2020) and Sirait (2020). The Mann Whitney test value above 0.05 shows that the model can represent each other, and vice versa. The results of the analysis of this study show that the model of the motor and car users cannot be represented because it has a test score of 0.028 and 0.032. While the TJ-KRL users can be represented by a test score of 0.058."